Anda di halaman 1dari 32

Laporan gizi Puskesmas Tanah Jambo Aye

Presptor : dr. Nur Fardian, M.Gizi


Oleh : M.fadhil.N, Dewi.A.H
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR (KKS)
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Latar Belakang

Keberhasilan sumber daya


pembangunan manusia (SDM) Status gizi
suatu bangsa yang berkualitas yang baik
Faktor yang mempengaruhi status gizi
kurang
Ketrsediaan pangan

Pola asuh

Penyakit infeksi

Sosial ekonomi

Budaya
Persentase Status Gizi Balita berdasarkan
BB/U di Provinsi Aceh
• Di kecamatan Tanah Jambo Aye, jumlah gizi
kurang di Puskesmas Tanah Jambo Aye
sebanyak 7 orang dalam periode Januari-
September 2016 dan pada bulan Oktober
2016 tinggal 1 orang yang dalam masa
perbaikan gizi kurang.
Identitas pasien

Nama : An. IA Nama Ayah : Tn. M


Jenis kelamin : Prempuan Umur : 31 tahun
Umur : 24 bulan Pekerjaan : wirausaha
Agama :Islam Pendidikan : S1
Alamat : Desa Rawang Nama Ibu : Ny. E
Itek, Kecamatan Tanah Jambo Umur : 25 tahun
Aye Pekerjaan : IRT
Suku : Aceh Pendidikan :SMA
• Tarok foto pasien
Anamnesis

Telah melakukan
kunjungan rutin ke
Pasien tercatat di
puskesmas sejak
puskesmas tanah
bulan September
jambo aye sebagai
2016 dan
balita kurus (Gizi
mendapatkan PMT
kurang)
(Pemberian Makan
Tambahan)
Pasien mulai mendapat perawatan dan pemeriksaan rutin
oleh Puskesmas Tanah Jambo Aye sejak September 2016.
Setelah dilakukan edukasi pemberian susu formula, beberapa
vitamin dan PMT (pemberian makanan tambahan), berat
badan pasien sudah mulai naik.

Pasien tidak pernah mengeluhkan sakit yang berat atau


menderita sakit berat sejak lahir. Sejak lahir pasien pernah
mengalami demam, pilek dan batuk dan dinyatakan sembuh
setelah berobat ke puskesmas.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dahulu disangkal.

• Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien tidak ada yang mengalami gizi kurang.

• Riwayat Kehamilan dan Persalinan


Pasien adalah anak pertama, ibu mengalami mual-mual
dan tidak terjadi muntah, pasien tidak memiliki riwayat
keguguran sebelumnya. TD (-), asma (-), perdarahan (-),
trauma (-). Pasien lahir saat usia ibu 23 tahun, pasien
lahir ditangan bidan dengan BBL ± 3,5 kg, lahir cukup
bulan dan segera menangis. Kejang, biru, kuning saat
lahir disangkal.
• Riwayat Nutrisi
Saat lahir sampai usia 6 bulan pasien masih
mendapatkan ASI serta pasien juga sudah
mendapatkan makanan tambahan roti yang dihaluskan
sejak usia 5 bulan.

• Riwayat Imunisasi
Menurut orang tua pasien menyatakan bahwa anaknya
mendapatkan imunisasi BCG, DPT, Polio.

• Riwayat Pemakaian Obat


Pasien pernah mengkonsumsi obat penurun panas,
obat batuk dan obat pilek sejak lahir, namun tidak
sering dan tidak terus menerus.
• Riwayat Sosial Ekonomi
Ayah pasien sebagai penjual baju, sedangkan
ibu pasien hanya seorang IRT. Pasien tinggal
bersama kedua orangtua. Kesan ekonomi :
kurang mampu dengan pendapatan yang tidak
menentu (± Rp. 700.000, per bulan).

• Pemenuhan kebutuhan dasar


Pasien minum susu formula dari usia 6 bulan
sampai sekarang.
• Pasien anak tunggal, pasien tinggal serumah
dengan orangtua.
• Lingkungan rumah
Berdasarkan data hasil laporan kasus
didapatkan luas tanah rumah pasien ± 6x9
meter dan dihuni oleh 3 orang. Ventilasi
rumah pasien berupa lubang angin diatas
sebanyak 2 buah, 3 jendela, 3 pintu terdiri dari
1 pintu di depan rumah, 1 pintu kamar dan 1
pintu WC sehingga udara didalam ruangan
terasa pengap. Terdapat 1 MCK.
Lantai rumah : lantai rumah terbuat dari
semen.
• Masyarakat
Pasien tinggal di daerah padat penduduk
dimana tingkat kebersihan lingkungan cukup
baik dengan kesadaran kebersihan dan
kesehatan penduduknya cukup baik.
• Data perilaku
Dengan kondisi rumah yang kecil dan penataan
barang yang tidak tepat, sehingga rumah tersebut
terasa sempit serta hanya memiliki 2 lobang
ventilasi di atas jendela dan pintu masuk
mengakibatkan suasana rumah terasa pengap.
Pasien minum susu formula 3 kali sehari, 50cc.
Pasien diberi susu formula dengan menggunakan
botol susu sejak 6 bulan dan berlanjut sampai
sekarang. Saat ini pasien bisa berjalan dan
berbicara beberapa kata.
• Data akses pelayanan terdekat
Akses pelayanan terdekat adalah Puskesmas
Tanah Jambo Aye dan posyandu sebulan
sekali. Petugas kader kesehatan dan
puskesmas aktif dalam memberikan
penyuluhan kesehatan atau pelayanan
kesehatan di daerah tersebut.
Pemeriksaan fisik
STATUS PRESENT

• Keadaan umum : Sakit sedang-berat


• Kesadaran : Compos mentis
• Nadi : 98 kali/menit, regular
• Pernapasan : 24 kali/menit,
• Suhu aksila : 36,4 oC
• Berat badan : 9kg
STATUS GENERAL
Kepala – leher

• Kepala : simetris, deformitas (-) demgam rambut lurus tipis


• Mata : konjungtiva hiperemis(+), sklera ikterus (-)
• Telinga : deformitas (-)
• Hidung : deformitas (-)
• Mulut : mukosa bibir kering (-), sianosis (-), atropi papil
lidah (-), tonsil (T1/T1), faring hiperemis (-)
• Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thoraks
Jantung
• Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : S1 - S2 reguler, bising (-)
Pulmo
• Inspeksi : gerakan dinding dada simetris
• Palpasi : stem fremitus kanan - kiri
• Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru
• Auskultasi : vesikuler (+), bunyi tambahan (-)
Abdomen
• Inspeksi : simetris, distensi (-), venektasi (-)
• Palpasi : hepatomegali (-), splenomegali (-)
• Perkusi : timpani
• Auskultasi : bising usus (+), peristaltik meningkat

Ekstremitas
• Superior : deformitas (-/-), sianosis (-/-),
keterbatasan gerak (-/-).
• Inferior : deformitas (-/-), sianosis (-/-)
keterbatasan gerak (-/-).
DATA
ANTROPOMETRI

Berat badan : 9 Kg
Tinggi Badan : 80 cm
Diagnosa
BB/U : ≥-3 SD (Gizi Kurang)
TB/U : ≤-3 SD (Sangat Pendek)
BB/TB : ≥-3SD (Kurus)
TATALAKSANA
Terapi non farmakologi
Edukasi :
– Pentingnya gizi untuk pertumbuhan dan kecerdasan anak kepada orang
tua
– Faktor-faktor yang menyebabkan gizi kurang pada balita
– Mengatur pola makan dan menu harian untuk balita
– Pendanaan gizi keluarga
– Pengenalan gejala-gejala kurang gizi pada balita
– Segera periksa ke puskesmas bila ada keluhan sakit
– Rajin atau rutin ke posyandu
• Terapi farmakologi
• Multivitamin, susu tiap bulan, PMT (pemberia makanan tambahan)
• Pemberian preparat gizi (misalnya pemberian sulfas ferosus untuk
kekurangan zat besi dan pemberian tablet iodium untuk yang
kekurangan iodium).
Upaya promotif dan preventif
• Pendidikan (penyuluhan) gizi melalui promosi kadarzi
• Revitalisasi posyandu
• Pemberian suplementasi gizi
• Pemberian MP-ASI bagi balita gakin

Upaya kuratif dan rehabilitatif


• Penemuan aktif dan rujukan kasus gizi buruk
• Perawatan balita gizi kurang
• Pendampingan balita gizi kurang pasca perawatan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai