Anda di halaman 1dari 51

Laporan Kasus

GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP

Oleh :
Erinne

Pembimbing :
dr. Benedicta Wayan Suryani, Sp. M
BAB I
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

 Nama : Ny. S

 Jenis Kelamin : Perempuan

 Umur : 61 tahun

 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

 Tanggal masuk : 24 Oktober 2017


Keluhan Utama: Mata kanan dan kiri tidak dapat
melihat
Riwayat Penyakit Sekarang:
 Mengeluh mata kanan dan mata kiri tidak dapat melihat

 Awalnya mata kanan dan kiri kabur sejak ±3 tahun


yang lalu, lama-kelamaan semakin berat
 Tanggal 5 April 2017 pasien berobat ke Klinik mata di
Pangkal Pinang dan diketahui pasien ternyata
menderita Katarak ODS.
 Beberapa waktu kemudian sering mengeluh sakit kepala, silau
(+), mual (+), muntah (+) selain itu mata merah (+), berair (+)
di mata kiri lalu mata kanan, mata kanan semakin kabur sampai
akhirnya tidak bisa melihat
 Kadang hanya mampu melihat sedikit arah
cahaya, seperti melihat di celah-celah (+)
 Berobat ke Klinik yang sama didiagnosis
Glaukoma ODS
 Tanggal 26 Agustus 2017 dilakukan operasi
trabeculectomy di mata kanan.
RPT : Riw operasi glaukoma, gangguan
pendengaran, hipertensi tidak terkontrol ±2
tahun terakhir, riw Dislipidemia
RPO : Saat pasien dirawat, mendapat terapi
Acetazolamide 2x1 dan Captopril 1x25 mg
PEMERIKSAAN FISIK
 Sensorium : Compos Mentis
 Tekanan Darah : 150/80 mmHg

 Heart Rate : 63 kali/ menit


 Respiratory Rate : 22 kali/menit

 Temperature : 36,8 oC
Status Generalisata

 Kepala : Tidak diketemukan kelainan


 Telinga : Tidak ditemukan kelainan

 Hidung : Tidak ditemukan kelainan

 Mulut : Tidak ditemukan kelainan

 Leher : Tidak ditemukan kelainan


Thorax
 Inspeksi :Simetris fusiformis
 Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
 Perkusi : Sonor pada seluruh kedua lapangan
paru
 Auskultasi: SP: vesikuler ; ST: -/-

Jantung: S1 S2 (+) Regular, Murmur


(-), Gallop (-)
Abdomen
 Inspeksi : Simetris, Distensi (-)
 Palpasi : Soepel, Nyeri tekan (-)
 Perkusi : Timpani
 Auskultasi: Peristaltik (+) normal

Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik, edema -


/-/-/-
STATUS OFTALMOLOGIS
Oculus Dextra Oculus Sinistra

1/~ proyeksi cahaya


VISUS 0
baik
Tidak Dilakukan KOREKSI Tidak dilakukan
Gerak bola mata ke Gerak bola mata ke
PARASE/PARALYSE
segala arah baik segala arah baik
Tidak ada kelainan SUPERCILIA Tidak ada kelainan
Edema (-), spasme (-) PALPEBRA Edema (-), spasme (-)
Injeksi (-), sekret (-) CONJUNGTIVA Injeksi (-), sekret (-)
Tidak ada kelainan SCLERA Tidak ada kelainan
Jernih CORNEA Jernih
CAMERA OCULI
Dangkal Dangkal
ANTERIOR

Kripte (+), sinekia Kripte (+), sinekia


IRIS
posterior (-) posterior (-)
Refleks pupil sulit Refleks pupil sulit
PUPIL
dinilai dinilai

Keruh menyeluruh LENSA Keruh menyeluruh

Tidak diperiksa FUNDUS REFLEKS Tidak diperiksa

18 TENSIO OCULI Over

SISTEM CANALIS
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
LACRIMALIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis pemeriksaan Hasil Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin (HGB) 13,1 11,7–15,5 g/dL
Hematokrit 40 36-45 %
Eritrosit 4,4 4,0-6,0 juta/mm3
Leukosit 7.200 4.000-11.000/mm3
Trombosit (PLT) 183.000 150.000-450.000
MCV 92 79-98 fl
MCH 29 27-32 pg
MCHC 32 31-36 g/dl
Diff. Count 50-70 %
 Segmen 56 20-40 %
 Lympho 35 2-8 %
 Mono 9
KIMIA KLINIK
Glukosa 92 60-200 mg/dL
Sewaktu 31 17-43 mg/dL
Ureum
Kreatinin 0,6 0,6–1,1
mg/dL
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis pemeriksaan Hasil Rujukan

HEMATOLOGI

Hemoglobin (HGB) 13,1 11,7–15,5 g/dL

Hematokrit 40 36-45 %

Eritrosit 4,4 4,0-6,0 juta/mm3


Leukosit 7.200 4.000-11.000/mm3
Trombosit (PLT) 183.000 150.000-450.000
MCV 92 79-98 fl
MCH 29 27-32 pg
MCHC 32 31-36 g/dl
Diff. Count 56 50-70 %
 Segmen 35 20-40 %
 Lympho 9 2-8 %
 Mono
OD pre op OS pre op
DIAGNOSIS KERJA
 Glaukoma Absolut sudut tertutup OS
 Glaukoma Post trabeculectomy OD

 Katarak Senilis Matur ODS

 Hipertensi stage II
TERAPI

 IVFD Ringer Laktat 20 tpm


 Ketorolac amp 15 mg/12 jam
 p/o: - Ciprofloxacin 500 mg tab 1-0-1
- Ranitidin tab 150 mg tab 1-0-1
 Pro ekstraksi Katarak (ECCE) + Insersi IOL
 Rencana operasi pukul 15.00 WIB
 EKG
 Cek Lab DR, Ureum, Creatinin
 Konsul spesialis penyakit dalam dan anestesi
 Puasa 6 jam sebelum operasi
Terapi post operasi:
 IVF Ringer Laktat 20 tpm

 Inj. Ketorolac 1 amp / 12 jam

 Ciprofloxacin tab 2x500 mg

 Ranitidin tab 2x150 mg


FOLLOW UP PASIEN HARIAN DI RUANGAN
p

Tanggal S O A

26 Okt Badan Lemas Sens : CM - Glaukoma - Rawat jalan


2017 Nyeri pada kaki TD :160/90 mmHg Absolut sudut - Obat pulang :
HR : 70 x/i tertutup OS  Ciprofloxacin
RR : 20x/i - Glaukoma post tab 2x500 mg
Temp : 36.7 º C trabeculectomy  Asam
Status Oftalmologi OD Mefenamat tab
Visus OD : 3/60 - Post ekstraksi 3x500 mg
katarak OD  Ranitidin tab
- Hipertensi 2x1
 Polidemisin 1
tetes/2 jam
tappering off
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

• Diperkirakan 3 juta penduduk


Amerika Serikat terkena
glaukoma, dan di antaranya 50%
tidak terdiagnosis.
• Sebagian mengalami kebutaan
akibat glaukoma
ANATOMI DAN FISIOLOGI
 Sudut Camera Oculi Anterior (COA)
Letaknya persambungan kornea perifer dan akar
iris. Ciri-ciri anatomi sudut ini adalah garis
Schwalbe, jalinan trabekula (yang terletak di atas
kanalis Schlemm) dan taji sclera.
 Korpus Siliaris
Berbentuk segitiga pada potongan melintang,
membentang ke depan dari ujung anterior koroid
ke pangkal iris (sekitar 6mm).
 Akuos Humor  cairan jernih yang
mengisi kamera anterior dan
posteriormata
 Aliran Keluar Akuos Humor

Trabecular Meshwork  struktur seperti ayakan

Mempunyai 3 bagian :
-uveal meshwork
- Korneo skleral
- endothelial meshwork (juxta canalicullar)
Sirkulasi dan drainase Akuos Humor
Etiopatogenesis
• Faktor Resiko dan Predisposisi
•Herediter
•Usia  dekade 5 s/d 7
•Ras  kulit hitam
• Miop
•Riw DM, HT, penyakit kardiovaskuler, merokok, oklusi vena
retina, dan penderita tirotoksikosis.

• Patogenesis peningkatan TIO


KLASIFIKASI (BERDASARKAN ETIOLOGI)

• Glaukoma sudut terbuka


Glaukoma Primer
• Glaukoma sudut tertutup

• Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan


perkembangan ekstraokular
Glaukoma kongenital • Kelainan perkembangan mata lai spt :
Sindrom pembelahan bilik mata depan,
Aniridia
• Akibat kelainan lensa ( fakogenik )
Glaukoma Sekunder • Akibat kelainan traktus uvea
• Trauma
• Akibat steroid
• Pasca operasi

Glaukoma Absolut • Akhir dari semua glaukoma berupa mata


keras, tidak dapat melihat, nyeri
GEJALA KLINIS

Tiba-tiba dan
asimptomatik (u/ Penurunan
Glaukoma sudut penglihatan
terbuka)

Sakit kepala, Std lanjut 


nyeri pada defek lap
bola mata pandang

Riw
Keterlambatan
penggunaan
adaptasi gelap
steroid
TANDA KLINIS GLAUKOMA

 Penyinaran oblik atau dengan slit-lamp


didapatkan bilik mata depan normal
sampai dangkal
 TIO meningkat yang dapat diukur dengan
tonometri Schiotz, aplanasi Goldmann
 Perubahan pada diskus saraf optik, dibagi
menjadi early glaukomatous dan
advanced glaukomatous changes.
(early) (advanced)
- Cup lebih oval, besar – ekskavasi cup sampai
(N : 0,3-0,4) 0,7-0,9
– perdarahan sekitar – penipisan jar
papil saraf optik neuroretinal
– pergeseran ke nasal
–diskus lebih pucat pembuluh darah retina
– pulsasi dai arteriol
retina
TANDA KLINIS GLAUKOMA
 Atrofi optik glaukomatous

Penekanan N.
Opticus pd lamina Kerusakan papil
Faktor mekanik kribrosa gangg. saraf optik dan
dan vaskular Aliran terlihat lebih
aksoplasmik dan pucat
N. Opticus

 Defek lapangan pandang


DIAGNOSIS

Pada Glaukoma sudut tertutup ditemukan :


 Penglihatan kabur, nyeri hebat, halo

 Mual muntah

 Temuan lainnya : Peningkatan TIO yang


mencolok, COA dangkal, kornea berkabut, pupil
dilatasi sedang yang terfiksasi, injeksi siliar
DIAGNOSIS
 Mengukur peningkatan TIO (Schiotz, Aplanasi
goldman dan NCT)

Tonometer di tempatkan pada mata yang


sebelumnya ditetesi
DIAGNOSIS
 Gonioskopi  menilai COA
 Secara langsung  Koeppe

 Tidak langsung  Goldmann atau Zeiss


Sudut kamera anterior normal pada pemeriksaan gonoskopi.1 2, iris
perifer: a, insersi; b, kurvatura; c,angular; 3, badan siliar; 4, scleral spur; 5,
trabekula: a, posterior; b, mid; c,anterior; 6, garis Schwalbe; * corneal optical
wedge
DIAGNOSIS

sistem Shaffer •Derajat 4: sudut antara iris dan permukaan


menurut trabekula sebesar 45o
•Derajat 3: sudut antara iris dan permukaan
besar (sudut trabekula > 20o namun < 45o
•Derajat 2: sudut antara iris dan permukaan
yang trabekula adalah 20o
terbentuk •Derajat 1: sudut antara iris dan permukaan
trabekula adalah 10o. Sudut tertutup dapat terjadi.
antara •Slit: sudut antara iris dan permukaan trabekula <
10o. Sudut tertup akan terjadi.
trabekula dan •0: iris bersentuhan dengan trabekula. Terdapat
iris) sudut tertutup.
KLASIFIKASI GONIOSKOPIK SPAETH

dalam 3 variabel: A, lebar sudut; B, konfigurasi iris


perifer; C, insersi akar iris
DIAGNOSIS

• Pemeriksaan untuk melihat


papil nervus optikus, untuk
Funduskopi melihat adanya cupping dan
atropi papil glaukomatosa

• perimteri statis automatis


yang menggunakan bowl
perimeter atau video
monitors  standar 2 dekade
Perimetri terakhir
• perimetri kinetis dan statis
manual yang menggunakan
perimeter Goldmann
 Generalized depression
(biasanya tanda awal glaukoma)

 Lapang pandang ireguler


 Nasal step atau depression
 Temporal step atau depression
-biasanya pada stadium lanjut
- dapat ditemukan tunggal atau bersama defek glaukoma
lain
 Pembesaran blind spot
OBAT-OBATAN GLAUKOMA
• Beta Blocker betaxolol, carteolol, levobunolol,
metipranolol, timolol maleoate, dan timolol
hemihydrate.
Supresi • agonis a2-adrenergikBrimonidin, Apraclonidine
Pembentuk
• Carbonik anhydrase  Acetazolamide, Methazolamide
an Akuos
Humor

• Prostaglandin analoglatanoprost, travoprost,


Aliran bimatoprost, dan tafluprost.
Keluar • Parasympathomimetic Agents (miotic agents) 
Akuos Pilocarpine
Humor

• Kombinasi tetap terdiri dari timolol dan agen lain-a


CAl (dorzolamide, brinzolamide), agonis a2-
Pengobatan adrenergik (brimonidin), atau analog prostaglandin
kombinasi (latanoprost, travoprost, bimatoprost).
OPERASI

Iridotomy laser
 Untuk mengurangi tekanan bawah iris  meningkatkan outflow
 Biasanya menggunakan Argon Laser, kekuatan inisial 0,02-0,1 detik dan
500-1000 MW
 Pre op:
 Berikan inisial gliserin topikal untuk memperbaiki edema kornea agar
mudah mempenetrasi kripta iris

Komplikasi :
 Sinekia Posterior
 Katarak lokal
 Iritis
 Lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali
 Terbakarnya kornea dan retina
Iridotomy laser
TrabeculoplastyLaser
 Tujuannya : Menimbulkan luka bakar melalui
suatu geniolensa ke jaringan trabekula sehingga
dapat meningkatkan fungsi trabekular dan
meningkatkan outflow
 Turunnya TIO memungkinkan pngurangan
terapi medis dan penundaan tindakan bedah
glaukoma
 Penelitian terakhir menunjukkan peran operasi
ini untuk tatalaksana awal Glaukoma Sudut
terbuka primer
 Trabeculectomy

 Menciptakan aliran baru melalui sklera


 Mula-mula fiksasi bola mata dengan traksi muscular
rectus superior
 Buat flap konjungtiva sekitar 8-10 mm dari limbus kornea
di daerah nasal atas
 Lakukan diseksi flap sklera dengan ukuran 2-3 mm dan
lebar 3-4 mm, diseksi dilakukan setengah dari tebal sklera
kemudian ke kornea sesuai lokasi trabekula
 Dilakukan trabekulectomy kurang lebih 2x2 mm yang
diikuti dg iridectomy perifer
 Setelah selesai flap sklera dan flap konjungtiva dijahit lagi
dengan benang nylon 10,0
 Jika cairan akuos mengalir melalui flap sklera akan
terbentuk bleb saat penutupan konj.
Post op:
 Semua obat untuk menurunkan TIO  stop

 Berikan antibiotik dan kortikosteroid topikal

Kontrol :
 Bleb

 Keadaan COA

 TIO
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai