Anda di halaman 1dari 15

KETUBAN PECAH SEBELUM

dr.Kalvin Raveli
WAKTU
DEFINISI
Pecahnya selaput ketuban sebelum • > 37 minggu: KPSW aterm/PROM
terjadinya persalinan • < 37 minggu: KPSW preterm/PPROM

PROM terjadi pada sekitar 6,46-15,6%


kehamilan aterm

• 2-3% dari semua kehamilan tunggal


PPROM
• 7,4% dari kehamilan kembar

Sekitar 1/3 dari perempuan yang


mengalami PPROM akan mengalami infeksi
yang berpotensi berat, fetus/neonatus
pada PPROM sebanyak 47,9% akan
mengalami kematian.
Idiopatik Inkompetensi
serviks

Trauma & iatrogenik Ketegangan


rahim

Kelainan letak/
Infeksi
panggul sempit
Riwayat
KPSW
ETIOLOGI
DIAGNOSIS

Anamnesis
• Pasien merasakan basah pada vagina, atau mengeluarkan
cairan yang banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir;
• Cairan berbau khas dan perlu diperhatikan warnanya;
• Menentukan usia kehamilan, tanda inpartu, ada tidaknya
infeksi.
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan keadaan umum dan tanda vital
DIAGNOSIS (2)

Inspeksi
• Tentukan pecahnya selaput ketuban dengan mengamati adanya
cairan ketuban keluar dari introitus vagina.
Pemeriksaan dengan spekulum
• Pemeriksaan dengan speculum pada KPSW akan tampak keluar
cairan dari Orifisium Uteri Eksternum (OUE)
• fundus uteri ditekan, pasien diminta untuk batuk,mengejan, atau
bagian terendah digoyangkan, akan tampak keluar cairan dari
ostium uteri
• Pada pemeriksaan inspekulo juga sekaligus nilai pembukaan, posisi
dan pendataran serviks
DIAGNOSIS CAIRAN VAGINA
Gejala dan tanda selalu ada Gejala dan tanda kadang- Diagnosis Kemungkinan
kadang ada
• Keluar cairan ketuban • Ketuban pecah tiba-tiba Ketuban pecah dini
• Cairan tampak di introitus
• Tidak ada his dalam 1 jam
• Cairan vagina berbau • Riwayat keluarnya cairan Amnionitis
• Demam/menggigil • Uterus nyeri
• Nyeri perut • Denyut jantung janin cepat
• Perdarahan pervaginam sedikit.
• Cairan vagina berbau • Gatal Vaginitis / servisitis
• Tidak ada riwayat ketuban pecah • Keputihan
• Nyeri perut
• Disuria
• Cairan vagina berdarah • Nyeri perut Pendarahan antepartum
• Gerak janin berkurang
• Perdarahan banyak
•Cairan berupa darah lendir • Pembukaan & pendataran serviks Awal persalinan aterm atau preterm
• Ada his
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Pemeriksaan darah lengkap dan kultur dari urinalisa

Pemeriksaan Nitrazine (kertas lakmus) Tes Pakis (Uji Fern) Amnioquick Test → Insulin-like
• pH sekret vagina ibu hamil: 4 – 4.5 → lakmus Growth Factor Binding Protein 1
• Teteskan cairan sampel di objek glass,
tidak berubah warna (tetap merah).
keringkan → amati dengan mikroskop ; akan (IGFBP-1)
• pH air ketuban: 7 – 7.5 → lakmus berubah tampak bentuk daun pakis (karena
warna (biru); hati – hati karena darah (ber pH konsentrasi protein dan NaCl yang tinggi)
tinggi) juga akan merubah lakmus menjadi
warna biru.
PEMERIKSAAN
USG
Untuk melihat ada tidaknya oligohydramnion
• AFI (Amniotic Fluid Index)
• Menjumlahkan kedalaman vertikal dari kantong terbesar di 4 kuadran uterus.
• Cara : bagi abdomen menjadi 4 kuadran, jumlahkan 4 kedalaman vertikalnya.
• Normal bila antara 5 – 24 cm (< 5 : oligohydramnion dan > 24 : hydramnion).
• Single Pocket
• Mengukur kedalaman vertikal 1 kantong saja
• Normal : 2 – 8 cm
Untuk menentukan usia kehamilan

Untuk melihat letak janin

Untuk menentukan berat badan janin


PENATALAKSANAAN
⊡ Jika tidak terdapat infeksi dan kehamilan < 37 minggu:
□ Berikan antibiotika untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin:
■ Ampisilin 4 x 500mg selama 7 hari
■ Eritromisin 250mg per oral 3 kali per hari selama 7 hari.

□ Berikan kotikosteroid kepada ibu untuk memperbaiki


kematangan paru janin:
■ Betametason 12mg I.M. dalam 2 dosis setiap 12 jam,
■ Deksametason 6mg I.M. dalam 4 dosis setiap 6 jam.
(catatan: Jangan berikan kortikosteroid jika ada infeksi)

- Lakukan persalinan pada kehamilan 37 minggu.


- Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi
persalinan preterm.
PENATALAKSANAAN (2)
⊡ Jika tidak terdapat infeksi dan kehamilan > 37 minggu:
□ Jika ketuban telah pecah > 18 jam, berikan antibiotik profilaksis
untuk mengurangi risiko infeksi streptokokus grub B:
■ Ampisilin 2 g I.V. setiap 6 jam,
■ Atau Penisilin G 2 juta unit I.V. setiap 6 jam sampai persalinan,
■ Jika tidak ada infeksi paska persalinan, hentikan antibiotik.

□ Nilai serviks:
■ Jika serviks sudah matang, lakukan induksi persalinan dengan
oksitoksin,
■ Jika serviks belum matang, matangkan dengan prostaglandin
dan infus oksitosin, atau lahirkan dengan seksio sesarea.
MEDIKAMENTOSA
PADA KPSW
KOMPLIKASI
Komplikasi pada ibu
• Korioamnionitis
• Perdarahan postpartum
• Atonia uteri
• Dry labor

Komplikasi pada bayi


• kurang bulan atau prematuritas → gejala sesak nafas atau
Respiratory Distress Syndrom (RDS) yang disebabkan oleh
belum matangnya paru
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai