405150093
Gangguan OCD
Definisi
Kamus Dorland Kaplan & Sadock ed.2
• Obsession: pikiran, bayangan, atau dorongan yang berulang-
ulang, menetap, yang tidak diinginkan dan menyusahkan
(egodistonik) serta muncul secara involuntar dalam pikiran
• Obsesi adaalah
meskipun sudah diupayakan untuk mengabaikan atau
menekannya.
pikiran,
• Compulsion: (1) Suatu impuls yang tidak tertahankan, untuk
perasaan,gagasan,
melakukan sejumlah aksi yang bertentangan dengan atau sensasi berulang
pertimbangan atau kehendak yang lebih baik. (2) Suatu
tindakan kompulsif atau ritual : suatu tindakan repetitif dan dan mengganggu.
stereotipik, seperti mencuci tangan, menyentuh, menghitung,
dan memeriksa, dicetuskan untuk suatu tujuan yang tidak
disadarinya dan tidak ada tujuan.
• Kompulsi adalah
• Obsessive Compulsive: berkenaan dengan obsesi dan kompulsi,
perilaku yang
gangguan obsesi kompulsif, atau gangguan kepribadian obsesif disadari, standar, dan
kompulsif.
berulang, seperti
menghitung,
memeriksa, atau
menghindar.
Epidemiologi Gangguan Obsesif Kompulsif
oPrevalensi : 2-2,4%.
Kontaminasi paling sering terjadi; diikuti oleh perilaku mencuci dan menghindari
Sikap ragu-ragu yang patologik; obsesi tentang ragu-ragu yang diikuti dengan perilaku
rumah).
Pikiran yang intrusif jarang; pikiran yang berulang namun tidak disertai kompulsi,
Simetri; obsesi yang temanya kebutuhan untuk ketepatan sehingga bertindak lamban,
misalnya makan memerlukan waktu berjam-jam, atau mencukur kumis dan janggut.
Kriteria diagnosis Obsesif Kompulsif
(DSM V)
• Presence of obsessions, compulsion, or both :
• Obsessions are defined by (1) and (2) :
• recurrent and persistent thoughts urges, or images that or experience, at some time during the disturbance, as intrusive an unwated, and that is
most individuals cause market anxiety or distress.
• the individual attempts to ignore or suppress such thoughts, urges, or images, or to neutralize them with some other thought or action (i.e., by
performing a compulsion).
• Compulsion are defined by (1) and (2) :
• repetitive behaviours (e.g., hand washing, ordering, checking) or mental acts (e.g., praying, counting, repeating words silently) that the individual feels driven to perform in response
to an onsession or according to rules that must be applied rigidly.
• the behaviour or mental acts are aimed at preventing or reducing anxiety or distress or preventing some dreaded even or situation ; however, this behaviours or mental acts are not
connected in a realistic way with what they are designed neutralize or prevent, or are clearly excessive.
•
• the obsession or compulsion are time-consuming (e.g., take more than one hour per day) or cause clinically significant distress or impairment in social, occupational,
or other important areas of functioning.
• The obsessive-compulsive symptoms are not attributable to the physiological affect of a substance (e.g., a drug of abuse, a medication) or another medical condition.
• The disturbance is not better explained by the symptoms of another mental disorder (e.g., excessive worries, as in generalized anxiety disorder, preoccupation with
appearances, as in body dismorphic disorder; hair pulling, as in trichotillomania (hair pulling disorder) ; skin picking as in excoriation ( skin-picking) disorder;
stereotypes, as in stereotypic movement disorder ; ritualized eating behaviour, as in eating disorder ; preoccupation with substance or gambling, as in substance-
related and additive disorder ; sexual urges or fantasies, as on paraphilic disorder ; impulse, as in disruptive, impulse control, and conduct disorder ; guilty ruminations
as in major deppresive disorder, thought insertion or delusional preoccupation, as in schizophrenia spectrum and other psychotic disorder ; or repetitive patterns of
behaviour, as in autism spectrum disorder.
•
• 300.3 (F42) : Obsessive Compulsive Disorder
• Specify if: With good or fair insight: wiht poor insight: with absent insight/ delusional beliefs; Tic-related.
Syarat:
Gejala harus ada hampir setiap hari ± 2 minggu berturut-turut,
dan merupakan sumber distres dan gangguan aktivitas. Gejala
tersebut harus memiliki ciri-ciri berikut :
Harus dikenal/disadari sebagai pikiran atau impuls dari diri individu
sendiri;
Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang masih tidak berhasil
dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh
penderita;
Pikiran untuk melaksanakan tindakan tersebut bukan merupakan hal
yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekadar perasaan lega
dari ketegangan atau anxietas);
Pikiran, bayangan, atau impuls tersebut harus merupakan
pengulangan yang tidak menyenangkan.
PREDOMINAN PIKIRAN OBSESIONAL ATAU PENGULANGAN
• Dilandasi perasaan takut terhadap bahaya yang mengancam dirinya atau yang bersumber
dari dirinya, dan tindakan ritual yang dilakukan merupakan ikhtiar simbolik untuk
menghindari bahaya tersebut.
PREDOMINAN TINDAKAN KOMPULSIF
Gangguan Tics
Gangguan Tourette
Relief Ansietas
kompulsi
• > 50% pasien gangguan obsesif kompulsif, gejala awalnya muncul
mendadak. Pencetusnya: terjadi setelah adanya peristiwa yang
menimbulkan stres, seperti kematian keluarga.
• Seringkali pasien merahasiakan gejala sehingga terlambat datang berobat.
• Perjalanan penyakit bervariasi.
• Kira-kira 20-30 % pasien mengalami perbaikan gejala yang bermakna,
sementara 40-50% perbaikan sedang, sedangkan sisanya 20-40% gejalanya
menetap atau memburuk.
• 1/3 pasien gangguan obsesif kompulsif + gangguan depresi memiliki risiko
bunuh diri.
PROGNOSIS
• Lebih dari separuh pasien dengan ocd memiliki awitan gejala yang
mendadak
• 50-70% pasien terjadi setelah peristiwa yang penuh tekanan, seperti
kehamilan, masalah seksual, atau kematian kerabat
Terapi Psikoanalisis
Pendekatan Behavioral :
Pemaparan dan Pencegahan Ritual
Terapi elektrokonvulsif(ECT)
psycho surgery
Psikofarmaka
• Litihium
• Carbamazepine
• Venlafaxine
• Pindolol, dan
Peningkatan
Mencabut rambut
sendiri secara perasaan tegang
segera sebelum Rasa senang, puas
rekuren yang atau lega jika
menyebabkan mencabut rambut
atau jika berusaha mencabut rambut
kebotakan yang
jelas. untuk menahan
perilaku tersebut.
18
DIAGNOSIS (2)
´ Pada onset dini (kurang dari usia 6 tahun) cenderung lebih mudah
sembuh, dan lebih berespons pada saran, dukungan, dan strategi
perilaku
31
PROGNOSIS (2)
- keluhannya sungguh-sungguh
(vigorous and sincere).
56
Yang termasuk di sini:
57
- body dysmorphic, preoccupation with
imagined or exaggerated defects in
physical appearance
58
SOMATIZATION DISORDER
60
Epidemiologi:
61
Etiologi:
Faktor-faktor Psikososial:
62
Etiologi ……
Faktor-faktor Biologis:
64
Clinical features……
65
Perbedaan budaya:
66
Course and Prognosis:
Treatment:
67
-Jangan hanya memberi perhatian
ketika pasien mengeluh selalu
adakan kontak reguler
-Obati juga depresi dan anxiety bila
ada
68
CONVERSION DISORDER
*Freud:
-menggunakan istilah conversion
-anxiety dan konflik dikonversikan
ke dalam simtom fisik
70
Epidemiologi:
Psikoanalitik:
73
Etiologi……
Teori Belajar:
Simtom penyakit yang dipelajari semasa
kanak2, digunakan sebagai cara coping
menghadapi situasi yang tidak bisa
dihadapi
Faktor Genetik:
Tidak ada dukungan untuk faktor genetik
74
Etiologi …….
75
Clinical Features:
Sensory symptoms:
- anesthesia (loss of sensation),
terutama pada ekstremitas
(anggota gerak) (mis. Stocking
and gloves anesthesia)
- paresthesia (kesemutan)
76
- deafness, blindness, tunnel
vision
- aphonia: whispered speech
- anosmia: loss of smell
77
clinical features……
Motor symptoms:
- abnormal movements, gait
disturbance, weakness, paralysis
- tremor, choreiform movements, tics,
jerks
- paralysis and paresis
Seizure symptoms:
- susah membedakan pseudoseizure
dengan seizure pada epilepsi misalnya
78
Lain-lain:
79
Course and Prognosis:
Treatment:
Epidemiologi:
82
Etiologi:
Epidemiologi:
87
Body dysmorphic……
Etiologi:
• cause: unknown
• high comorbidity dengan depresi, social
phobia, obsesif-kompulsif, substance abuse,
personality disorder
• stereotyped concepts of beauty emphasized
in certain families and within the culture at
large may significantly affect patients
• psychodynamic: displacement of a sexual or
emotional conflict onto a nonrelated body
part through the defense mechanism of
repression, dissociation, distortion,
symbolization, projection 88
Body dysmorphic……
Clinical features:
Simtom lain:
- ideas of reference (orang lihat cacadnya)
- excessive mirror checking/avoidance of
reflective surfaces
- attempt to hide the presumed deformity
(makeup/pakaian)
- avoid social and occupational exposure
89
Body dysmorphic……
Treatment:
- medical procedures tidak berefek
- bila ada gangguan lain -- treatment
gangguannya (mis. Obat anti depresi)
- berapa lama treatment: tidak jelas
- CBT: exposure + response prevention
(mencegah cek penampilan)
90
GANGGUAN NYERI:
Epidemiologi:
92
Gangguan nyeri……
Etiologi:
Psikodinamik: secara simbolis mengekspresikan
konflik intrapsikis melalui tubuh. Penderita
alexithymia (tidak mampu mengartikulasikan
internal state feelings melalui kata-kata)
mengekspresikannya melalui tubuh. Pemenuhan
kebutuhan dependen, juga penebusan dosa atau
kesalahan (innate badness), atau untuk
mensupresi agresi. Punya keyakinan bahwa
memang pantas menderita. Cara peroleh love.
94
gangguan nyeri……
Clinical features:
95
Gangguan nyeri……
96
Gangguan nyeri……
Treatment:
- mgkn tidak bisa mengurangi pain
bicarakan rehabilitasi
97
Treatment …….
- Psikoterapi:
Komponen-komponen psikoterapi:
* validasi dari nyeri pasien
* relaxation training
* reinforce shift of focus from the pain
* help patient develop ability to cope
with stress and gain sense of control
over pain
98
GANGGUAN BUATAN SENDIRI
(FACTITIOUS DISORDER)
Simtom lain:
pseudologia fantastica
limited factual material is mixed with
extensive and colorful fantasies;
102
Factitious …… clin features……simtom lain
103
• FD with predominantly Physical Signs and
Symptoms:
Treatment:
106
MALINGERING
107
Malingering……
• External motivation:
Epidemiologi:
Clinical features:
Treatment:
110
Malingering vs konversi
• Konversi:
- mungkin la belle indifference (ada pada 1/3
konversi) willing and eager to talk
endlessly and dramatically about their
symptoms, but often without the concern one
might expect.
• Malingerer:
- more guarded and cautious interviews a
challenge or threat to the success of the lie
- intentional production of symptoms
- external incentive 111
Malingering vs Factitious Disorder:
Factitious Disorder:
- intrapsychic need to maintain the
sick role
- external incentive: absent
112
Somatoform vs Factitious (FD):
113
FD vs Konversi:
FD vs Hipokondriasis:
114
Gangguan Cemas Menyeluruh
:DEFINISI
• Sulit diramalkan.
• Mungkin berlangsung selama hidup (kronik) 25% pasien akan
mengalami ggn panik
•% tinggi penderita akan mempunyai / menderita ggn depresi berat.
:Pengobatan
GEJALA
Psikologis dan Kognitif
1. Kecemasan yang berlebihan
2. Kekhawatiran yang sulit dikendalikan
3. Perasaan cemas/gelisah sebelum sesuatu terjadi
4. Sulit berkonsentrasi atau pikiran kosong
Fisik
1. Gelisah
2. Letih
3. Otot tegang
4. Sulit tidur dan mudah marah
Jenis-jenis Gangguan Kecemasan (Anxietas)
• Gangguan Panik / Panic Disorder (PD)
Umumnya gejala dimulai dengan rangkaian serangan panik yang tidak
terduga yang kemudian diikuti ketakutan terus menerus minimal 1 bulan
akan muncul serangan panik yang lain. Gejala-gejala tersebut akan
mencapai puncaknya dalam 10 menit dan umumnya berakhir tidak lebih
dari 20-30 menit.
Serangan-serangan panic melibatkan reaksi kecemasan yang intens
disertai dengan simtom-simtom fisik seperti : sulit bernafas, nafas tersengal,
jantung berdetak kencang, mual, rasa sakit didada, berkeringat dingin, dan
gemetar. Hal lain yang penting dalam diagnosa gangguan panik adalah
bahwa individu merasa setiap serangan panik merupakan pertanda
datangnya kematian atau kecacatan.
Gejala-Gejala Serangan Panik
• Psikologis • Fisik
1. Depersonalisasi 1. Gelisah
2. Derealisasi 2. Nyeri perut
3. Takut kehilangan 3. Rasa sakit/tidak nyaman pada
kendali/kontrol dada
4. Takut menjadi gila 4. Kedinginan
5. Takut mati/meninggal 5. Pusing
6. Rasa tercekik, dll
Jenis-jenis Gangguan Kecemasan (Anxietas)
• Gangguan Fobia / Phobic Disorde (PD)
• Fobia Spesifik
Ciri utama fobia spesifik yaitu ketakutan yang luar biasa dan terus menerus
terhadap obyek atau situasi tertentu. Penderita tidak mengalami gangguan
serius dalam kehidupan kesehariannya karena mereka hanya perlu
menghindari obyek-obyek yang ditakuti. Fobia spesifik tidak dapat diatasi
dengan terapi obat, tetapi lebih memberi respon kepada terapi perilaku atau
psikologis.
• Gangguan Fobia / Phobic Disorde (PD)
• Fobia Sosial (Sosial Anxiety Disorder)
Merupakan suatu ketakutan yang tidak rasional dan menetap, biasanya
berhubungan dengan kehadiran orang lain. Individu menghindari situasi
dimana dirinya dievaluasi atau dikritik, yang membuatnya merasa terhina atau
dipermalukan, dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau menampilkan
perilaku lain yang memalukan.
Jenis-jenis Gangguan Kecemasan (Anxietas)
• Pasca Trauma / Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Post Traumatic Stress Disorder / PTSD adalah gangguan kecemasan
yang dapat terjadi setelah mengalami atau menyaksikan suatu peristiwa
traumatik. Peristiwa traumatik adalah peristiwa yang mengancam nyawa
seperti pertempuran militer, bencana alam, insiden teroris, kecelakaan
yang serius, atau penyerangan fisik/seksual pada orang dewasa atau
pada anak-anak.
Jenis-jenis Gangguan Kecemasan (Anxietas)
• Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
Gangguan Obsesif-Compulsif (Obsessive-Compulsive Disorder/OCD) adalah
kondisi dimana individu tidak mampu mengontrol dari pikiran-pikirannya
yang menjadi obsesi yang sebenarnya tidak diharapkannya dan mengulang
beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pikirannya tersebut
untuk menurunkan tingkat kecemasannya. Gangguan obsesif-kompulsif
merupakan gangguan kecemasan dimana dalam kehidupan individu
didominasi oleh repetatif pikiran-pikiran (obsesi) yang ditindaklanjuti
dengan perbuatan secara berulang-ulang (kompulsi) untuk menurunkan
kecemasannya.
Penderita gangguan ini mungkin telah berusaha untuk melawan
pikiran-pikiran menganggu tersebut yang timbul secara berulang-ulang akan
tetapi tidak mampu menahan dorongan melakukan tindakan berulang untuk
memastikan segala sesuatunya baik-baik saja.
Jenis-jenis Gangguan Kecemasan (Anxietas)
• Agoraphobia
Yaitu suatu ketakutan berada dalam suatu tempat atau situasi
dimana ia merasa bahwa ia tidak dapat atau sukar menjadi baik secara
fisik maupun psikologis untuk melepaskan diri. Orang-orang yang
memiliki agrophobia takut pada kerumunan dan tempat-tempat ramai.
Pengobatan Gangguan Kecemasan (Anxietas)
• Terapi Non Farmakologi
Psikoterapi
Terapi psikologis merupakan salah satu cara untuk mengatasi
kebanyakan kondisi medis.
Terapi Perilaku
Terapi konseling yang memfokuskan pada kegiatan atau tindakan yang
harus dilakukan oleh pasien
Terapi kognitif
Terapi dengan cara mengajak pasien untuk memecahkan berbagai
masalah dengan cara berkomunikasi langsung dengan orang yang
sudah sembuh dari penyakit anxietas
Terapi Farmakologi
1. Antidepresan Trisiklik (Tricyclic Antidepresan / TCA)
antidepresan generasi pertama untuk mengatasi pasien depresi dengan
mekanisme kerja menghambat ambilan neropinefrin dan serotonin ke
neuron
Contoh : Klomipramin, Imipramin
2. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI)
Antidepresan baru yang khas, hanya menghambat ambilan serotonin
secara spesifik, mekanisme kerjanya menghambat pengambilan serotonin
yang telah disekresikan dalam sinap (gap antar neuron), sehingga kadar
serotonin dalam otak meningkat. Peningkatan kadar serotonin dalam sinap
diyakini bermanfaat sebagai antidepresan
• Contoh : Citalopram, Escitalopram, Fluvoksamin, Paroksetin, Sertralin
3. Serotonin/Norepineprine Reuptake Inhibitors (SNRI)
mekanisme kerjanya mengeblok monoamin dengan lebih selektif
daripada antidepresan trisiklik, serta tidak menimbulkan efek yang
tidak ditimbulkan antidepresan trisiklik.
• Contoh : Venlafaxin, Benzodiazepin, Klonazepam
4. Monoamin Oksidase Inhibitor (MAOI)
suatu enzim mitokondria yang ditemukan dalam jaringan saraf dan
jaringan lain, seperti usus dan hati. Bekerja memetabolisme NE dan
serotonin untuk mengakhiri kerjanya supaya mudah disekresikan.
Dengan dihambatnya MAO, maka akan terjadi peningkatan kadar NE
dan serotonin di sinap, sehingga akan terjadi perangsangan SSP
Contoh : Fenelzin
KASUS DAN PENYELESAIAN
Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. x
Usia : 50 Tahun
No. RM : 18. 8912
MRS / KRS : 25 Februari s/d 3 Maret 2017
Riwayat Penyakit : Depresi (1x dirawat di RSJ)
Riwayat Obat : Sertralin 2x 25mg, Seroquel
50mg, Menlopram 2x1 0,5 mg
Diagnosis : Ansietas - Depresi
Subyektif :
SOAP
Pasien cemas, mengeluh, kondisi fisik yang tidak nyaman, gelisah, sudah mendapat terapi dari
penyakit dalam namun tidak ada gangguan. Jiwa pasien tergoncang akibat ditinggal suaminya meninggal.
Pasien tidak mau diam dan selalu ingin merasa ditemani.
Obyektif :
1. Gambaran umum
Penampilan : nampak gelisah
Kesadaran : jernih
Tingkah laku : normoaktif
Sikap : kooperatif
Pembicaraan : verbalism, kuantitas cukup, kualitas kurang
2. Mood dan Afek
Mood : disforik
Afek : serasi
3. Gangguan proses pikir
Isi pikiran : faham (negatif)
Data Laboratorium
Analisis Nilai Normal Hasil
Sertraline 25 mg 2x1 √ √ √ √ √
Seroquel 50 mg 1x1 √ √ √ √ √
Problem Medik Subjektif Terapi DRPs
20% POPULASI
DUNIA
GANGGUAN
CEMAS
150
Anxiety disorder (gangguan kecemasan)
• Ketakutan yang berlebihan dan sifatnya tidak
rasional. Seseorang dikatakan menderita
gangguan kecemasan apabila kecemasan
menimbulkan penderitaan dan mengganggu
aktivitas dalam kehidupan dari diri individu
tersebut.
151
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders ( DSM-IV), gangguan cemas terdiri
dari :
1. Serangan panik dengan atau tanpa agoraphobia;
2. Agoraphobia dengan atau tanpa Serangan panik;
3. Fobia spesifik;
4. Fobia sosial;
5. Gangguan Obsesif-Kompulsif;
6. Post Traumatic Stress Disorder ( PTSD );
7. Gangguan Stress Akut;
8. Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety
Disorder)
152
F40–F48 gangguan neurotik, gangguan somatoform dan
gangguan yang berkaitan dengan stres
F40 Gangguan Anxietas Fobik
• F40.0 Agorafobia
• .00 Tanpa gangguan panik
• .01 Dengan gangguan panik
• F40.1 Fobia sosial
• F40.2 Fobia khas (terisolasi)
• F40.8 Gangguan anxietas fobik lainnya
• F40.9 Gangguan anxietas fobik YTT
154
A. Gangguan panik
155
Tanda dan gejala klinis panik
Suatu serangan panik secara tiba-tiba akan menyebabkan minimal 4
dari gejala-gejala somatik berikut:
• Palpitasi
• Berkeringat
• Gemetar
• Sesak napas
• Perasaan tercekik
• Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman
• Mual dan gangguan perut
• Pusing, bergoyang, melayang atau pingsan
• Derealisasi atau depersonalisasi
• Ketakutan kehilangan kendali atau menjadi gila
• Rasa takut mati
• Parestesi atau mati rasa
• Menggigil atau perasaan panas
156
Pernafasan yang cepat dan pendek merupakan gejala
yang sangat dirasakan pasien (suffocation false
allarm).
157
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa III (PPDGJ III)
Gangguan Panik baru ditegakkan sebagai diagnosis
utama bila tidak ditemukan adanya gangguan anxietas
fobik
Psikoterapi
• Terapi relaksasi
• Terapi kognitif perilaku
• Psikoterapi dinamik
159
B. Gangguan Cemas Menyeluruh
(Generalized Anxiety Disorder)
• Gangguan kecemasan dengan karakteristik
kekhawatiran yang tidak dapat dikuasai dan menetap,
terhadap hal-hal yang sepele/tidak utama yang
mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya, sehingga
pertimbangan akal sehat, perasaan dan perilaku
terpengaruh
160
Diagnosis gangguan cemas menyeluruh
menurut PPDGJ-III
Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer
berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai
bulan, yang tidak terbatas / hanya menonjol pada keadaan khusus
(sifatnya “free floating”/ “mengambang”).
166
•Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas
yang cukup berat untuk menegakkan masing-
masing diagnosis, maka kedua diagnosis
dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran
tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal
hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka
gangguan depresif harus diutamakan.
•Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan
stres kehidupan yang jelas, maka harus digunakan
kategori F43.2 gangguan penyesuaian.
167
Kriteria DSM-IV-TR Gangguan Campuran
Ansietas Depresif
Mood disforik yang berulang atau menetap dan bertahan sedikitnya 1 bulan
Mood disforik disertai empat (atau lebih) gejala berikut selama sedikitnya 1 bulan :
169
Penatalaksanaan Gangguan Campuran
Ansietas Depresif
Farmakoterapi
• Anti-ansietas
• Triazolobenzodiazepine
• Busipron
• Antidepresif
• Fluoxetine
170
D. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
• Gangguan kecemasan yang terbentuk dari peristiwa
atau pengalaman yang menakutkan /mengerikan,
sulit dan tidak menyenangkan dimana terdapat
penganiayaan fisik atau perasaan terancam
171
Kriteria DSM-IV untuk Gangguan Stress
Pascatraumatik:
• A. Orang yang telah terpapar dengan kejadian
traumatik di mana kedua dari berikut ini terdapat:
• Orang mengalami, menyaksikan, atau dihadapkan
dengan kejadian-kejadian yang berupa ancaman
kematian atau kematian yang sesungguhnya atau cedera
yang serius atau ancaman kepada integritas fisik diri
sendiri atau orang lain.
• Respon orang tersebut berupa rasa takut yang kuat,rasa
tidak berdaya atau horror.
172
B. Kejadian traumatik secara menetap dialami kembali
dalam satu atau lebih cara berikut:
• Rekoleksi yang menderita, rekuren, dan mengganggu
kejadian,termasuk bayangan, pikiran atau persepsi.
• Mimpi menakutkan yang berulang tentang kejadian.
• Berkelakuan / merasa seakan-akan kejadian traumatik terjadi
kembali.
• Penderitaan psikologis yang kuat saat terpapar dengan tanda internal
atau eksternal yang atau menyerupai suatu aspek kejadian traumatik.
• Reaktivitas psikologis saat terpapar dengan tanda internal atau
eksternal yang menyerupai suatu aspek kejadian traumatik.
173
C. Penghindaran stimulus persisten yang berhubungan
dengan traum adan kaku karena responsivitas umum (tidak
ditemukan sebelum trauma), seperti berikut ini:
• Usaha untuk menghindari pikiran, perasaan, atau percakapan yang
berhubungan dengan trauma.
• Usaha untuk menghindari aktivitas, tempat, atau orang yang menyadarkan
rekoleksi dengan trauma.
• Tidak mampu mengingat aspek penting dari trauma
• Hilangnya minat atau peran serta yang jelas dalam aktivitas yang
bermakna.
• Perasaan terlepas atau asing dari orang lain.
• Rentang aspek yang terbatas.
• Perasaan bahwa masa depan menjadi pendek.
174
D. Gejala menetap adanya peningkatan kesadaran
(tidak ditemukan sebelum trauma),seperti berikut:
• Kesulitan untuk tertidur atau tetap tertidur.
• Iritabilitas atau ledakan kemarahan.
• Sulit berkonsentrasi.
• Kewaspadaan berlebihan.
• Respon kejut yang berlebihan.
E. Lama gangguan (gejala dalam kriteria B,C,D ) lebih
dari satu bulan.
F. Gangguan menyebabkan penderitaan yang
bermakna secara klinis/ gangguan fungsi
sosial,pekerjaan, atau fungsi penting lain.
175
Tanda dan gejala PTSD
3 kelompok utama gejala (tidak ada sebelum pajanan):
2. Intrusions( pengacauan)
• Kilasan balik
• Mimpi buruk
• Ingatan yang hidup
3. Avoidance (penghindaran)
• Menghindari hal-hal yang mengingatkan
• Ketidakmampuan mengingat beberapa bagian dari kejadian
• Minat yang rendah terhadap kehidupan sehari-hari
176
Penatalaksanaan PTSD
• Terapi utama PTSD adalah psikoterapi (terapi bicara),
obat-obatan / keduanya.
• Dukungan dari keluarga dan teman-teman dapat
menjadi bagian terpenting dari terapi
• Sertraline dan Paroxetine sebagai terapi lini pertama
PTSD. Fluoxetine 10-60 mg/hari, sertraline 50-200
mg/hari, dan flufoxamin 50-300mg/hari serta obat-
obatan yang mengurangi gejala fisik yang terkait
dengan penyakit, prazosin (Minipress), clonidine
(Catapres), guanfacine (TENEX), dan propranolol.
177
Gangguan Disosiatif
GG DISOSIATIF ATAU KONVERSI:
ADALAH KEHILANGAN SBGN ATAU SLRH INTEGRASI
NORMAL DARI:
• AMNESIA DISOSIATIF:
HLG DAYA INGAT TTG KEJADIAN PTG (TRAUMATIK
• FUGUE DISOSIATIF
• AMNESIA DISOSIATIF
• PERJALANAN TINGGALKAN RUMAH
• SBG KASUS BERGANTI IDENTITAS
LANJUTAN BTK DISOSIATIF
• TRANS DISOSIATIF
• PENGHAYATAN IDENTITAS DAN LINGKUNGAN HLG
• DIKUASAI KEPRIBADIAN LAIN ATAU KEKUATAN GAIB
• MOTORIK DISOSIATIF
• KEMAMPUAN MENGGERAKKAN TUBUH HLG
• HEMIPARESIS ATAU PARALISIS
• AFONIA ATAU DISFONIA
• KONVULSI DISOSIATIF:
• MENYERUPAI KEJANG EPILEPTIK
• LIDAH TDK TERGIGIT/JATUH TAK LUKA/ TAK ADA
INKONTINENSIA
LANJUTAN BTK DISOSIATIF
• KONVULSI DISOSIATIF:
• MENYERUPAI KEJANG EPILEPTIK
• LIDAH TDK TERGIGIT/JATUH TAK LUKA/ TAK ADA
INKONTINENSIA
PENATALAKSANAAN :
• TERAPIS YG TERPERCAYA, KUAT DAN KONSISTEN
• LINGKUNGAN TERAPEUTIK
• PERASAAN YG TERKUBUR DI REAKTIFKAN
Gangguan Disosiatif DSM-IV-TR
• Amnesia Disosiatif
• Kehilangan memori mengikuti suatu pengalaman yang
penuh stress.
• Fugue Disosiatif
• Kehilangan ingatan yang disertai dengan meninggalkan
rumah dan membuat suatu identitas baru.
• Gangguan Depersonalisasi
• Diri mengalami perubahan.
• Gangguan Identitas Disosiatif
• Sekurang-kurang ada dua kepribadian atau lebih yang
berbeda pada satu org.
Amnesia Disosiatif
• Tidak mampu mengingat informasi pribadi penting biasanya
terhadap suatu kejadian traumatik atau keadaan yang penuh stres.
diikuti
• Episode Amnestik – periode terlupakan terutama kejadian traumatik
• Ingatan informasi umum baik misal: apa yg dimakan utk sarapan pagi
Amnesia Disosiatif (Lanjutan)
• Gangguan primer dengan ingatan episodik (ingatan autobiografi
seseorang) sementara ingatan semantik (kenyataan) tetap utuh
Amnesia Disosiatif (Lanjutan)
Gambaran klinis:
• Awitan amnesia disosiatif sering mendadak pasien dapat
sadari ataupun tidak sadari hilang ingatan. Sebagian lain
mengalami kesadaran sedikit berkabut saat amnesia
• Ada 3 tipe Gangguan Disosiasi
▫ Tipe Terlokalisasi : tidak dapat mengingat peristiwa-peristiwa selama
beberapa jam sesudah terjadinya suatu traumatik atau penuh stres.
▫ Tipe Selektif : hanya lupa sebagian selama waktu tertentu.
▫ Tipe Menyeluruh : lupa keseluruhan kehidupan tetapi keterampilan,
selera, dan kebiasaan tetap dipertahankan (jarang).
Amnesia Disosiatif (Lanjutan)
Berlanjut (Continuous) : lupa semua
peristiwa yang terjadi setelah masalah
dimulai.
Sistematik: ingatan yang berhubungan
dengan katagori spesifik dari informasi
hilang, contohnya : pengalaman akademik
konfabulasi: mencoba mereka-reka
informasi palsu untuk menutupi kesenjangan
daya ingat .
Epidemiologi dan etiologi
• Wanita lbh sering
• Lbh sering pd dewasa muda
• Etiologi pendekatan psikoanalitik sebagai mekanisme pertahanan diri,
kesadaran individu berubah sebagai cara utk menyelesaikan konflik
emosional atau stresor dari luar
Prognosis dan terapi
• Dapat hilang mendadak sembuh komplit atau sedikit yang alami
kekambuhan
• Sebagian lain menjadi khronis
• Pemberian terapi jangka pendek seperti jenis barbiturat atau
benzodiazepin dapat membantu memulihkan ingatan
• Dapat beri hipnoterapi dan psikoterapi membantu menyelesaikan
konflik emosionanya
Fugue Disosiatif
• Terapi Psikodinamik
• Terapi Hipnotik
• psikoterapi suportif –ekspresif dapat membantu
• Terapi Obat
• Sodium pentobarbital . Medikasi mengurangi hambatan yang membuat
ingatan lebih mungkin tetapi mungkin lupa lagi setelah bangun.
• Semua terpusat pada membuka ingatan
Prognosis
TERAPI
Obat anticemas dapat diberikan
Terapi psikoterapi berorientasi tilikan dpt dilakukan
Gangguan Trans Disosiatif
Seseorang diluar kemauannya memasuki keadaan trans disebabkan
distres yang bermakna dan bukan dari bagian praktek / ritual
kebudayaan individu.
Pengobatan Gangguan-gangguan Disosiatif
• Ada tiga tujuan utama :
• 1) membantu mengenali sepenuhnya keadaan gangguan mereka
• 2) memperbaiki celah-celah ingatan mereka
• 3) mengintegrasikan kepribadian – kepribadian mereka kedalam
fungsi kepribadian
• Fusi- akhir dari penyatuan dari 2 atau lebih perubahan
• Tujuan adalah integrasi
• Membantu setiap perubahan untuk mengerti
mereka adalah bagian dari pribadi seseorang
• Menggunakan perubahan nama untuk
menyenangkan tidak untuk menjelaskan/
memperkuat adanya automi yang terpisah
• Semua perubahan harus diobati dengan kewajaran
• Mendorong empati diantara perubahan-perubahan
• Dukungan dibutuhkan dengan mempertimbangkan
trauma-trauma masa kanak-kanak
Penatalaksanaan
• Terapis yg terpercaya, kuat dan konsisten
• Lingkungan yg terapeutik mengikut sertakan klien
dlm proses terapi
• Perasaan yg terkubur di reaktifkan
• Penekanan pd korabolasi, kerja sama dan empati,
identificasi dgn yg lainyang kuat
• Komunikasi yg jelas dan tegas
LANJUTAN PENATALAKSANAAN
211
Author. National Institute of Mental Health..
…. PENDAHULUAN
212
Author. National Institute of Mental Health..
GANGGUAN DISOSIASI
• Disosiasi/konversi
“Gangguan yang ditandai oleh adanya satu atau lebih
gejala neurologis (paralisis, kebutaan, parestesia) yg tidak dapat
dijelaskan oleh gangguan neurologis atau medis yg diketahui”
menurut dsm iv
213
Epidemiologi
• Bukan Penyakit umum yang ditemukan pada masyarakat
• Prevalensi sekitar 11-3300 kasus per 100.000 kasus dalam populasi
• Gangguan konversi dapat terjadi disemua umur
• Dalam beberapa kasus gangguan konversi lebih banyak mengenai
wanita dengan perbandingan 6:1
• Insiden meningkat pada pasien anak yang pernah mendapat
kekerasan fisik atau pelecehan seksual.
ETIOLOGI
• Faktor psikososial
Trauma masa lalu yang berat, awal terjadi saat masa kanak2 , dalam
perjalanan penyakitnya gangguan konversi terjadi sewktu waktu dan
trauma masa lalu pernah terjadi kembali dan berulanggangguan
disosiasi
Trauma dapat berupa:
• Pelecehan seksual
• Kekerasan fisik
• Kekerasan rumah tangga
• Ling. Sosial yg sering memperlihatkan kekerasan
PATOFISIOLOGI GANGGUAN DISOSIASI
Gangguan
DISOSIASI
HPA AXIS
Teori Biologis
216
Hipotalamus-
Pituitari-Adrenal
(HPA) Aksis
Gangguan disosiasi Pola Gejala
Amnesia Ketidakmampuan yang terjadi secara tiba-tiba untuk mengingat informasi pribadi yang paling
penting. Ketidakmampuan untuk mengingat itu tidak dapat dijelaskan dengan kelupaan yang
sifatnya biasa
Fugue Tiba-tiba meninggalkan rumah atau tempat kerja dan tidak mampu mengingat masa lalunya.
Kepribadian ganda Di dalam individu terdapat dua atau lebih kepribadian yang berbeda. Bermacam-macam
kepribadian mengendalikan secara sempurna tingkah laku individu pada waktu yang berbeda.
KLASIFIKASI
Depersonalisasi Mengalami diri sendiri sebagai yang terpisah dan mengamati diri dari posisi pengamat dari luar
atau mengamati perasaan mekanik atau seolah-olah berada dalam suatu mimpi.
Kesurupan atau trance Suatu keadaan kesadaran yang berubah (trance) dimana kesadaran berkurang atau secara selektif
terfokus pada stimulus-stimulus tertentu, atau kepercayaan bahwa diri kita diambil alih oleh suatu
Gambaran klinis
Diagnosis Banding Somatoform Malingering Miastenia gravis Neuritis optik Tumor otak
PSikofarmako Nonpsikofarmako
Tidak ada Pengobatan yang dapat Hipnosis
menyembuhkan gangguan ini,
pengobatan dapat membantu mengobati Psikoterapiterapi bicara, konseling berbicara tentang
gejala yang dialami seperti depresi, gangguanyg diderita. Terapinya pasien mengerti penyebab
anxietas atau insomnia kondisinya
Terapi kesenian kreatif
Terapi kognitif
Pengobatan juga bertujuan untuk membantu
orang tersebut:
• Dapat menangani dan mengelola kejadian
yang menyakitkan;
• Mengembangkan keterampilan hidup baru;
• Kembali berfungsi semaksimal mungkin
• Memperbaiki hubungan antara perasaan, pikiran,
persepsi, memori
prognosis
• AkutBaik
• Kurang baik pada kasus kronik
• Prognosis tergantung pada umur, intelegensi.
komplikasi
Melukai diri sendiri
Gangguan seksual
Gangguan makan
Mimpi buruk
PHOBIA
PHOBIA
Kata fobia berasal dari kata Yunani phobos, yang berarti “takut
• Pengalaman Langsung
• Melihat orang lain
mengalami ketakutan berat
• Faktor sosial dan kultural
Gejala umum fobia
Bila seseorang yang menderita phobia melihat atau bertemu
atau berada pada situasi yang membuatnya takut (phobia),
gejalanya adalah sebagai berikut:
• Perkenalan
• Menemui seseorang
• menggunakan telepon
• mendapat kunjungan
• diperhatikan ketika melakukan sesuatu
• digoda
• makan bersama kenalan di rumah
• makan bersama keluarga di rumah
• menulis di depan orang lain
• berbicara di depan umum
P Hypnotheraphy
E
Desentisasi sistematis
N
A Abreaksi
N Flooding
G
Refreaming
A
N Dengan obat
A Neuro-Linguistic Programming (NLP)
N
Energy Psychology (EP)