Anda di halaman 1dari 55

PROGRAM UJI COBA DISTURBING CALL

DALAM RANGKA MENINGKATKAN ANGKA


KUNJUNGAN WARGA LANSIA RT 25
KELURAHAN TELUK LERONG ILIR UNTUK
DILAKUKAN SCREENING SESUAI SPM

Oleh : Marini Tandarto


Latar Belakang

 Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
 Setiap pelayanan yang diberikan oleh puskesmas
memiliki standar pelayanan minimal yang mengacu
pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
Standar Pelayanan Minimal di
Puskesmas Pasundan

 pelayanan kesehatan ibu hamil (94,04%)


 pelayanan kesehatan ibu bersalin (98,11%),
 pelayanan kesehatan bayi baru lahir (5,02%)
 pelayanan kesehatan balita (belum ada data)
 pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar (belum
ada data)
 pelayanan kesehatan pada usia produktif (0%)
Standar Pelayanan Minimal di
Puskesmas Pasundan

 pelayanan kesehatan pada usia lanjut (0%)


 pelayanan kesehatan penderita hipertensi (41,15%)
 pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus (tidak ada
data)
 pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat
(55%)
 pelayanan kesehatan orang dengan TB (97%)
 pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV
(100%)
USG

No. Permasalahan Urgency Seriousnes Growth Jumlah


s
1 Pelayanan Kesehatan Usia 2 5 4 11
Lanjut 0%
2 Pelayanan Kesehatan Usia 2 4 4 10
Produktif 0%

3 Pelayanan DM (tidak ada 2 4 3 9


data)
4 Pelayanan HT 41,2% 2 4 3 9
5 Pelayanan ODGJB 55% 2 3 3 8
Poslansia wilayah kerja Puskesmas
Pasundan dengan angka kunjungan
terendah

 Poslansia D’Terong (4%)


 Poslansia Tanjung (7%)
 Poslansia Cendrawasih (13%)
 Poslansia Cempaka Jawa (21%)
 Poslansia Mutiara (24%)
 Poslansia Merapi (44%)
Fishbone

Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

Method Man Material Money Environment

Data
Tenaga yang
Dana Masyarakat belum
skrining sarana dan Tersedia
belum terlatih prasarana memahami dan
kesehatan belum memiliki
tidak untuk tersedia
melakukan kesadaran serta
lengkap pengetahuan
skrining
mengenai hal ini
SOP
Tercantum
dalam SPM
 Hal ini menjadi masalah yang membuat penulis menarik
untuk merumuskannya dan melakukan uji coba / penerapan
Program Disturbing Call dalam rangka meningkatan
presentase kunjungan lansia diwilayah kerja Poslansia
Cendrawasih Puskesmas Pasundan, dikarenakan Polansia
Tanjung dan Poslansia D’terong berhalangan untuk dilakukan
penelitian ini
Rumusan Masalah

 Bagaimana gambaran peningkatan kunjungan lansia


RT 25 Teluk Lerong Ilir di wilayah kerja pelayanan
lansia Puskesmas Pasundan setelah adanya program
uji coba Disturbing Call?
Tujuan Penelitian

 Untuk mengetahui gambaran peningkatan kunjungan


lansia RT 25 Teluk Lerong Ilir di wilayah kerja
pelayanan lansia Puskesmas Pasundan setelah adanya
program uji coba Disturbing Call.
Manfaat Bagi Puskesmas

 Membantu Puskesmas meningkatkan jumlah kunjungan


dalam rangka memenuhi target sesuai SPM.
 Membantu mempermudah deteksi dini penyakit-penyakit
pada lansia sehingga dapat mencegah komplikasi dan
pengeluaran berlebih dalam menanggulangi penyakit-
penyakit pada peserta usia lanjut.
 Membantu melengkapi data lansia yang tinggal di wilayah
kerja Puskesmas Pasundan Samarinda.
Manfaat Aplikatif dan Ilmiah

 Meningkatkan pengalaman dan keterampilan penulis


dalam menganalisis persoalan yang ada di masyarakat dan
melakukan upaya intervensi terkait pelayanan pada
peserta lanjut usia.
 Sebagai sarana pembelajaran dan aplikasi dari ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh selama pendidikan
kedokteran khususnya dalam bidang kesehatan
masyarakat.
 Sebagai pemenuhan tugas dalam menjalankan program
internsip dokter Indonesia.
Manfaat Bagi Masyarakat

 Memfasilitasi masyarakat, terutama lansia untuk


melakukan pemeriksaan awal kesehatan guna
meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan
untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya
guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
 Meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pelayanan skrining kesehatan lanjut usia serta
meningkatkan komunikasi antara masyarakat lanjut
usia.
Pelayanan Kesehatan pada Usia
Lanjut

 Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas


mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan
skrining kesehatan sesuai standar pada warga negara usia
60 tahun ke atas di wilayah kerjanya minimal 1 kali dalam
kurun waktu satu tahun
 Pelayanan skrining kesehatan warga negara usia 60 tahun
ke atas sesuai standar adalah :
 Dilakukan sesuai kewenangan oleh :
 Dokter;
 Bidan;
 Perawat;
 Nutrisionis/Tenaga Gizi;
 Kader Posyandu lansia/Posbindu
 Pelayanan skrining kesehatan diberikan di Puskesmas
dan jaringannya, fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya, maupun pada kelompok lansia, bekerja sama
dengan pemerintah daerah.
 Pelayanan skrining kesehatan minimal dilakukan
sekali setahun.
 Lingkup skrining adalah sebagai berikut :
 Deteksi hipertensi dengan mengukur tekanan darah.
 Deteksi diabetes melitus dengan pemeriksaan kadar gula
darah.
 Deteksi kadar kolesterol dalam darah
 Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku, termasuk
kepikunan menggunakan Mini Cog atau Mini Mental Status
Examination (MMSE)/Test Mental Mini atau Abreviated
Mental Test (AMT) dan Geriatric Depression Scale (GDS).
 Pengunjung yang ditemukan memiliki faktor risiko
wajib dilakukan intervensi secara dini. Pengunjung
yang ditemukan menderita penyakit wajib ditangani
atau dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
mampu menanganinya.
Kriteria Hipertensi menurut JNC 7
Kriteria Diagnosis Diabetes
Interpretasi pemeriksaan kolesterol
 MMSE
 Skor 24-30 menunjukkan tidak didapatkan kelainan
kognitif. Skor 18-23 menunjukkan kelainan kognitif
ringan. Skor 0-17 menunjukkan kelainan kognitif yang
berat
Disturbing Call

 Disturbing call secara harafiah berasal dari bahasa inggris


kata disturb, yang artinya mengganggu, dan Call yang
artinya panggilan.
 Disturbing call merupakan suatu program uji coba yang di
cetuskan oleh peneliti sebagai upaya meningkatkan jumlah
kunjungan pasien lansia di puskesmas pasundan.
 Program ini dilakukan dengan cara melakukan panggilan
melalui media telepon kepada lansia maupun keluarganya
untuk mengajak maupun sebagai pengingat para lansia
untuk datang ke poli lansia puskesmas pasundan maupun
ke posyandu lansia Cendrawasih
No. Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan

1 Menentukan Masalah Melihat pesentase kunjungan lansia di wilayah kerja


puskesmas pasundan dan menentukan poslansia
dengan presentase terendah
2 Menentukan dan Mengumpulkan data lansia dan nomor telepon
mengumpulkan data lansia melalui data PISPK, terjun ke lapangan, dan menurut
yang akan dijadikan sampel informasi tetangga dan RT setempat
3 Menentukan item yang Berdiskusi dengan pemegang program lansia, para
dibutuhkan untuk Dokter Internship, Dokter pembimbing, dan Kepala
pelaksanaan Program Puskesmas
Disturbing Call
4 Pembuatan SPO Disturbing Membuat standar pelayanan Disturbing Call dan
Call konsultasi dengan pembimbing
5 Persiapan untuk uji coba Melatih dokter internship dan staf Ruang Tata Usaha

6 Uji Coba Melakukan uji coba di Ruang Tata Usaha dan


melakukan koordinasi dengan loket kartu, poli lansia,
dan staf serta dokter yang bertugas
7 Monitoring dan Evaluasi Melihat peningkatan kunjungan Lansia RT 25 di
Puskesmas Pasundan dan Posyandu Cendrawasih
Rancangan Mini Project
Desain penelitian

 Penelitian ini bersifat deskriptif, dimana melihat


gambaran peningkatan jumlah kunjungan lansia di
puskesmas pasundan setelah dilakukan intervensi
program disturbing call.
Tempat dan Waktu

 Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pasundan Samarinda dan


Poslansia Cendrawasih (RT 25 Kelurahan Teluk Lerong Ilir, Samarinda)
selama bulan Maret - April 2018.
 Poslansia Cendrawasih terpilih dengan alasaan sebagai berikut :
 a. Urutan poslansia dengan angka kunjungan terendah di tahun 2017
adalah Poslansia D’Terong (4%), Poslansia Tanjung (7%), Poslansia
Cendrawasih (13%), Poslansia Cempaka Jawa (21%), Poslansia Mutiara (24%),
Poslansia Merapi (44%)
 b. Dari urutan di poin a, kader Poslansia yang bersedia turut serta dalam
penelitian ini adalah Poslansia Cendrawasih. Kader Poslansia D’terong dan
Tanjung berhalangan bekerjasama pada bulan diadakannya penelitian ini,
sehingga yang tersedia hanya Poslansia Cendrawasih.
Subjek dan Sampel

 Populasi target penelitian ini adalah seluruh penduduk usia


lanjut yang tinggal di wilayah kerja puskesmas pasundan
baik yang terdaftar sebagai peserta BPJS maupun yang
tidak, dimana sesuai dengan SPM batasan usia lanjut
adalah penduduk dengan usia ≥ 60 tahun.
 Populasi terjangkau adalah pendataan peserta lanjut usia
yang datang ke poliklinik lansia Puskesmas Pasundan dan
pendataan peserta lanjut usia yang terdaftar di Posyandu
Cendrawasih (RT 25 Teluk Lerong Ilir, Samarinda).
Kriteria Sampel

 Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien


lansia yang termasuk dalam wilayah kerja Poslansia
Cendrawasih, yaitu RT 25 Kelurahan Teluk Lerong Ilir
Samarinda yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
sebagai berikut :
Kriteria Inklusi

 Peserta lansia yang sudah berusia 60 tahun pada periode


dilakukan penelitian ini.
 Mempunyai kartu identitas yang terdaftar di wilayah kerja
Puskesmas Pasundan Samarinda,Kelurahan Teluk Lerong Ilir,
Samarinda, Kalimantan Timur, atau
 Peserta lansia belum pernah mendapatkan skrining SPM
selama tahun 2018.
 Peserta lansia bersedia mengikuti penelitian ini sampai selesai
 Peserta Lansia yang data nomor telepon yang bisa di hubungi
telah dimiliki oleh peneliti.
Kriteria Eksklusi

 Peserta lansia menolak untuk diikutsertakan


dalam penelitian.
 Peserta lansia yang data tempat tinggal dan
nomor telepon tidak berhasil di temukan / di
dapatkan oleh peneliti
Teknik Penentuan Sampel

 Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik


Total Sampling, dimana seluruh peserta lansia
yang tinggal di wilayah kerja Posyandu Lansia
Cendrawasih dan memenuhi kriteria.
Variabel Penelitian

 Variabel penelitian dapat diklasifikasikan


menjadi beberapa kelompok :
 Variabel bebas : Program Disturbing Call
 Variabel terikat : Peningkatan jumlah
kunjungan lansia RT 25 TLI ke Puskesmas
Pasundan
Definisi Operasional

 Program Disturbing Call


 Pada program ini akan menghubungi lansia RT 25 TLI yang
telah dimiliki data nomor teleponnya. Proses menelepon akan
di Ruang Tata Usaha Puskesmas Pasundan dengan
menggunakan fasilitas telepon yang ada di ruangan tersebut.
 Petugas yang menghubungi adalah Dokter Internship yang
sedang bertugas di bagian UKM, maupun staf Puskesmas
Pasundan yang betugas di Ruang Tata Usaha.
 Kegiatan menelepon dilaksanakan 1-3 hari sebelum jadwal
yang disarankan, dan pada hari jadwal yang telah
ditentukan. Waktu yang disarankan adalah pagi hari pukul
07.00-09.00 pagi atau setelah jam pelayanan selesai.
Tujuan menelepon adalah untuk konfirmasi jadwal yang
telah di tentukan dan memastikan lansia yang di hubungi
bisa melakukan kunjungan ke Poli Lansia Puskesmas
Pasundan dan Poslansia Cendrawasih.
Definisi Operasional

 Angka Kunjungan Lansia Rt 25 TLI di Puskesmas


Pasundan
 Peningkatan Kunjungan Lansia RT 25 TLI dihitung dari
jumlah kunjungan lansia RT 25 TLI di poli lansia
puskesmas pasundan dan poslansia cenderawasih.
 Data akan dinyatakan dalam bentuk angka dan
persentase dan disajikan dalam bentuk table dan
diagram.
Bahan dan Instrumen Penelitian

 Telepon
 Lembar data identitas dan nomor kontak
pasien / keluarga pasien
 Alat Tulis
 Lembar SOP Disturbing Call
No. Kegiatan Maret 2018 April 2018 Mei
2018
I II III IV I II III IV I II
1. Menentukan Masalah v
2. Menentukan dan v v v
mengumpulkan data lansia
yang akan dijadikan sampel
3. Menentukan item yang v v v
dibutuhkan untuk pelaksanaan
Program Disturbing Call

4. Pembuatan SPO Disturbing Call v v v

5. Persiapan untuk uji coba v


6. Uji Coba v v v v
7. Monitoring dan Evaluasi v v
8. Presentasi Hasil v v
HASIL PENELITIAN
Jumlah Lansia RT 25 TLI

Jumlah Lansia

Menurut Data PISPK 26

Hasil terjun ke lapangan 4

Total 30
Perbandingan Jumlah Lansia dengan data nomor
telepon yang di temukan
30
25
Jumlah Lansia
20
15 Jumlah nomor telepon

10
5
0
Data rekam Hasil terjun
medis ke lapangan
Distribusi Sampel

Jenis Kelamin Kelompok Usia Jumlah


60-64 tahun 4 orang
Laki-Laki 65-69 tahun 5 orang
≥70 tahun 2 orang
60-65 tahun 4 orang
Perempuan 65-69 tahun 2 orang
≥70 tahun 2 orang
Total Lansia 19 orang
Distribusi kunjungan sampel

Distribusi Sampel Uji Coba Program Disturbing Call


Poslansia Cenderawasih Puskesmas Pasundan Tidak hadir

21% 36,8%

42,1%
Pembahasan
Ketidaksesuaian data jumlah lansia

 Adanya ketidaksesuaian data jumlah lansia pada


saat tim survey turun ke lapangan dan
mengumpulkan data PISPK, seringkali warga tidak
menyambut niat baik para petugas dengan menolak
kehadiran petugas.
 Alasan lainnya adalah pada saat tim survey turun ke
lapangan, penghuni rumah sedang tidak di tempat
sehingga tidak bisa di lakukan survey dengan baik.
Data nomor telepon tidak ada

 Tidak ditemukan satupun data nomor telepon warga


lansia RT 25 Teluk Lerong Ilir pada rekam medis
tidak ditemukan data kunjungan lansia RT 25 dalam
rekam medis, kurangnya kesadaran dan niat warga
untuk berobat ke puskesmas dan lebih memilih
mantra/ tenaga kesehatan lain di sekitar tempat
tinggal warga, ketidakmampuan warga untuk hadir ke
Puskesmas dikarenakan keterbatasan fisik maupun
keterbatasan transportasi.
Jumlah nomor telepon yang di dapat

 data nomor telepon yang didapat hanya 19 lansia


tidak adanya alamat yang jelas mengenai lokasi
tempat tinggal warga pada data PISPK, sehingga pada
data terjun ke lapangan, peneliti tidak mampu
menemukan rumah warga tersebut, walaupun penliti
sudah di bantu oleh Ketua RT dan warga setempat.
Jumlah kunjungan sampel

 Dari 19 lansia yang didapatkan datanya, terdapat 1 lansia


yang tidak dapat dihubungi, dikarenakan nomor kontak
telepon yang diberikan salah. Sedangkan 18 orang lainnya
sudah di hubungi, namun hanya 15 orang yang datang untuk
dilakukan screening.
 Adapun alasan ketidakhadiran warga tersebut adalah
menolak hadir (1 orang), sedang berada di luar kota (1
orang), warga tidak menepati janji akan datang (1 orang).
Keterbatasan Penelitian

 Kendala/keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :


 Tidak lengkapnya data PISPK
 Tidak adanya data nomor telepon warga di
Puskesmas Pasundan
 Rekam Medis yang tidak lengkap
Kesimpulan

 Gambaran pelayanan kesehatan lanjut usia sebelum


dilakukan intervensi  0% .
 Setelah adanya program uji coba Disturbing Call,
terdapat peningkatan jumlah kunjungan lansia untuk
dilakukan skrining sebanyak 15 orang yaitu berasal
dari warga RT 25 Teluk Lerong Ilir.
Kesimpulan

 Adapun capaian program ini sebesar 78,9 % dimana


dari jumlah 19 orang sampel penelitian, terdapat 15
orang lansia RT 25 Teluk Lerong Ilir yang datang
berkunjung untuk di lakukan skrining minimal sekali
setahun sesua SPM, baik berkunjung ke Poli Lansia
Puskesmas Pasundan, maupun ke Poslansia
Cenderawasih.
Saran

 Diharapkan pengumpulan dan penulisan data dalam rekam medik


dilakukan secara lengkap.
 Diharapkan pengisian lembar pertanyaan PISPK dilakukan dengan
lengkap dan jelas, khususnya alamat warga.
 Untuk ke depannya dapat ditambahkan poin pertanyaan nomor
kontak yang dapat di hubungi dalam daftar pertanyaan PISPK
untuk membantu agar Puskesmas memiliki data pasien yang
lengkap
 Diharapkan program uji coba ini dapat diteruskan dan hasil
penelitian ini dapat menjadi data awal untuk program selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai