3
Cedera kepala /trauma kapitis/ head
injury/trauma kranioserebral / traumatic
brain injury adalah trauma mekanik
terhadap kepala baik secara langsung
ataupun tidak langsung yang
menyebabkan gangguan fungsi neurologis
yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi
psikososial baik bersifat temporer maupun
permanen (PERDOSSI, 2006)
4
ETIOLOGI
Dikelompokan berdasarkan mekanisme
injury:
1. Trauma tumpul.
2. Trauma tajam (penetrasi)
Dan bagaimana jenis/tipe cedera:
1. Focal.
2. Diffuse.
3. Frakture
5
TIPE HEAD INJURY
Pattern of Injury Focal Injury Diffuse Injury
15
3. Berdasarkan GCS
1. Anamnesa
o Trauma kapitis dgn/tanpa ggn
kesadaran atau interva lucid
o Perdarahan/otorrhea/rhinorrhea
o Amnesia traumatika
(retrograd/anterograd)
2. Hasil pemeriksaan klinis neurologis
3. Foto kepala polos
i 19
Lanjutan Penegakkan Diagnosa
i 20
PENATALAKSANAAN
Pasien dalam keadaan sadar (GCS 15)
1. Simple head injury
Pasien tanpa diikuti ggn kesadaran,
amnesia, maupun gejala serebral lain
hanya perawatan luka, Ro hanya atas
indikasi, keluarga diminta observasi
kesadaran
2. Kesadaran terganggu sesaat.
Riwayat penurunan kesadaran sesaat
setelah trauma tetapi saat diperiksa sudah
sadar kembali : Ro kepala, penatalaksanaan
selanjutnya seperti simple head injury
21
Lanjutan Penatalaksanaan ...
22
Lanjutan Penatalaksanaan...
1. PRIMARY SURVEY
25
B = Breathing ( pernafasan )
• Pastikan pernapasan adekuat
• Perhatikan frekuensi, pola pernapasan
dada/perut, pengembangan dada
(simetris)
• Cari penyebab jika ada ggn
pernapasan ggn sentral (otak &
batang otak) atau perifer (otot
pernapasan atau paru)
• Jika perlu berikan O2 target saturasi
92%
26
C = Circulation (sirkulasi )
• Pertahankan TD sistolik 90 mm Hg
• Pasang IVFD NaCL 0,9% atau Ringer
hindari cairan hipotonis
D = Disability ( pemeriksaan cepat status
umum dan neurologi)
• TTV, GCS, Pupil (ukuran, bentuk, refleks
terhadap cahaya)
• Pemeriksaan neurologi cepat :
hemiparese, refleks patologis
27
c. Disability ( pemeriksaan cepat status
umum dan neurologi)
• Luka-luka
• Anamnesa : AMPLE ( allergies,
medications, past illness, last meal,
event/environment related to the injury)
28
2. SECONDARY SURVEY
E = Laboratorium & Diagnostik
• Hb, hitung jenis, leukosit, trombosit,
ureum, kreatini, GDS, AGD & eletrolit),
perdarahan urine
• Radiologi ( CT scan, foto polos kepala,
foto servikal)
F = Manajemen Terapi
• Siapkan pasien indikasi operasi,
penanganan luka, pemberian obst
29
KONSENSUS DI RUANG RAWAT
Kritis ( GCS 3-4) perawatan di ICU
atau neurological ICU)
CKS dan CKB GCS 5-12
lanjutkan penanganan ABC
monitor TTV, pupil , GCS, gerakan
ekstremitas sampai pasien sadar tiap 4
jam sampai GCS 15
Perhatikan hipotensi TD sistolik < 90
mmHg, suhu > 38°C, RR > 20 x/menit
30
Lanjutan KONSENSUS DI RUANG RAWAT ........
35
Implementasi
1.Resti tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d
akumulasi skret.
Intervensi keperawatan
Mandiri:
Memonitor suara paru tiap 8 jam dan observasi
adanya roncki/penumpukan sekret
Memberikan posisi semi atau elevasi kepala 30
derajat dan kepala miring 1 sisi bergantian
36
Implementasi
Intervensi keperawatan
Mandiri:
Mempertahankan hidrasi cairan 2-3 liter/hari,
melalui asupan parenteral yang diberikan.
Memonitor dan melakukan karakterisitik sekret,
warna, jumlah, dan konsistensinya bila terdapat
sekret yang keluar melalui hidung/mulut.
Kolaborasi :
Memberikan obat Antibiotik: (Cefriaxon 2 x 2 g
(tiap 12 jam) IV)
37
2. Perubahan perfusi jaringan cerebral dan
resiko peningkatan TIK b.d perdarahan dan
edema cerebral
Intervensi keperawatan
Mandiri :
Memonitor/obs tanda vital tiap 4 jam dan
memonitor/obs kesadaran / GCS setiap 4 jam
Memberikan posisi elevasi kepala 30 derajat setiap
4 jam
Menentukan faktor2 penyebab penurunan perfusi
jaringan otak/resiko TIK meningkat.
Memantau/mencatat status neurologis secara
teratur dan membandingkan dg nilai normal
38
Intervensi keperawatan
Mandiri :
Mempertahankan tirah baring miring kiri/kanan dengan
posisi kepala netral
Mengkaji kondisi vaskular (suhu, warna, pulsasi dan
capillary refill) tiap 8 jam
mencatat intake dan output.
menurunkan stimulasi eksternal yang dapat
meningkatkan TIK dan berikan kenyamanan dengan
menciptakan lingkungan tenang dan suhu ruangan
dalam kondisi normal (mengatur suhu ruangan
menyalakan AC). Memasang pagar pengaman tempat
tidur dan memasang restrain pada daerah ekstermitas
Penkes pada keluarga dan selalu bicara dan komunikasi
dengan pasien.
39
Intervensi keperawatan
Kolaborasi :
Memberikan O2 kanul 4 l/mnt
Memberi pertimbangan pemeriksaan AGD, LED,
Leukosit setelah 3 hari perawatan
Pemasangan cairan IV NaCl 0,9% /12 jam
Memberikan obat-obatan injeksi :
- Citicolin 2 x 500 mg - Ranitidin 2 x 1 ampl
- Vit C 1 x 400 mg - Kaltropen 3 x 1 ampl
- Dexametason 4 x 1 ampl - Cefriaxon 2 x 2 g
40
41