Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS

ATRIAL FIBRILASI

Oleh:
Christne Dupe, S.Ked
(1408010065)

Pembimbing:
dr. Leonora J. Tiluata, Sp. JP

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


SMF / BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG
2018
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
 Nama : Ny. M.Y.
 Tanggal lahir : 29/12/1960
 Umur : 57 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Alamat : Jln. Ikan Kombong RT.019/RW.006
Kel. Namosain Kec. Alak Kupang
 Pekerjaan : Ibu rumah tangga
 Status Pernikahan : Menikah
 Agama : Islam
 Suku : Adonara
 Ruangan : ICCU-Cempaka
 No MR : 494142
 Tanggal Masuk IGD : 26 Juli 2018
 Tanggal Masuk ruangan : 26 Juli 2018
Anamnesa
 Keluhan Utama : Pasien rujukan dari RS Siloam dengan
sesak nafas sejak ± 1 hari SMRS.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien rujukan dari RS Siloam dengan keluhan utama
sesak nafas sejak ± 1 hari SMRS, sesak tidak berkurang dengan
istirahat, sesak juga disertai dengan dada berdebar-debar ± 10
menit SMRS. Keluhan sesak juga disertai rasa nyeri pada dada ±
1 hari SMRS, semakin nyeri saat dada berdebar-debar. Keluhan
ini juga disertai dengan keluhan pusing, sehingga pasien merasa
mual dan muntah, muntah dialami sudah 3x SMRS, muntah
disertai dengan sisa makanan tapi hanya sedikit, tidak ada nyeri
ulu hati. Pasien juga mengeluhkan menjadi cepat lelah saat
menjalani aktivitas. BAB dan BAK diakui pasien normal. Riwayat
penyakit jantung, darah tinggi, DM, hipertiroid, dan penyakit
paru di sangkal.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Compos 140/80 140 kali 24 kali


36,2° C
mentis mmHg /menit / menit
Sistem Organ
• Kepala : normocephal, rambut • Hidung : sekret (-/-), epistaksis
tidak mudah rontok, warna (-/-)
rambut hitam, wajah simetris.
• Mulut : Sianosis (-), bibir
• Kulit : Sianosis (-), ikterik (-), tampak kering (-), perdarahan
pucat(-), turgor kulit menurun(-) gusi (-).

• Mata : Konjungtiva anemis • Leher : Perbesaran kelenjar


(+/+), sklera tampak ikterik (-/-), tiroid (-)
perdarahan konjungtiva (-/-)
• Toraks (bentuk) : Bentuk
• Telinga : Deformitas daun telinga toraks normal, tidak tampak
(-/-), otorea (-/-) pelebaran vena, tidak tampak
bekas luka (scar)
Pulmo

Anterior
• I : Pengembangan dada simetris saat statis dan dinamis,
tidak tampak penggunaan otot bantu pernapasan.
• P : tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa
• P : Sonor pada kedua lapangan paru
• A : Suara napas
• vesikuler : rhonki : wheezing :

++ - - - -
++ - - - -
++ - - - -
Pulmo

Posterior
• I : Pengembangan dada simetris
• P : tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa
• P : Sonor pada kedua lapangan paru
• A : Suara napas
• vesikuler : rhonki : wheezing :

++ - - - -
++ - - - -
++ - - - -
Jantung
Abdomen, Punggung, Ekstremitas

Abdomen Punggung
• I : Simetris, tampak • Vertebra normal, tidak
cembung, tidak tampak scar tampak kelainan
ataupun massa
• A : Terdengar bising usus,
normal
• P : Timpani all regio, shifting
Ekstremitas
• CRT < 2 detik, akral teraba
dullnes (-)
hangat, tidak terdapat
• P : Nyeri tekan epigastrik(+),
edema tungkai.
tidak teraba massa, hepar
dan lien tidak teraba
membesar
Hasil Pemeriksaan Penunjang (26/07/18)
Hb 13,8 N 12 – 16

Hematokrit 40,5 N 37 – 47
Jumlah eritrosit 5,34x103 N 4,2 – 5,40
Jumlah leukosit 17,92x103 H 4,00 – 10,00

Jumlah trombosit 113x103 L 150 – 400

MCV 75,8 L 81 – 96
MCH 25,8 L 27 – 36
MCHC 34,1 N 31,0 - 37,0
GDS 183 N 70 – 200
Natrium 139,1 N 135-148
Kalium 2,91 L 3,5-4,5
Klorida 102,4 N 98-107
Hasil Pemeriksaan Penunjang (27/07/18)
SGPT 22 <41

SGOT 26 <35

Trigliserida 231 H <150

Kolesterul Total 176 <200

HDL Kolesterol 8 L <=40


LDL Kolesterol 103 <115
Glukosa Darah Puasa 83 74-109
GD2PP 169 H 75-140
BUN 50,0 H <48
Kreatinin Darah 2,03 H 0.6-11
Asam Urat 12,9 H 1.9-7.9
Hasil Pemeriksaan Penunjang (29/07/18)

Bun 38.0 <48

Kreatinin 1.36 H 0.6-11

Natrium 134 132-147

Kalium 3.2 L 3,5-4,5

Klorida 96 L 96-111

Calsium 0.880 L 1.120-1.320


Pemeriksaan Radiologi

Foto thorax (26/7/2018)

Kesimpulan : kardiomegali,
KP tidak aktif
Pemeriksaan EKG

26 Juli 2018 : Hasil EKG pasien ditemukan abnormal yaitu: runs of PAC,
tachycardia, A-V block 1.
Pemeriksaan EKG

27 Juli 2018
Pemeriksaan EKG

28 Juli 2018
Pemeriksaan EKG
29 Juli 2018
Diagnosa Utama

Atrial fibrilasi
Tatalaksana
 MRS – ICCU
 RL 500cc + KCl 75meg/24 jam
 Amiodaron 3x2 tab
 Aspar K 3x1 tab
 Aspilet 1x1 ta
 Furosemide 1x1 (IV)
 Spinorolakton 1x25 mg
 Ramipril 1x25mg
Prognosis
 Quo ad vitam : dubia ad bonam
 Quo ad functionam : dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka

Definisi :

Fibrilasi atrium adalah takiaritmia


supraventrikular yang khas, dengan aktivasi
atrium yang tidak terkoordinasi mengakibatkan
perburukan fungsi mekanis atrium.
Ciri-ciri FA pada gambaran EKG umumnya
sebagai berikut

 EKG permukaan menunjukkan pola interval RR yang


ireguler
 Tidak dijumpainya gelombang P yang jelas pada EKG
permukaan. Kadang-kadang dapat terlihat aktivitas
atrium yang ireguler pada beberapa sadapan EKG,
paling sering pada sadapanV1.
 Interval antara dua gelombang aktivasi atrium tersebut
biasanya bervariasi, umumnya kecepatannya melebihi
450x/ menit.
Contoh gambaran irama jantung normal dan
atrial fibrilasi
Klasifikasi
 FA yang pertama kali terdiagnosis.
 FA paroksismal
 FA persisten
 FA persisten lama (long standing
persistent)
 FA permanen
 FA dengan respon ventrikel cepat: Laju ventrikel
>100x/ menit
 FA dengan respon ventrikel normal: Laju ventrikel 60-
100x/menit
 FA dengan respon ventrikel lambat: Laju ventrikel
<60x/menit
FA dengan respon ventrikel normal: Laju
ventrikel 60-100x/menit
FA dengan respon ventrikel lambat: Laju ventrikel
<60x/menit
FA dengan respon ventrikel cepat: Laju ventrikel
>100x/ menit
Evaluasi Minimal
Evaluasi Tambahan
Tatalaksana FA

Rekomendasi Terapi
 Anti-trombotik untuk pencegahan stroke
 Pengendalian laju jantung
 Pengendalian ritme jantung
 Terapi tambahan (upstream therapy)
Anti-trombotik
Faktor Risiko Skor
Anti-trombotik C – congestive heart failure 1

direkomendasikan untuk pasien H – hypertension


A – age > 75 years
1
2

fibrilasi atrium dengan riwayat D – diabetes mellitus 1


S – stroke or TIA, embolus 2
stroke, transient ischemic attack V – vascular disease 1

(TIA), atau skor CHA2DS2- A – age 65 – 75 years


Sex – female
1
1

VASc lebih dari 2.


Total Skor Estimated Annual
Pilihan obat anti-trombotik yang Stroke Rate

dapat digunakan adalah warfarin 0


1 1,3%
0

dengan target INR 2.0 – 3.0, 2 2,2%

dabigatran, rivaroxaban, atau


3 3,2%
4 4,0%

apixaban. 5
6-9 >9%
6,7%
Pengendalian Laju Jantung

Pengendalian laju jantung menggunakan obat golongan


beta bloker atau penghambat kanal kalsium golongan non-
dihydropyridine direkomendasikan untuk pasien fibrilasi
atrium jenis paroksismal, persisten, ataupun permanen.
Beta bloker atau penghambat kanal kalsium dapat
diberikan secara intravena pada keadaan akut tanpa
disertai pre-eksitasi.Kendali laju dipertimbangkan sebagai
terapi awal pada pasien usia tua dan keluhan minimal (skor
EHRA 1). Kendali irama direkomendasikan pada pasien
yang masih simptomatik (skor EHRA ≥2) meskipun telah
dilakukan kendali laju optimal.
Skor simtom skor EHRA (European
Heart Rhythm Association)
Pengendalian Ritme Jantung
Tujuan utama strategi kendali irama adalah
mengurangi gejala. Pengendalian irama
jantung dipilih pada pasien yang masih
bergejala meskipun pengendalian laju
jantung telah optimal.
Terapi Tambahan (Upstream Therapy)

Terapi tambahan pada fibrilasi atrium adalah


upaya mencegah atau menghambat
remodelling miokard akibat hipertensi, gagal
jantung, atau inflamasi. Beberapa terapi yang
termasuk dalam golongan ini adalah
penghambat enzim konversi angiotensin
(EKA), penyekat reseptor angiotensin, dan
omega 3.
PEMBAHASAN

TEORI PASIEN

 Umumnya gejala dari atrial  Pasien wanita 57 tahun datang ke


fibrilasi adalah peningkatan UGD dengan keluhan utama sesak
denyut jantung, ketidakteraturan nafas sejak ± 1 hari SMRS, sesak
irama jantung dan tidak berkurang dengan istirahat,
ketidakstabilan hemodinamik. sesak juga disertai dengan dada
Disamping itu, atrial fibrilasi berdebar-debar ± 10 menit SMRS.
juga memberikan gejala lain Keluhan ini juga disertai dengan
yang diakibatkan oleh keluhan pusing, sehingga pasien
penurunan oksigenisasi darah ke merasa mual dan muntah, muntah
jaringan, seperti pusing, dialami sudah 3x SMRS. Pasien
kelemahan, kelelahan, sesak juga menjadi cepat lelah saat
nafas dan nyeri dada. menjalani aktivitas.
PEMBAHASAN

TEORI PASIEN
 Palpitasi merupakan salah satu  Gejala tersebut di atas dialami
gejala yang sering muncul pada oleh pasien dimana pasien juga
pasien dengan atrial fibrilasi akibat mengeluh dadanya terasa
respon ventrikel yang ireguler.
seperti diikat, sesak nafas dan
Palpitasi belum menjadi gejala
yang spesifik untuk mendasari lemas. Sering pada pasien yang
pasien mengalami atrial fibrilasi. berjalan, pasien merasakan
Untuk menunjukkan adanya atrial pusing. Serta nadi tidak teratur,
fibrilasi, pasien biasanya disertai cepat, dengan denyut sekitar
dengan keluhan kesulitan bernafas 140x/menit.
seperti sesak, syncope, pusing dan
ketidaknyamanan pada dada.
PEMBAHASAN

TEORI PASIEN
FA pada gambaran EKG umumnya  Dari hasil EKG pasien
sebagai berikut: ditemukan abnormal yaitu:
 EKG permukaan menunjukkan pola
runs of PAC, tachycardia, A-V
interval RR yang ireguler
block 1
 Tidak dijumpainya gelombang P yang
jelas pada EKG permukaan. Kadang-
kadang dapat terlihat aktivitas atrium
yang ireguler pada beberapa sadapan
EKG, paling sering pada sadapanV1.
 Interval antara dua gelombang
aktivasi atrium tersebut biasanya
bervariasi, umumnya kecepatannya
melebihi 450x/ menit.
TEORI PASIEN
Menurut teori pemeriksaan foto  Dari hasil pemeriksaan foto
toraks biasanya normal, tetapi thorax pasien di temukan
kadang-kadang dapat ditemukan kardiomegali.
bukti gagal jantung atau tanda-
tanda patologi parenkim atau
vaskular paru (misalnya emboli
paru, pneumonia).
Kesimpulan

Telah dilaporkan pasien wanita 57 tahun dan dengan


Atrial Fibrilasi with Rapid Response. Diagnosa ditegakan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang (pemeriksaan laboratorium,
dan EKG). Dalam perawatan, pasien ini diberikan RL
500cc + KCl 75meg/24 jam (pasien juga terdapat
hipokalemi), Amiodaron 3x2 tab, Aspar K 3x1 tab, Aspilet
1x1 tab, Furosemide 1x1 (IV), Spinorolakton 1x25 mg,
dan Ramipril 1x25mg. Pasien kemudian dipulangkan
setelah hemodinamik stabil dalam kondisi baik, dengan
obat pulang furosemid, spironolakton, dan ramipril.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai