Anda di halaman 1dari 38

Standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP)

Oleh :
Ayyus Syaida (170020110111012)
Harlinda Dina Imama(170020110111007)
Pengertian SPAP
SPAP adalah kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam
memberikan jasa bagi Akunan Publik di Indonesia. Berisi kodifikasi berbagai pernyataan standar
teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi Akuntan Publik di Indonesia.

SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI)

Sejarah SPAP
- 1972, IAI berhasil menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA) yang mencakup :
a. Tanggung jawab akuntan publik,
b. Unsur2nya adalah pengkajian dan penilaian pengendalian intern, bahan pembuktian dan
penjelasan informatif, serta pembahasan mengenai peristiwa kemudian, laporan khusus dan
berkas pemeriksaan.
- 1982, Komite NPA melengkapi buku NPA dengan suplemen
- 1992, Komite NPA menambah suplemen No 1 sd No 12 dan Interpretasi No 1 sd No 2
- 1 Januari 2001 menerbitkan Standar Profesional Akuntan Publik
Pengertian SPAP

SPAP terdiri atas 5 standar yaitu:


1. Pernyataan Standar Auditing (PSA) dilengkapi dengan Interpretasi PSA
2. Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) dilengkapi dengan Interpreasi PSAT
3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) dilengkapi dengan Interpretasi PSAR
4. Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) dilengkapi dengan Interpretasi PSJK
5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) dilengkapi dengan Interpretasi PSPM

Juga dilengkapi dengan Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang merupakan aturan yang wajib dipenuhi
oleh Akuntan Publik
Kerangka Kodifikasi Berbagai Standar Profesi

Perikatan Perikatan Non


Atestasi Atestasi

Standar
Standar Standar Standar Jasa Standar Jasa
Pengendalian
Auditing Atestasi Akt & Review Konsultasi
Mutu

PSA PSAT PSAR PSJK PSPM

IPSA IPSAT IPSAR IPSJK IPSPM

Buku Standar Profesional Akuntan Publik


Hirarki Standar Auditing
Standar Auditing
Landasan Konseptual

Standar Pekerjaan Standar Pelaporan


Standar Umum Lapangan

Pernyataan tentang
kesesuaian LK dg SAK
Keahlian dan pelatihan
Perencanaan dan
teknis yang memadai Pernyataan mengenai
supervisi audit
ketidakkonsistenan
Independensi dalam penerapan SAK
Pemahaman yang
sikap mental
memadai atas
pengendalian intern Pengungkapan
Penggunaan kemahiran informatif dalam LK
profesional dengan
Bukti audit kompeten
cermat dan seksama Pernyataan pendapat
yang cukup
atas LK secara
keseluruhan
Hirarki Standar Auditing (lanjutan)

Landasan Operasional

Pernyataan Standar Pernyataan Standar Pernyataan Standar


Auditing (PSA) Auditing (PSA) Auditing (PSA)

Interpretasi PSA Interpretasi PSA Interpretasi PSA


Standar Auditing
a. Standar Umum
• Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor
• Dalam Semua Hal yang Berhubungan dengan Perikatan, Independensi dan Sikap
Mental Harus dipertahankan Oleh Auditor.
• Dalam Pelaksanaan Audit dan Penyusunan Laporannya Auditor Wajib Menggunakan
Kemahiran Profesionalnya dengan Cermat dan Seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
• Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
• Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat,saat dan lingkup pengujian yang akan
dilakukan.
• Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan dan
permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
Standar Auditing

c. Standar Pelaporan
7. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
8. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada ketidakonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan
periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya.
9. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
10. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
Standar Auditing (Penjelasan)
Penjelasan No 1
a. Pendidikan formal adalah S1 Akuntansi
b. Lulus Pendidikan Profesi Akuntan
c. Untuk menjadi partner lulusan ujian Certified Public Accountant

Penjelasan No 2
a. Independen artinya tidak mudah dipengaruhi karena ia melaksanakan
pekerjaan untuk kepentingan umum.
b. Kepercayaan masyarakat akan menurun jika terbukti auditor tidak
independen
c. Tidak independen jika:
- Auditor tapi menjadi Direktur di Auditee
- Auditor tapi punya kepentingan keuangan di Auditee
d. Pengertian independen:
1. Independen in Appearance, Independensi dilihat dari penampilan di
struktur perusahaan.
2. Independent in Fact, Independen dalam kenyataannya / dalam
menjalankan tugasnya.
3. Independent in Mind, Independen dalam pikiran.
Standar Auditing (Penjelasan)
Penjelasan No 3
a. Tanggung jawab setiap profesional yang bekerja dalam sebagai auditor
untuk mengamati standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan
b. Auditor harus disupervisi sesuai dengan tingkat pengetahuan,
ketrampilan dan kemampuan sehingga mereka dapat menganalisa bukti
audit yang ada.
c. Skeptisme profesional adalah sikap yang selalu mempertanyakan dan
melakukan evaluasi secara kritis bukti audit.
d. Skeptisme profesional adalah auditor tidak harus puas dengan bukti
yang kurang persuasif karena keyakinannya bahwa manajemen adalah
jujur.
e. Fraud (kecurangan) kemungkinan tidak terdeteksi jika dokumen
dipalsukan, salah saji yang disembunyikan atau disengaja melalui kolusi
antara klien atau pihak ketiga atau antara manajemen dan karyawan.

Penjelasan No 4
Standar ini berisi pedoman bagi auditor dalam membuat perencanaan dan
melakukan supervisi
Standar Auditing (Penjelasan)
Penjelasan No 5
Standar ini menjelaskan mengenai unsur-unsur pengendalian intern dan
bagaimana cara auditor mempertimbangkan pengendalian intern tersebut
dalam merencanakan dan melaksanakan suatu audit.

Penjelasan No 6
- Standar ini menjelaskan mengenai cara-cara yang harus dilakukan oleh
auditor dalam mengumpulkan bahan bukti yang cukup kompeten untuk
mendukung pendapat yang harus auditor terhadap kewajaran LK yg
diauditnya.
- Asersi adalah pernyataan manajemen yang terkandung dalam komponen
laporan keuangan, digolongkan sebagai berikut:
a. Keberadaan atau Keterjadian (Existence or Occurance)
b. Kelengkapan (Completeness)
c. Hak dan Kewajiban (Right and Obligation)
d. Penilaian (Evaluation)
e. Penyajian dan Pengungkapan (Presentation and Disclosure)
Penjelasan No 7
Standar yang berlaku umum disebut generally accepted accounting
principles adalah suatu istilah teknis akuntansi yang mencakup konvensi,
aturan dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi
yang berlaku umum di wilayah tertentu pada saat tertentu.

Penjelasan No 8
- Tujuan standar konsistensi adalah untuk memberikan jaminan bahwa jika
daya banding LK diantara dua periode dipengaruhi secara material oleh
perubahan standar akuntansi, auditor akan mengungkapkan perubahan
tersebut dalam LK.
- Perbandingan LK dalam suatu periode dapat dipengaruhi oleh:
a. Perubahan akuntansi
b. Kesalahan dalam LK yg diterbitkan dalam periode sebelumnya
c. Perubahan penggolongan
d. Peristiwa atau transaksi yang sangat berbeda yang disajikan dengan
periode sebelumnya.
- Perubahan akuntansi adalah perubahan dalam standar akuntansi, estimasi
akuntansi atau entitas yang membuat LK.
Penjelasan No 7
Standar yang berlaku umum disebut generally accepted accounting
principles adalah suatu istilah teknis akuntansi yang mencakup konvensi,
aturan dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi
yang berlaku umum di wilayah tertentu pada saat tertentu.

Penjelasan No 8
- Tujuan standar konsistensi adalah untuk memberikan jaminan bahwa jika
daya banding LK diantara dua periode dipengaruhi secara material oleh
perubahan standar akuntansi, auditor akan mengungkapkan perubahan
tersebut dalam LK.
- Perbandingan LK dalam suatu periode dapat dipengaruhi oleh:
a. Perubahan akuntansi
b. Kesalahan dalam LK yg diterbitkan dalam periode sebelumnya
c. Perubahan penggolongan
d. Peristiwa atau transaksi yang sangat berbeda yang disajikan dengan
periode sebelumnya.
Standar Auditing (Penjelasan)

Penjelasan No 9
Jika manajemen menghilangkan dari LK informasi yang seharusnya
diungkapkan sesuai dengan standar akuntansi maka auditor harus memberikan
pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar karena alasan
tersebut.

Penjelasan No 10
Tujuan standar ini adalah untuk mencegah salah tafsir tentang tingkat tanggung
jawab yang dipikul oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengan LK
Standar Atestasi
Standar Atestasi merupakan sebuah pernyataan pendapat atau
pertimbangan yang diberikan oleh seorang yang independen dan
kompeten yang menyatakan apakah suatu entitas telah sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Asersi dimaksudkan untuk digunakan oleh
pihak lain, contoh asersi dalam laporan keuangan historis adalah adanya
pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Standar atestasi membagi tiga tipe
perikatan atestasi
(1) pemeriksaan
(2) review, dan
(3) prosedur yang disepakati.
Standar Jasa Akuntansi dan Review
Standar jasa akuntansi dan review menjelaskan mengenai fungsi non-atestasi bagi jasa akuntan publik yang
mencakup jasa akuntansi dan review
Jasa akuntansi yang diatur dalam standar ini antara lain:
Kompilasi laporan keuangan
Penyajian informasi-informasi yang merupakan pernyataan manajemen dalam bentuk laporan keuangan
Review atas laporan keuangan
Pelaksanaan prosedur analisis akan memberikan dasar yang memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan
terbatas, bahwa tidak terdapat modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan
Laporan keuangan yang komparatif
Penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan dua periode atau lebih yang disajikan dalam bentuk
berkolom
Standar Jasa Konsultansi
Standar Jasa Konsultansi merupakan panduan bagi auditor dalam menyediakan jasa konsultansi bagi
kliennya melalui KAP:

Jasa konsultansi dapat berupa:

Konsultasi

Jasa pemberian saran profesional

Jasa implementasi

Jasa transaksi

Jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainnya

Jasa produk
KODE ETIK AKUNTAN
KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA
Kode Etik Akuntan Indonesia, yaitu norma perilaku etika akuntan di Indonesia dalam
memenuhi tanggung jawab profesinya yang mengatur hubungan antara akuntan publik dengan
klien, antara akuntan publik dengan rekan sejawat dan antara profesi dengan masyarakat.

Etika profesi terdiri dari lima dimensi yaitu kepribadian, kecakapan profesional, tangung jawab,
pelaksanaan kode etik, penafsiran dan penyempurnaan kode etik.
KODE ETIK AKUNTAN
Sedangkan kode etik akuntansi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari dalam profesi akuntansi.

Kode etik akuntansi dapat menjadi penyeimbang segi-segi negatif dari profesi akuntansi,
sehingga kode etik bagai kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus
menjamin mutu moral profesi akuntansi dimata masyarakat.
TUJUAN
Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau
nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.

Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar


profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada
kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi:
4 kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:
1.Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.

2.Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa Akuntan sebagai profesional di
bidang akuntansi.

3.Kualitas Jasa

Terdapatkeyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.

4.Kepercayaan

Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika profesional yang melandasi
pemberian jasa oleh akuntan.
Dua sasaran pokok dari kode etik yaitu:
1. Kode etik bermaksud melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan
oleh kelalaian baik secara disengaja ataupun tidak disengaja dari kaum
professional

2. kode etik bertujuan melindungi keseluruhan profesi tersebut dari perilaku


buruk orang-orang yang mengaku diri profesional.
Jenis-jenis profesi akuntan
Akuntan Publik

Akuntan Manajemen

Akuntan Pendidik

Akuntan Internal

Akuntan Pemerintah
Kode etik/ komitmen profesi akuntan publik
Dalam suatu organisasi profesi seorang anggota organisasi profesi dituntut untuk memiliki komitmen
profesi. Menurut Gibson et. al. (1996) yang dikutip oleh Haryani (2001) mendefinisikan komitmen
sebagai lingkup, identifikasi, keterlibatan dan loyalitas yang diekspresikan oleh seseorang terhadap
organisasinya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Haryani (2001) yang meneliti tentang
komitmen karyawan sebagai keunggulan bersaing, menyatakan bahwa komitmen dapat dijadikan
landasan daya saing karena organisasi atau perusahaan dengan kayawan yang memiliki komitmen tinggi,
akan mendapatkan keunggulan-keunggulan yang tidak dimiliki organisasi lain
Komitmen profesi
Komitmen Profesi adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang
dipersepsikan oleh individu tersebut. Komitmen profesi dapat didefinisikan
sebagai:

(1) Sebuah kepercayaan pada dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan


nilai-nilai dari profesi, sehingga dengan adanya komitmen profesi para anggota
profesi akan melaksanakan segala sesuatu sesuai dengan yang ditetapkan bagi
profesinya tanpa adanya paksaan,
2.Sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh guna
kepentingan profesi. Para anggota profesi akan selalu berusaha melakukan
sesuatu semaksimal mungkin untuk kemajuan profesi yang digelutinya,

3.Sebuah kepentingan untuk memelihara keanggotaan dalam profesi, karena


para anggota profesi merasa bahwa profesi tersebut merupakan wadah atau
tempat bagi mereka untuk menyalurkan atau mencurahkan aspirasi dan
kemampuan yang dimilikinya.
Pengertian persepsi profesi akuntan
publik
Menurut Gibson (1996: 134), persepsi sebagai proses seseorang untuk
memahami lingkungan yang meliputi orang, objek, symbol, dan sebagainya yang
melibatkan proses kognitif. Proses kognitif merupakan proses pemberian arti
yang melibatkan tafsiran pribadi terhadap rangsangan yang muncul dari objek
tertentu. Oleh karena tiap-tiap individu memberikan makna yang melibatkan
tafsiran pribadinya pada objek tertentu, maka masing-masing individu akan
memiliki persepsi yang berbeda meskipun melihat objek yang sama.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Akuntan Publik

Persepsi merupakan hal yang bersifat subjektif, yaitu melibatkan tafsiran pribadi masing-
masing individu, sehingga perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang berasal dari dalam individu
atau dengan kata lain faktor psikologis yang mempengaruhi persepsi individu. Faktor-faktor
tersebut antara lain:
Ingatan
Kemampuan mengingat tiap-tiap individu terhadap apa yang pernah dipelajari atau
dipersepsikannya akan berbeda, ada yang cepat dan ada yang lambat.
Motivasi
Bila motivasi individu terhadap objek tertentu semakin besar, maka perhatiannya
terhadap objek tersebut juga semakin besar sehingga objek itu akan semakin jelas dan
mudah dipahami atau dipersepsikan oleh individu.
Perasaan
Meskipun setiap individu memperoleh rangsangan yang sama dari objek tertentu, tetapi
dapat menimbulkan perasaan yang berbeda yaitu ada yang senang dan atau sebaliknya
yang pada akhirnya mempengaruhi persepsinya terhadap objek tersebut.
Berpikir
Cara berpikir seseorang dalam memecahkan masalah biasanya berbeda, ada yang
menggunakan pengertian dan ada yang tidak sehingga hanya coba-coba saja. Berpikir
berkaitan dengan persepsi yaitu dalam memahami objek tertentu, individu biasanya
melibatkan kegiatan menghubungkan pengertianpengertian yang diperolehnya baik
secara sengaja maupun tidak (Walgito, 1997: 55-152).
Menurut Robbins (1996: 34), selain faktor dari dalam individu
ada faktor-faktor lain yang berasal dari luar individu, yaitu
Faktor Objek
Meliputi ukuran, intensitas dan kontras atau pertentangan. Semakin besar ukuran objek tertentu, maka
persepsi individu terhadap objek tersebut akan semakin jelas dan mudah dipahami.
Faktor situasi
Adalah kondisi lingkungan dimana individu dipersepsikan objek tertentu, misalnya hawa panas atau
dingin, terang atau gelap dan lain-lain serta banyaknya waktu yang digunakan individunya untuk
mempersepsikan objek tersebut.
Pentingnya pemahaman mengenai persepsi
Pemaham mengenai persepsi penting untuk diketahui karena persepsi merupakan salah satu variabel
penting yang mempengaruhi perilaku individu.
Dalam melaksanakan profesinya, seorang auditor diatur oleh suatu kode etik akuntan. Kode Etik
Akuntan adalah norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan dengan klien, antara
akuntan dengan teman sejawatnya dan antara profesi dengan masyarakat (Sihwahjoeni dan
Gudono, 2000). Dalam pasal 1 (ayat2) Kode Etik Akuntan Indonesia: “Setiap anggota harus
mempertahankan integritas dan obyektifitas dalam melaksanakan tugas-tugasnya”. Dengan
mempertahankan obyektifitas dia akan bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan
pihak tertentu atau kepentingan pribadi. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi profesi
akuntan yang berpraktik sebagai akuntan Publik bertanggung jawab melaksanakan pasal-pasal yang
tercantum dalam Kode Etik Akuntan Indonesia (Harahap, 1991).
Etika profesi bagi praktik akuntan di Indonesia diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang
mengatur perilaku semua anggotanya yang berpraktik dalam berbagai tipe profesi auditor,
diantaranya auditor pemerintah, auditor intern, auditor independent dan profesi akuntan lain yaitu
akuntan manajemen, dan akuntan sebagai pendidik (Mulyadi,1998). Persepsi sebagai proses
seseorang untuk memahami lingkungan yang meliputi orang, objek, symbol, dan sebagainya yang
melibatkan proses kognitif. Proses kognitif merupakan proses pemberian arti yang melibatkan tafsiran
pribadi terhadap rangsangan yang muncul dari objek tertentu. Oleh karena tiap-tiap individu
memberikan makna yang melibatkan tafsiran pribadinya pada objek tertentu, maka masing-masing
individu akan memiliki persepsi yang berbeda meskipun melihat objek yang sama Menurut Gibson
(1996: 134).
Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan
Indonesia
Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan
pemberi jasa pofesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan dan berlaku bagi seluruh anggota,
sedangkan aturan etika disahkan dan hanya mengikat anggota himpunan yang bersangkutan.
Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk
oleh himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam menerapkan aturan etiks, tanpa dimaksudkan
untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
prinsip-prinsip etika profesi IAI
1.Tanggung Jawab Profesi
2. Kepentingan Publik
3.Integritas
4.Objektivitas
5. Kompetensi dan kehati-hatian Profesional
6.Kerahasiaan
7 Perilaku Profesional
8 Standar Teknis
DAFTAR PUSTAKA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai