Pemeriksaan
Pemeriksaan
HELMINTH
Muhammad Alwi
Diagnosis infeksi parasit di laboratorium :
Pengolahan spesimen yang tepat
Diagnosis tepat
TINJA
Tinja terdiri dari:
• sisa makanan yang tidak dapat dicerna
• pigmen dan garam empedu
• Sekresi intestinal termasuk mukus
• Lekosit yang migrasi dari aliran darah
• Epitel
• Bakteri
• Material anorganik terutama kalsium dan fosfat
• Makanan yang tidak tercerna (dalam jumlah yang sangat
kecil)
• Gas
Syarat pengambilan
Pemeriksaan telur-telur cacing dari tinja terdiri dari dua macam cara
pemeriksaan, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Pemeriksaan
kualitatif dilakukan dengan menggunakan metode natif, metode apung, dan
metode harada mori.
Sedangkan pemeriksaan kuantitatif dilakukan denganmenggunakan metode kato
Pemeriksaan tinja dengan cara konsentrasi untuk telur cacing
• Pemeriksaan tinja dengan cara sedimentasi (metode Faust&Russell)
• Pemeriksaan tinja cara flotasi dengan larutan NaCl jenuh (Metode Willis)
• Pemeriksaan tinja dengan teknik Kato
• Cara Pemeriksaan tinja dengan teknik modifikasi Kato Katz
• Pemeriksaan tinja dengan teknik formalin – eter (Ritchie)
• Teknik AMS III (acid-sodium sulfate-tritone-ether concentration-(Army Med.Sch)
• Teknik hitung telur (Stool)
• Sediaan tinja langsung kaca tutup metoda Beaver
Teknik pemeriksaan tinja khusus
• Ascaris lumbricoides :
• Pemeriksaan tinja secara langsung
• Keluar sendiri :mulut,hidung,tinja
• Cacing tambang :
• Sediaan langsung
• Biakan Harada –Mori
• Trichuris trichiura :
• Pemeriksaan tinja secara langsung
• Strongiloides stercoralis :
• Larva rhabditiform :tinja segar,biakan,aspirasi duodenum
• Larva filariform dan dws: biakan 2x24 jam
• Oxyuris vermicularis
• Anal swab
Nematoda jaringan
• W.bancrofti :
• D/ parasit :
• mikrofilaria dalam darah tahapan pem filaria.doc
• PCR
• D/ Radioologi : USG, limfosintigrafi
• D/ imunologi : ICT, deteksi antibodi
• B.malayi & B.timori :
• D/ parasit = W.bancrofti
• D/ Radiologi:tidak ada
• D/ imunologi : deteksi IgG4
Trematoda
• F.hepatica :
• Telur dalam tinja, cairan duodenum,empedu
• Reaksi serologis : ELISA
• Imunodiagnostik: deteksi Ag
• USG D/ fasioliasis bilier
• P.westermani :
• Telur dalm sputum/cairan pleura
• Reaksi serologis
• Trematoda usus : telur dalam tinja
• Tremato darah :
• telur dalam tinja,urin,jaringan biopsi
• Reaksi serologi
Cestoda
D/ sistiserkosis :
• Histopatologi
• CT scan.MRI
• T.saginata=T.solium • Deteksi Antibodi :
• Proglotid keluar aktif dengan
• ELISA
tinja/keluar spontan • western blot (EIBT)
• Telur dalam tinja atau anal swab • counter immuno electrophoresis
(CIE)
• Deteksi coproantigen pada tinja
• PCR
Metode Natif
• Metode ini dipergunakan untuk pemeriksaan secara cepat dan baik untukinfeksi
berat, tetapi untuk infeksi yang ringan sulit ditemukan telur-telurnya.Cara
pemeriksaan ini menggunakan larutan NaCl Fisiologis 0.9% atau eosin 2 %
.Penggunaa eosin dimaksudkan untuk lebih jelas membedakan telur-telur cacing
dengan kotoran disekitarnya. Eosin memberikan latar belakang
merah terhadap telur yang berwarna kekuning-kuningan dan untuk lebih jelas
memisahkan feces dengan kotoran yang ada
Cara kerja :
• Gelas obyek yang bersih di teteskan 1-2 tetes NaCl fisiologi atau eosin 2%
• Dengan lidi, di ambil sedikit tinja dan taruh pada larutan tersebut
• Dengan lidi tadi, kita ratakan /larutkan, kemudian di tutup dengan gelas
beda/cover glass.
• Dibaca pada mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x
Pemeriksaan kimia : untuk mengetahui adanya Darah Samar, Urobilin,
Urobilinogen, Bilirubin dalam feses / tinja