Anda di halaman 1dari 28

Penelusuran Perangkat Hukum Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut

Dalam Rangka Penyusunan Disertasi


Dengan Judul Pola Pengelolaan Gugusan Pulau-Pulau Kecil
Belakang Padang Secara Berkelanjutan

Dosen Pengampu
Prof. Dr. Ir. Sutrisno Anggoro, MS

Disusun Oleh
Aunurrahman NIM : 26010117510004

PROGRAM DOKTOR MANAJEMEN SUMBERDAYA PANTAI


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
Dasar Hukum
wilayah perairan Indonesia mencakup

UU Pasal 3 UU No. 6/1996


No. 6/1996
Tentang wilayah perairan Indonesia

1. Laut territorial Indonesia adalah jalur laut selebar 12 mil laut


diukur dari garis pangkal kepulauan Indonesia,
2. Perairan Kepulauan, adalah semua perairan yang terletak pada sisi
dalam garis pangkal lurus kepulauan tanpa memperhatikan
kedalaman dan jarak dari pantai,
Dasar Hukum
wilayah perairan Indonesia mencakup

UU
Undang- Undang Republik Indonesia
No. 6/1996 Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Wilayah Negara

1. Zona Tambahan Indonesia adalah zona yang lebarnya tidak melebihi 24 (dua puluh
empat) mil laut yang diukur dari garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur.
2. Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah suatu area di luar dan berdampingan dengan
laut teritorial Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur
mengenai perairan Indonesia dengan batas terluar 200 (dua ratus) mil laut dari garis
pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur.
3. Landas Kontinen Indonesia adalah meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya dari area
di bawah permukaan laut yang terletak di luar laut teritorial, sepanjang kelanjutan
alamiah wilayah daratan hingga pinggiran luar tepi kontinen, atau hingga suatu jarak
200 (dua ratus) mil laut dari garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur, dalam
hal pinggiran luar tepi kontinen tidak mencapai jarak tersebut, hingga paling jauh 350
(tiga ratus lima puluh) mil laut sampai dengan jarak 100 (seratus) mil laut dari garis
kedalaman 2.500 (dua ribu lima ratus) meter.
Dasar Hukum
Defenisi pulau kecil

Pulau adalah area lahan (daratan) yang terbentuk secara


alami, dikelilingi oleh air,yang berada di atas muka air
pada saat pasang tertinggi (UNCLOS, 1982)

Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau


sama dengan 2.000 km2 (dua ribu kilometer persegi)
beserta kesatuan Ekosistemnya (UU No. 1/2014 Jo UU
No. 27/2007).

Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT) adalah Pulau-Pulau Kecil


yang memiliki titik-titik dasar koordinat geografis yang
menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai
dengan hukum internasional dan nasional (Perpres
No.78/2005)
Dasar Hukum
Dasar Pengelolaan wilayah pesisir pulau-pulau kecil

UU Undang-undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang


No. 7/1985 Pengesahan United Nations Convention on the
Law of the Sea (UNCLOS), 1982

Sumber kekayaan yang ada di laut memerlukan pengelolaan yang


baik sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan,
tanpa merusak lingkungan laut, sehingga dapat digunakan untuk
kemakmuran umat manusia
Dasar Hukum
Dasar Pengelolaan wilayah pesisir pulau-pulau kecil

UU Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang


No. 17/2007 Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Nasional 2005-2025

Pengelolaan sumberdaya laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil,


dilakukan melalui pendekatan keterpaduan dalam kebijakan dan
perencanaan menjadi prasyarat utama dalam menjamin
keberlanjutan proses ekonomi, sosial, dan lingkungan sesuai dengan
prinsip-prinsip yang terdapat dalam integrated coastal management .
Dasar Hukum
Dasar Pengelolaan wilayah pesisir pulau-pulau kecil

UUD Pasal 20, Pasal 21, Pasal 25A, dan Pasal 33 ayat
1945 (3), dan ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya


dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat. Ketentuan tersebut secara tegas menginginkan
agar pelaksanaan penguasaan Negara atas sumber daya alam
khususnya sumber daya pesisir dan lautan diarahkan kepada
tercapainya manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat
banyak, dan juga harus mampu mewujudkan keadilan dan
pemerataan sekaligus memperbaiki kehidupan masyarakat pesisir
serta memajukan desa-desa pantai
Dasar Hukum
Dasar Pengelolaan wilayah pesisir pulau-pulau kecil

UU Pasal 23 UU No. 1/2014 Jo UU No. 27/2007


No. 1/2014 Tentang pemanfaatan pulau-pulau kecil dan perairan
sekitarnya.

Perpres Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia


78/2005 Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau
Kecil Terluar.

Peraturan Pemerintah (PP) Republik


PP
No. 62/2010 Indonesia Nomor 62 Tahun 2010
tentang Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil
Terluar (PPKT).
Dasar Hukum
Dasar Pengelolaan wilayah pesisir pulau-pulau kecil

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik


Indonesia Nomor 23/permen-kp/2016
PERMEN-KP
No 23 2016 tentang perencanaan pengelolaan wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil
Dasar Hukum
Pemanfaatan wilayah pesisir pulau-pulau kecil dilihat dari aspek
legalitas keruangan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang


Ketentuan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA).
UU
No 5/ 1960
Di dalam UUPA diatur mengenai hak menguasai oleh
Negara atas bumi, air, ruang angkasa, dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya. Selain itu juga
diatur hak ulayat, hak-hak atas tanah, dan hak atas
air
Dasar Hukum
Pemanfaatan wilayah pesisir pulau-pulau kecil dilihat dari aspek
legalitas keruangan

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Tata


Ruang.
Terkait asas-asas pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan
UU secara terpadu, berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras,
No 24/ 1992 seimbang dan berkelanjutan dan asas keterbukaan, persamaan,
keadilan dan perlindungan hukum. Mengatur tata ruang yang
meliputi darat, laut dan udara, sehingga undang-undang ini
sangat penting dalam pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil
Dasar Hukum
Pemanfaatan wilayah pesisir pulau-pulau kecil dilihat dari aspek
legalitas keruangan

Perda No.1 Perda No.1 Tahun 2017 Tentang RTRW Provinsi


Tahun 2017 Kepulauan Riau 2017-2037

Perpres Peraturan Presiden No. 87 tahun 2011


87/2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam –
Bintan – Karimun
Dasar Hukum
Pemanfaatan wilayah pesisir pulau-pulau kecil dilihat dari aspek
kewenangan

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23


Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
UU
Di dalam undang-undang ini, pemerintah memberikan
No 23/ 2014
kewenangan kepada pemerintah Provinsi untuk mengelola
perairan laut pesisir dan perairan laut pulau-pulau kecil sampai
batas 12 mil.

Undang- Undang Republik Indonesia


UU
Nomor 25 Tahun 2002
25/2002
Tentang Pembentukan provinsi kepulauan riau
Dasar Hukum
Pemanfaatan wilayah pesisir pulau-pulau kecil dilihat dari aspek
kewenangan

Undang- Undang Republik Indonesia


Nomor 53 Tahun I999 Tentang Pembentukan
UU
No 53/ 1999 Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu,
Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten
Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan
singingi, dan kota batam

PP No 46 Tahun 2007 tentang Kawasan


PP
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
46/2007
Batam
Dasar Hukum
Pemanfaatan wilayah pesisir pulau-pulau kecil dilihat dari aspek
biofisik

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang


UU
Keparawitasataan.
9 /1990
Di dalam Undang-undang Keparawisataan diatur
pengusahaan obyek dan daya tarik wisata.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang


Ketentuan Pokok Pertambangan.
UU Menitik beratkan perhatian pada eksploitasi dari
11 /1967 pada kelestarian sumberdaya tambang. Di dalam
undang-undang ini hanya terdapat satu pasal
perlindungan lingkungan dari kegiatan
pertambangan
Dasar Hukum
Pemanfaatan wilayah pesisir pulau-pulau kecil dilihat dari aspek
biofisik
Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun
2009 Tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor
31 Tahun 2004 Tentang Perikanan
• Pengelolaan perikanan adalah semua upaya, termasuk proses
yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis,
perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumber
UU daya ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari
45 /2009 peraturan perundang-undangan di bidang perikanan, yang
dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan
untuk mencapai kelangsungan produktivitas sumber daya hayati
perairan dan tujuan yang telah disepakati.
• Konservasi Sumber Daya Ikan adalah upaya perlindungan,
pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya ikan, termasuk
ekosistem, jenis, dan genetik untuk menjamin keberadaan,
ketersediaan, dan kesinambungannya dengan tetap memelihara
dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumber
daya ikan.
Dasar Hukum
Pemanfaatan wilayah pesisir pulau-pulau kecil dilihat dari aspek
biofisik

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik


Indonesia nomor 71/PERMEN-KP/2016 Tentang
Permen KP
Jalur Penangkapan Ikan dan Penempatan Alat
71/2016
Penangkapan Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan
Negara Republik Indonesia

Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan


Republik Indonesia Nomor 18/PERMEN-KP/2014
Permen KP Tentang wilayah pengelolaan perikanan negara
18/2014 republik Indonesia (WPPNRI 711 meliputi perairan
Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut China
Selatan;
Dasar Hukum
Pemanfaatan wilayah pesisir pulau-pulau kecil dilihat dari aspek
biofisik

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik


Permen KP Indonesia Nomor 57/PERMEN-KP/2014 Tentang
57/2014 Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan
Perikanan Negara Republik Indonesia
Dasar Hukum
Pemanfaatan Pengelolaan wilayah pesisir pulau-pulau kecil
dilihat dari aspek pertahanan keamanan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang


ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan.
UU Undang-undang Hankam ini mengatur mengenai
20 /1982 pengamanan sumberdaya alam dan sumberdaya
buatan yang dilaksanakan dengan konservasi dan
diversifikasi serta didayagunakan bagi kepentingan
pertanahan keamanan Negara.
Dasar Hukum
Pemanfaatan wilayah pesisir pulau-pulau kecil dilihat dari aspek
lingkungan

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1990 tentang


Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
UU Undang-Undang nomor 5 Tahun 1990 tersebut lebih
15 /1990 banyak memusatkan perhatian pada pengaturan
tentang kelestarian sumberdaya alam. Konservasi
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya bertujuan
mengusahakan terwujudnya kelestarian sumberdaya
alam hayati serta keseimbangan ekosistem, sehingga
dapat mendukung upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan mutu kehidupan manusia
Dasar Hukum
Pemanfaatan wilayah pesisir pulau-pulau kecil dilihat dari aspek
lingkungan

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
UU yang dinyatakan bahwa dalam rangka
32 /2009 mendayagunakan sumber daya alam untuk kemajuan
kesejahteraan umum dan untuk mencapai
kebahagiaan hidup, perlu dilaksanakan
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan
Dasar Hukum
Pemanfaatan wilayah pesisir pulau-pulau kecil dilihat dari aspek
lingkungan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Bagian


PP kesatu Pasal 3 Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin
27 /2012 Lingkungan
Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak
penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki Amdal

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Permen LH Nomor 05 tahun 2012 jenis usaha yang harus
78/2005 dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL)
Dasar Hukum
Pemanfaatan wilayah pesisir pulau-pulau kecil dilihat dari aspek
lingkungan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang


PP Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut
19 /1999

Peraturan Pemerintah ini mewajibkan setiap orang atau penanggung


jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan upaya pencegahan dan
bertanggung jawab terhadap perusakan/pencemaran laut.
Dasar Hukum
Pemanfaatan wilayah pesisir pulau-pulau kecil dilihat dari aspek
lingkungan

Keputusan Menteri Negara lingkungan hidup nomor 51


Kepmen LH
tahun 2004
51 /2004
Tentang baku mutu air laut

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Kepmen LH No. 4 Tahun 2001
4/2001 Tentang : Kriteria Baku Kerusakan Terumbu
Karang
Dasar Hukum
Pemanfaatan wilayah pesisir pulau-pulau kecil dilihat dari aspek
lingkungan

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor :


Kepmen LH 200 Tahun 2004
200 /2004 Tentang kriteria baku kerusakan dan pedoman
penentuan status padang lamun

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Kepmen LH No. 201 Tahun 2004
4/2001 Tentang : Kriteria Baku Dan pedoman
penentuan kerusakan mangrove
Dasar Hukum
Pemanfaatan wilayah pesisir pulau-pulau kecil dilihat dari aspek
sosial

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik


Permen KP Indonesia nomor 40/PERMEN-KP/2014
40/2014 Tentang Peran Serta dan Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau
Kecil

Undang-Undang Nomor 7 TAHUN 2016 Tentang


UU perlindungan dan pemberdayaan nelayan,
7/2016 pembudi daya ikan, dan petambak garam
Bagan Alir Dasar Hukum
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai