Anda di halaman 1dari 47

 Identitas Pasien

 Nama : Tn. N
 Umur : 65 tahun
 Pekerjaan : -
 Status : Menikah
 Alamat : Padang
 Tanggal Masuk : 16 Februari 2017
Keluhan Utama : Sulit BAK sejak ± 2 bulan yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang :


-Sulit untuk BAK dan BAK kadang terasa nyeri sejak ± 2
bulan yang lalu. Pasien sering merasa ingin BAK tapi
saat BAK air seni sulit untuk keluar, air seni tidak
langsung mengalir, kadang pasien harus mengejan
dulu untuk mengeluarkan air seni. Saat BAK aliran
kadang tersendat-sendat dan tidak mengalir
dengan kuat. Saat selesai BAK pasien merasa tidak
tuntas, seperti masih ingin BAK tapi tidak keluar.
-Demam tidak ada
-Nyeri pinggang tidak ada
Riwayat Penyakit Dahulu :
-Tidak pernah mengalami penyakit dengan
keluhan yang sama
-Riwayat Diabetes Mellitus tidak ada
-Riwayat Hipertensi tidak ada
-Riwayat Asma tidak ada
-Riwayat Penyakit Jantung tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga :


- Tidak ada anggota keluarga yang
mengalami penyakit dengan keluhan yang
sama dengan keluhan pasien
-Riwayat Diabetes Mellitus tidak ada
Riwayat Pengobatan :
Pasien belum ada berobat
Riwayat Alergi :
Alergi Obat dan makanan tidak ada
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Vital Sign
Kesadaran : Compos Mentis
Cooperatif (CMC)
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 86 x/i
Napas : 18 x/i
Suhu : 37ºC
 Kepala : Normocephal, rambut hitam –
putih tidak mudah rontok
 Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera
Ikterik (-/-)
 Hidung : Deformitas (-), Sekret (-/-)
 Leher : JVP 5-2 cmH2O, Pembesaran KGB
(-/-), Pembesaran Tyroid (-/-)
Pulmo
-Inspeksi : Normochest, simetris kiri = kanan saat statis dan
dinamis
-Palpasi : Fremitus kiri = kanan
-Perkusi : sonor di kedua lapang paru
-Auskultasi : Suara napas vesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Cor
-Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
-Palpasi : Ictus cordis teraba pada 1-2 cm sebelah medial garis
midclavicularis kiri di RIC 5
-Perkusi : Batas jantung kanan : linea sternalis dextra.
Batas jantung kiri : RIC 5, 2 cm sebelah medial linea
midclavicularis sinistra.
-Auskultasi : Bunyi jantung reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
-Inspeksi : Supel, perut sedikit
membuncit di regio suprapubik, Distensi
(-), venektasi (-), sikatrik (-)
-Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri lepas
(-), Ballotement (-), Nyeri ketok CVA (-)
-Perkusi : Redup di regio suprapubik
-Auskultasi : BU (+) normal
Ektremitas
Akral : hangat, CRT < 2”, sianosis (-
/-), edema (-/-)
Status Lokalis (Regio Anal)
Inspeksi : Anus tenang
RT : Tonus sfingter ani cukup
kuat, mukosa rectum licin, teraba
massa D ±5cm, sulcus mediana mudah
teraba, puncak (polle atas) dan batas
lateral dari prostat mudah untuk diraba,
konsistensi kenyal padat, permukaan
datar/licin, tidak bernodul dan tidak
terdapat nyeri tekan.
Darah Rutin
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Interpretasi

-Hb 13,2 g/dL 13,2-17,3 g/dL Normal


-Leukosit 6.500 uL 5-103/uL Normal
-Hematokrit 45 % 33-45% Normal
-Trombosit 258.000 uL 150-440 uL Normal
Diagnosa Kerja
Benign Prostat Hyperplasia (BPH)

Diagnosis Banding
-Striktur Uretra

Pemeriksaan Anjuran
USG Abdomen

Penatalaksanaan
-IVFD RL 20 tpm
-Pasang DC

Prognosis
-Quo ad Vitam : Dubia ad Bonam
-Quo ad Functionam : Dubia ad Bonam
-Quo ad Sanationam : Dubia ad Bonam
 Glandula
fibromuscular dg
bentuk seperti
piramide terbalik dg
basis menghadap ke
collum vesicae ->
vesicae urinaria.
 Ukuran prostat
normal : ø vertikal
tinggi 3cm, dasar
transversal lebar
4cm, anteroposterior
lebar 2,5cm dan
dilewati oleh uretra
pars prostatica.
 Zona Anterior atau Ventral : tidak punya
kelenjar, terdiri atas stroma.
 Zona Perifer : meliputi 70% massa kelenjar
prostat, 70% kanker prostat timbul pada
zona ini.
 Zona Sentral : terletak antara kedua
ductus ejakulatorius, memiliki karakter
secara struktural dan imunohistokimia ->
jarang terkena penyakit.
 Zona Transisional : bagian terkecil dari
prostat, dapat melebar bersama jar.
Stroma fibromuscular anterior -> BPH.
Pertumbuhan berlebihan dari sel-sel
prostat yang tidak ganas. Pembesaran
prostat jinak akibat sel-sel prostat
memperbanyak diri melebihi kondisi
normal, yang biasanya dialami laki-laki
berusia > 50 tahun (Lee, 2006).
 Sekret kelenjar prostat adalah cairan seperti
susu yang merupakan komponen utama
dari cairan semen.
 Semen berisi sejumlah asam sitrat sehingga
pH nya asam (6,5).
 Dapat ditemukan enzim yang bekerja
sebagai fibrinolisin yang kuat, fosfatase
asam, enzim-enzim lain dan lipid.
 Sekret prostat dikeluarkan selama ejakulasi
melalui kontraksi otot polos.
 Menghasilkan cairan dan plasma seminalis.
 Teori Dihidrotestosteron (DHT) : aktivitas
enzim 5α-reduktase dan jumlah reseptor
Androgen lebih banyak -> replikasi sel >>
 Ketidakseimbangan Estrogen dan
Testosteron : usia tua kadar testosteron
menurun sedangkan estrogen tetap ->
proliferasi sel kel. Prostat.
 Berkurangnya Kematian Sel Prostat
(Apoptosis) : hormon Androgen
menghambat proses kematian sel ->
jumlah sel prostat meningkat.
 Kadar Hormon
 Usia
 Ras
 Riwayat Keluarga
 Obesitas
 Pola Diet
 Aktivitas Seksual
 Merokok
 Minum Alkohol
 Olahraga
 DM
Pada tahap awal setelah terjadi pembesaran
prostat, retensi pada leher vesika urinaria dan
daerah prostat akan meningkat, otot detrusor
menebal dan meregang sehingga timbul
sakulasi (terbentuk kantung namun masih ada
otot untuk berkontraksi) atau divertikel
(terbentuk kantung namun sudah tidak ada
lagi otot), dan mudah terangsang. Kandung
kemih mudah berkontraksi walaupun jumlah
urin masih sedikit, sehingga frekuensi berkemih
akan bertambah. Fase ini disebut fase
kompensasi.
Bila berlanjut maka otot detrusor akan lelah dan
tidak dapat berkontraksi sehingga terjadi
retensio urin sehingga pada akhir miksi masih
ditemukan sisa urin di dalam kandung kemih,
dan timbul rasa tidak tuntas pada akhir miksi.
Fase ini adalah fase dekompensasi.
Obstruksi Iritasi

-Hesistensi Urine -Frekuensi


-Pancaran miksi lemah -Nokturi
-Intermitensi -Urgensi
-Miksi tidak puas -Disuria
-Distensi abdomen
-Terminal dribbling Urgensi dan disuria
(menetes) jarang terjadi,
-Volume urine menurun jika ada disebabkan
-Mengejan saat oleh
berkemih ketidakstabilan detrusor
sehingga terjadi
kontraksi involunter.
 Pemeriksaan colok dubur / Digital Rectal
Examination (DRE)
-Konsistensi pada pembesaran prostat
kenyal
- Adakah asimetri
- Adakah nodul pada prostat
-Apakah batas atas dapat diraba dan
apabila batas atas masih dapat diraba
biasanya besar prostat diperkirakan <60
gr
 Diukur dengan menentukan jumlah sisa
urine setelah miksi spontan.
 Sisa urin >100cc -> indikasi melakukan
intervensi pada hipertrofi prostat.
 Normal pancaran kemih : 10-12 ml/detik
dan pancaran maksimal : 20 ml/detik.
 Obstruksi ringan, pancaran menurun : 6 –
8 ml/detik, maksimal pancaran : 15
ml/detik
 Pemeriksaan Labor : sedimen urine, kultur
urine, faal ginjal, gula darah, penanda
tumor PSA (Prostat Spesifik Antigen).
 Pemeriksaan Patologi-Anatomi
 Pemeriksaan Radiologi : Foto Polos
Abdomen (BNO), Pielografi Intravena (IPV),
Sistokopi
Gambaran Sistokopi BPH
 Residual Urine : jumlah sisa urine setelah
miksi -> kateterisasi/USG setelah miksi.
 Pancaran Urine (Flow Rate) : menghitung
jumlah urine dibagi dengan lamanya
miksi berlangsung/menggunakan alat
uroflowmetri. Pada aliran urine yg lemah
yaitu aliran < 15 ml/s dan terdapat
peningkatan residu urine.
 Menggunakan
gelombang
mikro utk
memanaskan
dan
menghancurkan
jaringan prostat
yang berlebihan
 Memberikan energi
radiofrekuensi
tingkat rendah
melalui jarum
kembar -
>meningkatkan
aliran urine dan
mengurangi gejala
dg efek samping
minimal.
 Menggunakan teknik
anestesi spinal dan
memerlukan 1-2 hari
perawatan dirumah
sakit.
 Lebih sedkit
menimbulkan
trauma dibanding
prosedur bedah
terbuka -> masa
pemulihan lebih
singkat.
 Insisi dengan pisau
Collin pada posisi
jam 5 dan 7 -> mulai
dari arah distal
menuju orificium
ureter dan meluas ke
arah verumontanum.
 Prostatektomi Terbuka Sederhana :
kelenjar prostat >100 gr -> indikasi
enukleasi terbuka.
 Potoselectif Vaporisasi Prostat (PVP) :
menggunakan energi laser tinggi utk
menghancurkan jar. Prostat, indikasi utk
jar. Prostat yang tidak terlalu besar < 50
gr.
 koagulasi laser
interstitial tempat
ujung probe serat
optik langsung ke jar.
Prostat utk
menghancurkannya.
 Serat laser melalui
uretra ke dalam
prostat
menggunakan
cystoscope ->
semburan energi
berlangsung 30-60
detik.
 Energi laser
menghancurkan jar.
Prostat dan
menyebabkan
penyusutan.
-Inkontinensia Paradoks
- Batu Kandung Kemih
- Hematuria
- Sistitis
- Pielonefritis
- Retensi Urin Akut Atau Kronik
- Refluks Vesiko-Ureter
- Hidroureter
- Hidronefrosis
- Gagal Ginjal
Prognosis untuk BPH berubah-ubah dan
tidak dapat diprediksi pada tiap individu
walaupun gejalanya cenderung meningkat.
Namun BPH yang tidak segera ditindak
memiliki prognosis yang buruk karena dapat
berkembang menjadi kanker prostat.
Menurut penelitian, kanker prostat
merupakan kanker pembunuh nomor 2
pada pria setelah kanker paru-paru. BPH
yang telah diterapi juga menunjukkan
berbagai efek samping yang cukup
merugikan bagi penderita.

Anda mungkin juga menyukai