Anda di halaman 1dari 13

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

SUSU
Rivqi Ananda 125100101111057
Stephanie Fibrianti 145100101111062
Radite Raharja 145100100111011 Dosen Pengampu:
Laila Fitriana 145100101111030 Sudarma Dita Wijayanti, S.TP, M.Sc, MP
Kelompok 8/ Kelas A
OUTLIN
E
KLASIFIKASI

SUMBER DAN KARAKTERISTIK

PARAMETER

MEKANISME PENGOLAHAN

METODE PENGOLAHAN LAIN


KLASIFIKASI

Jenis limbah (PT.


Indolakto Factory Limbah
Pandaan dan PT. Padat
Sari Husada) secara
umum dibedakan
atas tiga macam
yaitu:

Limbah
Cair
Limbah
Gas
SUMBER &
KARAKTERISTIK
FISIK
• perubahan yang ditimbulkan oleh parameter fisis limbah cair, yaitu
suhu, zat padat terlarut, zat padat tersuspensi, kekeruhan, daya
hantar listrik, warna, rasa dan bau.

KIMIA
• karakteristik kimiawi yang ditentukan oleh kandungan unsur yang
membentuk sifat-sifat kimia dari limbah cair, yang meliputi: pH,
BOD, COD, alkalinitas, kadar besi, mangan, clorida, phosphor,
sulfur, logam berat, lemak dan minyak.

BIOLOGI
• ditentukan oleh kandungan organisme di dalam air seperti bakteri
coliform dan organism mikro lainnya termasuk ganggang dan
jamur.
SUMBER &
KARAKTERISTIK
Sumber utama limbah produk yang hilang selama operasi
cair industri susu pencucian yang dilakukan secara
intensif selama proses produksi.

Karakteristik air limbah industri


• ditentukan oleh jenis bahan baku dan bahan pembantu,
macam proses dan produk yang dihasilkan
• berbau menyengat, keruh, dengan pH antara 6-9.
Warna yang keruh disebabkan oleh bahan-bahan
organik yang terlarut pada air limbah seperti lemak,
protein, pewarna, dan perasa tambahan.
• Sedangkan untuk bau yang menyengat berasal dari
kontaminasi bakteri pada limbah cair yang belum
diolah.
PARAMETER

1. Analisa BOD (Biochemical Oxigen Demand)


Analisa BOD menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang
dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi
bahan-bahan buangan di dalam air. Organisme hidup yang bersifat
aerobic membutuhkan oksigen untuk beberapa reaksi biokimia.

2. Analisa COD (Chemical Oxygen Demand)


COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar limbah organik
yang ada di dalam air limbah dapat teroksidasi melalui reaksi kimia.
Selisih nilai antara COD dan BOD memberikan gambaran besarnya
bahan organik yang sulit diurai yang ada di perairan. Sehingga COD
menggambarkan jumlah total bahan organik yang ada.
PARAMETER
3. Analisa SS (Suspended Solid)
SS (Suspended Solid) adalah jumlah polutan yang terlarut dalam air
limbah. Kadar SS menurut standar adalah 20-50 mg/l. Dampak SS yang
tinggi, maka perairan akan tampak keruh dan terkesan kotor sehingga
mengurangi daya guna air.

4. Analisa VFA
VFA adalah substrat untuk bakteri methan. Pada kondisi yang normal,
konsentrasi VFA pada effluent anaerobic adalah 10-15 mg/l.

5. Pengukuran pH (Derajat keasaman)


Menggunakan pH meter. Bila nilai pH lebih tinggi dari satu unit diatas
normal berarti perairan menjadi terlalu basa, sebaliknya bila terjadi
penurunan terjadi maka akan mengganggu keseimbangan di dalam
perairan itu dan akan mengurangi nilai guna air.
PARAMETER
Standar karakteristik air limbah yang telah mengalami proses
pengolahan:
PARAMETER
Karakteristik limbah yang dihasilkan oleh PT. Sari Husada sebagai
berikut:
MEKANISME PENGOLAHAN
METODE PENGOLAHAN
LAIN

1. Proses equalisasi atau proses penyeragaman, yaitu proses


pendahuluan yang akan sangat membantu terhadap proses aerasi
anaerob.
2. Proses aerasi anaerob, yaitu proses yang bertujuan untuk
menurunkan bahan-bahan organik terlarut dan senyawa organic
lainnya dengan bantuan bakteri anaerob.
3. Proses aerasi, bertujuan untuk menurunkan bahan-bahan organik dan
senyawa organik lainnya dengan cara memasukkan oksigen secara
terus menerus.
4. Proses sedimentasi pertama, proses untuk mengendapkan lumpur
yang dihasilkan pada proses aerasi.
METODE PENGOLAHAN
LAIN

5. Proses koagulasi-flokulasi, yaitu proses penambahan dosis koagulan


dan dilanjutkan dengan proses pengadukan untuk membentuk floc
6. Proses sedimentasi kedua, yaitu proses pengendapan terhadap floc
yang terbentuk pada proses 5.
7. Proses flotasi, yaitu proses pengapungan untuk meningkatkan laju
pemindahan partikel-partikel tersuspensi yang masih ada.
8. Proses sedimentasi ketiga, yaitu proses pengendapan partikel
ringan.
9. Proses penyaringan dengan pasir, untuk mengaring partikel halus.
10. Proses penyaringan dengan arang aktif, untuk menyerap bahan-
bahan kimia yang masih tersisa.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai