Anda di halaman 1dari 14

NAMA KELOMPOK:

Afidatun Nur Hanifah


Fearus Imamullah
Evi Mahardika
Adalah suatu
pertumbuhan ganas sel-sel
pada kelenjar tiroid yang
menyebabkan pertumbuhan
kecil (nodul) dalam kelenjar.

Kelenjar tiroid adalah


kelenjar pada leher (di bawah
jakun) yang berbentuk kupu-
kupu yang memproduksi
hormon untuk membantu
mengatur berbagai
metabolisme tubuh.
1. Radiasi eksternal pada leher atau kepala
khususnya selama masa kanak- kanak.

2. Predisposisi genetik (melibatkan faktor


herediter), khususnya pada kanker tiroid type
medullar.
Menurut WHO, tumor tiroid dibagi menjadi :

1. Tumor Folikuler
Menyerang pembuluh darah yang
kemudian menyebar ke tulang dan jaringan
paru. Jarang menyebar ke daerah nodes limpa
tapi dapat melekat/menempel di trakea, otot
leher, pembuluh darah besar dan kulit, yang
kemudian menyebabkan dispnea serta disfagia.
Bila tumor mengenai “The Recurrent Laringeal
Nerves”, suara klien menjadi serak.
2. Tumor Papilar.

Tumor Papilar merupakan tumor yang


perkembangannya lambat dan dapat muncul bertahun-
tahun sebelum menyebar ke daerah nodes limpa. Ketika
tumor terlokalisir di kelenjar tiroid, prognosisnya baik
apabila dilakukan tindakan Tiroidektomi parsial atau
total.

3. Tumor Medular.

Timbul di jaringan tiroid parafolikular.


Penyebarannya melewati nodes limpa dan menyerang
struktur di sekelilingnya. Tumor ini sering terjadi dan
merupakan bagian dari Multiple Endocrine Neoplasia
(MEN) Tipe II yang juga bagian dari penyakit endokrin,
dimana terdapat sekresi yang berlebihan dari kalsitonin,
ACTH, prostaglandin dan serotonin.
4. Tumor anaplastik

Merupakan tumor yang berkembang dengan


cepat dan luar biasa agresif. Tumor jenis ini secara
langsung menyerang struktur yang berdekatan, yang
menimbulkan gejala seperti:
a. Stridor (suara serak/parau, suara nafas terdengar
nyaring).
b. Suara serak.
c. Disfagia
Prognosisnya buruk dan hampir sebagian besar
klien meninggal kira-kira 1 tahun setelah diagnosa
ditetapkan. Klien dengan diagnosa tumor anaplastik
dapat diobati dengan pembedahan paliatif, radiasi dan
kemoterapi.
1. Operasi (Tiroidektomi)
Pada Tumor Tiroid yang masih berdeferensiasi baik, tindakan
tiroidektomi (operasi pengambilan tiroid) total merupakan pilihan untuk
mengangkat sebanyak mungkin jaringan tumor.

2. Radiasi internal/eksternal.
Terapi ini diberikan pada pasien yang sudah menjalani tiroidektomi
total dengan maksud mematikan sisa sel tumor post operasi dan
meningkatkan spesifisitas sidik tiroid untuk deteksi kekambuhan atau
penyebaran sel tumor.

3. Hormonal
Supresi terhadap TSH pada tumor tiroid pascaoperasi
dipertimbangkan. Karena adanya reseptor TSH di sel tumor tiroid bila tidak
ditekan akan merangsang pertumbuhan sel-sel ganas yang tertinggal.

4. Lain-lain.
1.Pemeriksaan Ultrasonografi
2.Pemeriksaan dengan foto Rontgen
3.Pemeriksaan sidik tiroid
4.Pemeriksaan CT scan dan MRI
5. Pemeriksaan Biopsi Aspirasi Jarum
Halus
Seorang pasien pria berusia 62 tahun dibawa ke rumah sakit
dengan riwayat 9 tahun pembengkakan di leher. Pembengkakan ini
terletak di depan leher di wilayah tiriod yang tidak meningkat secara
bertahap dan 6 tahun kemudian pembengkakan muncul di sisi kiri
leher. Tidak ada gejala lain yang termasuk hypo atau
hiperthyroidism. Tidak ada kesulitan dalam menelan atau bernafas.
Enam bulan sebelum dibawa ke rumah sakit pasien melihat ulserasi
kecil di kulit di atas tumor dalam kedudukan supra-Sterna yg tidak
sembuh.
Pemeriksaan menunjukkan pembengkakan di daerah tiroid.
Lebih menonjol di sisi kiri dengan beberapa nodul teraba di bagian
tersebut. Kulit di sekitar sinus itu meradang dan menebal. Hasil
pemeriksaan menunjukkan bahwa pasien eutiroid.
Dengan diagnosa pra-operasi karsinoma kapiler tiroid,
pasien menjalani tiroidektomi total termasuk eksisi kulit sinus (2 cm
margin). Selain pasien mengalami radikal diseksi leher kiri
dimodifikasi. Itu mungkin untuk mendapatkan penutupan utama
dari sayatan kulit. Sekarang pasien sering mengeluhkan nyeri di
luka post op nya. Skala nyeri 5.
1. Pola persepsi kesehatan
Pengetahuan tentang sifat penyakit dan efek samping obat.

2. Nutrisi metabolik
Kesulitan menelan, lebih menyukai makanan lunak.

3. Eliminasi
Perubahan eliminasi feses, frekuensi BAB meningkat atau
berkali-kali. Setiap habis makan cenderung untuk berak,
urine dalam jumlah banyak.

4. Aktivitas latihan
Kesulitan bernapas, lemah, denyut nadi menurun dan
tekanan darah menurun.
5. Istirahat
Insomnia.

6. Kognitif sensori
Perubahan suara, nyeri.

7. Mekanisme koping
Khawatir/cemas.

Anda mungkin juga menyukai