SKORE KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, kekamar kecil, berpakaian dan mandi.
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi tersebut.
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan.
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan.
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi
tambahan.
F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, berpindah dan satu fungsi
tambahan.
Lain-Lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai C, D, E, F, dan G
b. Pengkajian Status Kognitif dan Afektif
Menggunakan Short Portable Mental
Status Questionaire (SPMSQ) untuk
mendeteksi adanya dan tingkat
kerusakan intelektual, terdiri dari 10 hal
yang mengetes orientasi, memori dalam
hubungannya dengan kemampuan
perawatan diri, memori jauh,
kemampuan matematis.
Short Portable Mental Status Questionaire (SPMSQ)
Skore
No Pertanyaan Jawaban
+ -
1.
Tanggal berapa hari ini?
2.
Hari apa sekarang ini? (hari, tanggal, tahun)
3.
Apa nama tempat ini?
4.
Berapa nomor telp Anda?
4a.
Diman alamat Anda? (tanyakan hanya bila klien
tidak mempunyai telepon)
5.
Berapa umur Anda?
6.
Kapan Anda lahir?
7.
Siapa presiden Indonesia sekarang?
8.
Siapa presiden sebelumnya?
9.
Siapa nama kecil ibu Anda?
10.
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari
Penilaian SPMSQ
Kesalahan 0 – 2 fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3 – 4 fungsi intelektual ringan
Kesalahan 5 – 7 fungsi intelektual sedang
Kesalahan 8 – 10 fungsi intelektual berat
Orientasi
5 (tahun) (musim) (tanggal) (hari) (bulan) apa sekarang?
5 Dimana kita : (Negara Bagian) (wilayah) (kota) (rumah sakit) (lantai)
Registrasi
3 Nama 3 objek : 1 detik untuk mengatakan masing-masing. Kemudian tanyakan klien ketiga objek
setelah anda telah mengatakannya. Beri 1 poin untuk setiap jawaban yang benar. Kemudian ulangi
sampai ia mempelajari ketiganya. Jumlahkan percobaan dan catat.
Percobaan : …………………………………………………
Perhatikan dan Kalkulasi
5 Seri 7”s. 1 poin untuk setiap kebenaran
Berhenti setelah 5 jawaban. Bergantian eja ‘kata” ke belakang
Mengingat
3 Minta untuk mengulang ketiga objek di atas
Berikan 1 poin untuk setiap kebenaran
Bahasa
9 Nama pensil, dan melihat (2 Poin)
Mengulang hal berikut : “tak ada jika, dan, atau tetapi” (1 Poin)
Ikuti perintah 3-langkah : “ambil kertas di tangan kanan anda, lipat dua,
dan taruh di lantai” (3 Poin)
Baca dan turuti hal berikut : “tutup mata Anda” (1 Poin)
Tulis satu kalimat (1 Poin)
Menyalin gambar (1 Poin)
Kaji tingkat kesdaran sepanjang kontinum :
Composmentis apatis somnolen suporuskoma
Alat pengukur status afektif digunakan untuk membedakan
jenis depresi serius yang mempengaruhi fungsi-fungsi dari suasana
hati rendah umum pada banyak orang. Depresi adalah umum pada
lansia dan sering dihubungkan dengan kacau mental dan disorientasi,
sehingga seorang lansia depresi sering disalah mengertikan dengan
demensia. Pemeriksaan status mental tidak dengan jelas membedakan
antara depresi dan demensia, sehingga pengkajian afektif adalah alat
tambahan yang penting. Inventaris Depresi Beck berisi 13 hal yang
menggambarkan berbagai gejala dan sikap yang berhubungan dengan
depresi.
Inventaris Depresi Beck
Skore Uraian
A. Kesedihan
3
Saya sangat sedih atau tidak bahagia dimana saya tak dapat
menghadapinya
2
Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar
darinya
1
Saya merasa sedih atau galau
0
Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme
3
Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia-sia dan sesuatu
tidak dapat membaik
2
Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang ke
depan
1
Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0
Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa saya benar-benar gagal sebagai seseorang (orang tua, suami,
istri)
2 Seperti melihat ke belakang hidup saya , semua yang dapat saya lihat
hanya kegagalan
1 Saya merasa saya telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk atau tak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk atau tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
F. Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan Diri Sendiri
H. Menarik diri dari Sosial
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak perduli pada mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit perasaan pada mereka
I. Keragu-raguan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanent dalam penampilan saya dan ini membuat saya
tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari yang biasanya
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya
Penilaian
0-4 depresi tidak ada atau minimal
5-7 depresi ringan
8-15 depresi sedang
> 16 depresi berat
Selain itu, depresi lansia dapat diukur dengan
menggunakan Skala Depresi Geriatrik Yesavage dengan
penilaian jika jawaban pertanyaan sesuai indikasi dinilai
poin 1 (nilai 1 poin untuk setiap respon yang cocok
dengan jawaban ya atau tidak setelah pertanyaan). Nilai
5 atau lebih dapat menandakan depresi.
Skala Depresi Geriatrik Yesavage
Gambar
3) Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : tidak bekerja. Pekerjaan sebelumnya : tukang pijat
keliling, sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan:
5) Riwayat Rekreasi
Klien mengaku sering jalan-jalan ke wisma-wisma yang lain untuk
menengok teman-temannya atau sekedar mengobrol. Klien juga
mengatakan sangat senang dengan adanya kegiatan senam lansia setiap
hari Selasa dan Kamis serta kegiataan rekreatif setiap hari Rabu, karena
ada hiburan serta kesempatan bertemu dengan teman-temannya yang
lain.
6) Sistem Pendukung
Di panti ada seorang perawat lulusan SPK dan panti telah melibatkan
kerjasama sistem rujukan dengan puskesmas pembantu terdekat serta
RSUD setempat. Serta keberadaan teman sekamar klien yang sangat
memperhatikan kondisi klien sangat membantu pengawasan
kesehataan klien.
7) Deskripsi Kekhususan
Klien semenjak bulan puasa, rajin puasa setiap hari dan sampai hari ini
belum pernah gagal puasa. Sholat 5 waktu juga dilaksanakan oleh klien
secara rutin, bahkan shalat tarawih pun dilaksanakan setiap hari di
musholla.
8) Status Kesehatan
Klien mengatakan penglihatannya mulai terasa kabur sejak lebih kurang
3 tahun yang lalu. Klien juga mengatakn tidak menderita penyakit lain,
klien merasa sehat-sehat saja. Semenjak operasi klien mengeluh nyeri
pada mata kiri, mata kiri terasa panas, berair, nyeri terasa sampai
menyebar ke kepala.
Provokative : Nyeri dirasa setelah klien terpapar sinar matahari
langsung atau baru bangun tidur.
Quality : Nyeri dirasakan menyebar sampai ke kepala disertai
mata kiri terasa panas dan berair
Region : Nyeri terasa pada mata kiri menyebar sampai kepala
Severity Scale : Bila nyeri kambuh, klien mengatakan sulit tidur
Timming : Saat bangun tidur dan setelah terpapar sinar
matahari langsung
Klien post op 16 hari yang lalu dan telah banyak mendapatkan
informasi dari perawat panti serta pendamping wisma yang bertugas
mengenai perawataan luka pada post operasi serta pantangan-
pantangan yang harus diperhatikan oleh klien. Tetapi setelah
dilaksanakan pengkajian, terlihat banyak sekret yang menumpuk pada
mata kiri dan ternyata klien belum memahami beberapa pantangan
yang harus dijalaninya.
Obat-obatan : bila nyeri biasanya perawat memberikan
Gentamycin salp 3x1. Status imunisasi : -, Alergi terhadap obat-obatan,
makanan maupun zat paparan lain seperti debu, cuaca tidak ada pada
klien.
9) ADL (activity daily living)
Berdasarkan indeks KATZS, pemenuhan kebutuhan ADL klien diskor
dengan A karena berdasarkan pengamatan mahasiswa, klien mampu
memenuhi kebutuhan makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, dan
berpakaian secara mandiri.
Kebutuhan istirahat tidur kadang-kadang terganggu bila nyeri pada luka
post operasi kambuh. Pada pengkajian personal hygiene tampak
penumpukan sekret pada mata kiri klien.
Psikologis klien meliputi :
a. Persepsi klien terhadap penyakit : klien merasa wajar karena umurnya
sudah tua.
b. Konsep diri baik karena klien mampu memandang dirinya secara
positif dan mau menerima kehadiran orang lain.
c. Emosi klien stabil.
d. Kemampuan adaptasi klien baik, terlihat dari seringnya klien
mengunjungi teman-temannya di wisma yang lain.
e. Mekanisme pertahanan diri : klien menganggap kehidupan di luar panti
sudah tidak menarik lagi baginya, klien ingin menghabiskan hari
tuanya di panti. Klien mengatakan senang tinggal di panti karena
mendapatkan keteraturan dalam hal makan, istirahat dan kebutuhan
lain terpenuhi.
10) Tinjauan sistem
a. Keadaaan umum : baik, klien tampak bersih.
b. Tingkat kesadaran : CM (Compos Mentis).
c. Skala koma glasgow : 15
d. Tanda-tanda vital : N : 76 x /mnt; S : 36,80 C, RR: 18x/mnt; TD:
130/80 mmHg.
e. Sistem Kardiovaskuler :
1. Inpeksi keadaan umum terlihat baik.
2. Palpasi tidak ada pelebaran pembuluh darah dan pembesaran
jantung.
3. Perkusi tidak ada suara redup, pekak atau suara abnormal lain
Auskultasi irama jantung teratur, tidak ada suara lain menyertai.
f. Sistem Pernafasan :
1. Inspeksi dada ka/ki terlihat simetris, pergerakan otot dada
(-)
2. Palpasi tidak ada pembesaran abnormal, iktus kordis teraba.
3. Perkusi suara paru ka/ki sama dan seimbang
4. Auskultasi suara pekak, redup, wheezing (-)
g. Sistem Integumen
1. Inspeksi tekstur kulit terlihat kendur, keriput (+), peningkatan
pigmen (+), dekubitus (-), bekas luka (-)
2. Palpasi turgor kulit baik.
h. Sistem Perkemihaan
Klien mengatakan biasa buang air kecil di kamar mandi, frekuensi 3-
4x / hari, jumlah buang air kecil : (± 100cc). Inkontinensia uri atau
ngompol (-)
i. Sistem Muskuloskeletal
ROM klien baik/penuh, klien seimbang dalam berjalan, osteoporosis
(-), kemampuan menggenggam kuat, otot ekstremitas ka/ki sama kuat,
tidak ada kelainan tulang, atrofi dll.
j. Sistem Endokrin
Klien mengatakan tidak menderita kencing manis. Palpasi : tidak ada
pembesaran kelenjar.
k. Sistem Immune
Klien mengatakan belum pernah disuntik imunisasi, sensitivitas
terhadap zat alergen (-), riwayat penyakit berkaitan dengan
imunisasi, klien mengatakan tidak tahu.
l. Sistem Gastrointestinal
Klien hanya mengkonsumsi makanan yang disediakan dari dapur
umum panti ditambah dengan kadang-kadang minum kopi. Klien
mampu menghabiskan 1 porsi makanan yang disediakan
pendamping wisma tanpa keluhan mual. Klien mengatakan tinggal
di panti membuatnya makan teratur 3x/hari dengan snack 2x/hari
dan tambahan susu, teh atau kopi sehingga klien merasakan
badanya lebih gemuk semenjak tinggal di panti. BB sekarang : 33
Kg, keadaan gigi klien : sudah ompong semuanya, klien
mengatakan tidak ada kesulitan menelan dan mengunyah makanan.
m. Sistem Reproduksi
Klien mengatakan tidak punya anak dari hasil pernikahannya,
riwayat berhenti menstruasi lebih kurang 30 tahun yang lalu.
n. Sistem Persyarafan
Keadaan stataus mental klien baik dengan emosi stabil. Respon
klien terhadap pembicaraan (+) dengan bicara yang normal dan
jelas, suara pelo (-), bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa
dan bahasa Indonesia. Interprestasi klien terhadap lawan bicara
cukup baik. Keadaan mata kiri tampak penumpukan sekret,
penglihatan agak kabur tetapi klien mampu pergi ke wisma lain
tanpa bimbingan orang lain atau menggunakan tongkat dan klien
juga mampu mengikuti kegiatan senam dengan baik. IOL (+),
hiperemis (+). Klien mampu melihat dalam jarak pandang ± 50
meter. Kemampuan pendengaran agak menurun sehingga lawan
bicara harus berbicara agak keras supaya klien mendengar.
11. Status Kognitif/afektif/sosial
a. Short potable mental status questionare (SPMSQ) dengaan
skor : 10, fungsi intelektual utuh.
b. Mini mental state exam (MMSE) dengan skor : 25, aspek
kognitif dari fungsi mental dalam keadaan baik.
c. Inventaris depresi beck, dengan skor : 3 pada keragu-raguan,
kesulitan kerja dan keletihan. Jadi tidak ada tanda-tanda
depresi pada klien.
d. Apgar keluarga dengan lansia, skor : 8 dimana fungsi klien
dalam keadaan normal.
1. DS :
2. 1.Klien mengeluh nyeri pada mata kiri pot op menyebar Interupsi Nyeri
3.
ke kepala saat terpapar sinar matahari atau baru bangun pembedahan Resiko infeksi
tidur. katarak pada mata Resiko cidera
2.Klien mengatakan bila nyeri kambuh, mengalami kiri
kesulitan tidur. Peningkatan
3.Klien mengatakan riwayat operasi katarak mata kiri 16 kerentanan
hari yang lalu. sekunder terhadap
DO : interupsi
1.Mata kiri berair, hiperemis (+) pembedahan
2.IOL (+) katarak.
DS : Keterbatasan
1.Klien mengatakan mata kiri terasa nyeri, panas dan penglihatan.
nyeri menyebar sampai ke kepala.
2.Klien mengatakan mata kirinya terus berair dan
mengeluarkan kotoran.
DO :
1.Sekret pada mata kiri (+)
2.Mata kiri berair (+)
3.Riwayat post op katarak 16 hari yang lalu
DS
1.Klien mengatakan matanya terasa kabur sejak ± 3 tahun
yang lalu.
2.Klien mengatakan usianya sudah 85 tahun
DO :
1.Klien berjalan tegap, cara berjalan seimbang tapi ragu-
ragu.
1.3. Perumusan Masalah
1. Nyeri
2. Resiko infeksi
3. Resiko cidera
2. Diagnosa Keperawatan dan Perumusan Prioritas Keperawatan
2.1 Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan interupsi pembedahan katarak pada mata
kiri ditandai dengan :
Data Subjektif
1. Klien mengeluh nyeri pada mata kiri post op menyebar ke kepala
saat terpapar sinar matahari atau baru bangun tidur.
2. Klien mengatakan bila nyeri kambuh, mengalami kesulitan tidur.
3. Klien mengatakan riwayat operasi katarak mata kiri 16 hari yang lalu.
Data objektif
1. Mata kiri berair, hiperemis (+)
2. IOL (+)
2) Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder
terhadap interupsi pembedahan katarak ditandai dengan :
Data Subjektif :
1. Klien mengatakan mata kiri terasa nyeri, panas dan nyeri menyebar
sampai ke kepala.
2. Klien mengatakan mata kirinya terus berair dan mengeluarkan kotoran.
Data Objektif :
1. Sekret pada mata kiri (+)
2. Mata kiri berair (+)
3. Riwayat post op katarak 16 hari yang lalu.
3) Resiko cidera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan ditandai
dengan :
Data Subjektif :
1. Klien mengatakan matanya terasa kabur sejak ± 3 tahun yang lalu.
2. Klien mengatakan usianya sudah 85 tahun
Data Objektif :
1. Klien berjalan tegap, cara berjalan seimbang tapi ragu-ragu.
2. Klien mampu melihat dalam jarak pandang ± 50 meter.
2.2. Prioritas Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan interupsi pembedahan katarak
pada mata kiri.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan
sekunder terhadap interupsi pembedahan katarak.
3. Resiko cidera berhubungan dengan keterbatasan
penglihatan.
3.3. Perencanaan
DIAGNO
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL EVALUASI
NO SA
1. Nyeri Setelah diberikan 1. Bantu klien dalam Membantu Klien melaporkan
2.
berhub asuhan keperawatan mengidentifikasi tindakan memberikan adanya
ungan selama 3 hari, nyeri penghilangan nyeri yang efektif kenyamanan pengurangan
dengan berkurang ditandai dengan tidur dalam posisi ½ dan nyeri uang
interup dengan : duduk. mengurangi progresif ditandai
si a.Nyeri berkurang 2. Lakukan tindakan penglihatan tekanan pada dengan :
pembe b.Istirahat tidur penghilangan nyeri non invasif bola mata. a.Nyeri
dahan tercukupi ± 8 jam atau non farmakologik, seperti Beberapa berkurang.
katarak c.Mata tidak berair dan berikut : tindakan b.Istirahat tidur
pada tidak merah a. Posisi : tinggikan bagian kepala penghilang tercukupi ± 8 jam.
mata Setelah diberikan tempat tidur, berubah-ubah nyeri non c.Mata tidak
kiri asuhan keperawatan antara berbaring pada punggung invasif adalah berair dan tidak
Resiko selama 3 hari, infeksi dan pada sisi yang tidak tindakan merah.
infeksi tidak terjadi ditandai dioperasi. mandiri yang Infeksi tidak
berhub dengan : b. Distraksi dapat terjadi ditandai
ungan a.Penyembuhan luka c. Latihan relaksasi dilaksanakan dengan :
dengan insisi tanpa infeksi 1. Berikan dukungan tindakan perawat dalam a.Kemerahan (-)
pening b.Kemerahan (-) penghilangan nyeri dengan usaha b.Edema kelopak
katan c.Edema kelopak mata analgesik yang diresepkan. meningkatkan mata (-)
kerenta (-) 2. Observasi nyeri terutama bila kenyamanan c.Drainase pada
nan d.Drainase pada disertai mual. pada klien. kelopak mata (-)
sekund kelopak mata (-) 3. Pertegas pembatasan aktifitas Analgesik d.Materi purulen
er e.Materi purulen (-) yang disebutkan dokter yang membantu (-)
terhada f.Peningkatan suhu mungkin termasuk menghindari dalam menekan e.Peningkatan
p tubuh (-) aktifitas berikut : respon nyeri suhu tubuh (-)
interup Berbaring pada sisi yang dioperasi. dan f.Cindera tidak
si Membungkuk melewati pinggang. menimbulkan terjadi
anggota keluarganya. dan mengurangi resiko
1. Kaji tanda dan gejala infeksi : infeksi.
Kemerahan, edema pada kelopak mata 1. Deteksi dini infeksi
Infeksi konjungtiva (pembuluh darah menonjol) memungkinkan penanganan
Drainase pada kelopak mata dan bulu mata. yang cepat untuk
Materi purulen pada bilik anterior (antara meminimalkan keseriusan
kornea dan iris) infeksi.
Peningkatan suhu 2. Ketegangan pada jahitan
Nilai laboratorium abnormal (misal. dapat menimbulkan interupsi
Peningkatan SDP, hasil kultur dan menciptakan jalan masuk
sensitivitas positif) untuk mikroorganisme.
1. Lakukan tindakan untuk mencegah 3. Gangguan penglihatan atau
ketegangan pada jahitan (misal anjurkan menggunakan pelindung
klien menggunaakan kacamata protektif mata dapat mempengaruhi
dan pelindung mata pada siang hari dan resiko cidera yang berasal
pelindung mata pada malam hari ). dari gangguan ketajaaman
2. Modifikasi lingkungan untuk dan kedalaman persepsi.
menghilangkan kemungkinan bahaya : 4. Tindakan ini dapat
a. Singkarkan penghalaang dari jalur mengurangi resiko terjauh.
berjalan.
b. Pastikan pintu dan laci tertutup atau
terbuka dengan sempurna.
1. Tinggikan tempat tidur. Letakkan benda
dimana klien dapat melihat dan
meraihnya tanpa klien menjangkau
terlalu jauh.
3.4. Implementasi
Waktu
Implementasi Evaluasi
tanggal
4-12-2004 1. Memberikan HE pentingnya : 1. Klien kooperatif
09.00 a. Pembatasan aktifitas. 2. Klien berjanji akan selalu
b. Asupan gizi dan minum yang memadai (makan 1 porsi menghabiskan porsi
habis). makannya. Klien banyak
c. Mengurangi paparan terhadap sinar matahari atau bertanya tentang nyeri
kontak langsung dengan benda alergen yang dirasakannya.
5-12-2004 2. Mengevaluasi lingkungan kamar tidur klien : 1. Klien merapikan meja
09.30 a. Penempatan benda-benda di meja kecil di samping tempat
b. Kebersihan lantai kamar. tidur.
c. Memasang gorden untuk mengurangi paparan 2. Klien menata barang-
terhadap sinar matahari. barang (gelas, piring,
sendok) di atas tempat
tidur.
3. Gorden telah terpasang.
5-12-2004 4. Lantai kamar disapu dan
11.00 3. Mengajarkan teknik perawatan kebersihan mata : di pel petugas.
a. Cara membersihkan sekret. 1. Klien bersemangat belajar
b. Cara meneteskan obat tetes mata. membersihkan sekret
c. Menggunakan pelindung mata bila keluar wisma di mataa. Klien dapat
siang hari. meneteskan obat tetes
mata sendiri dibantu oleh
5-12-2004 teman sekamarnya.
12.30 2. Klien sudah punya
1. Mengatur posisi tidur klien berbaring ke sisi mata yang kacamata pelindung sinar
tidak dioperasi matahari
6-12-2004 1. Klien berbaring ke posisi
09.00 sebelah kanan, kadang
3.5. Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1. Nyeri berhubungan dengan S : Klien mengatakan nyeri pada mata kiri sudah agak
interupsi pembedahan katarak berkurang, klien sudah dapat istirahat dengan baik.
pada mata kiri O : Mata berair (-), kemerahan (-)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan perencanaan dengan mengadakan koordinasi
dengan pendamping wisma.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan S : Klien mengatakan matanya sudah tidak panas lagi dan mata
peningkatan kerentanan sekunder berair (-)
terhadap interupsi pembedahan O : Mata berair (-), kemerahan (-), sekret (-)
katarak. A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan perencanaan dengan mengadakan koordinasi
dengan pendamping wisma.
Powered by :
MANSYUR B. TOMAYAHU, M. Kes
OUT