Anda di halaman 1dari 16

Hipokalemia

Handy Hartanto 112016286


Dokter Pembimbing : dr. Titos Ahimsa, Sp.PD-KGEH
PENDAHULUAN

 Konsentrasi kalium serum rendah merupakan kelainan elektrolit paling umum


ditemukan dalam praktek klinis.
 Nilai kalium serum normal adalah sekitar 3.6 – 5 mmol/L, jika kurang dari
angka tersebut biasa dikatakan hipokalemia.
 Hipokalemia dapati ditoleransi pada orang sehat, namun dapat mengancam
nyawa bila terlalu berat.
 Hipokalemia ringan – sedang meningkatkan angka kesakitan dan kematian
pada pasien dengan kelainan kardiovaskular.
REGULASI KESEIMBANGAN ELEKTROLIT
REGULASI KESEIMBANGAN ELEKTROLIT
KLASIFIKASI HIPOKALEMIA
Kelas Nilai Kalium Serum Gejala
Ringan 3.0 – 3.5 Asimptomatis
Sedang 2.5 – <3.0 Non-spesifik seperti
lemas dan konstipasi.
Berat <2.5 Nekrosis otot
<2.0 Paralysis
Penurunan fungsi
pernafasan

Hipokalemia ringan pada pasien dengan riwayat kelainan


jantung seperti iskemia jantung, gagal jantung, maupun
hipertrovi ventrikel kiri akan meningkatkan resiko Aritmia
(perlambatan repolarisasi ventrikel / peningkatan arus re-
entry).
Gejala Klinis

 Hipokalemia berpotensi meningkatkan tekanan sistolik dan diastolik jika


intake Na tidak dibatasi atau dengan meningkatkan retensi natrium pada
ginjal.

 Kelemahan pada otot, nyeri otot bahkan bisa sebabkan kelumpuhan.

 Hipokalemia jarang dicurigai dari gejala klinis, diagnosa ditegakkan dengan


pemeriksaan kadar kalium serum.
PENYEBAB HIPOKALEMIA

 Pengaruh obat-obatan
 Pergeseran transselular kalium dari ekstraseluler ke dalam sel.
 Deplesi kalium akibat hilangnya kalium secara abnormal.

 Pengaruh non obat-obatan


 Pergeseran transselular
 Intake kalium inadekuat
 Kehilangan kalium abnormal
OBAT-OBATAN YANG MENYEBABKAN
PERGESERAN TRANSSELULAR
 Obat β2-Simpatomimetik
 Dekongestan

 Pseudoefedrin : dosis besar menyebabkan hipokalemia berat

 Bronkodilator

 Albuterol nebulasi : dosis awal menurunkan Kalium serum 0.2-0.4 mmol/L, dosis kedua diberikan dalam waktu 1
jam ±1 mmol/L.

 Penghambat Kontraksi Uterus

 Ritodrine dan Terbutaline : menurunkan kalium sampai 2.5 mmol/L setelah 4-6 jam pemberian IV.

 Xanthin (meningkatkan aktivitas Na+/K+-ATPase dengan menghambat fosfodiesterase seluler)


 Teofilin : toksisitas teofilin akut menyebabkan hipokalemia berat.

 Kafein : beberapa cangkir kopi dapat menurunkan Kalium serum hingga 0.4 mmol/L

 Obat lainnya :
 Verapamil dosis besar sebabkan hypokalemia berat.

 Klorokuin dosis besar (menghambat kalium yang keluar dari sel).

 Insulin (Hipokalemia sementara, tapi pada kasus overdosis dapat menyebabkan hipokalemia berat).
OBAT-OBATAN YANG MENYEBABKAN
KEHILANGAN KALIUM YANG ABNORMAL
 Diuretik
 Thiazide : dosis tinggi dan intake natrium tinggi menyebabkan hypokalemia.
 Furosemide dan metolazone : hypokalemia sedang dan berat
 Acetazolamide : meningkatkan ekskresi kalium dan menghambat reabsorbsi natrium-hidrogen
sebabkan asidosis metabolic dan hypokalemia.
 Efek Mineralkortikoid dan Glukokortikoid
 Fludrokortison meningkatkan ekskresi kalium oleh ginjal
 Prednison dan hidrokortison meningkatkan laju filtrasi dan penghantaran natrium ke distal dan
ekskresi kalium nospesifik, diberikan dalam jangka panjang menurunkan kalium serum 0.2-0.4
mmol/L.
 Penisilin IV dalam dosis besar meningkatkan ekskresi kalium dengan meningkatkan penghantaran
natrium ke nefron distal.
 Obat Pencahar dan Enema sebabkan kehilangan kalium berlebih melalui tinja dan sebabkan
hypokalemia.
PERGESERAN TRANSSELULAR NON OBAT-
OBATAN
 Hipertiroid stimulus sintesis Na+/K+-ATPase
 Barium menghambat keluarnya kalium dari sel, dan barium juga dapat
menyebabkan pasien muntah sehingga menyebabkan kehilangan kalium.
 Anemia pernisiosa berat dengan terapi B12 menyebabkan penurunan kadar
kalium karena uptake yang cepat oleh sel baru terbentuk.
INTAKE KALIUM INADEKUAT

 Hipokalemia jarang disebabkan oleh intake yang inadekuat karena pada saat
kelaparan persediaan kalium dalam tubuh akan turun, tetapi pada saat
terjadi kerusakan jaringan sel akan melepaskan kalium ke kompartemen
ekstraseluler sehingga mengurangi resiko hipokalemia.
KEHILANGAN KALIUM ABNORMAL NON
OBAT-OBATAN
 Peningkatan volume tinja
 Gangguan ginjal
 Alkalosis metabolik
 Asidosis metabolik
 Deplesi Magnesium
 Diabetes Mellitus
Penilaian pasien Pemberian terapi
Pemeriksaan kadar
EKG & kekuatan kalium klorida :
kalium dalam
otot oral maupun iv
serum (elektrolit
(pada sebagian
darah)
besar kasus)

Terapi oral : kristal, Terapi iv : tambahan


lepas lambat, dan cairan infus (salin
cairan bukan dekstrose)
dengan konsentrasi
20-40 mEq/L

ALGORITMA PENTALAKSANAAN HIPOKALEMIA


PRINSIP PENGGANTIAN KALIUM
 Pemberian kalium tambahan juga merupakan penyebab paling sering untuk hiperkalemia
berat.
 Resiko paling besar adalah jika diberikan secara IV, bila harus diberikan secara IV lajunya
tidak lebih dari 20 mmol/jam, pantau irama jantung.
 Yang lebih aman adalah kalium peroral, masuk ke sirkulasi lebih lambat.
 Pemberian kalium peroral selama beberapa hari hingga beberapa minggu.
 3 garam yang tersedia :
 kalium klorida, karena efektivitasnya yang unik pada penyebab deplesi kalium paling sering
(dosis 40-100 mmol/hari)
 kalium fosfat, menggantikan fosfat yang hilang
 kalium bikarbonat, direkomendasikan pada asidosis metabolic
 Pengganti garam yang dijual di supermarket mengandung 12 mmol kalium per gram (kalium
klorida).
 Pendekatan terbaik adalah diet tinggi kalium (kalium klorida) dengan agen diuretik hemat
kalium (spironolakton) jika diperlukan.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai