Anda di halaman 1dari 19

NYERI PERUT BAGIAN BAWAH

KLASIFIKASI ABORTUS
Diagnosis Perdarahan Nyeri Perut Uterus Servix Gejala Khas

Abortus Iminens Sedikit Sedang Sesuai usia gestasi Tertutup Tidak ada ekspulsi jaringan
konsepsi

Abortus Insipiens Sedang – banyak Sedang- hebat Sesuai usia gestasi Terbuka Tidak ada ekspulsi jaringan
konsepsi

Abortus Inkomplit Sedang – banyak Sedang – Hebat Sesuai usia gestasi Terbuka Ekspulsi seagian jar.
Konsepsi

Abortus Komplit Sedikit Tanpa / sedikit Lebih kecil dari usia gestasi Terbuka / tertutup Ekspuksi seluruh jar.
Konspsi

Missed Abortus Tidak ada Tidk Ada Lebih kecil dari usia gestasi Tertutup Janin telah mati tapi tidak
ada pengeluaran jar.
konsepsi

Sumber: Buku Saku Pelayanan


Kesehatan Ibu di Faskes dasar dan
rujukan; Kemenkes RI
DOKTER MENGUSULKAN PX USG?
• Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah
janin masih hidup.
Arif mansjoer,dkk. 2004. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN.
Jakarta: Media Aesculapius
• Px. USGutk mengetahui pertumbuhan janin yang ada
dan mengetahui keadaan plasenta apakah sudah terjadi
pelepsan atau belum.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. ILMU KEBIDANAN. Jakarta:
Tridasa Printer.
10. DD?
• Abortus
• KET
• Mola hidatidosa
Abortus
• Definisi:
Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa getasi belum
mencapai 22 minggu dan beratnya kurang dari 500gr (Derek liewollyn&Jones, 2002).
Kelainan dalam kehamilan ada beberapa macam yaitu abortus spontan, abortus buatan,
dan terapeutik. Biasanya abortus spontan dikarenakan kurang baiknya kualitas sel telur
dan sel sperma. Abortus buatan merupakan pengakhiran kehamilan dengan disengaja
sebelum usia kandungan 28 minggu. Pengguguran kandungan buatan karena indikasi
medik disebut abortus terapeutik (Prawirohardjo, S, 2002).
• Etiologi:
1. Defek anatomik uterus
2. AutoimunSLE, Antiphospholipid Antibodies
3. Infeksi:
• Bakteria: Listeria monositogenes, klamidia trakomatis, dll
• Virus: CMV, rubella, HSV, dll
• Parasit: Toxoplasma gondii, Plasmodium falsiparum
• Spirokaeta: treponema pallidum
4. Faktor lingkungan
5. Faktor hormonal
6. Faktor hematologik
• Macam2:
1. Abortus iminens
2. Abortus kompletus
3. Abortus inkompletus
4. Missed Abortion
5. Abortus habitualis
6. Abortus infeksiosus, abortus septik
7. Kehamilan Anembrionik (Blighted Ovum)
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. ILMU KEBIDANAN.
Jakarta: Tridasa Printer.
Abortus inkompletus
Abortus kompletus
• Faktor resiko abortus:

ABORTUS, dr.Bambang Widjanarko, SpOG, Fak Kedokteran


UMJ Jakarta
• Faktor resiko abortus:

ABORTUS, dr.Bambang Widjanarko, SpOG, Fak Kedokteran


UMJ Jakarta
KET
• Definisi:
KE ialah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur yang telah
dibuahi tidak menempel pada dinding endometrium kavum
uteri. Lebih dari 95% kehamilan ektopik berada di saluran telur
(tuba fallopi),
• Etiologi:
1. Faktor tuba
2. Faktor abnormalitas dari zigot
3. Faktor ovarium
4. Faktor hormonal
5. Faktor lain
• Patologi:
1. Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi
2. Abortus ke dalam lumen tuba
3. Ruptur dinding tuba
• Gambaran klinik:
1. Gejala2 kehamilan muda, nyeri sedikit di perut bagian
bawah
2. Pada VT: uterus membesar dan lembek walaupun tdk
sebesar tuanya kehamilan
3. Nyeri merupakan keluhan utama pada KET
4. Ruptur tubasakit perut mendadaksyok atau pingsan
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. ILMU KEBIDANAN. Jakarta:
Tridasa Printer.
GEJALA ABORTUS KET
Amenore Semua Ada (75%)
Perdarahan per vaginam Banyak Sedikit

Perdarahan abdominal Tidak ada Banyak

Pireksia Tidak ada <38oC


Massa pelvis Tidak ada Di bawah
Uterus Membesar Sedikit membesar
Nyeri Tidak ada Hebat
Anemia Biasa ada Ada
Leukositosis Tidak ada Biasa ada
Rx. kehamilan (+) (+) 75%
Shifting dullness Tidak ada Ada

Anthonius Budi. M, Kehamilan Ektopik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,


2001.
Karsono, B. Ultrasonografi dalam Obstetri, dalam : Wiknjosastro, H. Ilmu Kebidanan. FKUI.
Jakarta 2002
Mola hidatidosa
• Definisi:
Mola hidatidosa adalah kehamilan yang abnormal di mana
hampir seluruh villi chorialis mengalami degenerasi
hidropik. Istilah awam: "hamil anggur".
• Etiologi:
Terjadi degenerasi hidropik dari jaringan trofoblas pada
usia kehamilan muda. Kadar B-hCG meningkat sangat
tinggi, menyebabkan timbul gejala-gejala kehamilan muda
yang berlebihan.
• Faktor resiko:
1. Usia kurang dari 20 tahun
2. Sosioekonomi kurang
3. Jumlah paritas tinggi
4. Riwayat kehamilan mola sebelumnya
• Patofisiologi:
– B-hCG meningkataktifitas ovarium meningkat (ovarium
kistik)estrogen tinggi menimbulkan efek hipertiroidisme dari
aktifitas B-hCG yang tinggi.
– Teori Acosta-Sison: defisiensi protein.
– Sitogenetika: mola hidatidosa komplet berasal dari genom paternal
(genotipe 46 xx sering, 46 xy jarang, tapi 46 xx nya berasal dari
reduplikasi haploid sperma dan tanpa kromosom dari ovum). Mola
parsial mempunyai 69 kromosom terdiri dari kromosom 2 haploid
paternal dan 1 haploid maternal (triploid, 69 xxx atau 69 xxy dari 1
haploid ovum dan lainnya reduplikasi haploid paternal dari satu
sperma atau fertilisasi dispermia).
• Gejala dan tanda:
– Perdarahan: karena tekanan mola kepada dinding uteri, dan gejala
kehamilan muda berlebih: hiperemesis, hipertiroid, preeklampsia,
anemia.
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal.
Editor: Abdul Bari Saifuddin, Gulardi Hanifa Wiknjosastro, Biran
Affandi, Djoko Waspodo. Ed. I, Cet. 5, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 2003.
PENATALAKSANAANNYA
• Perdarahan, cara mengatasinya dengan mengosongkan uterus
dari sisa–sisa janin dan transfuse darah, bila tidak segera
ditolong menyebabkan kematian. Perforasi uterus pada kerokan
dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi. Apabila terjadi perforasi, laparotomi harus
segera dilakukan untuk menentukan luas cedera sehingga dapat
dilakukan tindakan selanjutnya. Syok terjadi karena perdarahan
dan infeksi berat (Sarwono Prawirohardjo, 2002).
• Abortus imminens adalah terjadinya perdarahan uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, janin masih dalam uterus, tanpa
adanya dilatasi serviks. Diagnosisnya terjadi perdarahan melalui
ostium uteri eksternum disertai mual, uterus membesar sebesar
tuanya kehamilan, serviks belum membuka, dan tes kehamilan
positif. Penanganannya : 1) Berbaring, cara ini menyebabkan
bertambahnya aliran darah ke uterus dan sehingga rangsang
mekanik berkurang. 2) Pemberian hormon progesterone. 3)
Pemeriksaan USG (Sarwono Prawirohardjo, 2002).
• Abortus insipiens adalah peristiwa peradangan uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks.
Diagnosisnya rasa mules menjadi lebih sering dan kuat,
perdarahan bertambah. Pengeluaran janin dengan kuret vakum
atau cunam ovum, disusul dengan kerokan. Pada kehamilan
lebih dari 12 minggu bahaya peforasi pada kerokan lebih besar,
maka sebaiknya proses abortus dipercepat dengan pemberian
infuse oksitosin. Sebaliknya secara digital dan kerokan bila sisa
plasenta tertinggal bahaya perforasinya kecil (Sarwono
Prawirohardjo,2002).
• Abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian janin pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal
dalam uterus. Pada pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan
jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang – kadang
sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Perdarahan tidak
akan berhenti sebelum sisa janin dikelurkan, dapat
menyebabkan syok. Penanganannya, diberikan infuse cairan
NaCl fisiologik dan transfusi, setelah syok diatasi dilakukan
kerokan. Saat tindakan disuntikkan intramuskulus ergometrin
untuk mempertahankan kontraksi otot uterus

(Sarwono Prawirohardjo,2002).
• Penderita abortus kompletus ditemukan perdarahan sedikit, ostium
uteri telah menutup, uterus sudah mengecil dan tidak memerlukan
pengobatan khusus, apabila menderita anemia perlu diberi sulfas
ferrosus atau transfuse (Sarwono Prawirohardjo,2002).
• Missed abortion adalah kehamilan yang tidak normal, janin mati pada
usia kurang dari 20 hari dan tidak dapat dihindari (James L Lindsey,MD
, 2007). Gejalanya seperti abortus immines yang kemudian menghilang
secara spontan disertai kehamilan menghilang, mamma agak
mengendor, uterus mengecil, tes kehamilan negative. Dengan USG
dapat diketahui apakah janin sudah mati dan besarnya sesuai dengan
usia kehamilan (Sarwono Prawirohardjo,2002). Dengan human
chorionic gonadotropin (hCG) tests bisa diketahui kemungkinan
keguguran (James L Lindsey,MD , 2007).Biasanya terjadi pembekuan
darah. Penanganannya, Pada kehamilan kurang dari 12 minggu
dilakukan pembukaan serviks uteri dengan laminaria selama + 12 jam
kedalam servikalis, yang kemudian diperbesar dengan busi hegar
sampai cunam ovum atau jari dapat masuk ke dalam kavum uteri.
Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, maka pengeluaran janin dengan
infuse intravena oktsitosin dosis tinggi. Apabila fundus uteri tingginya
sampai 2 jari dibawah pusat, maka pengeluaran janin dapat dikerjakan
dengan penyuntikan larutan garam 20% kedalam dinding uteri melalui
dinding perut. Apabila terdapat hipofibrinogenemia, perlu persediaan
fibrinogen (Sarwono Prawirohardjo,2002). Pemberian misoprostol
(Cytotec) 400-800 mcg dengan dosis tunggal atau ganda untuk
mengurangi rasa sakit (James L Lindsey,MD , 2007).
• Medical aborsi adalah cara terakhir untuk melindungi
seperti surgical aborsi dengan mengetahui resiko
kehamilan ectropic , aborsi spontan, kelahiran dengan
berat yang minim, dan kelahiran premature sebagai
rangkaian kehamilan. Efek medical aborsi berturut-turut
dalam kehamilan adalah sulit untuk hamil lagi,
disebabkan kematian ditiga minggu pertama kehamilan.
Faktor resiko untuk kehamilan ectropic ditemukan
dengan kenaikan resiko yang signifikan untuk kehamilan
ectopic berhubungan dengan aborsi medik tetapi tidak
dengan surgical abortion,sebagai bandingan dengan
wanita yang tidak pernah melakukan aborsi. (Professor
Paul D. Blumenthal, MD, MPH and Beverly Winikoff, MD,
MPH, 2007.)
• Setelah abortus pertumbuhan virus Chlamydia,
gonorrhoea dan bacterial vaginosis meningkat. Untuk
mengurangi infeksi setelah abortus diberikan antibiotik 1
g rectally, azithromycin 1 g pada saat abortus, dan
doxycycline 100 mg secara oral 2 kali per hari selama 1
minggu. (Janesh K. Gupta and Cara Williams, 2004)

Anda mungkin juga menyukai