Anda di halaman 1dari 71

OBAT-OBAT SISTEM SYARAF

PUSAT

Sri Marfuati, S.Farm, M,Farm, Apt


Bag. Farmakologi Universitas Swadaya Guning jati
Cirebon
2018
ANALGETIKA

PENDAHULUAN
• Nyeri = perasaan tidak menyenangkan yang
disampaikan ke otak terkait dengan adanya kerusakan
jaringan baik potensial maupun aktual
• Bersifat subyektif & emosional
JENIS NYERI
Berdasarkan Durasinya
Berdasarkan durasinya :
• Nyeri akut
• Nyeri kronis

Berdasarkan
Berdasarkan Asalnya
asalnya :
• Nyeri nosiseptif
▫ Nyeri perifer/somatic– kulit, tulang, sendi, otot, dll – nyeri terlokalisasi
▫ Nyeri visceral – dari organ internal seperti pankreas dan usus besar - lebih
dalam, lebih sulit dilokalisasi letaknya
• Nyeri neuropatik

Berdasarkan Intensitasnya
Berdasarkan intensitasnya :
• Mild pain
• Moderate pain
• Severe pain
MEKANISME NYERI
NOSISEPTIF

1. Stimulasi
2. Transmisi
3. Persepsi nyeri
4. Modulasi
GEJALA DAN TANDA
• Nyeri bisa berupa nyeri tajam, tumpul, rasa terbakar
• Nyeri bisa bervariasi tergantung intensitas dan lokasinya
• Nyeri bersifat subyektif

• Nyeri akut dapat menyebabkan hipertensi, takikardia, mydriasis,


tetapi tidak selalu ada.
• Nyeri neuropati biasanya bersifat kronik, dan sukar untuk diobati
dengan analgesik biasa.
VISUAL
ANALOG
SCALE
TUJUAN PENATALAKSANAAN NYERI
1. Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
2. Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi nyeri
kronik yang persisten
3. Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat adanya
nyeri
4. Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan
kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas hidup sehari-
hari
STRATEGI TERAPI

• Terapi Non Farmakologi


• Terapi stimulasi : TENS (Transcutaneous Electrical
Nerve Stimulation) --- untuk nyeri akut da kronik
misalnya pada pembedahan, traumatik, neuropati, dll
• Psikologis : misalnya relaksasi

• Terapi Farmakologi
• Analgesik : Opiat dan Non Opiat
PRINSIP PENGOBATAN
• Pengobatan nyeri harus dimulai dari anlagesik yang
paling ringan sampai ke analgesik yang paling kuat.

• NSAID
• Opiat lemah
• Opiat kuat
• (dapat ditambahkan adjuvan seperti antidepresan,
antikonvulsan, dll ---- tergantung kebutuhan
individual)
Step 1: Nyeri ringan-sedang
Obat non opiat dan adjuvant
NSAID /asetaminofen
Terapi adjuvinan dapat digunakan sendiri atau kombinasi dengan
non opiat, contoh : Antidepresan trisiklik, antikonvulsan, plester
lidokain 5%, Capcaisin.
Step 2: Nyeri moderat sampai berat moderat.
Agen opiat seperti : kodein,hidrokodon,propoxiphen.
Sering dikombinasi dengan asetaminofen atau NSAID
Tramadol agen atipikal baru yang metabolitnya (o-demetil tramadol)
Dapat mengikat reseptor opiat dan memiliki karakteristik non opiat
Yaitu sedikit menghambat reuptake NE dan serotonin.
Step 3: Nyeri moderat sampai berat
Morfin, oksikodon, fetanil, dan hidromorfin
PENATALAKSANAAN NYERI NEUROPATI

• Hampir sebagian besar nyeri neuropati tidak berespon


thd NSAID dan analgesik opioid
• Terapi utamanya adalah : antidepresan trisiklik (TCA’s),
antikonvulsan, dan anestetik sistemik lokal
• Contoh obat yang dapat digunakan : Pregabalin,
Gabapentin, Fenitoin, Carbamazepin
ANALGESIK NON-OPIAT
• Analgesik yang digunakan dimulai dari analgesik yang efektif
dengan efek samping yang ringan.
• Asetaminofen, Aspirin, dan NSAID biasanya digunakan untuk
treatment mild-moderate
• Parasetamol • Asam propionat
• Salisilat • Ibuprofen
• Aspirin • Ketoprofen
• Diflunisal • Naproksen
• Salisilamid
• Asam pirolizin karboksilat
• Fenamat
• Ketorolak
• Meklofenamat
• Inhibitor COX-2
• Asam Mefenamat
• Celecoxib
• Na diklofenak
• Antalgin • Valdecoxib
PARASETAMOL
• Memiliki khasiat analgetik dan antipiretik
• Menghambat pembentukan prostaglandin secara sentral, dan
tidak di jaringan sehingga tidak berefek sebagai antiinflamasi
• Tidak memiliki efek antiplatelet
• ES ringan dan jarang, tidak menyebabkan gangguan
lambung
• Pada dosis besar (>6 gr) dapat menyebabkan kerusakan hati
• Pilihan yang aman untuk ibu hamil/ menyusui
ASETOSAL (ASPIRIN)

• Punya efek analgetik, antipiretik, antiinflamasi


• Juga efek antiplatelet, sehingga dapat mencegah pembekuan
darah
• Bersifat asam ----- mudah mengiritasi lambung
• Dapat menyebabkan Reye’s Syndrome (gangguan pada sistem
hepatik dan SSP), sehingga sebaiknya tidak digunakan pada
anak2 kurang dari 12 tahun
• Hati-hati pada pasien yg alergi thd aspirin
KONSEP ENZIM COX Golongan Coxib :
• Celecoxib
• Rofecoxib
• Valdecoxib
• dll
ANALGESIK OPIAT

• Agonis seperti morfin • Agonis seperti metadon


• Morfin • Metadon
• Kodein • Propoksifen
• Hidromorfin • Antagonis
• Oksikodon • Nalokson
• Agonis seperti meperidin • Analgesik sentral
• Meperidin • Tramadol
• Fentanil
MEKANISME OPIAT
• Bekerja pada reseptor opiat di SSP ----- reseptor yang
memodulasi transmisi nyeri ----- menurunkan persepsi nyeri
• Reseptor opiat ada 3 :
• Reseptor µ (mu) : berperan dalam analgesia supraspinal,
depresi respirasi, euforia, dan ketergantungan
• Reseptor к (kappa) : berperan dalam analgesia spinal,
miosis, sedasi
• Reseptor δ (delta) : disforia, halusinasi, stimulasi pusat
vasomotor
MAJOR ADVERSE EFFECT OPIOID
BAGAIMANA PEMILIHAN OBAT ?

• Tergantung dari intensitas nyeri


• Memperhatikan kondisi pasien (riwayat penyakit,
kontraindikasi, alergi)
GUIDELINE ACUTE PAIN
2. ANTIEMETIKA

Rangsangan dari asam lambung-usus ke


pusat muntah karena adanya kerusakan
mukosa lambung-usus; makanan yang
tidak cocok

Rangsangan tidak langsung melalui


Rangsangan melalui chemo reseptor trigger one (CTZ)
kulit korteks (cortex yaitu suatu daerah yang letaknya
cerebri) dengan berdekatan dengan pusat muntah
melihat, membau, obat-obatan (seperti tetrasiklin,
merasakan sesuatu digoksin, estrogen, morfin dll),
yang tidak gangguan keseimbangan dalam
menyenangkan labirin, gangguan metabolisme
(seperti asidosis, uremia, tidak
stabilnya hormon estrogen pada
wanita hamil)
GOLONGAN OBAT
ANTIEMETIKA

1. ANTIHISTAMIN :
Klorfenoksamin
Dimenhidrinat
Meklozin 2. FENOTIAZIN :
Klopromazin HCl
Prometazin

4. ANTASIDA
3. LAIN-LAIN:
Vitamin B6
Domperidon
ANTIEMETIK
3. ANTI EPILEPSI

SASARAN TERAPI
• Mengontrol supaya tdk terjadi kejang :
a. menghambat transmisi NT eksitatori
b. memacu transmisi NT inhibitori
c. menghambat influk Ca ke dlm neuron
• Mengeliminasi adverse effect of drug
PRINSIP UMUM TERAPI EPILEPSI
• Monoterapi lebih baik daripada politerapi
• Hindari atau minimalkan penggunaan antiepilepsi
sedatif, krn dapat menimbulkan toleransi
• Jika mungkin mulai terapi dgn 1 epilepsi non sedatif,
jika gagal baru diberi sedative atau politerapi
• Mulai dgn dosis terkecil
• Adanya variasi individual thdp respon obat, perlu
pemantauan scr ketat
• Jika obat gagal mencapai terapi, dihentikan dgn pelan2
• Lakukan monitoring kadar obat dlm darah
STRATEGI TERAPI
• Mencegah atau menurunkan lepasnya muatan
listrik syaraf yg berlebihan
- melalui perubahan pd kanal ion
- mengatur ketersediaan neurotransmiter
• Mengurangi penyebaran pacuan dr focus
serangan & mencegah cetusan serta putusnya
fungsi agregasi normal neuron
TATALAKSANA TERAPI
Berdasarkan mekanisme aksinya, obat epilepsi :
• Obat yg meningkatkan transmisi inhibitory GABAergik
a. agonis GABA
meningkatkan transmisi inhibitori dg mengaktifkan
kerja reseptor GABA
mengaktifkan kanal Cl
contoh : benzodiazepin, barbiturat
b. menghambat GABA transaminase
menghambat degradasi GABA shg konsentrasi GABA
meningkat
TATALAKSANA TERAPI
Berdasarkan mekanisme aksinya, obat epilepsi :
• Obat yg meningkatkan inaktivasi kanal Na
inaktivasi kanal Na ~ menurunkan kemampuan neuron
utk menghantar muatan listrik (fenitoin, karbamazepin,
lamotrigin, okskarbazepin, valproat)
• Menurunkan nilai ambang rendah arus ion Ca (tipe T)
- dengan menurunkan arus ion Ca
contoh : Etoksusimid (menghambat kanal Ca shg Ca
tdk bisa masuk ke neuron)
Pilihan obat utk epilepsi

Tonik-klonik absence myoclonic, Kejang parsial


atonic

Drug of Valproat Etoksusinid Valproat Karbamazepin


choice Karbamazepin Valproat Fenitoin
Fenitoin Valproat

alternatif Lamotrigin Clonazepam Clonazepam Lamotrigin


Topiramat Lamotrigin Lamotrigin Gabapentin
Primidon Topiramat Topiramat
fenobarbital Felbamat Tiagabin
Primidon
fenobarbital
TERAPI PADA STATUS EPILEPTIKUS
• Status epileptikus adalah kejang yg terjadi selama 5
menit atau lebih, atau kejang 2 kali/lebih tanpa
pemulihan kesadaran diantara 2 kejadian tsb
• Frekuensi serangan tinggi, jeda waktu antar serangan
sempit
• Merupakan kondisi darurat yg memerlukan pengobatan
yg tepat utk meminimalkan kerusakan permanent
maupun kematian
• Selama status epileptikus, harus diberikan suplemen
oksigen, dimonitor kemungkinan hipertermia
MACAM OBAT EPILEPSI BERDASARKAN
MEKANISME :

• Meningkatkan transmisi inhibitory GABAergik sehingga memacu


aktivitas GABA
a. Agonis GABA, bekerja di sisi modulator dr reseptor GABA
(meningkatkan aksi GABA)
Contoh : fenobarbital, barbiturat, benzodiazepin
b. penghambat GABA transaminase ~ menghambat peruraian GABA
mjd succinic semialdehid, shg jml GABA di celah sinaptik tetap
tinggi
c. Penghambat GABA transporter ~ reuptake GABA dihambat
MACAM OBAT EPILEPSI BERDASARKAN
MEKANISME :
• Menurunkan nilai ambang rendah arus ion CA (tipe T)
yaitu dgn menurunkan arus ion Ca.
contoh : etoksusinid, valproat
• Menginaktivasi kanal Na sehingga menghambat
penyebaran impuls
first choice : valproat, carbamazepin, fenitoin
alternatif : lamotrigin
4.ANTI DEPRESI
SASARAN TERAPI
• Aspek organobiologik disesuaikan dengan
kelainan medis internis dan somatis
• Aspek psiko edukatif melakukan edukasi
terhadap pasien tentang pendapat pasien yang
salah , memberi pengertian dan keyakinan
• Aspek sosio kultural dengan memperbaiki
kondisi sosio ekonomi , kesulitan yang dialami,
penyesuaian dengan lingkungan.
TERAPI
1. Serotonin CAMPURAN dan norepinefrin reuptake inhibitor
TCA mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan memblokir
mereka reuptake.
Namun, potensi dan selektivitas TCA untuk
penghambatan reuptake NE dan 5-HT sangat bervariasi di
antara
agen. TCA mempengaruhi sistem reseptor lain termasuk
kolinergik, neurologis, dan sistem kardiovaskular, yang
merugikan
peristiwa dilaporkan sering selama terapi TCA.
• Venlafaxine menghambat reuptake 5-HT pada dosis rendah,
dengan tambahan NE
reuptake pada dosis yang lebih tinggi, oleh karena itu
disebut sebagai serotonin-norepinefrin reuptake inhibitor
(SNRI).
Duloxetine juga merupakan SNRI dengan kedua 5HT dan
NE reuptake penghambatan di semua dosis. Beberapa studi
menunjukkan
bahwa SNRIs dapat dikaitkan dengan tingkat yang lebih
tinggi respon dan remisi daripada antidepresan lain, namun,
sebagian besar penelitian ini melibatkan venlafaxine dan
tidak semua studi mendukung kesimpulan ini.
2. Selective serotonin reuptake inhibitor
Kemanjuran selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) lebih
unggul dengan plasebo dan dapat dibandingkan dengan
kelas-kelas lain antidepresan
dalam mengobati pasien dengan depresi berat.

SSRI umumnya dipilih sebagai antidepresan lini pertama


karena keselamatan mereka di overdosis dan peningkatan
tolerabilitas.
3. TRIAZOLOPYRIDINES
Trazodone dan nefazodone memiliki tindakan ganda pada neuron
serotonergik, berperan sebagai 5-HT antagonis reseptor dan 5-HT
reuptake inhibitor a. Mereka juga dapat meningkatkan 5-HT-dimediasi
neurotransmisi.
Trazodone blok reseptor adrenergik dan histaminergic
menyebabkan efek samping meningkat (misalnya, pusing dan sedasi)
yang membatasi penggunaannya sebagai antidepresan.
Penggunaan nefazodone sebagai antidepresan telah menurun serta
setelah laporan toksisitas hati mulai muncul.
The disetujui FDA nefazodone pelabelan termasuk kotak hitam
peringatan menggambarkan kasus yang jarang terjadi gagal hati.
Para triazolopyridines adalah agen efektif dalam mengobati depresi berat,
namun keduanya membawa risiko yang membatasi kegunaan mereka
sebagai antidepresan
4. MINOKETONE
Bupropion tidak memiliki efek yang cukup besar pada
reuptake 5-HT, di mana sebagai memiliki reuptake properti
baik di NE dan DA reuptake pompa.

Ini sifat farmakologis membuat bupropion


unik di antara semua antidepresan yang tersedia saat ini.
5. MONOAMINE OXIDASE
INHIBITOR
MAOIs meningkatkan konsentrasi NE, 5-HT, dan DA dalam
sinaps saraf melalui penghambatan enzim MAO.
Studi telah menunjukkan bahwa mirip dengan TCA, terapi kronis
menyebabkan perubahan dalam sensitivitas reseptor (yaitu, downregulation
ß-adrenergik, a-adrenergik, dan reseptor serotonergik).

Para MAOIs phenelzine dan tranylcypromine yang nonselektif


inhibitor MAO-A dan MAO-B. Baru-baru ini, sebuah transdermal selegiline
Patch telah disetujui oleh FDA untuk pengobatan depresi
gangguan yang memungkinkan penghambatan MAO-A dan MAO-B di otak,
namun
telah mengurangi efek pada MAOA dalam usus
• DA: dopamine
• DSM-IV-TR: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders,
• 4th ed., Text Revision
• ECT: electroconvulsive therapy
• 5-HT: serotonin
• HAMD: Hamilton Depression scale
• MAOI: monoamine oxidase inhibitor
• NE: norepinephrine
• NIH: National Institutes of Health
• REM: rapid eye movement
• SNRI: serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor
• SSRI: serotonin-selective reuptake inhibitor
• STAR* D: Sequenced Treatment Alternatives to Relieve Depression
• TCA: tricyclic antidepressant
• TRD: treatment-resistant depression
5.ANESTESI

• Kata anestesi berasal dari bahasa yunani yang berarti


keadaan tanpa rasa sakit.
• Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu anestesi
lokal dan anestesi umum. Pada anestesi lokal hilangnya
rasa sakit tanpa disertai hilangnya kesadaran, sedangkan
pada anestesi umum hilangnya rasa sakit disertai
hilangnya kesadaran.
ANESTESI UMUM

• Anestesi umum adalah tindakan menghilangkan rasa


nyeri/sakit secara sentral disertai hilangnya kesadaran
dan dapat pulih kembali (reversible). Komponen trias
anestesi ideal terdiri dari hipnotik, analgesik, dan
realksasi otot.
CARA PEMBERIAN ANESTESI UMUM:
• Parenteral (intramuskular/intravena). Digunakan untuk tindakan
yang singkat atau induksi anestesi. Umumnya diberikan
Tiopental, namun pada kasus tertentu dapat digunakan ketamin,
diazepam, dll. Untuk tindakan yang lama anestesi parenteral
dikombinasikan dengan cara lain.
• Perektal. Dapat dipakai pada anak untuk induksi anestesi atau
tindakan singkat.
• Anestesi inhalasi, yaitu anestesi dengan menggunakan gas atau
cairan anestesi yang mudah menguap sebagai zat anestesi
melalui udara pernafasan. Zat anestetik yang digunakan berupa
campuran gas (dengan O2) dan konsentrasi zat anestetik
tersebut tergantung dari tekanan parsialnya. Tekanan parsial
dalam jaringan otak akan menentukan kekuatan daya anestesi,
zat anestetik tersebut dikatakan bila dengan tekanan parsial
yang rendah sudah dapat memberikan annestesi yang adekuat.
ANESTESI LOKAL
Merupakan tindakan menghilangkan nyeri/sakit secara lokal tanpa disertai
hilangnya kesadaran.
Pemberian anestetik lokal dapat dengan teknik:
• Anestesi permukaan, yaitu pengolesan atau penyemprotan analgetik lokal
diatas selaput mukosa seperti mata, hidung atau faring.
• Anestesi infiltrasi, yaitu penyuntikan larutan analgetik lokal langsung diarahkan
di sekitar tempat lesi, luka atau insisi. Cara infiltrasi yang sering digunakan
adalah blokade lingkar dan obat disuntikkan intradermal atau subkutan.
• Anestesi blok, yaitu penyuntikan analgetik lokal langsung ke saraf utama atau
pleksus saraf.
• Analgesi regional intravena, yaitu penyuntikan larutan analgetik lokal intravena.
OBAT PREMEDIKASI
Pemberian obat premedikasi bertujuan:
a) Menimbulkan rasa nyaman pada pasien (menghilangkan
kekhawatiran, memberikan ketenangan, membuat amnesia,
memberikan analgesi)
b) Memudahkan/memperlancar induksi, rumatan, dan sadar dari
anestesi
c) Mengurangi jumlah obat-obatan anestesi
d) Mengurangi timbulnya hipersalivasi, bradikardi, mual, dan muntah
pasca anestesi
e) Mengurangi stress fisiologis (takikardia, nafas cepat, dll)
f) Mengurangi keasaman lambung
OBAT-OBAT YANG DAPAT DIBERIKAN SEBAGAI
PREMEDIKASI PADA TINDAKAN ANESTESI

• Morfin
Dosis premedikasi dewasa 5-10 mg (0,1-0,2 mg/kgBB)
intramuskular. Diberikan untuk mengurangi kecemasan dan
ketegangan pasien menjelang operasi, dan agar anestesi berjalan
dengan tenag dan dalam.
• Petidin
Dosis premedikasi dewasa 50-75 mg (1-1,5 mg/kgBB) intravena.
Diberikan untuk menekan tekanan darah dan pernafasan serta
merangsang otot polos.
B. BARBITURAT

Pentobarbital dan Sekobarbital


• Diberikan untuk menimbulkan sedasi. Dosis dewasa 100-
200 mg, pada anak dan bayi 1 mg/kgBB secara oral atau
intramuskular.
• Keuntungannya adalah masa pemulihan tidak
diperpanjang dan kurang menimbulkan reaksi yang tidak
diinginkan. Yang mudah didapat adalah fenobarbital
dengan efek depresan yang lemah terhadap pernafasan
dan sirkulasi serta jarang menyebabkan mual dan
muntah.
C. ANTIKOLINERGIK

Atropin
• Diberikan untuk mencegah hipersekresi kelenjar ludah
dan bronkus selama 90 menit. Dosis 0,4-0,6 mg
intramuskular bekerja setelah 10-15 menit.
D. OBAT PENENANG
(TRANSQUILLIZER)

Diazepam
• Diazepam (valium®) merupakan golongan benzodiazepin.
Pemberian dosis rendah bersifat sedatif sedangkan dosis
besar hipnotik.
• Dosis premedikasi dewasa 10 mg intramuskular atau 5-
10 mg oral (0,2-0,5 mg/kgBB) dengan dosis maksimal 15
mg. Dosis sedasi pada analgesi regional 5-10 mg (0,04-
0,2 mg/kgBB) intravena. Dosis induksi 0,2-1 mg/kgBB
intravena.
OBAT ANESTESI INHALASI

Dinitrogen Oksida (N2O/ gas gelak)


• N2O merupakan gas yang tidak berwarna, berbau manis, tidak
iritatif, tidak berasa, lebih berat dari pada udara, tidak mudah
terbakar/meledak dan tidak bereaksi dengan soda lime absorber
(pengikat CO2). Penggunaan dalam anestesi umumnya dipakai
dalam kombinasi N2O:O2 yaitu 60%:40%, 70%:30%, dan
50%:50%. Dosis untuk mendapatkan efek analgesik digunakan
dengan perbandingan 20%;80%, untuk induksi 80%:20%, dan
pemeliharaan 70%:30%.
Halotan
• Halotan merupakan cairan tidak berwarna, berbau enek, tidak
iritatif, mudah menguap, tidak mudah terbakar/meledak, tidak
bereaksi dengan soda lime, dan mudah diuraikan cahaya. Halotan
merupakan obat anestetik dengan kekuatan 4-5 kali eter atai 2 kali
kloroform. Keuntungan penggunaan halotan adalah induksi cepat
dan lancar, tidak mengiritasi jalan nafas, bronkodilatasi, pemulihan
cepat, proteksi terhadap syok, jarang menyebabkan mual/muntah.
Kerugiannya adalah sangat poten, relatif terjadi over dosis,
analgesi dan relaksasi yang kurang, harus dikombinasika dengan
obat analgetik dan relaksan, harga mahal,menimbulkan hipotensi,
aritmia, dll.
Etil Klorida
• Merupakan cairan tidak berwarna, sangat mudah
menguap, dan mudah terbakar. Anestesi dengan etil
klorida cepat terjadi namun cepat hilang. Induksi dapat
dicapai dalam 0,5-2 menit dengan waktu pemulihan 2-3
menit sesudah pemberian anestesi dihentikan. Etil klorida
sudah tidak dianjurkan digunakn sebagai anestesi umum.
Sebagai anestesi lokal etil klorida digunakan dengan cara
disemprotkan pada kulit sampai beku.
Eter (Dietil Eter)

• Merupakan cairan tidak berwarna, mudah menguap, berbau kkhas,


mengiritasi saluran napas, mudah terbakar/meledak, tidak
bereaksi dengan soda lime absorber, dan dapat terurai oleh udara
serta cahaya. Eter merupakan obat anestesi yang sangat kuat
sehingga pasien dapat memasuki tiap tingkat anestesi.
Keuntungan penggunaan eter adalah mudah didapat dan murah,
tidak perlu digunakan bersama-sama dengan obat-obat lain karena
telah memenuhi trias anestesi, cukup aman dengan batas
keamanan yang lebar, dal alat yang digunakan cukup sederhana.
Kerugiannya adalah mudah terbakar/meledak, bau tidak enak,
mengiritasi jalan napas, menimbulkan hipersekresi kelenjar ludah,
menyebabkan mual dan muntah serta masa pemulihannya cepat.
Jumlah eter yang dibutuhkan tergantung dari berat badan dan
kondisi pasien, kebutuhan dalamnya anestesi dan teknik yang
digunakan.
Enfluran (ethran)
• Merupakan obat anestetik eter berhalogen berbentuk cairan,
mudah menguap, tidak mudah terbakar, tidak bereaksi dengan
soda lime. Induksi dengan enfluran cepat dan lancar. Oabt ini
jarang menimbulkan mualdan muntah serta masa pemulihannya
cepat.
Isofluran (forane)
• Merupakan eter berhalogen, berbau tajam dan tidak mudah
terbakar. Keuntungan penggunaan isofluran adalah irama jantung
stabil dan tidak terangsang oleh adrenalin serta induksi dan masa
pulih anestesi cepat.
Sevofluran
• Obat anestesi ini merupakan turunan eter berhalogen yang paling
disukai untuk induksi inhalasi, induksinya enak dan cepat terutama
pada anak.
OBAT ANESTESI INTRAVENA

• Natrium Tiopental (tiopental,pentotal)


Tiopental berupa bubuk kuning yang bila akan digunakan
dilarutkan dalam air menjadi larutan 2,5% atau 5%. Indikasi
pemberian tiopental adalah induksi anestesi umum,
operasi/tindakan yang singkat(reposisi fraktur, insisi, jahit luka,
dilatasi serviks, dan kuretase), sedasi pada analgesi regional, dan
untuk mengatasi kejang-kejang eklampsia atau epilepsi. Kontra
indikasinya adalah status asmatikus, syok, anemia, disfungsi
hepar, asma bronkial, miastenia gravis dan riwayat alergi terhadap
tiopental. Keuntungan penggunaan tiopental adalah induksi mudah
dan cepat, tidak ada delirium, masa pemulihan cepat, tidak ada
iritasi mukosa jalan napas. Sedangkan kerugiannya adalah dapat
menyebabkan depresi pernapasan, depresi kardiovaskuler,
cenderung menyebabkan spasme laring, relaksasi otot perut
kurang dan bukan analgetik.
• Ketamin
Ketamin adalah suatu rapid acting nonbarbiturat general anaesthetic. Indikasi
pemakaian ketamin adalah prosedur dengan pengendalian jalan napas yang
sulit, prosedur diagnosis, tindakan ortopedi, pasien resiko tinggi, tindakan
operasi sibuk, dan asma. Kontra indikasinya adalah tekanan sistolik 160 mmHg
dan diastolik 100 mmHg, riwayat penyakit serebrovaskular, dan gagal jantung.
• Droperidol (dehidrobenzperidol, droleptan)
Droperidol adalah turunan buturofenon dan merupakan antagonis reseptor
dopamin. Obat ini digunakan sebagai premedikasi (antiemetik yang baik) dan
sedasi pada anestesi regional. Obat anestetik ini juga dapat digunakan untuk
membantu prosedur intubasi, bronkoskopi, esofagoskopi, dan gastroskopi.
Droperidol dapat menimbulkan reaksi ekstrapiramidal yang dapat diatasi
dengan pemberian diphenhidramin.
• Diprivan (diisopropil fenol, propofol)
Propofol adalah campuran 1% obat dalm air dan emulsi berisi 10% minyak
kedelai, 2,25% gliserol, dan lesitin telur. Propofol menghambat transmisi neuron
yang dihantarkan oleh GABA.
OBAT ANESTESI REGIONAL/LOKAL

• Obat anestesi regional/lokal adalah obat yang


menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal.
Anertesi lokal idealnya adalah yang tidak mengiritasi atau
merusak jaringan secara permanen, batas keamanan
lebar, mula kerja singkat, masa kerja cukup lama, larut
dalam air, stabil dalam larutan, dapat disterilkan tanpa
mengalami perubahan, dan efeknya reversible.
OBAT ANESTESI LOKAL

• Lidokain
Lidokain (lignikaon,xylocain) adalah anestetik lokal kuat
yang digunakan secara topikal dan suntikan. Efek
anestesi terjadi lebih cepat, kuat, dan ekstensif
dibandingkan prokain.
• Bupivakain
Bupivakain adalah anestetik golongan amida dengan
mula kerja lambat dan masa kerja panjang.

Anda mungkin juga menyukai