Anda di halaman 1dari 28

NUGRA ARDIANSYAH

093 2014 0147


SP PETROLOGI
PETROLOGI ?

• Petrologi adalah bidang geologi yang


berfokus pada studi mengenai batuan dan
kondisi pembentukannya. Ada empat cabang
petrologi, berkaitan dengan tiga tipe batuan:
beku, piroklastik, metamorf, dan sedimen. Kata
petrologi itu sendiri berasal dari kata Bahasa
Yunani petra, yang berarti "batu".
BATUAN :
Sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu.
Bisa terdiri dari satu atau lebih mineral.

Berdasarkan kejadiannya (genesa), tekstur


dan komposisi mineralnya, batuan terbagi
menjadi 3, yaitu :
1. Batuan Beku
2. Batuan Sedimen
3. Batuan Metamorf
Sediment
Rock Cycle
Each type can be formed from any other

Weathering,
transport, and
deposition Cementation and compaction

Weathering,
IGNEOUS transport, SEDIMENTARY
ROCK and
Heat and deposition ROCK
pressure
(metamorphism)

Cooling and Heat and


Solidification pressure
(crystallization) (metamorphism)

Melting
METAMORPHIC
Magma ROCK
(molten rock)
Igneous Rock
Batuan Beku yang terbentuk oleh pembekuan magma.

• Igneous rock is formed when magma cools and makes


crystals.
• Magma is a hot liquid made of melted minerals. The minerals
can form crystals when they cool.
• Igneous rock can form underground, where the magma cools
slowly or igneous rock can form above ground, where the
magma cools quickly.
Berdasarkan pada pembekuannya maka batuan
beku dapat dibedakan menjadi 2 yaitu Intrusif dan
Ekstrusif :
1. Plutonik (intrusif)
Terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih
lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar
(ex : gabro, diorite, dan granit)
Berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan
yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif
terbagi menjadi 2 yaitu : Diskoran & Konkordan
1. Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan
perlapisan disekitarnya, jenis jenis dari tubuh
batuan (sill, lacolith, lapolith)
2. Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong
perlapisan batuan disekitarnya (dike, batolith,
stock)
Dike Sill Stock

Lacolith Dike Batolith


2. Vulkanik (ektrusif)
Terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya
akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih
kecil.(ex : basalt, andesit). Struktur batuan beku ektrusif :
• Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat
seragam.
• Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
• Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal
seperti batang pensil.
• Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal
ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
• Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku.
Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
• Batuan beku membeku pada keadaan temperatur dan tekanan
yang tinggi di bawah permukaan dengan waktu pembekuan
cukup lama maka mineral-mineral penyusunya memiliki waktu
untuk membentuk sistem kristal tertentu dengan ukuran
mineral yang relatif besar.
• Sedangkan pada kondisi pembekuan dengan temperatur dan
tekanan permukaan yang rendah, mineral-mineral penyusun
batuan beku tidak sempat membentuk sistem kristal tertentu,
sehingga terbentuklah gelas (obsidian) yang tidak memiliki
sistem kristal, dan mineral yang terbentuk biasanya berukuran
relatif kecil.
Berdasarkan tekstur batuan beku dapat dibedakan berdasarkan :
1. Tingkat kristalisasi
• Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh
kristal
• Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas
• Holohyalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh
gelas
2. Ukuran butir
• Phaneritic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhmya tersusun oleh
mineral-mineral yang berukuran kasar.
• Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh
mineral berukuran halus.
3. Bentuk kristal
Bentuk mineral yang terlihat melalui pengamatan mikroskop
yaitu:
•Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna
•Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna
•Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna.
5. Berdasarkan keseragaman antar butirnya
•Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya
hampir sama
•Inequigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya
tidak sama
Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandungan SiO2-nya
batuan beku diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
1. Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%,
contohnya Granit, Ryolit.
2. Batuan beku menengah (intermediat), kandungan SiO2
65% - 52%. Contohnya Diorit, Andesit
3. Batuan beku basa (basic), kandungan SiO2 52% -
45%, contohnya Gabbro, Basalt
4. Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan
SiO2 < 30%
SEBAGAI AKIBAT DARI TINGKAT / DERAJAT
PENDINGINAN DAN PEMBEKUAAN MAGMA

TEKSTUR BATUAN

AFANITIK PORFIRITIK FANERIK


(Halus) (Kasar)

PENDINGINAN CEPAT PADA AWALNYA PENDINGINAN LAMBAT


LAMBAT KEMUDIAN
MENCAPAI CEPAT
PERMUKAAN / DIDALAM KERAK
DALAM AIR DIBAWAH PERMUKAAN
Batuan beku berdasarkan kandungan mineral utama dan minor mineral
GRANITIS ANDESITIS BASALTIS ULTRAMAFIS

Intrusive Granite Diorite Gabro Peridotite

Extrusive Rhyolite Andesite Basalt

Komposisi Kuarsa, K-Feldspar Intermediate Plagioclase Ca-Plagiclase Olivine


Mineral Na-Plagioclase Amphibol, Biotite Pyroxene Pyroxene
Utama

Mineral Muscovite, Biotite Pyroxene Olivine Ca-Plagioclase


Sedikit Amphibole Amphibole (Anorthite)

Asam Basa
Sedimentary Rock
• Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di
permukaan bumi (di daratan ataupun lautan), yang telah
mengalami proses pengangkutan (transportasi) dari satu
tempat (kawasan) ke tempat lainnya. Air dan angin
merupakan agen pengangkut yang utama. Sedimen ini apabila
mengeras (membatu) akan menjadi batuan sedimen. Ilmu
yang mempelajari batuan sedimen disebut dengan
sedimentologi.
• Sedimentary Rock (Batuan Sedimen), terbentuk karena
endapan (sedimen) dari hasil erosi material-material batuan,
organik, kimia dan terkompaksi serta tersementasi (litifikasi).
• Batuan asal batuan sedimen dapat berupa batuan beku,
metamorf ataupun batuan sedimen itu sendiri.
• Tenaga pembentuk sedimen adalah : air, angin, es.
• Bahan sedimen yang mengeras disebut batuan sedimen
• Secara umumnya, sedimen atau batuan sedimen terbentuk
dengan dua cara, yaitu:
• Batuan sedimen yang terbentuk dalam cekungan pengendapan atau
dengan kata lain tidak mengalami proses pengangkutan. Sedimen ini
dikenal sebagai sedimen autochthonous. Yang termasuk dalam
kelompok batuan autochhonous antara lain adalah batuan evaporit
(halit) dan batugamping.
• Batuan sedimen yang mengalami proses transportasi, atau dengan kata
lain, sedimen yang berasal dari luar cekungan yang ditransport dan
diendapkan di dalam cekungan. Sedimen ini dikenal dengan sedimen
allochthonous. Yang termasuk dalam kelompok sedimen ini adalah
Batupasir, Konglomerat, Breksi, Batuan Epiklastik.
Berdasarkan cara dan proses pembentukkannya, batuan sedimen terbagi
mjd :
• Klastik. Batuan sedimen klastik merupakan batuan yang berasal dari suatu
tempat yang kemudian tertransportasi dan diendapkan pada suatu cekungan.
Contoh: a). Konglomerat atau Breksi; b). Batupasir; c). Batulanau; d). Lempung
• Sedimen kimiawi/biokimia Batuan sedimen kimiawi / biokimia adalah batuan
hasil pengendapan dari proses kimiawi suatu larutan, atau organisme
bercangkang atau yang mengandung mineral silika atau fosfat. Batuan yang
termasuk dalam kumpulan ini adalah: a). Evaporit ; b). Batuan sedimen
karbonat (batugamping dan dolomit) ; c). Batuan sedimen bersilika (rijang) ; d).
Endapan organik (batubara)
• Batuan volkanoklastik Batuan volkanoklastik yang berasal daripada aktivitas
gunungapi. Debu dari aktivitas gunungapi ini akan terendapkan seperti sedimen
yang lain. Adapun kelompok batuan volkanoklastik adalah: Batupasir tufa dan
Aglomerat
• Ciri-ciri batuan sedimen adalah:
(1). Berlapis (stratification),

(2) Mengandung fosil,

(3) Memiliki struktur sedimen,

(4). Tersusun dari fragmen butiran hasil transportasi.


BATUAN SEDIMEN KLASTIK
Tekstur Ukuran Butir Komposisi Nama Batuan

Klastik Gravel > 2 mm Fragmen batuan membundar Konglomerat

Fragmen batuan menyudut Breksi

1/16 - 2 mm Mineral kuarsa dominan Batupasir Kuarsa

Kuarsa dan felspar Batupasir Arkose

Kuarsa, felspar, lempung dan Batupasir Graywacke


fragmen batuan

< 1/256 mm Laminasi Serpih

masif Lempung
A. Batuan Sedimen Evaporit
• Batuan evaporit atau sedimen evaporit terbentuk sebagai hasil proses
penguapan (evaporation) air laut. Proses penguapan air laut menjadi
uap mengakibatkan tertinggalnya bahan kimia yang pada akhirnya
akan menghablur apabila hampir semua kandungan air manjadi uap.
Proses pembentukan garam dilakukan dengan cara ini. Proses
penguapan ini memerlukan sinar matahari yang cukup lama.
• Batuan garam (Rock salt) yang berupa halite (NaCl).
• Batuan gipsum (Rock gypsum) yang berupa gypsum (CaSO4.2H20)
B. Batuan Sedimen Karbonat
• Batuan sedimen karbonat terbentuk dari hasil proses kimiawi,
dan juga proses biokimia. Kelompok batuan karbonat antara lain
adalah batugamping dan dolomit.
• Mineral utama pembentuk batuan karbonat adalah:
• Kalsit (Calcite) (CaCO3)
• Dolomit (Dolomite) (CaMg(CO3)2)
C. Batuan Organik
Endapan organik terdiri daripada kumpulan material organik
yang akhirnya mengeras menjadi batu. Contoh yang paling baik
adalah batubara. Serpihan daun dan batang tumbuhan yang
tebal dalam suatu cekungan (biasanya dikaitkan dengan
lingkungan daratan), apabila mengalami tekanan yang tinggi
akan termampatkan, dan akhirnya berubah menjadi bahan
hidrokarbon batubara.
Metamorphic Rock
Metamorphic Rock (Batuan Metamorf), terbentuk hasil
ubahan/alterasi dari mineral dan batuan lain karena
pengaruh tekanan dan temperatur. Tekanan dan
temperatur yang mempengaruhi pembentukan batuan
ini sangat tinggi dari pada pembentukan batuan beku
dan sedimen sehingga mengubah mineral asal menjadi
mineral lain.
• Metamorphic Rock is formed when rocky material experiences intense
heat and pressure in the crust of the earth.
• Through the metamorphic process, both igneous rocks and sedimentary
rocks can change into metamorphic rocks, and a metamorphic rock can
change into another type of metamorphic rock.
• Heat and pressure do not change the chemical makeup of the parent
rocks but they do change the mineral structure and physical properties
of those rocks.
Batuan metamorf diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelas atas
dasar derajat metamorfosanya, yaitu: (1). Batuan
metamorfosa derajat rendah
(2). Batuan metamorfosa derjat menengah,
(3). Batuan metamorf derajat tinggi.
Lingkungan Derajat Rendah (200°C) Derajat Tinggi (800°C)
Komposisi Chlorite
Mineral
Muscovite (Mica)
Biotite (Mica)
Garnet
Staurolite
Sillimanite
Quartz
Feldspar
Tipe Batuan Filit Slate Schist Gneiss

Anda mungkin juga menyukai