Demam Dengue Belum Fix
Demam Dengue Belum Fix
Diandhara Nuryadin
Hematologi
Hitung Leukosit
28 Juli Demam (+), Nyeri KU : tampak sakit sedang Dengue Fever 1. IVFD RL 20 tpm
2018 kepala (+), Makan Kesadaran : composmentis 2. Ceftriaxone 2 x 500 gram
dan minum hanya TD : tidak dilakukan 3. Cortidex 1 x 5 mg
sedikit, Batuk (+), Frek. Nadi : 89 x/m 4. Progesic Syr 4 x cth I
Pilek (+), Muntah (-) Frek. Nafas : 20 x/m 5. Epexol Syr 3 x cth I
Temp : 37 ℃ 6. Trifed Syr 3 x cth 1
Hasil laboratorium
Hb : 11,6 g/dl
Ht : 40 %
Leu : 7.186 /L
Tr : 138.000 /L
Tanggal Subjective Objective Assessment Planning
Indonesia dimasukkan dalam kategori “A” dalam stratifikasi DBD oleh World Health
Organization (WHO) yang mengindikasikan tingginya angka perawatan rumah sakit dan
kematian akibat DBD, khususnya pada anak.
Demam merupakan tanda permulaan adanya infeksi, namun demam juga bisa disebabkan oleh
adanya kelainan metabolik dan sebab-sebab lain (Ismoedijanto, 2000). Demam bisa juga
disebabkan oleh paparan panas yang berlebihan (overheating), dehidrasi atau kekurangan
cairan, alergi maupun dikarenakan gangguan sistem imun (Lubis, 2009).
Anak menderita batuk, pilek, tapi tidak sesak napas, memungkinan adanya infeksi di saluran
napas. Anak juga mengeluhkan sakit kepala, bintik-bintik merah di kulit (-), mimisan (-),
perdarahan gusi (-), sehingga kemungkinan demam dengue/DHF belum dapat disingkirkan.
Demam tinggi timbul mendadak, terus-menerus, tanpa menggigil dan berkeringat banyak,
ditambah dengan tidak riwayat berpergian ke luar daerah endemik malaria, maka untuk
sementara kemungkinan sakit malaria dapat disingkirkan. Pada BAK, tidak ada nyeri saat BAK
dapat disingkirkan infeksi di saluran kemih.
Dari pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran pasien compos
mentis dengan nadi 94x/menit, pernapasan 22x/menit, dan suhu
38,1℃. Hal ini menunjukkan keadaan umum pasien baik dan tidak
dalam keadaan syok. Pemeriksaan spesifik dilakukan uji rumple
leed dan didapatkan hasil yang negatif. Pemeriksaan
laboratorium menunjukkan trombositopenia (90.000/mm3 pada 27
Juli 2018) dan hematokrit normal (40% pada 27 Juli 2018). Dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat mengarahkan bahwa
pasien mengalami Demam Dengue.
Terpenting dan menentukan derajat penyakit ialah adanya perembesan plasma dan kelainan
hemostasis yang akan bermanifestasi sebagai peningkatan hematokrit dan trombositopenia.
Adanya perembesan plasma ini membedakan demam dengue dan demam berdarah dengue.
Virus → tubuh manusia melalui gigitan nyamuk yang menembus kulit → periode tenang
selama ± lebih 3-4 hari → virus bereplikasi → virus masuk sirkulasi darah (viremia) →
manusia yang terinfeksi akan menunjukkan gejala
Infeksi virus dengue dapat terjadi tanpa disertai adanya gejala (asimtomatik),
namun dapat pula menyebabkan demam tidak terdiferensiasi (sindroma viral),
demam dengue (DD), ataupun demam berdarah berdarah dengue (DBD) termasuk
sindroma syok dengue (SSD).
Setelah melalui masa inkubasi dengan rata-rata 4-6 hari (rentang 3-16 hari), berbagai
gejala mulai muncul.
Demam : suhu tubuh biasanya berkisar 39℃ - 40℃, demam memiliki pola bifasik, dan
berlangsung selama 5-7 hari.
Manifestasi perdarahan: perdarahan kulit dapat dijumpai pada uji tourniquet positif
dan/atau petechiae. Pendarahan lain seperti epistaksis masif, hipermenorrhea dan
perdarahan gastrointestinal jarang terjadi pada Demam dengue yang diperberat
dengan trombositopenia.
Gejala lainnya yang sering muncul adalah anoreksia dan perubahan sensasi rasa lidah,
konstipasi, nyeri kolik abdomen. dapat disertai nyeri retro orbital yang terutama
dirasakan saat menggerakkan bola mata atau jika dilakukan penekanan pada bola
mata, fotofobia, nyeri punggung, nyeri otot dan nyeri tulang/persendian.
Jumlah trombosit biasanya normal. Trombositopenia ringan (100.000-150.000
sel/mm) sering terjadi. Sekitar setengah dari pasien DD akan mengalami penurunan
jumlah trombosit hingga <100.000 sel/mm3 ; namun trombositopenia berat (<50.000
sel/mm3) jarang terjadi
Peningkatan hematokrit (>20%) dapat ditemukan pada dehidrasi dengan demam
tinggi, muntah, anoreksia dan asupan oral yang buruk.
Jumlah leukosit biasanya normal pada awal demam; kemudian leukopenia terjadi
dengan menurunnya neutrofil dan berlangsung selama periode demam.
Arbovirus : virus chikungunya (sering salah diagnosa di kawasan Asia Tenggara)
Penyakit virus lainnya : Measles, rubella, dan kelainan kulit akibat virus lainnya ; virus
Epstein-Barr, enterovirus, influenza, hepatitis A
Penyakit akibat bakteri : meningokoksemia, leptospirosis, tifoid, melioidosis,
rickesttsia, demam scarlet
Penyakit akibat parasit : Malaria
Penatalaksanaan demam dengue adalah dengan pemberian terapi simptomatik dan
suportif, yaitu :
Istirahat, selama fase demam
Pemberian antipiretik, analgetik dan sedatif kalau dibutuhkan
Monitor yang ketat terhadap timbulnya DBD/DSS dengan memantau tanda vital dan
pembesaran hati, hematokrit dan jumlah trombosit
Pada pasien ini diperlukan cairan parenteral karena anak sulit makan minum dan ada
muntah. Cairan parenteral diberikan jika (Sri Rezeki, 2004) :
Anak muntah, tidak mau minum, demam tinggi sehingga tidak mungkin diberikan
minum per oral, ditakutkan terjadi dehidrasi sehingga mempercepat terjadinya syok.
Nilai hematokrit cenderung meningkat pada pemeriksaan berkala.
Kasus Teori
Klinis Klinis
Demam selama 7 hari SMRS Demam tinggi mendadak 2-7 hari
Nyeri kepala Ditambah gejala prodormal : mual, muntah, nyeri perut, nyeri kepala,
Batuk pilek nyeri retro orbita, nyeri otot dan tulang
Muntah 1x Timbulnya ruam kulit (rash)
Manifestasi perdarahan (jarang)
Laboratorium Laboratorium
Trombositopenia 109.000 Trombositopenia
Tidak ada tanda-tanda hemokonsentrasi Tidak ada tanda-tanda hemokonsentrasi