Disusun oleh :
DWI REKNO YAWANDARI
PENDAHULUAN
Erupsi obat akibat dari :
obat yg diberikan dalam bentuk resep
obat yg dijual bebas (jamu)
Pemberian obat secara topikal juga dpt menyebabkan alergi sistemik, akibat
penyerapan obat oleh kulit
Erupsi = Erupsi ringan erupsi berat yg mengancam jiwa
Salah satu bentuk reaksi simpang obat (adverse drug reaction) atau RSO ialah
reaksi obat alergik (ROA). Manifestasi reaksi obat pada kulit = erupsi obat
alergik (EOA)
1 macam obat > 1 jenis erupsi
1 macam erupsi >1 macam obat
Obat masuk di dalam tubuh secara sistemik, dapat masuk melalui mulut,
hidung, telinga, vagina, suntikan, infus, ataupun obat kumur, obat mata, tapal
gigi, dan obat topikal
DEFINISI ERUPSI OBAT ALERGI
Reaksi
Hipersensitifitas
Antibodi
Reaksi Tipe I Reaksi Tipe II terhadap obat
Urtikaria Angioudema
Timbulnya Akut, (+) dlm beb menit Subakut, (+) dlm beb jam
Tx topikal
Lesi erosi, eksudatif : kompres terbuka dengan antiseptik ringan e.g. asam salisilat 1 :
1.000
Lesi hiperpigmentasi : tidak perlu diobati
MDL/EO/Peb/2006
Eritroderma
MDL/EO/Peb/2006
PENGOABATAN
Dirawat di RS
Hentikan obat terduga
Tx sistemik :
Kortikosteroid: prednison 3-4 x 10 mg/hr, setelah perubahan (+) dosis
di ↓ secara bertaha
Anti histamin: bila gatal (+)
Tx topikal :
Emolien: salep lanolin 10 %, luas pengolesan hny 1/3 luas tubuh setiap
kali oles
Tindakan lain :
Bila menggigil: selimut yg belebihan hiperpireksia memberatkan
kerja jantung
Konsul UPD kelainan sistemik & ggn keseimbangan cairan & elektrolit
Purpura
Perdarahan dalam kulit/ mukosa, bercak/
pembengkakkan, warna merah/ kebiruan yg tidak dpt
menghilang bila ditekan
Purpura primer: krn kelainan pembuluh darah, trombosit/ ggn pembekuan drh
Purpura sekunder: akibat obat-obatan, paling sering akibat rx imunologi, tetapi dpt
melalui rx nonimunologi
Biasanya simetris, muncul sekitar kaki (pergelangan kaki, tungkai bawah), berupa
bercak sirkumskrip merah kecoklatan disertai rasa gatal
Kelainan dpt berupa :
Petekie
Makula merah, diameter 2-3 mm, merah
coklat & akhirnya menghilang
Ekimosis
Makula kebiruan, sedikit bengkak, diameter
>2-3 mm, letak kelainan lbh dlm
menguning & akhirnya menghilang
Vebeses
Purpura berbentuk linear
Hematoma
Kumpulan darah dlm jaringan kulit/ mukosa.
Bl Σ cukup banyak pembengkakkan &
fluktuasi
Reaksi hiperpigmentasi
Timbulnya lbh lambat: 3 – 4 hari
Fotoalergik
Klinis = dermatitis kontak alergik
Lokasi: yg terpajan sinar matahari dpt meluas ke tempat yg
tidak terpajan matahari
Obat pencetus: fenotiazin, sulfonamida, NSAID, griseofulvin
MDL/EO/Peb/2006
Tabel 2. Perbedaan antara fototoksik & fotoalergik
Fototoksik Fotoalergik
Insidens Semua individu Individu yg sensitif
MDL/EO/Peb/2006
ETIOLOGI
Sebagian besar penyebab tidak diketahui
Faktor penyebab :
1. Infeksi : Virus (HSV, vaksin), fungi (Koksidioidomikosis, histoplasmosis),
bakteri, parasit
2. Ingestan : Obat (penisilin, barbiturat, sulfonamid, hidantoin, fenolftalein), food
additives & z warna
3. Kontaktan : krem mafenid asetat (sulfamilin) & 9 bromofluoren
4. Faktor fisik
5. Penyakit kolagen vaskular
6. Keganasan
7. Kehamilan MDL/EO/Peb/2006
PATOGENESIS
Belum diketahui dengan pasti
Dianggap : faktor imunologi humoral & selular ikut
berperan
KLASIFIKASI
Terbagi 2 golongan :
1. EM minor : kelainan hanya berupa kelainan kulit
& mukosa, tanpa gangguan sistemik
2. EM mayor : (Sindrom Stevens-Johnson) dengan
gangguan sistemik
MDL/EO/Peb/2006
SIMTOMATOLOGI
Kelainan (+) mendadak, tanpa gejala
prodromal
Lesi mulai : makula papel
eritematosa meluas secara lambat
(24 – 48 jam) dg diameter 1-2 cm
Tengah lesi pucat / purpurik, tepi
merah terang lesi iris / target
Kadang tengah lesi : bula, tepi berupa
cincin terdiri dari vesikel
Lesi mulai dari tangan, lengan
menyebar simetris ekstremitas
distal, sisi ekstensor, telapak tangan,
kaki dll
EM minor biasanya sembuh dalam
waktu 4 minggu, tapi dapat rekurens
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
MDL/EO/Peb/2006
STEVEN-JOHNSON SYNDROM
Sindrome yang mengenai kulit, sel. lendir di orificium dan mata dengan
keadaan berfariasi dari ringan-berat, kelainan berupa eritema, vesikel
bula dan purpura.
Sinonim :
Ektodermosis erosiva pluriorifisialis
Sindrom mukokutanea – okular
Eritema multiformis tipe hebra
Eritema bulosa maligna
ETIOLOGI
Penyebab utama : > 50% Alergi Obat.
Sebagian kecil karena : Inveksi, vaksinasi , penyakit graft versus host, neoplasma.
Obat tersering : 45 % Antipiretik/Analgesik, 20 % Karbamazepin, 13,3% Jamu.
Gejala Klinis
• Jarang < 3 tahun, • Ringan berat
• Trias :
a. Kelainan kulit : Eritema, vesikel, bulla, purpura
b. Kel. selaput lendir di orificium
Mukosa mulut : 100%, Alat genital : 50%, Hidung : 8%, Anus : 4 %, Faring, tract
resp. bagian atas, esofagus
c. Kel. Mata
8% pada kasus SSJ dapat terjadi Conjunctivitis catarrhalis, dapat juga :
Conjunctivitas purulen, perdarahan, simblefaron, ulkus kornea, iritis, iridosiklitis
Diagnosis Banding
NET :
Epidermolysis menyeluruh
Keadaan umum lebih buruk
Komplikasi
• Bronkopneumonia : 18%
• Kehilangan cairan/darah
• Gangguan keseimbangan elektrolit
• Syok
• Kebutaan (oleh karena gangguan lakrimasi)
TERAPI :
Prognosis
Angka kematian 5 – 15%
NEKROSIS EPIDERMAL TOKSIK
Etiologi :
80-95 % ALERGI OBAT.
Gejala Klinis
Pada dewasa
Mirip SSJ yang berat, gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit, sepsis.
Gejala prodromal ; Demam tinggi , Kesadaran me↓
Menyerupai combustlo, Epidermolysis
Eritema generalisata + vesikel, bulla, purpura
(kadang-kadang)
Sel lendir :
Erosi , Eksoriasi, Perdarahan Krusta hitam
kemerahan
Onikolisis
Kadang-kadang perdarahan GIT
Pengobatan
• Belum ada yang terbaik
− Kortikosteroid : Deksametason 40 mg IV dosis terbagi kemudian
teppering off.
− Sebagai luka bakar
(Xenograf + Plasmaferesis)
− Pengobatan cairan dan elektrolit
PROGNOSIS
Erupsi akan sembuh apabila penyebab dapat diketahui dapat
dihindari
Pada eritroderma, SJS prognosis buruk, tergantung luas kulit yg
terkena
Thank You