Anda di halaman 1dari 36

G1P0A0 HAMIL POSTTERM DENGAN

HEPATITIS B BELUM INPARTU JANIN


TUNGGAL HIDUP PRESENTASI KEPALA.

HASNAWATI
71 2017 008

Dosen Pembimbing : dr. Ari Rinaldzi, Sp.OG


Outlines

1. Pendahuluan
2. Tinjauan Pustaka
3. Laporan Kasus
4. Pembahasan
5. Simpulan dan Saran
PENDAHULUAN

Latar Belakang

• Indonesia merupakan negara dengan


endemisitas tinggi Hepatitis B terbesar
Hepatitis  masalah kedua di negara South East Asian
kesehatan masyarakat di Region (SEAR) setelah Myanmar.

dunia termasuk di
Indonesia.
• terjadi dari seorang ibu hamil yang menderita
hepatitis B akut atau pengidap persisten HBV
kepada bayi yang dikandungnya atau
Mother-to-child- dilahirkannya.

transmission (MTCT)
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi
• Hepatitis  peradangan sel-sel hati, yang bisa disebabkan oleh
infeksi (virus, bakteri, parasit), obat-obatan (termasuk obat
tradisional), konsumsi alkohol, lemak yang berlebih dan
penyakit autoimmune.

• Hepatitis dapat disebabkan oleh berbagai macam virus seperti


virus hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C (HCV),
hepatitis D (HDV) dan hepatitis E (HEV).
Penyebab
• Infeksi Virus
• Penyakit lain yang mungkin timbul
• Alkohol
• Obat-obatan atau zat kimia
• Penyakit autoimun
Penularan Virus Hepatitis B.

• Kontak darah
• Cairan tubuh
Penularan • Material yg terinfeksi (jarum
suntik, alat-alat bedah, jarum
hepatitis B tato)

Penularan bayi • Penularan terjadi pada saat


yg dilahirkan proses persalinan
ibu dgn
Hepatitis B
Tanda dan gejala klinis
• Tahap pra-ikterik (tahap prodromal) yang berlangsung selama
satu minggu

• Tahap ikterik dimulai dengan timbulnya ikterik yang


berlangsung selama 46 minggu

• Tahap pasca-ikterik atau tahap penyembuhan. Tahap ini


dimulai ketika ikterik telah hilang.
Kehamilan dengan Hepatitis B
• Resiko keseluruhan dari infeksi neonatal kira-kira 75% jika ibu
terinfeksi pada trimester ketiga atau masa nifas ; dan resiko ini
jauh lebih rendah (5-10%) jika ibu terinfeksi pada awal
kehamilan. Sebagian besar infeksi pada bayi baru lahir
kemungkinan terjadi saat persalinan dan kelahiran atau melalui
kontak ibu bayi, daripada secara transplasental.
Tatalaksana
• Terminasi berupa SC
• Sebelum dilakukan terminasi berikan vaksi HBIG
pada ibu
Komplikasi
• Komplikasi hepatitis yang paling sering adalah
sirosis
Pencegahan Hepatitis B
• Imunisasi
• Tidak menggunakan barang orang lain
• Lakukan hubungan seks yang aman
• Jangan menjadi donor darah jika terinfeksi hepatitis
• Membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan cara yang
benar.
LAPORAN KASUS

Identifikasi Pasien
Nama Pasien : Ny. M
Usia : 23 tahun Identifikasi Suami
Agama : Islam Nama Suami : Tn.R
Pendidikan : SMA Usia : 27 tahun
Pekerjaan : IRT Agama : Islam
Alamat :Jl. aya Indah Pendidikan : SMA
Rukun 2 No 1048 RT 021 RW
Pekerjaan : Swasta
006 14
No. RM : 57-12-03
MRS : 09-06-2018
ANAMNESIS

Keluhan Utama

Pasien mengaku hamil cukup bulan dengan riwayat


hepatitis
Riwayat Perjalanan Penyakit

Pasien datang ke RSMP mengaku hamil cukup bulan


disertai HBsAg positif. Pemeriksaan laboraturium
dilakukan di Puskesmas sejak 1 bulan SMRS.

Pasien hamil dengan usia kehamilan 40-41


minggu pada saat datang pasien mengeluh
perutnya terasa mules-mules yang hilang timbul.
Keluhan keluar air-air (-), keluar darah dan lendir
dari vagina (-). Gerakan janin (+).
Pasien mengatakan bahwa pasien pernah
melakukan cek darah di puskemas dan
dinyatakan positif menderita penyakit
hepatitis B.

Pasien datang ke RSMP atas rujukan dari


puskesmas dengan diagnosis G1P0A0
hamil postterm dengan hepatitis B belum
inpartu janin tunggal hidup presentasi
kepala. Namun pasien lupa hari pertama
haid terakhirnya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit jantung (-) Hipertensi (-)
Penyakit ginjal (-) Diabetes mellitus (-)
Asma (-) Hepatitis B (+)

Riwayat Penyakit Keluarga


Penyakit jantung (-) Hipertensi (-)
Penyakit ginjal (-) Diabetes mellitus (-)
Asma (-) Hepatitis B (-)
Riwayat Menstruasi

• Usia haid pertama : 13 tahun


• Siklus haid : 28 hari, teratur
• Lama haid : 5-7 hari
• Ganti pembalut : 2-3 x dalam 1 hari
• Keluhan saat haid :-
• HPHT : pasien lupa
Riwayat Perkawinan
Usia menikah : 1 tahun

Riwayat Kontrasepsi
Tidak pernah memakai kontrasepsi
Riwayat ANC
• Tidak melakukan pemeriksaan pada
trimester pertama
• Tidak melakukan pemeriksaan pada
trimester kedua
• 1x pada trimester ketiga
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
• Kehamilan saat ini
Status Present

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan


Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4 V5 M6
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Denyut Nadi : 80x/m
Pernapasan : 22 x/m
Suhu : 36,7°C
Berat Badan Sebelum Hamil: 70 kg
Berat Badan Saat Hamil : 76 kg
Tinggi Badan : 155 cm
Status General

Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (+/+)
Hidung : Polip (-/-)
Thoraks : BJ I/II Normal (+), reguler, murmur (-), gallop (-
)
Paru : Vesikuler (+/+) Normal, ronchii (-/-),
wheezing (-/-)
Abdomen : Sesuai status obstetri
Ekstremitas : Akral hangat, edema pretibial dan dorsum
pedis (-/-), CRT < 2 detik
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar
Leopold I : 2 jari dibawah processus xiphoideus, TFU 30 cm,
teraba lunak, kurang bundar, dan kurang melenting (bokong)
Leopold II : Teraba keras, lebar seperti papan dibagian kanan
perut ibu yang menandakan punggung
Lopold III : Teraba keras, bulat, dan melenting (kepala)
Leopold IV : Belum masuk PAP (konvergen)

HIS : (-)
DJJ :138x/m
TFU : 30 cm
TBJ : 2790 gr
Pemeriksaan Dalam

• Konsistensi porsio : Lunak


• Posisi : Anterior
• Pembukaan : Ø kuncup
• Pendataran : 0%
• Selaput ketuban : Belum dapat dinilai
• Bagian terbawah : Belum dapat dinilai
• Penurunan : Belum masuk pintu atas panggul
• Penunjuk : Belum dapat dinilai
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Hasil Rujukan


Hematologi
Darah Rutin

Hemoglobin 11,3 g/dl 12.0-16.0 g/dl

Leukosit 10.0/μL 5.000-10.000/μL

Hematokrit 34% 37-47%


Pemeriksaan Hasil Rujukan
Hematologi

Hitung Jenis 2% 0-1%


Basofil 0.1% 1-3%
Eosinofil 0.0% 2-6%
Neutrofil Batang 66.8% 40-60%
Neutrofil Segmen 25.1% 20-50%
Limfosit 6.0% 2-8%
Monosit
Golongan Darah A
Rhesus Positif
Masa Pembekuan 8 <15
Masa Pendarahan 2 <6
Imunoserologi + _
HbsAg
Diagnosis Kerja

• G1P0A0 hamil postterm dengan


hepatitis B belum inpartu janin tunggal
hidup presentasi kepala
Tatalaksana

• Observasi keadaan umum, tanda vital ibu, dan


denyut jantung janin
• IVFD RL gtt xx/menit

• Vaksinasi HBsAg

• Pemeriksaan laboratorium : darah rutin dan urin


• Rencana SC sabtu 09-06-2018 pukul 16.00 WIB
FOLLOW UP
Tanggal / Waktu S O A P

Sabtu, 10 -06- Nyeri pada luka KU : Tampak sakit P1A0 post SC Observasi KU, TVI,
ringan dan perdarahan
2018 / 07.00 WIB bekas operasi Sens : CM dengan Hepatitis B Mobilisasi bertahap
TD : 110/70 mmHg hari pertama IVFD RL gtt xx/m
Nadi : 82x/m Diet TKTP
RR : 20x/m Th/
Suhu : 36,6°C Ceftriaxone 2x1g/iv
Metronidazol 2x1 g/iv
TFU : 1 jari dibawah Asam traneksamat
pusat 2x1 /iv
Vit C 2x1
Pronalgest3x1/rectal
Kontraksi uterus :
Habis injeksi off infuse
baik
ganti oral
Perdarahan : dalam
Cefixim 3x100 mg
batas normal
Asam mefenamat
3x500 mg
Metronidazole 3x500
mg
Dulcolax hari ke 3 post
OP
PEMBAHASAN

• Pasien 24 tahun datang ke Ponek RSMP pada tanggal 09 juni


2018 pukul 08.00 WIB dengan rencana SC pukul 16.00 WIB.
Pasien di diagnosa G1P0A0 hamil postterm dengan hepatitis B
belum inpartu janin tunggal hidup presentasi kepala.
Berdasarkan anamnesa, pasien mengaku hamil lebih bulan
dan mengeluhkan mulai merasa perut mulas. Keluhan keluar
air-air (-), keluar darah dan lendir dari vagina (-). Gerakan janin
(+). Pasien mengatakan bahwa pasien pernah melakukan cek
darah di puskemas dan dinyatakan positif menderita penyakit
hepatitis B. Pasien datang ke RSMP atas rujukan dari
puskesmas dengan diagnosis G1P0A0 hamil postterm dengan
hepatitis B belum inpartu janin tunggal hidup presentasi kepala.
Namun pasien lupa dengan hari pertama haid terakhirnya.
Pedoman Nasional di Indonesia dan WHO

vaksin Hepatitis B diberikan secara intra muskular dengan


dosis 0,5 ml, dalam waktu 12 jam setelah lahir

Dosis kedua diberikan pada umur 1-2


bulan dan dosis ketiga pada umur 6 bulan

Ulangan imunisasi Hepatitis B diberikan


pada umur 10-12 Tahun
• Tidak ada masalah untuk menyusui bayinya

Jika bayi telah divaksinasi segera setelah lahir, maka


tubuh bayi akan membentuk antibodi sehingga tidak
terjadi penularan dari ibu ke bayi

. . Pada penelitian telah dibuktikan bahwa penularan


melalui saluran pencernaan membutuhkan titer virus yang
jauh lebih tinggi dari penularan parenteral.
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
• Tatalaksana persalinan pada kehamilan dengan hepatitis B
dengan tindakan sectio caesarea elektif memiliki tingkat
penularan ke bayi lebih rendah dibandingkan dengan
persalinan pervaginam.

• Tatalaksana terhadap bayi dengan ibu pengidap HBV dengan


memberikan vaksinasi segera setelah persalinan.
Saran
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa:

• Dapat dilakukan edukasi kepada masyarakat agar dapat


mengetahui faktor penyebab, penyebaran, tanda dan gejala,
serta pencegahan dari penyakit hepatitis.

• Dilakukan imunisasi ulang Hepatitis B pada bayi yang lahir dari


ibu HbsAg positif pada umur 10-12 Tahun
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai