Anda di halaman 1dari 22

Kelompok 6

Anggota kelompok : Nur Hasniatul Jihan


M. Heri Julfy
Agnes Regina Natasya
Pengendalian Bahaya
Pengertian Kecelakaan Kerja
Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan
tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan kerugian harta
benda, korban jiwa / luka / cacat maupun pencemaran.
Menurut Undang-Undang nomor 3 tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja pasal 1 ayat 6, Kecelakaan kerja
adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan
kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja,
demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan
berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke
rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.
Pengertian Pengendalian Bahaya
Pengertian bahaya (hazard) ialah semua sumber, situasi
ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera
(kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja (PAK) -
definisi berdasarkan OHSAS 18001:2007. Secara umum
terdapat 5 faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain :
faktor bahaya biologis, faktor bahaya kimia, faktor bahaya
fisik/mekanik, faktor bahaya biomekanik serta faktor bahaya
sosial-psikologis.
Pengendalian merupakan salah satu bagian dari manajemen.
Pengendalian dilakukan dengan tujuan supaya apa yang telah
direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat
mencapai target maupun tujuan yang ingin dicapai.
Pengendalian merupakan salah satu tugas dari manager.
Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja adalah
proses yang dilakukan oleh instansi atau perusahaan
dalam mencapai tujuan agar para pekerja di instansi
atau perusahaan dapat menghindari resiko aktivitas
yang dapat berpotensi menimbulkan cedera dan
penyakit akibat kerja sebagai tujuan awal dari suatu
perusahaan. (Minal,2014)
Tujuan Pengendalian Bahaya
Tujuan dari pengendalian adalah mengusahakan
agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan. Untuk
dapat benar-benar merealisasi tujuan utama tersebut,
maka diperlukannya pengawasan agar pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah
dikeluarkan, dan untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi
dalam pelaksana rencana berdasarkan penemuan-
penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk
memperbaikinya, baik pada waktu itu ataupun waktu-
waktu yang akan datang.
Pengendalian Bahaya di Tempat Kerja
(HIRARKI)
Pada kegiatan pengkajian resiko (risk assesment),
hirarki pengendalian (hierarchy of control) merupakan
salah satu hal yang sangat diperhatikan. Pemilihan
hirarki pengendalian memberikan manfaat secara
efektifitas dan efesiensi sehingga resiko menurun dan
menjadi resiko yang bisa diterima (acceptable risk)
bagi suatu organisasi.
Pada ANSI Z10: 2005, hirarki pengendalian dalam
sistem manajemen keselamatan, kesehatan kerja
antara lain:
1. Eliminasi.
Hirarki teratas yaitu eliminasi/menghilangkan bahaya dilakukan pada saat
desain, tujuannya adalah untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan manusia
dalam menjalankan suatu sistem karena adanya kekurangan pada desain.
Penghilangan bahaya merupakan metode yang paling efektif sehingga tidak hanya
mengandalkan prilaku pekerja dalam menghindari resiko, namun demikian,
penghapusan benar-benar terhadap bahaya tidak selalu praktis dan ekonomis.
Contoh-contoh eliminasi bahaya yang dapat dilakukan misalnya: bahaya jatuh,
bahaya ergonomi, bahaya ruang terbatas, bahaya bising, bahaya kimia.

2. Substitusi
Metode pengendalian ini bertujuan untuk mengganti bahan, proses, operasi
ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya. Dengan
pengendalian ini menurunkan bahaya dan resiko minimal melalui desain sistem
ataupun desain ulang. Beberapa contoh aplikasi substitusi misalnya: Menggunakan
bahan pembersih kimia yang kurang berbahaya, mengurangi kecepatan, kekuatan
serta arus listrik, mengganti bahan baku padat yang menimbulkan debu menjadi
bahan yang cair atau basah.
3. Pengendalian tehnik/engineering control
Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk memisahkan bahaya dengan
pekerja serta untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia.
Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit sistem mesin atau peralatan.
Contoh-contoh implementasi metode ini misal adalah adanya penutup
mesin/machine guard, circuit breaker, interlock system, dll.

4. Sistem peringatan/warning system


Adalah pengendalian bahaya yang dilakukan dengan memberikan
peringatan, instruksi, tanda, label yang akan membuat orang waspada
akan adanya bahaya dilokasi tersebut. Sangatlah penting bagi semua
orang mengetahui dan memperhatikan tanda-tanda peringatan yang ada
dilokasi kerja sehingga mereka dapat mengantisipasi adanya bahaya
yang akan memberikan dampak kepadanya. Aplikasi di dunia industri
untuk pengendalian jenis ini antara lain berupa alarm system, detektor
asap, tanda peringatan (penggunaan APD spesifik, jalur evakuasi, area
listrik tegangan tinggi, dll).
5. Pengendalian administratif/ administratif control
Kontrol administratif ditujukan pengandalian dari sisi orang yang akan
melakukan pekerjaan, dengan dikendalikan metode kerja diharapkan orang akan
mematuhi, memiliki kemampuan dan keahlian cukup untuk menyelesaikan
pekerjaan secara aman. Jenis pengendalian ini antara lain seleksi karyawan,
adanya standar operasi baku (SOP), pelatihan, pengawasan, modifikasi prilaku,
jadwal kerja, rotasi kerja, jadwal istirahat, dll.

6. Alat pelindung diri


Alat Pelindung Diri adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja
untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya
potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam
usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan
administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun pemakaian APD
bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.
Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri merupakan merupakan hal yang
paling tidak efektif dalam pengendalian bahaya,karena APD hanya berfungsi
untuk mengurangi seriko dari dampak bahaya. Karena sifatnya hanya
mengurangi, perlu dihindari ketergantungan hanya menggandalkan alat
pelindung diri dalam menyelesaikan setiap pekerjaan.
Alat Pelindung Diri adalah seperangkat alat yang
digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi
seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya
potensi bahaya/kecelakaan kerja.
Tujuan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yaitu
melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering)
dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik,
meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja, dan
menciptakan lingkungan kerja yang aman.
Alat keselamatan ada berbagai jenis yang dapat
dikategorikan sebagai berikut :
1.Alat Pelindung Kepala
2. Alat Pelindung Muka dan Mata
3. Alat Pelindung Pernapasan
4. Alat Pelindung Pendengaran
5. Alat Pelindung Tangan
6. Alat Pelindung Kaki
7. Alat Pelindung Badan
Kesimpulan
1) Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja adalah proses yang
dilakukan oleh instansi atau perusahaan dalam mencapai
tujuan agar para pekerja di instansi atau perusahaan dapat
menghindari resiko aktivitas yang dapat berpotensi
menimbulkan cedera dan penyakit akibat kerja sebagai tujuan
awal dari suatu perusahaan.
2) Pengendalian bahaya di tempat kerja dapat di lihat dari
HIRARKI , antara lain :
• Eliminasi
• Subtitusi
• Pengendalian tehnik / engineering control
• Sistem peringatan/warning system
• Pengendalian Administrasi
• Alat Pelindung Diri
Sekian
dan
Terimakasih
Pertanyaan
1. Dari yang sudah kalian jelaskan, apa yang dimaksud dengan
hirarki? (Savia)
jawab:
hirarki menurut KBBI yaitu urutan tingkatan dari yang paling
bawah sampai yang paling atas.
2. Tolong jelaskan pengertian dari masing-masing 5 faktor
bahaya k3 dan berikan contohnya. (Thalita Nabila)
jawab:
• Bahaya biologi
Maksudnya adalah segala sesuatu yang mengancam
kesehatan diri kita saat berkerja, misalnya berasal dari virus,
bakteri, kuman, dll.
• Bahaya kimia
Yaitu potensi bahaya yang berasal dari bahan kimia yang dapat
mengakibatkan efek yang bersifat akut, kritis, atau keduanya.
Contohnya: mudah terbakar, korosif, beracun, dan lain-lain.

• Bahaya Psikologi
bahaya psikologi adalah potensi bahaya yang berasal atau
ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis
ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan
perhatian seperti penempatan pekerja yang tidak sesuai dengan
bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen, pendidikan,
sistem seleksi dan klasifikasi pekerja yang tidak sesuai,
kurangnya keterampilan pekerja dalam melakukan pekerjaannya
sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta
hubungan antara individu yang tidak harmonis dan tidak serasi
dalam organisasi kerja.
• Bahaya fisik
Bahaya fisik yakni potensi bahaya yang bisa
mengakibatkan sebagian gangguan kesehatan terhadap
tenaga kerja yang terpapar, misalnya : terkena
kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas &
dingin), intensitas penerangan kurang memadai, getaran,
radiasi.
• Bahaya fisiologi
Potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan
oleh penerapan ergonomi yg tidak baik atau tidak
sesuai dengan bebrapa norma ergonomi yang berlaku,
dalam melakukan pekerjaan dan perlengkapan kerja,
contohnya : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai,
pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang
tidak sesuai dengan kemampuan pekerja maupun
ketidakserasian antara manusia dan mesin.
3. Di bagian eliminasi kan disitu ada contohnya salah satunya bahaya
ruang terbatas, sebenarnya apa itu ruang terbatas dan mengapa ia
dikatakan berbahaya? (Emi Mastura)
jawab:
Confined Space atau ruang terbatas adalah ruang tertutup atau
sebagian tertutup yang cukup besar untuk seorang pekerja masuk.
Ruang terbatas dapat tertutup pada semua sisi (misal, tanki) atau
terbuka pada dua sisi (misal, conveyor). Ruang terbatas tidak
dirancang untuk suatu pekerjaan yang tetap. Ruang terbatas diakses
pada kondisi yang diperlukan seperti pemeriksaan, pemeliharaan,
perbaikan dan pembersihan. Ruang terbatas di katakan berbahaya
karena Ruang terbatas biasanya tidak memiliki ventilasi yang cukup,
penerangan yang cukup, tidak ada akses jalan yang cukup (pintu
masuk yang besar atau tangga) dan terbatas untuk pergerakan pekerja.
resiko bekerja di ruang terbatas antara lain seperti hazard udara (gas
beracun, gas nitrogen, jumlah oksigen), suhu ekstrim di ruang
terbatas, biological hazard (bakteri, spora, alergen), peralatan mesin
yang bergerak (mixer, tankin pengaduk), dan lain-lain.
4. Bagaimana cara yang dilakukan untuk menghilangkan
bahaya dilakukan pada saat desain? (Riska Fitriani)
jawab:
Pasti suatu perusahaan sebelum dibangun pastinya
mereka sudah deluan membuat desain dari perusahaan
mereka bagaimana. Misalnya perusahaan yang ada
menggunakan jasa angkat barang, jika mereka
menggunakan orang untuk mengangkatnya, pasti lama
kelamaan tulang punggung atau sendi-sendiri orang
yang mengangkatnya akan menjadi sakit, jadi untuk
mengangkat barang bisa menggunakan bantuan alat
dari pada memakai jasa seseorang.
5. Apakah ada lembaga yang mengontrol
pengendalian bahaya? Dan jelaskan prinsip
dasar hirarki. (Fachrian Aulia Thaib)
jawab:
Tidak ada lembaga yang mengontrol
pengendalian bahaya. Pengendalian bahaya
dikontrol oleh masing-masing institusi dan
merupakan dalah satu tugas dari manager.
Prinsip dari hirarki adalah dilakukannya
sesuatu berurutan sampai dengan tingkat resiko
/ bahay berkurang menuju titik yang aman.
6. Tolong jelaskan apa itu circuit breaker, interlock system, dan biomekanik. (Rian
Yudi Hasanur)
jawab:
• Circuit breaker adalah alat pemutus arus listrik otomatis dikarenakan
lebihnya arus yang melewati circuit breaker tersebut. Alasan diputuskn karena
arus listriknya berlebihan kalau tidak diputuskan bisa menimbulkan kebakaran.
Contohnya rumah kamu, kalo arus listrik yang masuk berlebih dan tidak
diputus, bisa kebakaran rumahnya.

• Interlock system adalah suatu cara untuk mengamankan jalannya proses


serta pengalaman peralatan dari unit yang paling kecil sampai ke seluruh
system. dimana alat pengaman tersebut terkait satu dengan yang
lainnya,sehingga membentuk satu kesatuan yang akan bekerja secara serentak
apabila kondisi proses atau alat mengalami gangguan. Disamping itu, system
interlock ini juga dilengkapi dengan system untuk menjaga kelancaran
operasinya suatu mesin (pompa/kompresor) yang mana pada pompa, turbin dan
kompresor yang besar biasanya dilengkapi pompa pelumas utama dan pompa
pelumas pembantu, apabila terjadi kegagalan pada pompa utama maka denga
system interlock maka pompa pembantu akan autostart untuk menggantikan
fungsi pompa utama. Selanjutnya untuk menjaga keandalan dari system
interlock ini agar setiap ada kesempatan dilakukan tes simulasi.
• Biomekanik adalah ilmu yang mempelajari gerakan
pada makhluk hidup, dimana dalam Biomekanik
hanya mempelajari gerakan pada manusia. Dengan
demikian, pengertian Biomekanik secara umum/luas
adalah ilmu yang mempelajari gerakan pada manusia,
yang dipengaruhi oleh sistem anatomi, fisiologi,
psikologis, mekanis dan sosiokultural. Sedangkan
pengertian Biomekanik secara sempit adalah ilmu
yang mempelajari gerakan pada manusia

Anda mungkin juga menyukai