Anda di halaman 1dari 237

Denny Pratama Djong

405150093
Gangguan OCD
Definisi
Kamus Dorland Kaplan & Sadock ed.2
• Obsession: pikiran, bayangan, atau dorongan yang berulang-
ulang, menetap, yang tidak diinginkan dan menyusahkan
(egodistonik) serta muncul secara involuntar dalam pikiran
• Obsesi adaalah
meskipun sudah diupayakan untuk mengabaikan atau
menekannya.
pikiran,
• Compulsion: (1) Suatu impuls yang tidak tertahankan, untuk
perasaan,gagasan,
melakukan sejumlah aksi yang bertentangan dengan atau sensasi berulang
pertimbangan atau kehendak yang lebih baik. (2) Suatu
tindakan kompulsif atau ritual : suatu tindakan repetitif dan dan mengganggu.
stereotipik, seperti mencuci tangan, menyentuh, menghitung,
dan memeriksa, dicetuskan untuk suatu tujuan yang tidak
disadarinya dan tidak ada tujuan.
• Kompulsi adalah
• Obsessive Compulsive: berkenaan dengan obsesi dan kompulsi,
perilaku yang
gangguan obsesi kompulsif, atau gangguan kepribadian obsesif disadari, standar, dan
kompulsif.
berulang, seperti
menghitung,
memeriksa, atau
menghindar.
Epidemiologi Gangguan Obsesif Kompulsif

oPrevalensi : 2-2,4%.

o>> gangguan dialami pada umur 18-24 tahun.

oPerbandingan laki-laki : perempuan berimbang.


Etiologi
• Faktor Biologis
• Neurotransmiter (Sistem Serotonergik, Sistem noradrenergik, Neuroimunologi
)
• Studi Pencitraan Otak
• Genetik
• Faktor Perilaku
• Faktor Psikososial
• Faktor kepribadian
• Faktor psikodinamik
• Faktor psikodinamik lain
Bagaimana Gambaran Klinis
Pasien Dengan Gangguan Obsesif
Kompulsif ??

Merasa adanya ide/impuls yang terus-menerus menekan


ke dalam kesadaran pasien

Perasaan cemas/takut akan ide atau impuls yang aneh

Obsesi dan kompulsi yang egoalien

Pasien mengenali obsesi dan kompulsif merupakan


sesuatu yang abstrak dan irasional

Memiliki adanya keinginan kuat untuk melawan


4 Pola gejala utama
gangguan obsesi
kompulsif

 Kontaminasi paling sering terjadi; diikuti oleh perilaku mencuci dan menghindari

obyek yang dicurigai terkontaminasi.

 Sikap ragu-ragu yang patologik; obsesi tentang ragu-ragu yang diikuti dengan perilaku

kompulsi mengecek/memeriksa (seperti lupa mematikan kompor atau tidak mengunci

rumah).

 Pikiran yang intrusif  jarang; pikiran yang berulang namun tidak disertai kompulsi,

biasanya pikiran berulang tentang seksual atau tindakan agresif.

 Simetri; obsesi yang temanya kebutuhan untuk ketepatan sehingga bertindak lamban,

misalnya makan memerlukan waktu berjam-jam, atau mencukur kumis dan janggut.
Kriteria diagnosis Obsesif Kompulsif
(DSM V)
• Presence of obsessions, compulsion, or both :
• Obsessions are defined by (1) and (2) :
• recurrent and persistent thoughts urges, or images that or experience, at some time during the disturbance, as intrusive an unwated, and that is
most individuals cause market anxiety or distress.
• the individual attempts to ignore or suppress such thoughts, urges, or images, or to neutralize them with some other thought or action (i.e., by
performing a compulsion).
• Compulsion are defined by (1) and (2) :
• repetitive behaviours (e.g., hand washing, ordering, checking) or mental acts (e.g., praying, counting, repeating words silently) that the individual feels driven to perform in response
to an onsession or according to rules that must be applied rigidly.
• the behaviour or mental acts are aimed at preventing or reducing anxiety or distress or preventing some dreaded even or situation ; however, this behaviours or mental acts are not
connected in a realistic way with what they are designed neutralize or prevent, or are clearly excessive.


• the obsession or compulsion are time-consuming (e.g., take more than one hour per day) or cause clinically significant distress or impairment in social, occupational,
or other important areas of functioning.
• The obsessive-compulsive symptoms are not attributable to the physiological affect of a substance (e.g., a drug of abuse, a medication) or another medical condition.
• The disturbance is not better explained by the symptoms of another mental disorder (e.g., excessive worries, as in generalized anxiety disorder, preoccupation with
appearances, as in body dismorphic disorder; hair pulling, as in trichotillomania (hair pulling disorder) ; skin picking as in excoriation ( skin-picking) disorder;
stereotypes, as in stereotypic movement disorder ; ritualized eating behaviour, as in eating disorder ; preoccupation with substance or gambling, as in substance-
related and additive disorder ; sexual urges or fantasies, as on paraphilic disorder ; impulse, as in disruptive, impulse control, and conduct disorder ; guilty ruminations
as in major deppresive disorder, thought insertion or delusional preoccupation, as in schizophrenia spectrum and other psychotic disorder ; or repetitive patterns of
behaviour, as in autism spectrum disorder.

• 300.3 (F42) : Obsessive Compulsive Disorder
• Specify if: With good or fair insight: wiht poor insight: with absent insight/ delusional beliefs; Tic-related.
Syarat:
Gejala harus ada hampir setiap hari ± 2 minggu berturut-turut,
dan merupakan sumber distres dan gangguan aktivitas. Gejala
tersebut harus memiliki ciri-ciri berikut :
Harus dikenal/disadari sebagai pikiran atau impuls dari diri individu
sendiri;
Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang masih tidak berhasil
dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh
penderita;
Pikiran untuk melaksanakan tindakan tersebut bukan merupakan hal
yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekadar perasaan lega
dari ketegangan atau anxietas);
Pikiran, bayangan, atau impuls tersebut harus merupakan
pengulangan yang tidak menyenangkan.
PREDOMINAN PIKIRAN OBSESIONAL ATAU PENGULANGAN

Yang dimaksudkan dengan Predominan


Pikiran Obsesional adalah:

• Berupa gagasan atau dorongan untuk berbuat 


meskipun isi pikiran tersebut berbeda-beda, tetapi
umumnya hampir selalu menyebabkan distress.

• Kadang-kadang berupa pikiran yang sepele yang tidak


ada habisnya untuk dipertimbangkan.
PREDOMINAN TINDAKAN KOMPULSIF
• Mayoritas berkaitan dengan kebersihan (khususnya mencuci tangan), memeriksa
berulang untuk meyakinkan bahwa situasi yang dianggapnya berpotensi bahaya tidak
dibiarkan terjadi, atau masalah kerapian dan keteraturan.

• Dilandasi perasaan takut terhadap bahaya yang mengancam dirinya atau yang bersumber
dari dirinya, dan tindakan ritual yang dilakukan merupakan ikhtiar simbolik untuk
menghindari bahaya tersebut.
PREDOMINAN TINDAKAN KOMPULSIF

• Tindakan tersebut bisa menyita banyak waktu sampai


beberapa jam setiap hari dan kadang disertai ketidakmampuan
mengambil keputusan dan kelambanan yang mencolok.

• Seimbang pada laki-laki dan perempuan.

• Jarang disertai depresi dan lebih responsive terhadap terapi


perilaku.
CAMPURAN TINDAKAN DAN PIKIRAN
OBSESIONAL
• Kebanyakan dari pasien obsesi-kompulsif memperlihatkan unsur dari
pikiran yang obsesional maupun tindakan yang kompulsif. Subkategori
ini digunakan apabila keduanya secara seimbang sama menonjol.
• Jika salah satu memang lebih jelas dominan, sebaiknya dinyatakan
dalam satu kategori yang spesifik, karena pikiran dan tindakan dapat
menunjukkan respon yang berbeda terhadap pengobatan yang
berbeda.
Diagnosis banding
Trauma

Komplikasi pasca ensefalitis

epilepsy lobus temporalis

Gangguan Tics

Gangguan Tourette

Skizofrenia, Fobia, Gangguan depresif, Gangguan kepribadian obsesif kompulsif


Hipokondriasis

Gangguan dismorfik tubuh, dan mungkin gangguan pengendalian impuls lain


OCD Cycle
Obsesi

Relief Ansietas

kompulsi
• > 50% pasien gangguan obsesif kompulsif, gejala awalnya muncul
mendadak. Pencetusnya: terjadi setelah adanya peristiwa yang
menimbulkan stres, seperti kematian keluarga.
• Seringkali pasien merahasiakan gejala sehingga terlambat datang berobat.
• Perjalanan penyakit bervariasi.
• Kira-kira 20-30 % pasien mengalami perbaikan gejala yang bermakna,
sementara 40-50% perbaikan sedang, sedangkan sisanya 20-40% gejalanya
menetap atau memburuk.
• 1/3 pasien gangguan obsesif kompulsif + gangguan depresi memiliki risiko
bunuh diri.
PROGNOSIS
• Lebih dari separuh pasien dengan ocd memiliki awitan gejala yang
mendadak
• 50-70% pasien terjadi setelah peristiwa yang penuh tekanan, seperti
kehamilan, masalah seksual, atau kematian kerabat

• 20-30% pasien mengalami perbaikan gejala yang signifikan


• 40-50% perbaikan sedang
• 20-40% tetap sakit atau mengalami perburukan gejala
Indikasi Prognosis Buruk Indikasi Prognosis Baik
• Kompulsi yang diikuti • Adanya penyesuaian sosial dan pekerjaan yang
baik,
• Awitan masa kanak
• Adanya peristiwa yang menjadi pencetus 
• Kompulsi yang bizarre,
sehingga bisa diterapi pencetusnya,
• Kompulsi yang memerlukan perawatan rumah • Gejala yang episodik.
sakit,

• Kompulsi yang ada komorbiditas dengan


gangguan depresi,

• Kompulsi yang mempunyai kepercayaan yang


mengarah ke waham dan adanya gangguan
kepribadian(terutama kepribadian skizotipal).
FARMAKOTERAPI
Clomipramine (anafranil) 3 x 25 mg
• Sediaan tab 25 mg
• Cara kerja : menghambat ambilan kembali serotonin dan NE
• Efek samping : mulut kering, konstipasi, hipotensi ortostatik terutama pada orang tua,
gangguan GIT, hipotensi ortostatik, dan efek antikolinergik serta sedasi berat perlu
diperhatikan pemberian dosis awal.
SSRI (Selective Serotonine Reuptake Inhibitor), menghambat secara spesifik ambilan serotonin
• Fluoxetine 2 x 20 mg
• Sertraline 2 x 25 mg
• Esitalopram 2 x 10 mg
• Fluvoxamine 2 x 50 mg
• Efek samping : meningkatkan resiko jatuh, fraktur pada orangtua > 65 tahun, mual, gangguan
tidur, nyeri kepala, dan rasa gelisah yang sifatnya tidak terlalu mengganggu.
Terapi Perilaku

Terapi Psikoanalisis

Pendekatan Behavioral :
Pemaparan dan Pencegahan Ritual

Terapi perilaku rasional emotif


Th/ Perilaku
• Exposure and response preventionpasien dipanjankan dengan
stimulusnya namun diingatkan dan diawasi untuk menahan perasaan
kompulsifnya.

• Dalam kondisi tertentu, terapi kelompok juga dapat membantu


seorang pasien dalam terapinya.

Dalam proses terapi, diperlukan dukungan dari keluarga !!


Sehingga pasien dapat mempertahankan tingkat komitmennya terhadap terapi yang
dijalaninya.
TERAPI LAIN

Terapi elektrokonvulsif(ECT)

psycho surgery
Psikofarmaka

Th/tambahan: jika 2 th/di atas tdk efektif


• Valproat

• Litihium

• Carbamazepine

• Venlafaxine

• Pindolol, dan

• Obat-obatan MAOI (phenelzine)


Gangguan trikotilomania
3
DEFINISI

v Trikotilomania adalah hilangnya rambut sebagai akibat dari


dorongan yang kuat untuk menarik-narik rambut. Hilangnya
rambut bisa membentuk suatu bercak bundar atau tersebar
di kulit kepala

v Keadaan ini paling sering ditemukan pada anak-anak, tetapi


kebiasaan ini bisa menetap sepanjang hidup penderita
4
ETIOLOGI

´ Teori biologi juga mengacu pada perbedaan metabolik dalam


sistem serotonin dan opioid

´ Anggota keluarga pasien dengan trikotilomania sering memiliki


riwayat “tic, gangguan pengendalian impuls, dan gangguan
obsesif kompulsif, yang menyokong kemungkinan predisposisi
genetik
5
ETIOLOGI

´ Depresi sering dinyatakan sebagai fakto predisposisi tetapi tidak


ada ciri atau gangguan kepribadian tertentu atau yang khas pada
pasien trikotilomania

´ Gangguan hubungan ibu dan anak, rasa takut ditinggal sendirian


dan kehilangan objek yang belum lama seringkali dinyatakan
sebagai faktor penting yang berperan dalam gangguan ini
6
PATOF IS IOLOG I

Hingga saat ini penyebab trikotilomania itu sendiri masih belum


jelas. Menurut teori neuro-kognitif, gangguan ini disebabkan
oleh adanya kelainan pada ganglia basalis pasien.
Sebagaimana diketahui bahwa ganglia basalis memiliki peran
dalam membentuk kebiasaan. Kegagalan lobus frontal dalam
menghambat kebiasaan tertentu juga diperkirakan bagian dari
patofisiologi gangguan ini
7
PATOFISIOLOGI (2)

Sebuah studi pencitraan menggunaan Magnetic Resonance


Image (MRI) juga menyatakan bahwa substansi grisea (gray
matter) pasien dengan trikotilomania lebih meningkat
kapasitasnya dibandingkan yang tidak memiliki penyakit ini.
Peranan genetik terhadap penyakit ini pun tidak luput dari
perhatian peneliti
8
MANIFESTASI KLINIS

Trikotilomania didefinisikan sebagai berikut (Lochner dkk., 2012):

´ Perilaku menarik rambut sendiri secara berulang yang


mengakibatkan hilangnya rambut

´ Perasaan ketegangan sebelum menarik atau ketika


mencoba untuk menolak perilaku

´ Kesenangan yang terkait dengan perilaku


9
MANIFESTASI KLINIS (2)

´ Perilaku tersebut tidak termasuk kondisi medis lain (dermatologis)


atau masalah psikiatri (seperti skizofrenia)

´ Menarik rambut mengarah distress atau kerusakan yang signifikan


dalam satu atau lebih bidang kehidupan seseorang (sosial atau
pekerjaan)
10
MANIFESTASI KLINIS (3)
11
MANIFESTASI KLINIS (4)
12
MANIFESTASI KLINIS (5)
13
MANIFESTASI KLINIS (6)
14
MANIFESTASI KLINIS (7)
15
MANIFESTASI KLINIS (8)
16
DIAGNOSIS

Semua daerah tubuh dapat terkena, paling sering adalah kulit


kepala. Area lain yang dikenai alis, bulu mata dan jenggot; batang
tubuh, ketiak dan area pubis jarang dikenai. Rambut yang hilang
sering ditandai ditemukannya he l ai an pendek dan putus-putus,
bersamaan dengan rambut yang normal dan panjang di area yang
terkena. Tidak ada kelainan pada kulit atau kulit kepala
17
DIAGNOSIS (2)

Kriteria Diagnosis menurut PPDGJ-III (Maslim, 2013):

Peningkatan
Mencabut rambut
sendiri secara perasaan tegang
segera sebelum Rasa senang, puas
rekuren yang atau lega jika
menyebabkan mencabut rambut
atau jika berusaha mencabut rambut
kebotakan yang
jelas. untuk menahan
perilaku tersebut.
18
DIAGNOSIS (2)

Kriteria Diagnosis menurut PPDGJ-III (Maslim, 2013):

Gangguan yang Gangguan Diagnosis ini jangan


tidak dapat menyebabkan dibuat apabila
diterangkan baik penderitaan yang sebelumnya sudah
oleh gangguan bermakna secara ada peradangan
mental lain dan klinis atau kulit, atau apabila
bukan karena gangguan dalam pencabutan rambut
kondisi medis fungsi sosial, adalah respons
umum (misalnya, pekerjaan atau terhadap waham
kondisi fungsi penting
atau halusinasi.
dermatologis). lainnya.
19
PEMERIKSAAN PENUNJANG

´ Perubahan histopatologi yang khas pada folikel rambut, yang


dikenal sebagai trikomalasia, ditunjukkan dengan biopsi yang
membantu membedakan trikotilomania dengan penyebab
alopesia lainnya (Grant dkk., 2017).

´ Pemeriksaan dengan lampu wood maupun pemeriksaan dengan


mikroskop pada sediaan langsung rambut yang rusak dengan
menggunakan larutan KOH 20% (Bhandare dkk., 2016).
20
PEMERIKSAAN PENUNJANG (2)

´ Pemeriksaan dermoskopi telah terbukti sangat berguna untuk


membedakan kondisi trikotilomania dari alopesia areata. Adanya
garis patahan rambut yang khas pada de rmoskopi merupakan
indikasi dari trikotilomania, sedangkan adanya sisa rambut seperti
tanda seru (exclamation mark hair) mengindikasikan suatu
alopesia areata (Bhandare dkk., 2016).
21
PEMERIKSAAN PENUNJANG (3)
22
DIAGNOSIS BANDING

Trikotilomania Alopesia Areata


Riwayat penyakit Anak berusia sekitar 3 tahun, Anak lebih dari 3 tahun,
semua jenis kelamin, gejala perempuan, penyakit
cemas autoimun, penyakit tiroid
(40%)
Pemeriksaan klinis Bercak alopesia tidak simetris, Bercak alopesia bulat
geometris, atau bentuknya atau oval
tidak biasa (terutama di regio
parietal dan vertex), tergores
dan berdarah

(Woods dan Houghton, 2014)


23
DIAGNOSIS BANDING (2)

Tes tarik rambut Negatif Positif sepanjang tepi lesi


aktif
Pengobatan Penjelasan tentang diagnosis, Terutama imunoterapi lokal
psikoterapi dan anti inflamasi atau
agen imunosupresif
Prognosis Jinak dan sembuh sendiri jika Jinak dan sembuh sendiri
dimulai sebelum usia 6 tahun dalam waktu satu tahun,
jika terlokalisasi. Prognosis
buruk: riwayat keluarga
dan penyakit autoimun

(Woods dan Houghton, 2014)


24
DIAGNOSIS BANDING (3)
25
KORMOBID ITAS

Individu dengan trikotilomania mempunyai prevalensi gangguan


mood yang meningkat (gangguan depresi mayor, gangguan
dysthymic) dan gejala anxietas (gangguan obsesif kompulsif,
gangguan anxietas menyeluruh dan fobia sosial), gangguan
penggunaan zat, gangguan makan, gangguan kepribadian
(gangguan ambang dan obsesif-kompulsif) serta retardasi mental
(James dan Alcott, 2010).
26 TATALAKSANA

Cognitif Behaviour Therapy (CBT)

Untuk mengubah pikiran dan perilaku dalam meningkatkan


kehidupan, dapat membantu seseorang belajar untuk rileks,
mengatasi stres, memerangi pikiran negatif dan mencegah perilaku
merusak
27
TATALAKSANA (2 )

´ SSRI (Serotonin-se le c tive reuptake inhibitors) be r pe r an sebagai


antidepresan yang akan meningkatkan neurotransmisi serotonin dalam
otak dengan cara me n g h amb a t reuptake serotonin pada me mb r a n
presinaptik

´ Selain itu psikofarmakologi yang telah digunakan adalah steroid topikal


dan hydroxyzine hydrochloride (vistaril), suatu ansiolitik dengan sifat
antihistamin, antidepresan, agen serotonergik dan antipsikotik
28
TATALAKSANA (3 )

´ Agen anti depresan dapat memberikan perbaikan dermatologis.


Antidepresan, seperti fluoxetine (Prozac), fluvoxamine (Lu vo x), sertraline
(Zoloft) dan venlafaxine (Effexor), se r in g digunakan untuk mengobati
trikotilomania

´ Obat antipsikotik olanzapine, (Zyprexa) juga te l a h menunjukkan efektivitas


dalam mengobati trikotilomania
29 KOMPLIKASI

Obstruksi usus jika mulut


digunakan untuk Kebotakan permanen
menarik rambut dan karena kerusakan folikel
tertelan rambut

Carpal tunnel syndrome


dapat terjadi karena Gangguan emosi dan
gerakan berulang kecemasan sosial
menarik rambut
30
PROGNOSIS

´ Onset rata-rata munculnya trikotilomania adalah pada masa


remaja awal dan sering ditemukan pada usia sebelum 17 tahun
namun onset pada usia lebih lanjut pun dapat terjadi. Perjalanan
gangguan tidak diketahui dengan baik, bentuk kronis maupun
remiten sama-sama dapat terjadi

´ Pada onset dini (kurang dari usia 6 tahun) cenderung lebih mudah
sembuh, dan lebih berespons pada saran, dukungan, dan strategi
perilaku
31
PROGNOSIS (2)

´ Onset lanjut (setelah usia 13 tahun) dikaitkan dengan


meningkatnya kemungkinan terjadinya kekronisan dan prognosis
yang lebih buruk daripada onset dini
Gangguan somatoform
Somatoform Disorders

- masalah psikologis yang mengambil bentuk


fisiologis

- berasal dari kata Junani soma utk tubuh

- sejumlah gangguan yang komponen utamanya


adalah tanda dan simtom ketubuhan, tetapi pemeriksaan
fisik dan laboratorium secara persisten gagal memberikan
data yang mendukung keluhan pasien

- anxietas muncul melalui simtom tubuh

- keluhannya sungguh-sungguh (vigorous and


sincere).
55
- anxietas muncul melalui simtom tubuh

- tidak diproduksi secara intensional dan


tidak dibawah kendali volunter

- keluhannya sungguh-sungguh
(vigorous and sincere).

- mencari pertolongan medis, bukan


psikologis
(merasakan distres bila tidak ditemukan
penyebab medis)

56
Yang termasuk di sini:

- somatization, recurrent multiple


physical complaints that have no
biological basis
- conversion, sensory or motor
symptoms without any physiological
cause
- hypochondriasis, preoccupation with
fears of having a serious illness

57
- body dysmorphic, preoccupation with
imagined or exaggerated defects in
physical appearance

- pain, pain that is brought on and


maintained to a significant extend by
psychological factors

58
SOMATIZATION DISORDER

• banyak simtom somatis yang tidak dapat


dijelaskan secara adekuat atas dasar
pemeriksaan fisik dan laboratorium

• suatu kombinasi dari simtom nyeri,


gastrointestinal, seksual dan pseudoneurolo-
gis

• berbeda dengan gangguan-gangguan


somatoform lain, karena multisiplisitas
keluhan dan sistem organ yang multipel
59
Somatization ……

• bersifat kronis dan menyebabkan distres


psikologis dan terganggunya fungsi sosial dan
okupasional

• ada tingkahlaku mencari bantuan medis yang


berlebihan

• sering disebut Briquet’s syndrome  berasal


dari nama Paul Briquet yang melihat
multiplisitas simtom dan sistem organ yang
terkait

60
Epidemiologi:

 lebih banyak perempuan


 little education, low income
 mulai sebelum 30 tahun, early
adulthood
 sering ada bersama gangguan mental
lain, gangguan psikiatrik, gangguan
kepribadian (ciri-ciri avoidant,
paranoid, self-defeating, obsesif-
kompulsif)

61
Etiologi:

Faktor-faktor Psikososial:

 simtom adalah komunikasi sosial untuk:


- menghindari obligasi (e.g.melaksana-
kan pekerjaan yang tidak disukai)
- mengekspresikan emosi (e.g.marah
pada pasangan)
- simbolisasi dari perasaan atau
keyakinan (e.g.sakit hati)

62
Etiologi ……

interpretasi psikoanalitis: repressed


instinctual impulses
perspektif behavioral: karena parental
teaching, parental example, ethnic mores
unstable homes, physically abused

Faktor-faktor Biologis:

attention and cognitive impairments that


result in the faulty perception and assessment
of somatosensory input.
 faktor genetis
63
Clinical Features:

- Banyak keluhan somatis


- Riwayat medik yang panjang dan rumit
- Nausea dan muntah
- Kesulitan menelan
- Nyeri di lengan dan kaki
- Nafas pendek
- amnesia

64
Clinical features……

- percaya bahwa sakitan sepanjang hidupnya


- pseudoneurological symptoms (paralysis,
localized weakness, aphonia, kehilangan
sensasi sentuhan atau sakit, dll)
- anxiety, depresi
- seringkali menggambarkan keluhan secara
dramatis, emosional dan berkelebihan,
dengan bahasa yang colorful
- perempuan seringkali berdandan
ekshibisionistik

65
Perbedaan budaya:

Dalam hal presentasi gejala: tangan


seperti terbakar banyak pada orang Asia
dan Afrika.

Budaya juga berpengaruh pada


bagaimana orang mencari pengobatan

66
Course and Prognosis:

kronis dan debilitating

Treatment:

- paling baik bila punya single identified


physician as primary caretaker.
-Tenaga medis jangan mengabaikan keluhan
fisik, jangan lupa pasien-pasien ini juga punya
sakit yang bonafid.

67
-Jangan hanya memberi perhatian
ketika pasien mengeluh  selalu
adakan kontak reguler
-Obati juga depresi dan anxiety bila
ada

68
CONVERSION DISORDER

a disturbance of bodily functioning that does not


conform to current concepts of the anatomy and
physiology of the central and peripheral
nervous system

the presence of one or more neurological


symptoms (e.g. paralysis, blindness,
paresthesias) that cannot be explained by a
known neurological or medical disorders.

requires the association of psychological factors


with the initiation or exacerbation of the
symptoms. 69
* Hippocrates:
- percaya bhw hanya terjadi pada
perempuan
- karena uterus yang berjalan-
jalan (awalnya dikenal sebagai hysteria –
kata Yunani utk uterus

*Freud:
-menggunakan istilah conversion
-anxiety dan konflik dikonversikan
ke dalam simtom fisik

70
Epidemiologi:

• lebih banyak perempuan, pada anak2, lebih


banyak lagi
• onset kapan saja, anak sp tua, umum remaja
dan young adults.
• rural, little education, low IQ, low
socioeconomic, military personnel who have
been exposed to combat situations.
• sering ada bersama dengan depresi, anxiety,
somatisasi. Lebih jarang dengan
schizophrenia. Gangguan kepribadian
terutama histrionik dan pasif-agresif,
dependen, antisosial 71
Etiologi:

Psikoanalitik:

- represi dari konflik intrapsikis dan konversi


rasa cemas kedalam simtom fisik. Konflik
antara instinctual impulses (e.g. agresi atau
seksualitas) dan larangan untuk ekspresinya.
Simtom merupakan ekspresi parsial dari
keinginan terlarang dalam bentuk terselubung,
shg klien dapat secara sadar menghindar
berkonfrontasi dengan impuls2 yang tidak
dapat diterima.
72
Etiologi – psikoanalitik ……

- Simtom mempunyai hubungan simbolik dengan


konflik yang tidak disadari. Mis. vaginismus
melindungi pasien dari dorongan seksual yang
tidak dapat diterima.

- Cara nonverbal untuk mengendalikan dan


memanipulasi oranglain  ia perlu perhatian dan
konsiderasi khusus

73
Etiologi……

Teori Belajar:
Simtom penyakit yang dipelajari semasa
kanak2, digunakan sebagai cara coping
menghadapi situasi yang tidak bisa
dihadapi

Faktor Genetik:
Tidak ada dukungan untuk faktor genetik

74
Etiologi …….

Faktor sosial dan kultural:


-Menurunnya kejadian konversi sejak
paruh terakhir abad 19
 Mgkn krn sblmnya more repressed
sexual attitudes atau toleransi yang lebih
rendah utk simtom anxiety

- Daerah rural, taraf sosioekonomik


rendah, lebih banyak dalam budaya non-
western

75
Clinical Features:

Simtom paling sering: paralysis,


blindness, mutism

Sensory symptoms:
- anesthesia (loss of sensation),
terutama pada ekstremitas
(anggota gerak) (mis. Stocking
and gloves anesthesia)
- paresthesia (kesemutan)
76
- deafness, blindness, tunnel
vision
- aphonia: whispered speech
- anosmia: loss of smell

77
clinical features……

Motor symptoms:
- abnormal movements, gait
disturbance, weakness, paralysis
- tremor, choreiform movements, tics,
jerks
- paralysis and paresis

Seizure symptoms:
- susah membedakan pseudoseizure
dengan seizure pada epilepsi misalnya

78
Lain-lain:

• Primary gain: keeping internal conflicts


outside their awareness
• Secondary gain: accrue tangible advantages
and benefits as a result of being sick
• La Belle Indifference:
a patient’s inappropriately cavalier attitude
toward serious symptoms; the patient seems
to be unconcerned about what appears to be
a major impairment.
• Identification: model symptoms on those of
someone important to them

79
Course and Prognosis:

- resolve in a few days/less than a month


- makin lama simtom bertahan, makin buruk
prognosis

Treatment:

- Tidak ada studi terkontrol sp sekarang


- Treatment psikoanalitik tidak menunjukkan
kemanfaatannya
- Reinforcement thdp t.l. yang high functioning
mgkn membantu
80
HIPOKONDRIASIS:

• preokupasi dengan ketakutan menderita, atau


keyakinan bahwa ia mempunyai gangguan yang
parah

• ketakutan atau keyakinan ini timbul karena


salah interpretasi simtom-simtom atau fungsi
tubuh, karena interpretasi tidak realistik atau
tidak tepat tentang simtom dan sensasi fisik.

• menderita penyakit yang serius dan belum


terdeteksi, dan tidak bisa dibujuk bahwa ini
tidak benar (tp blm sp waham)
81
Hipokondriasis……

Epidemiologi:

- laki dan perempuan sama banyak

- onset kapan saja, terutama usia 20 – 30


tahun, cenderung kronis

82
Etiologi:

- faulty cognitive scheme  misinterpretation of


bodily symptom

- social learning: request for admission to take the


sick role made by a person facing seemingly
insurmountable and insolvable problems.
Sick role = escape  allows to avoid noxious
obligations, postpone unwelcome challenges, to
be excused from usual duties and obligations

- a variant form of mental disorders: depressive


and anxiety 83
Etiologi - Hipokondriasis……

- psychodynamic: aggressive and hostile wishes


toward others are transferred (through
repression and displacement) into physical
complaints.
Anger berasal dari kekecewaan masa lalu,
rejections and losses. Juga defense terhadap
rasa bersalah, innate badness, ekspresi dari self-
esteem yang rendah, serta self-concern yang
berkelebihan.
Pain dan penderitaan fisik adalah cara untuk
menebus hal ini dan dianggap sebagai hukuman
yang memang pantas untuk kesalahan2 di masa
lalu (yg riil atau imajiner). 84
Hipokondriasis……

Course and Prognosis:

- Baik, bila status sosioekonomik tinggi,


onset tiba2, personality disorder taa, responsif
thdp treatment utk depresi-anxiety.

Treatment: - usually resist psychiatric treatment


- stress reduction and education in
coping with chronic illness.
- frequent, regularly scheduled
physical exam help reassure
patients
85
BODY DYSMORPHIC DISORDER:

• a pervasive subjective feeling of ugliness of


some aspect of their appearance despite a
normal or nearly normal appearance
• core belief of unattractiveness or even
repulsive

Emil Kraepelin: dysmorphophobia


Pierre Janet: obsession de la honte du corps
(obsession with shame of the body)

• baru dalam DSM-III, sebelumnya lebih


dikenal di Eropa
• comorbid dengan depresi, anxiety 86
Body dysmorphic……

Epidemiologi:

- kurang dipelajari, lebih banyak ke ahli


kulit atau bedah plastik

- perempuan lebih banyak dari laki2,


umumnya tidak menikah

- common onset: antara 15 - 30 tahun

87
Body dysmorphic……

Etiologi:
• cause: unknown
• high comorbidity dengan depresi, social
phobia, obsesif-kompulsif, substance abuse,
personality disorder
• stereotyped concepts of beauty emphasized
in certain families and within the culture at
large may significantly affect patients
• psychodynamic: displacement of a sexual or
emotional conflict onto a nonrelated body
part through the defense mechanism of
repression, dissociation, distortion,
symbolization, projection 88
Body dysmorphic……

Clinical features:

Common concern: facial flaws, involving specific


parts (kd2 concernnya sulit untuk dimengerti)

Simtom lain:
- ideas of reference (orang lihat cacadnya)
- excessive mirror checking/avoidance of
reflective surfaces
- attempt to hide the presumed deformity
(makeup/pakaian)
- avoid social and occupational exposure
89
Body dysmorphic……

Course and Prognosis:


- muncul gradual, level concern +/-, bisa
jadi kronis

Treatment:
- medical procedures tidak berefek
- bila ada gangguan lain -- treatment
gangguannya (mis. Obat anti depresi)
- berapa lama treatment: tidak jelas
- CBT: exposure + response prevention
(mencegah cek penampilan)
90
GANGGUAN NYERI:

- the presence of pain that is “the


predominant focus of clinical attention”,
experienced severe, prolonged pain.

- simtom primer adalah pain

- pain diasosiasikan dengan emotional


distress and functional impairment.

- pernah disebut sebagai somatoform pain


disorder, psychogenic pain disorder, idiopathic
pain disorder, atypical pain disorder
91
Gangguan nyeri……

Epidemiologi:

• lebih banyak pada perempuan dibanding


laki2

• onset terutama pada usia 40-an dan 50-an

92
Gangguan nyeri……

Etiologi:
Psikodinamik: secara simbolis mengekspresikan
konflik intrapsikis melalui tubuh. Penderita
alexithymia (tidak mampu mengartikulasikan
internal state feelings melalui kata-kata) 
mengekspresikannya melalui tubuh. Pemenuhan
kebutuhan dependen, juga penebusan dosa atau
kesalahan (innate badness), atau untuk
mensupresi agresi. Punya keyakinan bahwa
memang pantas menderita. Cara peroleh love.

Defense mechanism: displacement, substitution,


repression, identification. 93
Gangguan nyeri - etiologi

Faktor behavioral: Pain behaviors are reinforced


when rewarded, inhibited when ignored.

Faktor interpersonal: suatu sarana manipulasi,


memperoleh keuntungan dalam suatu hub
interpersonal.

Faktor biologis: Gangguan pada sistem limbik

94
gangguan nyeri……

Clinical features:

- low back pain, headache, atypical facial


pain, chronic pelvic pain.

- long histories of medical and surgical


care

- almost always a variant of depressive


disorder, a masked somatized form of
depression.

95
Gangguan nyeri……

Course and prognosis:

- prognosis bervariasi, bisa menjadi kronis,


distressful dan disabling

- Yang prognosisnya paling buruk:


mempunyai masalah karakterologis,
terutama pasif berlebihan, terlibat
masalah hukum, mendapat kompensasi
finansial, menggunakan zat adiktif, punya
riwayat panjang ttg pain

96
Gangguan nyeri……

Treatment:
- mgkn tidak bisa mengurangi pain 
bicarakan rehabilitasi

- bicarakan faktor psikologis sejak awal

- Farmakoterapi: tidak banyak membantu,


antidepressant bila ada depresi

- Pain control programs

97
Treatment …….

- Psikoterapi:
Komponen-komponen psikoterapi:
* validasi dari nyeri pasien
* relaxation training
* reinforce shift of focus from the pain
* help patient develop ability to cope
with stress and gain sense of control
over pain

98
GANGGUAN BUATAN SENDIRI
(FACTITIOUS DISORDER)

- intentionally produced signs of medical or


mental disorders and misrepresent their
histories and symptoms

- to assume the role of patients without an


external incentive

- Munchausen syndrome (Richard Asher


dalam Lancet, 1951)
99
Epidemiologi:
- prevalensi tidak diketahui

- lebih banyak pada perempuan

- mulai early adulthood, meskipun mgkn


muncul pd childhood atau adolescence

- lebih sering pada hospital and health


care workers dp general population

- sering ada bersama mood disorder,


personality disorder, gangguan
penggunaan zat
100
Etiologi:
• Secara psikodinamis: tidak jelas, jarang mau
terapi, karena menganggap keluhan fisik.
Childhood abuse, deprivasi  hospitalisasi 
escape from traumatic home situations  loving
and caring caretakers (doctors, nurses, dll),

Dirumah  rejecting mother and absent father.


Poor identity formation, disturbed self-image

Defense mechanism: repression, identification,


identification with the aggressor, regression,
symbolization.

• Faktor biologis: brain dysfunction 101


Clinical Features:

• FD with predominantly Psychological Signs


and Symptoms:

feigned symptoms: depression, hallucinations,


dissociative and conversion symptoms, bizarre
behavior.

Simtom lain:
pseudologia fantastica 
limited factual material is mixed with
extensive and colorful fantasies;

102
Factitious …… clin features……simtom lain

imposture  berhubungan dgn


berbohong.
Banyak yang mengambil identitas orang
prestigious. Mengaku diri war heroes, luka
operasi menjadi luka dalam perang, dll

 to maintain intact self-image

103
• FD with predominantly Physical Signs and
Symptoms:

ability to present physical symptoms so well


they can gain admission to, and stay in, a
hospital

• FD by proxy: a person intentionally produces


physical signs or symptoms in another person
who is under the first person’s care 

- caretaker indirectly assume the sick role


- relieved of the caretaking role by having
the child hospitalized
104
Factitious disorder……

Course and Prognosis:

Onset may follow real illness, loss, rejection,


abandonment

Incapacitating to the patient and often produce


severe trauma or untoward reactions related to
treatment

A few of them probably die as a result of


needless medication, instrumentation, or
surgery.
105
Factitious disorder……

Treatment:

No specific psychiatric therapy has been effective


in treating FD

Best focus on management than cure

Reaksi dokter/terapis sangat penting (misalnya


marah karena “kena dibohongi” -- tidak
membantu pasien

106
MALINGERING

• voluntary and intentional production of false


or grossly exaggerated physical or
psychological symptoms, motivated by
external incentives.

107
Malingering……

• External motivation:

1. to avoid difficult or dangerous situation,


responsibilities, or punishment
2. to receive compensation, free hospital
room and board, a source of drugs or a
haven from police
3. to retaliate when the patient feels guilt
or suffers a financial loss, legal penalty, or
job loss.
108
Malingering……

Epidemiologi:

• incidence tidak diketahui


• banyak dalam setting yang banyak laki2:
military, prison, factories, other industrial
settings

Clinical features:

• vague, ill-defined symptoms, e.g. headache,


pains in the neck, lower back, chest, abdomen,
dizziness, vertigo, amnesia, anxiety.
• preoccupied with compensation, not cure. 109
Malingering……

Treatment:

- evaluasi teliti dan objektif


- jangan menunjukkan kecurigaan
- bila di konfrontasi:
1. hub dokter-pasien memburuk,
2. pasien menjadi lebih waspada dan
memberi/mencari bukti2.

110
Malingering vs konversi

• Konversi:
- mungkin la belle indifference (ada pada 1/3
konversi)  willing and eager to talk
endlessly and dramatically about their
symptoms, but often without the concern one
might expect.

• Malingerer:
- more guarded and cautious  interviews a
challenge or threat to the success of the lie
- intentional production of symptoms
- external incentive 111
Malingering vs Factitious Disorder:

Malingering: - external incentive

Factitious Disorder:
- intrapsychic need to maintain the
sick role
- external incentive: absent

112
Somatoform vs Factitious (FD):

FD vs Somatization (Briquet’s Syndrome):

- voluntary production of factitious


symptoms,
- the extreme course of multiple
hospitalization
- willingness of FD patients to undergo
an extraordinary number of
mutilating procedures

113
FD vs Konversi:

- Konversi biasanya tidak paham


terminologi medis dan rutin rumah sakit,
dan simtomnya adalah referensi simbolik
dari konflik emosional yang spesifik

FD vs Hipokondriasis:

- pasien hipokondriak tidak secara volunter


memproduksi simtom, juga tidak mau
menjalani potentially mutilating
procedures.

114
Gangguan Cemas Menyeluruh
:DEFINISI

• Ketegangan, rasa tak aman atau kekhawatiran yg


timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yg
tidak menyenangkan, tetapi sumbernya
• .sebagian besar tidak diketahui
:Gejal a
1. Perasaan takut & khawatir ttg sejumlah peristiwa / hal atau aktivitas
2. Pasien sukar mengendalikan rasa khawatir tsb
3. Gejala pd point 1 disertai 3 atau lebih gejala berikut :

a. -Gelisah -mudah marah


b. -Mudah lelah -otot tegang
c. -Sukar konsentrasi -tidur terganggu
(sukar,terbangun2,tidur tak nyenyak)
Manif estasi Per i f e r da r i Anxietas
• Diarrhae Lambung terganggu
• Pusing, kepala ringan Polyuria (miksi frekuen)
Hyperhidosis Telapak tangan berkeringat
• Hypertensi atau dingin
Palpitasi Perut kembung, nausea
Mydriasis Gelisah Nafas pendek
Syncope Otot tegang
Tachicardi Mulut kering
Sulit masuk tidur atau
• Rasa kesemutan pada mempertahankan tidur
extremitas
• Tremor
Gangguan Anxietas
( Menyeluruh (GAM

Perasaan khawatir (cemas yg berat &


menyeluruh & menetap (bertahan
lama) & disertai dengan gejala somatik
(motorik & otonomik) yg
menyebabkan gangguan fungsi sosial
dan / fungsi pekerjaan atau perasaan
nyeri hebat, perasaan tak enak.
: Epidemiologi
Prevalensi : 3% - 8%
50% penderita GAM juga
mempunyai ggn
mental lain.
Ratio = ♀:♂ =2:1
Usia = ± 20 tahun
Kebanyakan pasien GAM pergi berobat pd
dokter umum, internist, cardiologist,
pulmonolog, gastro-entrologist oleh karena
gejala somatiknya.
:Gambaran Klinik

• Kecemasan tentang (akan nasib buruk, perasaan seperti berada


di ujung tanduk, sulit berkonsentrasi, dsb)
• Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tdk dpt
santai, dsb)
• Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat,
takikardi, takipneu, keluhan epigastrik, pusing kepala, mulut
kering, dsb).
Diagnosa Banding
Penyakit organik → anxietas
Penyalahgunaan obat tertentu
(amphetamin, caffein)
Penghentian obat (withdrawal) :
alkohol, obat sedatif hipnotik dan
anxiolitika
Ggn panik, ggn fobik, atau ggn obsesif
kompulsif, & ggn depresif berat, dll
: Prognosis

• Sulit diramalkan.
• Mungkin berlangsung selama hidup (kronik) 25% pasien akan
mengalami ggn panik
•% tinggi penderita akan mempunyai / menderita ggn depresi berat.
:Pengobatan

Penanganan pasien GAM yang


efektif adalah kombinasi antara
psikoterapi dan farmakoterapi.
:Psikoterapi
▪ Kognitif perilaku
▪ Suportif
▪ Berorientasi insight
Dgn pasien, didiskusikan, problemnya
→ anxietas ↓↓ dgn penuh perhatian &
empati.
Situasi stresful, kalau ada hrs
dihilangkan.
:Farmakoterapi
- Pengobatan dgn obat perlu 6 - 12
bln atau lebih lama.
- 25% pasien relaps setelah 1 bln
obat dihentikan
- 60% - 80% penderita relaps dlm
waktu 1 thn.
Benzodiazepine
Drugs of choice : Xanax
Ativan = Renaquil
Buspi r on (B uspa r ) :efektif 60% - 80%
perlu waktu : 2-3
minggu baru
terlihat hasilnya
Antidepr essan t r isikl ik :
Amitriptilin
Imimpramin
SSRI
- b l oke r : Propranolol
Definisi
• Cemas merupakan suatu sikap alamiah yang dialami oleh setiap
manusia sebagai bentuk respon dalam menghadapi ancaman. Namun
ketika perasaan cemas itu menjadi berkepanjangan (maladaptif),
maka perasaan itu berubah menjadi gangguan cemas atau anxiety
disorders.
• Riset kesehatan dasar tahun 2007 (Depkes, 2008) menjelaskan bahwa
di Indonesia prevalensi gangguan jiwa 4,6 ‰ sedangkan gangguan
mental emosional jauh lebih besar yakni 11,6%. Salah satu masalah
gangguan mental emosional yang menimbulkan dampak psikologis
cukup serius adalah ansietas atau kecemasan
2) Gejala psikologis

Gejala Klinis • Gangguan mood


• Kesulitan tidur
• Kelelahan, mudah capek.
1) Gejala somatik
• Kehilangan motivasi dan minat.
• Keringat berlebih.
• Sangat sensitif terhadap suara: merasa tak tahan terhadap
• Ketegangan pada otot skelet: sakit kepala, suara-suara yang sebelumnya biasa saja.
kontraksi pada bagian
• Berpikiran kosong, tidak mampu berkonsentrasi, mudah
• belakang leher atau dada, suara bergetar, nyeri lupa.
punggung.
• Kikuk, canggung, koordinasi buruk.
• Sindrom hiperventilasi: sesak nafas, pusing,
parestesi. d) Gangguan fungsi gastrointestinal: • Tidak bisa membuat keputusan
nyeri abdomen, tidak nafsu makan, mual, diare, • Gelisah, resah, tidak bisa diam.
konstipasi.
• Kehilangan kepercayaan diri.
• Iritabilitas kardiovaskuler: hipertensi, takikardi.
• Kecenderungan untuk melakukan segala sesuatu
• Disfungsi genitourinaria: sering buang air kecil, berulang-ulang.
sakit saat berkemih, impoten, sakit pelvis pada
wanita, kehilangan nafsu seksual. • Terus menerus memeriksa segala sesuatu yang telah
dilakukan.
beberapa teori mengenai penyebab
kecemasan
• Teori Psikologis • Teori biologis
1. Teori psikoanalitik : adanya ego 1. Sistem saraf otonom :
yang memberitahukan adanya Stresor dapat menyebabkan
suatu dorongan yang tidak dapat pelepasan epinefrin dari
diterima adrenal
2. Teori perilaku : disebabkan oleh 2. Neurotransmite : GABA,
stimuli lingkungan spesifik Serotonin, Norepinefrin
3. Teori eksistensial : Teori ini • Faktor Kognitif
memberikan model gangguan Menyimpan fikiran dan
kecemasan umum, tidak kebiasaan yang berlebihan
terdapat stimulus yang
diidentifikasikan
Jenis-jenis Gangguan Kecemasan (Anxietas)
• Gangguan Kecemasan Umum / Generalized Anxiety Disorder (GAD)
Generalized Anxiety Disorder (GAD) adalah kekhawatiran yang
berlebihan dan bersifat pervasif, disertai dengan berbagai simtom
somatik, yang menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan
sosial atau pekerjaan pada penderita, atau menimbulkan stres yang
nyata.
GAD memiliki persentase kekambuhan yang tinggi dan kecepatan
pemulihan kembali yang rendah
Gangguan Kecemasan Umum / Generalized Anxiety Disorder (GAD)

GEJALA
Psikologis dan Kognitif
1. Kecemasan yang berlebihan
2. Kekhawatiran yang sulit dikendalikan
3. Perasaan cemas/gelisah sebelum sesuatu terjadi
4. Sulit berkonsentrasi atau pikiran kosong

Fisik
1. Gelisah
2. Letih
3. Otot tegang
4. Sulit tidur dan mudah marah
Jenis-jenis Gangguan Kecemasan (Anxietas)
• Gangguan Panik / Panic Disorder (PD)
Umumnya gejala dimulai dengan rangkaian serangan panik yang tidak
terduga yang kemudian diikuti ketakutan terus menerus minimal 1 bulan
akan muncul serangan panik yang lain. Gejala-gejala tersebut akan
mencapai puncaknya dalam 10 menit dan umumnya berakhir tidak lebih
dari 20-30 menit.
Serangan-serangan panic melibatkan reaksi kecemasan yang intens
disertai dengan simtom-simtom fisik seperti : sulit bernafas, nafas tersengal,
jantung berdetak kencang, mual, rasa sakit didada, berkeringat dingin, dan
gemetar. Hal lain yang penting dalam diagnosa gangguan panik adalah
bahwa individu merasa setiap serangan panik merupakan pertanda
datangnya kematian atau kecacatan.
Gejala-Gejala Serangan Panik

• Psikologis • Fisik
1. Depersonalisasi 1. Gelisah
2. Derealisasi 2. Nyeri perut
3. Takut kehilangan 3. Rasa sakit/tidak nyaman pada
kendali/kontrol dada
4. Takut menjadi gila 4. Kedinginan
5. Takut mati/meninggal 5. Pusing
6. Rasa tercekik, dll
Jenis-jenis Gangguan Kecemasan (Anxietas)
• Gangguan Fobia / Phobic Disorde (PD)

• Fobia Spesifik
Ciri utama fobia spesifik yaitu ketakutan yang luar biasa dan terus menerus
terhadap obyek atau situasi tertentu. Penderita tidak mengalami gangguan
serius dalam kehidupan kesehariannya karena mereka hanya perlu
menghindari obyek-obyek yang ditakuti. Fobia spesifik tidak dapat diatasi
dengan terapi obat, tetapi lebih memberi respon kepada terapi perilaku atau
psikologis.
• Gangguan Fobia / Phobic Disorde (PD)
• Fobia Sosial (Sosial Anxiety Disorder)
Merupakan suatu ketakutan yang tidak rasional dan menetap, biasanya
berhubungan dengan kehadiran orang lain. Individu menghindari situasi
dimana dirinya dievaluasi atau dikritik, yang membuatnya merasa terhina atau
dipermalukan, dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau menampilkan
perilaku lain yang memalukan.
Jenis-jenis Gangguan Kecemasan (Anxietas)
• Pasca Trauma / Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Post Traumatic Stress Disorder / PTSD adalah gangguan kecemasan
yang dapat terjadi setelah mengalami atau menyaksikan suatu peristiwa
traumatik. Peristiwa traumatik adalah peristiwa yang mengancam nyawa
seperti pertempuran militer, bencana alam, insiden teroris, kecelakaan
yang serius, atau penyerangan fisik/seksual pada orang dewasa atau
pada anak-anak.
Jenis-jenis Gangguan Kecemasan (Anxietas)
• Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
Gangguan Obsesif-Compulsif (Obsessive-Compulsive Disorder/OCD) adalah
kondisi dimana individu tidak mampu mengontrol dari pikiran-pikirannya
yang menjadi obsesi yang sebenarnya tidak diharapkannya dan mengulang
beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pikirannya tersebut
untuk menurunkan tingkat kecemasannya. Gangguan obsesif-kompulsif
merupakan gangguan kecemasan dimana dalam kehidupan individu
didominasi oleh repetatif pikiran-pikiran (obsesi) yang ditindaklanjuti
dengan perbuatan secara berulang-ulang (kompulsi) untuk menurunkan
kecemasannya.
Penderita gangguan ini mungkin telah berusaha untuk melawan
pikiran-pikiran menganggu tersebut yang timbul secara berulang-ulang akan
tetapi tidak mampu menahan dorongan melakukan tindakan berulang untuk
memastikan segala sesuatunya baik-baik saja.
Jenis-jenis Gangguan Kecemasan (Anxietas)
• Agoraphobia
Yaitu suatu ketakutan berada dalam suatu tempat atau situasi
dimana ia merasa bahwa ia tidak dapat atau sukar menjadi baik secara
fisik maupun psikologis untuk melepaskan diri. Orang-orang yang
memiliki agrophobia takut pada kerumunan dan tempat-tempat ramai.
Pengobatan Gangguan Kecemasan (Anxietas)
• Terapi Non Farmakologi
Psikoterapi
Terapi psikologis merupakan salah satu cara untuk mengatasi
kebanyakan kondisi medis.
Terapi Perilaku
Terapi konseling yang memfokuskan pada kegiatan atau tindakan yang
harus dilakukan oleh pasien
Terapi kognitif
Terapi dengan cara mengajak pasien untuk memecahkan berbagai
masalah dengan cara berkomunikasi langsung dengan orang yang
sudah sembuh dari penyakit anxietas
Terapi Farmakologi
1. Antidepresan Trisiklik (Tricyclic Antidepresan / TCA)
antidepresan generasi pertama untuk mengatasi pasien depresi dengan
mekanisme kerja menghambat ambilan neropinefrin dan serotonin ke
neuron
Contoh : Klomipramin, Imipramin
2. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI)
Antidepresan baru yang khas, hanya menghambat ambilan serotonin
secara spesifik, mekanisme kerjanya menghambat pengambilan serotonin
yang telah disekresikan dalam sinap (gap antar neuron), sehingga kadar
serotonin dalam otak meningkat. Peningkatan kadar serotonin dalam sinap
diyakini bermanfaat sebagai antidepresan
• Contoh : Citalopram, Escitalopram, Fluvoksamin, Paroksetin, Sertralin
3. Serotonin/Norepineprine Reuptake Inhibitors (SNRI)
mekanisme kerjanya mengeblok monoamin dengan lebih selektif
daripada antidepresan trisiklik, serta tidak menimbulkan efek yang
tidak ditimbulkan antidepresan trisiklik.
• Contoh : Venlafaxin, Benzodiazepin, Klonazepam
4. Monoamin Oksidase Inhibitor (MAOI)
suatu enzim mitokondria yang ditemukan dalam jaringan saraf dan
jaringan lain, seperti usus dan hati. Bekerja memetabolisme NE dan
serotonin untuk mengakhiri kerjanya supaya mudah disekresikan.
Dengan dihambatnya MAO, maka akan terjadi peningkatan kadar NE
dan serotonin di sinap, sehingga akan terjadi perangsangan SSP
Contoh : Fenelzin
KASUS DAN PENYELESAIAN
Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. x
Usia : 50 Tahun
No. RM : 18. 8912
MRS / KRS : 25 Februari s/d 3 Maret 2017
Riwayat Penyakit : Depresi (1x dirawat di RSJ)
Riwayat Obat : Sertralin 2x 25mg, Seroquel
50mg, Menlopram 2x1 0,5 mg
Diagnosis : Ansietas - Depresi
Subyektif :
SOAP
Pasien cemas, mengeluh, kondisi fisik yang tidak nyaman, gelisah, sudah mendapat terapi dari
penyakit dalam namun tidak ada gangguan. Jiwa pasien tergoncang akibat ditinggal suaminya meninggal.
Pasien tidak mau diam dan selalu ingin merasa ditemani.
Obyektif :
1. Gambaran umum
Penampilan : nampak gelisah
Kesadaran : jernih
Tingkah laku : normoaktif
Sikap : kooperatif
Pembicaraan : verbalism, kuantitas cukup, kualitas kurang
2. Mood dan Afek
Mood : disforik
Afek : serasi
3. Gangguan proses pikir
Isi pikiran : faham (negatif)
Data Laboratorium
Analisis Nilai Normal Hasil

UREA UV 15-40 mg/dl 22,5 mg/dl

ALT/SGPT 5-41 u/l 10,6 U/L

AST/SGOT 5-40 u/l 24,2 U/L

Glukosa Sewaktu <150 mg/dl 74,03 mg/dl

Kreatinin B 0,5-1,5 mg/dl 0,99 mg/dl


Assesment
1. Terapi non farmakologi menggunakan ECT premedikasi
2. Terapi Farmakologi

Terapi Dosis Frekuensi 25 26 27 28 1 2 3

Sertraline 25 mg 2x1 √ √ √ √ √

Merlopam 0,5 mg 2x1 √ √ √ 1x1 1x1


ECT ECT

Seroquel 50 mg 1x1 √ √ √ √ √
Problem Medik Subjektif Terapi DRPs

Depresi Pasien cemas, Sertralin Terapi sudah tepat,


mengeluh, kondisi fisik Sertraline merupakan obat lini pertama
yang tidak nyaman, golongan SSRI
gelisah
Ansietas tergoncang akibat Merlopram Terapi sudah tepat.
ditinggal suaminya Mengandung lorazepam
meninggal. Pasien
tidak mau diam dan Memacu relaksasi dan mengurangi tegangan
selalu ingin merasa otot serta gejala fisik lain dalam gangguan
ditemani. ansietas
Bipolar Seroquel Terapi tidak tepat
Mengandung quetiapin
Digunakan untuk kombinasi litium
Biasa digunakan untuk terapi gejala bipolar,
Planing
• Tidak perlu diberikan Seroquel, karena pasien tidak mengalami gejala
gangguan bipolar.
• Penggunaan terapi ECT seharusnya tidak dilakukan, karena pasien tidak
mengalami depresi akut.
• Di berikan CBT (Terapi kognitif) bertujuan untuk mengidentifikasi pola pikir
negatif memprovokasi atau memburuknya kecemasan dan membuat
mereka lebih positif.
• Terapi non farmakologi yang bisa diterapkan untuk pasien ansietas adalah
psikoterapi, terapi tingkah laku, terapi kognitif, dan terapi lainnya. Terapi
farmakologi dapat dengan menggunakan obat golongan ansiolitik dan
benzodiazepin.
Gangguan Panik
PENDAHULUAN

20% POPULASI
DUNIA

GANGGUAN
CEMAS

11.6% POPULASI 18% POPULASI


DEWASA DEWASA
INDONESIA AMERIKA

150
Anxiety disorder (gangguan kecemasan)
• Ketakutan yang berlebihan dan sifatnya tidak
rasional. Seseorang dikatakan menderita
gangguan kecemasan apabila kecemasan
menimbulkan penderitaan dan mengganggu
aktivitas dalam kehidupan dari diri individu
tersebut.

151
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders ( DSM-IV), gangguan cemas terdiri
dari :
1. Serangan panik dengan atau tanpa agoraphobia;
2. Agoraphobia dengan atau tanpa Serangan panik;
3. Fobia spesifik;
4. Fobia sosial;
5. Gangguan Obsesif-Kompulsif;
6. Post Traumatic Stress Disorder ( PTSD );
7. Gangguan Stress Akut;
8. Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety
Disorder)
152
F40–F48 gangguan neurotik, gangguan somatoform dan
gangguan yang berkaitan dengan stres
F40 Gangguan Anxietas Fobik
• F40.0 Agorafobia
• .00 Tanpa gangguan panik
• .01 Dengan gangguan panik
• F40.1 Fobia sosial
• F40.2 Fobia khas (terisolasi)
• F40.8 Gangguan anxietas fobik lainnya
• F40.9 Gangguan anxietas fobik YTT

F41 Gangguan Anxietas Lainnya


• F41.0 Gangguan panik (anxietas paroksismal episodik)
• F41.1 Gangguan anxietas menyeluruh
• F41.2 Gangguan campuran anxietas dan depresif
• F41.3 Gangguan anxietas campuran lainnya
• F41.8 Gangguan anxietas lainnya YDT
• F41.9 Gangguan anxietas YTT
153
F42 Gangguan Obsesif-Kompulsif
• F42.0 Predominan pikiran obsesional atau pengulangan
• F42.1 Predominan tindakan kompulsif (obsesional ritual)
• F42.2 Campuran tindakan dan pikiran obsesional
• F42.8 Gangguan obsesif kompulsif lainnya
• F42.9 Gangguan obsesif kompulsif YTT
F43 Reaksi Terhadap Stres Berat dan Gangguan Penyesuaian (F43.0-F43.9)
• F43.0 reaksi stres akut
• F43.1 Gangguan stres pasca trauma
• F43.2 gangguan penyesuaian
• F43.8 reaksi stres berat lainnya
• F43.9 reaksi stres berat ytt
F44 Gangguan Disosiatif (Konversi) (F44.0-F44.9)

F45 Gangguan Somatoform (F45.0-F45.9)

F48 Gangguan Neurotik Lainnya (F48.0-F48.9)

154
A. Gangguan panik

Gangguan panik ditandai dengan terjadinya


serangan panik yang spontan dan tidak
diperkirakan.

Serangan panik adalah periode kecemasan dan


ketakutan yang kuat dan relatif singkat (biasanya
kurang dari satu tahun), yang disertai oleh gejala
somatik tertentu seperti palpitasi dan takipnea.

155
Tanda dan gejala klinis panik
Suatu serangan panik secara tiba-tiba akan menyebabkan minimal 4
dari gejala-gejala somatik berikut:
• Palpitasi
• Berkeringat
• Gemetar
• Sesak napas
• Perasaan tercekik
• Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman
• Mual dan gangguan perut
• Pusing, bergoyang, melayang atau pingsan
• Derealisasi atau depersonalisasi
• Ketakutan kehilangan kendali atau menjadi gila
• Rasa takut mati
• Parestesi atau mati rasa
• Menggigil atau perasaan panas
156
Pernafasan yang cepat dan pendek merupakan gejala
yang sangat dirasakan pasien (suffocation false
allarm).

Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat dan


suatu perasaan ancaman kematian atau bencana.
Pasien bisa merasa bingung dan sulit berkonsentrasi.

Pada pemeriksaan status mental saat serangan sering


dijumpai ruminasi, kesulitan berbicara seperti gagap
dan gangguan memori.

157
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa III (PPDGJ III)
Gangguan Panik baru ditegakkan sebagai diagnosis
utama bila tidak ditemukan adanya gangguan anxietas
fobik

Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan beberapa kali


serangan anxietas berat (severe attacks of autonomic
anxiety) dalam masa satu bulan:
 Pada keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada
bahaya;
 Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat
diduga sebelumnya (unpredictable situations);
 Keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala anxietas periode di
antara serangan-serangan panik (meskipun demikian umumnya
dapat terjadi juga “anxietas antisipatorik”, yaitu anxietas setelah
membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi).
158
Penatalaksanaan Panik
Farmakoterapi
• SSRI ( Serotonin Selective Reuptake Inhibitors), exp. sertralin,
fluoksetin, fluvoksamin, escitalopram, dll dalam 3-6 bulan atau
lebih, tergantung kondisi individu, agar kadarnya stabil dalam
darah sehingga dapat mencegah kekambuhan
• Alprazolam; awitan kerjanya cepat, dikonsumsi 4-6 minggu,
setelah itu perlahan-lahan diturunkan dosisnya sampai
akhirnya dihentikan.

Psikoterapi
• Terapi relaksasi
• Terapi kognitif perilaku
• Psikoterapi dinamik
159
B. Gangguan Cemas Menyeluruh
(Generalized Anxiety Disorder)
• Gangguan kecemasan dengan karakteristik
kekhawatiran yang tidak dapat dikuasai dan menetap,
terhadap hal-hal yang sepele/tidak utama yang
mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya, sehingga
pertimbangan akal sehat, perasaan dan perilaku
terpengaruh

• Ditegakkan bila terdapat kecemasan kronis yang lebih


berat (> 6 bulan; biasanya tahunan dengan gejala
bertambah dan kondisi melemah)

160
Diagnosis gangguan cemas menyeluruh
menurut PPDGJ-III
Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer
berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai
bulan, yang tidak terbatas / hanya menonjol pada keadaan khusus
(sifatnya “free floating”/ “mengambang”).

Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:


 Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit
berkonsentrasi, dsb)
 Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan
 Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-
debar,sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb)
161
Penatalaksanaan Cemas Menyeluruh
• Terapi psikologis (psikoterapi)
• Terapi obat-obatan (farmakoterapi).
No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran
1. Diazepam Diazepin Tab. 2-5 mg 10-30 mg/h
Lovium Tab. 2-5 mg
Stesolid Tab. 2-5 mg
Amp. 10mg/2cc
2. Chlordiazepoxide Cetabrium Drg. 5-10 mg 15-30 mg/h
Arsitran Tab. 5 mg
Tensinyl Cap. 5 mg
3. Lorazepam Ativan Tab.0,5-1-2 mg 2-3 x 1 mg/h
Renaquil Tab. 1 mg
4. Clobazam Frisium Tab. 10 mg 2-3x 1m mg/h
5. Alprazolam Xanax Tab.0,25-0,5 mg 0,75-1,50 mg/h
Alganax Tab.0,25-0,5 mg
6. Sulpiride Dogmatil Cap. 50 mg 100-200 mg/h
7. Buspirone Buspar Tab. 10 mg 15-30 mg/h
162
8. Hydroxyzine Iterax Caplet 25 mg 3x25 mg/h
C. Gangguan Campuran Anxietas dan
Depresi
• Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi,
dimana masing-masing tidak menunjukkan gejala
yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis
tersendiri.
Anxietas Gangguan depresif

• Beberapa gejala otonomik • Terganggunya fungsi manusia


harus ditemukan walaupun berkaitan dengan alam
tidak terus-menerus, perasaan sedih dengan gejala
disamping rasa cemas/ penyerta perubahan pola
kekhawatiran berlebihan. tidur, nafsu makan,
psikomotor, konsentrasi,
anhedonia, kelelahan, putus
asa, tak berdaya & gagasan
bunuh diri.
163
Gejala Umum Anxietas
1. Kedutan otot/ rasa gemetar
2. Otot tegang/kaku/pegal
Ketegangan Motorik
3. Tidak bisa diam
4. Mudah menjadi lelah
5. Nafas pendek/terasa berat
6. Jantung berdebar-debar
7. Telapak tangan basah/dingin
8. Mulut kering
Hiperaktivitas Otonomik
9. Kepala pusing/rasa melayang
10. Mual, mencret, perut tak enak
11. Muka panas/ badan menggigil
12. Buang air kecil lebih sering

13. Perasaan jadi peka/mudah ngilu


14. Mudah terkejut/kaget
Kewaspadaan berlebihan dan
15. Sulit konsentrasi pikiran
Penangkapan berkurang
16. Sukar tidur
17. Mudah tersinggung
164
Gejala Utama Depresi
• Afek depresi
• Kehilangan minat dan kegembiraan, dan
• Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya
keadaan mudah lelah ( rasa lelah yang nyata sesudah
kerja yang sedikit) dan menurunnya aktifitas.
Gejala lainnya dapat berupa :

• Konsentrasi dan perhatian berkurang


• Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
• Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
• Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
• Gagasan atau perbuatan membahayakan diri / bunuh diri
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang
165
Pedoman diagnostik Gangguan
Campuran Ansietas Depresif PPDGJ-III
•Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi,
masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala
yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis
tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik
harus ditemukan walaupun tidak terus-menerus, rasa
cemas/ kekhawatiran berlebihan.
•Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang
lebih ringan, harus dipertimbangkan kategori
gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas
fobik.

166
•Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas
yang cukup berat untuk menegakkan masing-
masing diagnosis, maka kedua diagnosis
dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran
tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal
hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka
gangguan depresif harus diutamakan.
•Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan
stres kehidupan yang jelas, maka harus digunakan
kategori F43.2 gangguan penyesuaian.

167
Kriteria DSM-IV-TR Gangguan Campuran
Ansietas Depresif
Mood disforik yang berulang atau menetap dan bertahan sedikitnya 1 bulan

Mood disforik disertai empat (atau lebih) gejala berikut selama sedikitnya 1 bulan :

1. Kesulitan berkonsentrasi atau pikiran kosong


2. Gangguan tidur (sulit untuk jatuh tertidur atau tetap tidur / gelisah tidur tidak puas)
3. Lelah atau energi rendah
4. Iritabilitas
5. Khawatir
6. Mudah nangis
7. Hipervigilance
8. Antisipasi hal terburuk
9. Tidak ada harapan (pesimis yang menetap akan masa depan)
10. Harga diri yang rendah atau rasa tidak berharga
168
Gejala menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya dalam
area fungsi sosial, pekerjaan atau area fungsi penting lain.
Gejala tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (cth. Penyalahguanaan
obat atau pengobatan) atau keadaan medis umum
Semua hal berikut ini :
1. Kriteria tidak pernah memenuhi gangguan depresif berat, gangguan distimik;
gangguan panik, atau gangguan ansietas menyeluruh
2. Kriteria saat ini tidak memenuhi gangguan mood atau ansietas lain (termasuk
gangguan ansietas atau gangguan mood, dalam remisi parsial)
3. Gejala tidak lebih mungkin disebabkan gangguan jiwa lain.

169
Penatalaksanaan Gangguan Campuran
Ansietas Depresif
Farmakoterapi

• Anti-ansietas
• Triazolobenzodiazepine
• Busipron
• Antidepresif
• Fluoxetine

170
D. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
• Gangguan kecemasan yang terbentuk dari peristiwa
atau pengalaman yang menakutkan /mengerikan,
sulit dan tidak menyenangkan dimana terdapat
penganiayaan fisik atau perasaan terancam

• Wanita (18.3%) lebih sering mengalami PTSD


dibanding pria (10.3%). PTSD bisa timbul pada usia
kapan saja namun lebih sering pada usia dewasa
muda.

171
Kriteria DSM-IV untuk Gangguan Stress
Pascatraumatik:
• A. Orang yang telah terpapar dengan kejadian
traumatik di mana kedua dari berikut ini terdapat:
• Orang mengalami, menyaksikan, atau dihadapkan
dengan kejadian-kejadian yang berupa ancaman
kematian atau kematian yang sesungguhnya atau cedera
yang serius atau ancaman kepada integritas fisik diri
sendiri atau orang lain.
• Respon orang tersebut berupa rasa takut yang kuat,rasa
tidak berdaya atau horror.

172
B. Kejadian traumatik secara menetap dialami kembali
dalam satu atau lebih cara berikut:
• Rekoleksi yang menderita, rekuren, dan mengganggu
kejadian,termasuk bayangan, pikiran atau persepsi.
• Mimpi menakutkan yang berulang tentang kejadian.
• Berkelakuan / merasa seakan-akan kejadian traumatik terjadi
kembali.
• Penderitaan psikologis yang kuat saat terpapar dengan tanda internal
atau eksternal yang atau menyerupai suatu aspek kejadian traumatik.
• Reaktivitas psikologis saat terpapar dengan tanda internal atau
eksternal yang menyerupai suatu aspek kejadian traumatik.

173
C. Penghindaran stimulus persisten yang berhubungan
dengan traum adan kaku karena responsivitas umum (tidak
ditemukan sebelum trauma), seperti berikut ini:
• Usaha untuk menghindari pikiran, perasaan, atau percakapan yang
berhubungan dengan trauma.
• Usaha untuk menghindari aktivitas, tempat, atau orang yang menyadarkan
rekoleksi dengan trauma.
• Tidak mampu mengingat aspek penting dari trauma
• Hilangnya minat atau peran serta yang jelas dalam aktivitas yang
bermakna.
• Perasaan terlepas atau asing dari orang lain.
• Rentang aspek yang terbatas.
• Perasaan bahwa masa depan menjadi pendek.

174
D. Gejala menetap adanya peningkatan kesadaran
(tidak ditemukan sebelum trauma),seperti berikut:
• Kesulitan untuk tertidur atau tetap tertidur.
• Iritabilitas atau ledakan kemarahan.
• Sulit berkonsentrasi.
• Kewaspadaan berlebihan.
• Respon kejut yang berlebihan.
E. Lama gangguan (gejala dalam kriteria B,C,D ) lebih
dari satu bulan.
F. Gangguan menyebabkan penderitaan yang
bermakna secara klinis/ gangguan fungsi
sosial,pekerjaan, atau fungsi penting lain.

175
Tanda dan gejala PTSD
3 kelompok utama gejala (tidak ada sebelum pajanan):

1. Hyperarousal (rangsangan yang berlebihan)


• Ansietas yang menetap
• Kewaspadaan yang berlebihan
• Konsentrasi buruk
• Insomnia

2. Intrusions( pengacauan)
• Kilasan balik
• Mimpi buruk
• Ingatan yang hidup

3. Avoidance (penghindaran)
• Menghindari hal-hal yang mengingatkan
• Ketidakmampuan mengingat beberapa bagian dari kejadian
• Minat yang rendah terhadap kehidupan sehari-hari
176
Penatalaksanaan PTSD
• Terapi utama PTSD adalah psikoterapi (terapi bicara),
obat-obatan / keduanya.
• Dukungan dari keluarga dan teman-teman dapat
menjadi bagian terpenting dari terapi
• Sertraline dan Paroxetine sebagai terapi lini pertama
PTSD. Fluoxetine 10-60 mg/hari, sertraline 50-200
mg/hari, dan flufoxamin 50-300mg/hari serta obat-
obatan yang mengurangi gejala fisik yang terkait
dengan penyakit, prazosin (Minipress), clonidine
(Catapres), guanfacine (TENEX), dan propranolol.

177
Gangguan Disosiatif
GG DISOSIATIF ATAU KONVERSI:
ADALAH KEHILANGAN SBGN ATAU SLRH INTEGRASI
NORMAL DARI:

• INGATAN MASA LALU


• KESADARAN IDENTITAS
• PENGHAYATAN
• KENDALI GERAKAN
Fenomena Disosiatif
Depersonalisasi
• Perubahan persepsi diri sedemikian rupa
sehingga membuat kehilangan realitas.
Derealisasi
• Perubahan persepsi terhadap dunia.
• Kehilangan pengindraan terhadap dunia luaran.
• Misalnya perubahan ukuran dan bentuk.
Pengalaman biasa
BENTUK GG DISOSIATIF (PPDGJ)

• AMNESIA DISOSIATIF:
HLG DAYA INGAT TTG KEJADIAN PTG (TRAUMATIK
• FUGUE DISOSIATIF
• AMNESIA DISOSIATIF
• PERJALANAN TINGGALKAN RUMAH
• SBG KASUS BERGANTI IDENTITAS
LANJUTAN BTK DISOSIATIF
• TRANS DISOSIATIF
• PENGHAYATAN IDENTITAS DAN LINGKUNGAN HLG
• DIKUASAI KEPRIBADIAN LAIN ATAU KEKUATAN GAIB
• MOTORIK DISOSIATIF
• KEMAMPUAN MENGGERAKKAN TUBUH HLG
• HEMIPARESIS ATAU PARALISIS
• AFONIA ATAU DISFONIA
• KONVULSI DISOSIATIF:
• MENYERUPAI KEJANG EPILEPTIK
• LIDAH TDK TERGIGIT/JATUH TAK LUKA/ TAK ADA
INKONTINENSIA
LANJUTAN BTK DISOSIATIF

• KONVULSI DISOSIATIF:
• MENYERUPAI KEJANG EPILEPTIK
• LIDAH TDK TERGIGIT/JATUH TAK LUKA/ TAK ADA
INKONTINENSIA
PENATALAKSANAAN :
• TERAPIS YG TERPERCAYA, KUAT DAN KONSISTEN
• LINGKUNGAN TERAPEUTIK
• PERASAAN YG TERKUBUR DI REAKTIFKAN
Gangguan Disosiatif DSM-IV-TR
• Amnesia Disosiatif
• Kehilangan memori mengikuti suatu pengalaman yang
penuh stress.
• Fugue Disosiatif
• Kehilangan ingatan yang disertai dengan meninggalkan
rumah dan membuat suatu identitas baru.
• Gangguan Depersonalisasi
• Diri mengalami perubahan.
• Gangguan Identitas Disosiatif
• Sekurang-kurang ada dua kepribadian atau lebih yang
berbeda pada satu org.
Amnesia Disosiatif
• Tidak mampu mengingat informasi pribadi penting biasanya
terhadap suatu kejadian traumatik atau keadaan yang penuh stres.
diikuti
• Episode Amnestik – periode terlupakan terutama kejadian traumatik
• Ingatan informasi umum baik misal: apa yg dimakan utk sarapan pagi
Amnesia Disosiatif (Lanjutan)
• Gangguan primer dengan ingatan episodik (ingatan autobiografi
seseorang) sementara ingatan semantik (kenyataan) tetap utuh
Amnesia Disosiatif (Lanjutan)
Gambaran klinis:
• Awitan amnesia disosiatif sering mendadak pasien dapat
sadari ataupun tidak sadari hilang ingatan. Sebagian lain
mengalami kesadaran sedikit berkabut saat amnesia
• Ada 3 tipe Gangguan Disosiasi
▫ Tipe Terlokalisasi : tidak dapat mengingat peristiwa-peristiwa selama
beberapa jam sesudah terjadinya suatu traumatik atau penuh stres.
▫ Tipe Selektif : hanya lupa sebagian selama waktu tertentu.
▫ Tipe Menyeluruh : lupa keseluruhan kehidupan tetapi keterampilan,
selera, dan kebiasaan tetap dipertahankan (jarang).
Amnesia Disosiatif (Lanjutan)
 Berlanjut (Continuous) : lupa semua
peristiwa yang terjadi setelah masalah
dimulai.
 Sistematik: ingatan yang berhubungan
dengan katagori spesifik dari informasi
hilang, contohnya : pengalaman akademik
 konfabulasi: mencoba mereka-reka
informasi palsu untuk menutupi kesenjangan
daya ingat .
Epidemiologi dan etiologi
• Wanita lbh sering
• Lbh sering pd dewasa muda
• Etiologi pendekatan psikoanalitik sebagai mekanisme pertahanan diri,
kesadaran individu berubah sebagai cara utk menyelesaikan konflik
emosional atau stresor dari luar
Prognosis dan terapi
• Dapat hilang mendadak sembuh komplit atau sedikit yang alami
kekambuhan
• Sebagian lain menjadi khronis
• Pemberian terapi jangka pendek seperti jenis barbiturat atau
benzodiazepin dapat membantu memulihkan ingatan
• Dapat beri hipnoterapi dan psikoterapi membantu menyelesaikan
konflik emosionanya
Fugue Disosiatif

• Bersifat janggal dan dramatik


• Lupa rincian personal, identitas, pergi jauh dari rumah dan
pekerjaan
• Sering mengambil identitas dan pekerjaan baru
• Mayoritas sadar kembali dengan kebanyakan dari ingatan
tanpa pengulangan
• Identitas lama dan baru tidak muncul bergantian spt pd
gangguan identitas disosiatif
• Harus berhadapan dengan konsekuensi dari fugue nya
misalnya
• tindakan kekerasan atau Illegal, dll…
Fugue Disosiatif
• Fugue berarti terbang.
• Individu tiba-tiba melakukan perjalanan dari rumah/tempat kerja,
menunjukkan kehilangan ingatan masa lalu, menjadi bingung
mengenai identitasnya atau memakai identitas baru.
Epidemiologi dan etiologi
• Fugue disosiatif jarang terjadi
• Sering timbul selama perang , setelah bencana alam, keadaan krisis
personal dengan konflik internal tinggi
• Kondisi psikologik sebagai dasar dari ggn ini. Predisposisi peminum
alkohol berat, ggn mood dan ggn kepribadian tertentu ( ggn
kepribadian ambang, ggn keprib histerionik dan skizoid )
Etiologi
• Psikodinamik
▫ Disebabkan oleh represi ingatan yang berlebihan
• Perilaku
▫ Pengkondisian Operant dalam kelupaan di kuatkan 0leh
kejatuhan dalam kecemasan
• Keadaan – Belajar Ketergantungan ( Dependent
Learning)
▫ Keadaan sangat kaku – kepada - mata rantai ingatan
• Hipnosis diri sendiri (Self-Hypnosis)
▫ Diri sendiri menginduksi amnesia
Pengobatan Amnesia Disosiatif Dan Fugue

• Terapi Psikodinamik
• Terapi Hipnotik
• psikoterapi suportif –ekspresif dapat membantu
• Terapi Obat
• Sodium pentobarbital . Medikasi mengurangi hambatan yang membuat
ingatan lebih mungkin tetapi mungkin lupa lagi setelah bangun.
• Semua terpusat pada membuka ingatan
Prognosis

• Fugue disosiatif biasanya terjadi dlm wkt


pdk, bbrp jam sampai bbrp hari. Perbaikan
spontan
Gangguan Identitas Disosiatif (Gangguan
Kepribadian Ganda)
• Berkembangnya dua atau lebih kepribadian yang berbeda
(subkepribadian atau kepribadian alternatif).
• Mengubah – transisi dari satu sub kepribadian ke kepribadian
yang lain.
• Kepribadian primer atau kepribadian tuan rumah yang lebih
sering tampil.
• 97% kasus dianggap mempunyai pengalaman yang menyakitkan
(penyiksaan atau penganiayaan seksual atau fisik.
• Wanita 3 kali lebih seing dari pada pria
• Interaksi Subkepribadian
– Amnesia timbal balik – tidak ada kesadaran terhadap
perubahannya
– Pengetahuan – setiap berubah sadar terhadap yang lain
(saling mendengar suara suara satu sama lain dan
berbicara diantara mereka sendiri)
– Satu cara Amnesik- beberapa kepribadian sadar
terhadap kepribadian yang lain tanpa mereka sadar
terhadap diri mereka (paling sering )
Gangguan Indentitas Disosiasi
• Kepribadian – kepribadian yang berubah mungkin membutuhkan
resep kacamata yang berbeda, pertunjukkan allergi yang berbeda,
respons –respons yang berbeda terhadap pengobatan yang
sama,berbeda dalam warna kebutaan. Seolah-olah konflik impuls-
impuls internal tidak dapat bersamaan atau mencapai dominasi.
Gangguan Identitas Disosiatif (lanjutan)
▫ Mekanisme dari disosiasi adalah dikendalikan oleh proses-
proses bawah sadar (unconscious process).
▫ Individu mungkin melaporkan halusinasi pendengaran
seperti dua suara yang bercerita mengenai mereka,
beberapa mengeluh terhadap adanya makhluk yang
menguasainya (“possessed”)
Gangguan Identitas Disosiatif
• Mereka mungkin memainkan peran yang bermacam-macam perilaku
abnormal sebelum didiagnosa secara akurat :
– Keluahan-keluhan fisik tanpa dasar organik
– amnesia,
– depresi/bunuh diri ,
– Kecemasan / serangan-serangan panik
– depersonalisasi
– derealisasi (kehilangan perasaan terhadap kenyataan: orang / benda berubah
ukuran / bentuk atau dalam perasaan terhadap waktu)
Epidemiologi dan etiologi
• Rasio perempuan : laki-laki adaah 5:1 hingga 9:1
• Paling banyak pd usi remaja akhir dan dewasa muda, diagnosis rerata
30 thn
• Dapat terjadi pada anak usia 3 thn gejala tampak spt trans
• Etiologi tdk diketahui. Hampir semua melibatkan peristiwa traumatik
berupa kekerasan seksual dan fisik masa kanak
prognosis
• Makin dini awitan penyakit makin buruk prog
• Ggn identitas disosiatif merupakan gg disososiasi plg brt dan kronis
dan penyembuhan tdk komplit
Gangguan Depersonalisasi
• Pengalaman deppersonalisasi menetap / berulang dan disebabkan
distres.
• Kontroversi terhadap dimasukkannya gangguan depersonalisasi ke
gangguan disosiatif karena gangguan depersonalisasi tidak
mempengaruhi ingatan.
• Pada gangguan disosiatif yang lain, individu dilindungi dari
kecemasan, sedangkan depersonalisasi membangkitkan kecemasan.
ETIOLOGI
• Trauma emosional sering berkaitan dgn gangguan depersonalisai
• Predisposisi : anxietas dan depresi pada stres berat ( kecelakaan
mobil)

TERAPI
Obat anticemas dapat diberikan
Terapi psikoterapi berorientasi tilikan dpt dilakukan
Gangguan Trans Disosiatif
Seseorang diluar kemauannya memasuki keadaan trans disebabkan
distres yang bermakna dan bukan dari bagian praktek / ritual
kebudayaan individu.
Pengobatan Gangguan-gangguan Disosiatif
• Ada tiga tujuan utama :
• 1) membantu mengenali sepenuhnya keadaan gangguan mereka
• 2) memperbaiki celah-celah ingatan mereka
• 3) mengintegrasikan kepribadian – kepribadian mereka kedalam
fungsi kepribadian
• Fusi- akhir dari penyatuan dari 2 atau lebih perubahan
• Tujuan adalah integrasi
• Membantu setiap perubahan untuk mengerti
mereka adalah bagian dari pribadi seseorang
• Menggunakan perubahan nama untuk
menyenangkan tidak untuk menjelaskan/
memperkuat adanya automi yang terpisah
• Semua perubahan harus diobati dengan kewajaran
• Mendorong empati diantara perubahan-perubahan
• Dukungan dibutuhkan dengan mempertimbangkan
trauma-trauma masa kanak-kanak
Penatalaksanaan
• Terapis yg terpercaya, kuat dan konsisten
• Lingkungan yg terapeutik mengikut sertakan klien
dlm proses terapi
• Perasaan yg terkubur di reaktifkan
• Penekanan pd korabolasi, kerja sama dan empati,
identificasi dgn yg lainyang kuat
• Komunikasi yg jelas dan tegas
LANJUTAN PENATALAKSANAAN

• Secara konsisten terapis mengajak semua yg dkt


dgn klien mematahkan pertahanan disosiatif klien
• Meningkatkan semangat juang dan menanamkan
harapan
• Meniningkatkan kemampuan ekspresi perasaan
• Terapi psikofarmaka dgn obat benzodiazepin
PENDAHULUAN

• Jati diri seseorang dan kemampuannya menilai realita


tergantung pd komponen perasaan,pikiran,sensasi,persepsi
dan ingatankomponen terganggu disosiasi
• Gangguan Disosiasiberubahnya kesadaran yang
mempengaruhi memori dan identitastdk mampu
mengingat berbagai peristiwa/lupa akan
identitasnya/identitas baru

211
Author. National Institute of Mental Health..
…. PENDAHULUAN

• Merupakan pertahanan terhadap trauma, timbul pada masa kanak2,


gangguan stress pasca trauma, gangguan kepribadian antisosial.
• Gangguan disosiasi terjadi secara tidak sadar dengan cara yg tidak
diinginkan dan berulang serta berkepanjangan sehingga mengganggu
kehidupan sehari-hari seseorang.
• Penting bagi kita untuk memahami gangguan disosiasi serta
penggolongannya.

212
Author. National Institute of Mental Health..
GANGGUAN DISOSIASI
• Disosiasi/konversi
“Gangguan yang ditandai oleh adanya satu atau lebih
gejala neurologis (paralisis, kebutaan, parestesia) yg tidak dapat
dijelaskan oleh gangguan neurologis atau medis yg diketahui”
menurut dsm iv

“Adanya kehilangan (sebagian atau keseluruhan) dari integrasi


normal antara ingatan masa lalu, kesadaran akan identitas dan
penghayatan segera (awereness of identity and immediate
sensations) dan control terhadap gerakan tubuh “  PPDG III

213
Epidemiologi
• Bukan Penyakit umum yang ditemukan pada masyarakat
• Prevalensi sekitar 11-3300 kasus per 100.000 kasus dalam populasi
• Gangguan konversi dapat terjadi disemua umur
• Dalam beberapa kasus gangguan konversi lebih banyak mengenai
wanita dengan perbandingan 6:1
• Insiden meningkat pada pasien anak yang pernah mendapat
kekerasan fisik atau pelecehan seksual.
ETIOLOGI
• Faktor psikososial
Trauma masa lalu yang berat, awal terjadi saat masa kanak2 , dalam
perjalanan penyakitnya gangguan konversi terjadi sewktu waktu dan
trauma masa lalu pernah terjadi kembali dan berulanggangguan
disosiasi
Trauma dapat berupa:
• Pelecehan seksual
• Kekerasan fisik
• Kekerasan rumah tangga
• Ling. Sosial yg sering memperlihatkan kekerasan
PATOFISIOLOGI GANGGUAN DISOSIASI

Teori Psikologi Psikoanalitik

Gangguan
DISOSIASI

HPA AXIS
Teori Biologis

216
Hipotalamus-
Pituitari-Adrenal
(HPA) Aksis
Gangguan disosiasi Pola Gejala

Amnesia Ketidakmampuan yang terjadi secara tiba-tiba untuk mengingat informasi pribadi yang paling
penting. Ketidakmampuan untuk mengingat itu tidak dapat dijelaskan dengan kelupaan yang
sifatnya biasa

Fugue Tiba-tiba meninggalkan rumah atau tempat kerja dan tidak mampu mengingat masa lalunya.

Kepribadian ganda Di dalam individu terdapat dua atau lebih kepribadian yang berbeda. Bermacam-macam
kepribadian mengendalikan secara sempurna tingkah laku individu pada waktu yang berbeda.
KLASIFIKASI

Depersonalisasi Mengalami diri sendiri sebagai yang terpisah dan mengamati diri dari posisi pengamat dari luar
atau mengamati perasaan mekanik atau seolah-olah berada dalam suatu mimpi.

Kesurupan atau trance Suatu keadaan kesadaran yang berubah (trance) dimana kesadaran berkurang atau secara selektif
terfokus pada stimulus-stimulus tertentu, atau kepercayaan bahwa diri kita diambil alih oleh suatu
Gambaran klinis

• Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu, kejadian dan


orang
• Masalah gangguan mental, meliputi depresi dan kecemasan
• Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)
• Identitas yang buram
• Depersonalisasi
• Gejala sensorik: anestesia, buta dan tuli
• Kelumpuhan: afonia, hemiplegia atau hemiparesa, paralisa atau paresa dari
beberapa otot
• Diskinesia: kejang
.....diagnosis banding psikiatri

Diagnosis Banding Somatoform Malingering Miastenia gravis Neuritis optik Tumor otak

Merupakan gangguan yang


ditandai banyak gejala Perilaku yang disengaja untuk Suatu penyakit autoimun Salah satu penyebab umum Neoplasma system saraf pusat
somatic(tubuh) yang tidak dapat menciptakan dan menampilkan kronis dari transmisi kehilangan penglihatan mencakup neoplasma yang
berasal dari dalam otak dan
Definisi dijelaskan dengan adekuat simptom fisik atau psikologis neuromuscular yang unilateral akibat dari inflamasi
medulla spinalis yang
berdasarkan pemeriksaan fisik yang palsu atau sangat dilebih- menghasilkan keleman otot. dari demielinisasi nervus menyebabkan gangguan
dan penunjang.(gejala somatik lebihkan optikus. neurologik progresif
multiple tanpa dasar organik)
Keluhan kedua gangguan ini Keluhan sama-sama tidak dapat
Sama-sama mengalami gejala
bersama-sama tidak dapat dibuktikan melalui pemeriksaan Sama memiliki gejala Sama-sama mengalami masalah
Persamaan motorik yaitu paralisis dan
dibuktikan melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kelemahan (paralisis) kebutaan
parestesia
fisik maupun penunjang penunjang. serta

Somatoform: keluhan murni Disosiasi:


Disosiasi:
gangguan fisik berupa nyeri Keluhan tidak dibuat-buat/ atau Disosisasi:
Tidak dapat dibuktikan Disosiasi:
perut, kesulitan menelan, nyeri disengaja (involunter) Pasien tidak mengalami
melalui pemeriksaan fisik Tidak dapat dibuktikan melalui
tungkai, sesak nafas, nyeri dada, fasikulasi atau atrofi otot,
dan penunjang pemeriksaan fisik dan
nyeri punggung. Sindroma malingering terdiri temuan elektromiografi normal
penunjang
Perbedaan dari gejala fisik berupa;
Neuritis optic:
Konversi/disosisasi: (1)dibuat sesuai keinginan dan Tumor otak:
Dapat dibuktikan melalui Neuritis optic:
Keluhan berupa gejala kesadaran pasien tujuannya Pasien mangalami fasikulasi
pmeriksaan fisik dan Dapat dibuktikan melalui
neurologis seperti seolah-olah menghindari kewajiban tertentu, atau atrofi otot , temuan
penunjang pmeriksaan fisik dan penunjang
lumpuh, gangguan (2) penyajian bentuk gejala elektromiografi abnormal
penglihatan/buta,atau parestesia dapat berupa; a) seluruhnya
dibuat-buat, b) dengan sengaja
menimbulkan penyakit, 222
Tatalaksana

PSikofarmako Nonpsikofarmako
Tidak ada Pengobatan yang dapat Hipnosis
menyembuhkan gangguan ini,
pengobatan dapat membantu mengobati Psikoterapiterapi bicara, konseling  berbicara tentang
gejala yang dialami seperti depresi, gangguanyg diderita. Terapinya pasien mengerti penyebab
anxietas atau insomnia kondisinya
Terapi kesenian kreatif
Terapi kognitif
Pengobatan juga bertujuan untuk membantu
orang tersebut:
• Dapat menangani dan mengelola kejadian
yang menyakitkan;
• Mengembangkan keterampilan hidup baru;
• Kembali berfungsi semaksimal mungkin
• Memperbaiki hubungan antara perasaan, pikiran,
persepsi, memori
prognosis
• AkutBaik
• Kurang baik pada kasus kronik
• Prognosis tergantung pada umur, intelegensi.
komplikasi
Melukai diri sendiri

Pikiran bunuh diri

Gangguan seksual

Pyschogenic non epileptic seizure

Gangguan makan

Gangguan saat tidur

Mimpi buruk
PHOBIA
PHOBIA

Kata fobia berasal dari kata Yunani phobos, yang berarti “takut

• Takut adalah perasaan cemas agitasi apa sebagai respons te


suatu ancaman (Nevid, Nathus & Greene, 2005).

• Takut adalah perasaan ngeri dan gentar menghadapi sesuatu


dianggap akan mendatangkan bencana (KBBI).
Gangguan fobia?

 Gangguan fobia adalah rasa takut yang persisten terhadap


objek atau situasi dan rasa takut tersebut tidak akan
sebanding dengan ancamannya (Nevid, Nathus & Greene,
2005).

 Fobia adalah suatu ketakutan yang tidak rasional sehingga


menyebabkan penghindaran yang disadari terhadap suatu
objek aktivitas atau situasi yang ditakuti.

 Gangguan psikologis yang ditandai oleh ketakutan yang kuat


dan persisten terhadap objek atau situasi tertentu (Durand &
Barlow, 2006)
Phobia
Hal yang aneh tentang fobia adalah biasanya melibatkan
ketakutan terhadap peristiwa yang biasa dalam hidup, bukan
yang luar biasa. Orang yang mengalami fobia biasanya tahu
bahwa ketakutan mereka itu berlebihan dan tidak pada
tempatnya.

Tipe fobia yang berbeda biasanya muncul pada usia yang


berbeda-beda pula  kemunculannya seperti merefleksikan
tahap perkembangan kognitif dan pengalaman hidup.
– anak  ketakutan pada binatang bisa merupakan hasil dari
fantasinya.
– dewasa  serangan panik.
penyebab

• Pengalaman Langsung
• Melihat orang lain
mengalami ketakutan berat
• Faktor sosial dan kultural
Gejala umum fobia
Bila seseorang yang menderita phobia melihat atau bertemu
atau berada pada situasi yang membuatnya takut (phobia),
gejalanya adalah sebagai berikut:

o Jantung berdebar kencang o rasa mual dan ingin muntah


o Kesulitan mengatur napas o peningkatan rasa cemas
o Dada terasa sakit o berfikir secara tidak realistis
o Wajah memerah dan berkeringat o sulit berkonsentrasi
o Merasa sakit o kewaspadaan secara
o Gemetar berlebihan (over alertness)
o Pusing o Kejang otot
o Mulut terasa kering o Panic yang berlebihan
o Merasa perlu pergi ke toilet
o Merasa lemas dan akhirnya
pingsan
TIPE-TIPE PHOBIA
1. Fobia spesifik

– kecemasan yang secara klinis signifikan,


berhubungan dengan pemaparan terhadap
situasi atau objek yang spesifik, sering disertai
dengan penghindaran stimuli tersebut.

– Fobia spesifik adalah perasaan takut terhadap


hal-hal yang tidak termasuk dalam kriteria
agoraphobia atau fobia sosial seperti takut akan
binatang, kilat, sakit, kecelakaan atau kematian.
Subtipe fobia spesifik:
• blood-injury-injection phobia  takut darah, luka atau
kemungkinan untuk menerima suntikkan. korban sering
mengalami pingsan dan tekanan darahnya anjlok.
• Situasional phobia  ketakutan terhadap tempat-tempat
tertutup (misalnya, klaustrobia) atau alat transportasi umum
(misalnya, takut naik pesawat).
• natural environment phobia  ketakutan terhadap situasi atau
kejadian yang terdapat di alam, terutama ketinggian, badai dan
air.
• animal phobia  ketakutan yang tidak masuk akal dan persisten
terhadap binatang dan serangga yang biasanya mulai
berkembang sejak dini.
• separation anxiety disorder  kecemasan eksesif dan persisten
pada anak-anak, bahwa sesuatu yang buruk akan menimpa
dirinya sendiri atau orangtuanya selama mereka berpisah.
2. Fobia sosial

– Fobia sosial adalah perasaan takut akan mendapat


penghinaan atau keadaan yang memalukan di depan
publik.

– kecemasan yang secara klinis signifikan, berhubungan


dengan pemaparan terhadap situasi sosial atau situasi
performa (harus melakukan sesuatu), sering kali disertai
penghindaran terhadap situasi tersebut.

– Fobia sosial yang mendasar adalah ketakutan yang


berlebihan terhadap evaluasi negatif orang, demam
panggung dan kecemasan berbicara.
fobia sosial berhadapan dengan hal-hal sebagai berikut:

• Perkenalan
• Menemui seseorang
• menggunakan telepon
• mendapat kunjungan
• diperhatikan ketika melakukan sesuatu
• digoda
• makan bersama kenalan di rumah
• makan bersama keluarga di rumah
• menulis di depan orang lain
• berbicara di depan umum
P Hypnotheraphy
E
Desentisasi sistematis
N
A Abreaksi
N Flooding
G
Refreaming
A
N Dengan obat
A Neuro-Linguistic Programming (NLP)
N
Energy Psychology (EP)

Anda mungkin juga menyukai