Anda di halaman 1dari 16

Harga Pokok Proses

Hilang di Awal dan di Akhir Proses


Pengaruh Produk Hilang Dalam Proses Terhadap
Perhitungan HP.Produk Per Satuan

 Tidak semua produk yang diolah dapat menjadi


produk yang baik dan memenuhi standart yang
ditetapkan, ada kemungkinan terjadinya produk yang
hilang
 Berdasarkan saat terjadinya kehilangan :
* Hilang di awal proses
* Hilang di akhir proses
Hilang di awal proses

Produk yg hilang diawal proses, dianggap


tidak ikut menyerap biaya produksi yg
dikeluarkan oleh departemen yg
bersangkutan, sehingga tidak diikut
sertakan dalam perhitungan unit ekuivalen
produk
Dalam dept produksi pertama, produk yg
hilang pada awal proses berakibat
menaikkan harga pokok produksi
persatuan
Hilang di awal proses

Dalam dept setelah dept produksi


pertama, produk yg hilang pada awal
proses mempunyai dua akibat:
– Menaikkan harga pokok produksi per unit
produk yg diterima dari dept produksi
sebelumnya
– Menaikkan harga pokok produksi per satuan
yg ditambahkan dlm dept produksi stlh dept
produksi yg pertama
Contoh: (HILANG AWAL PROSES)

PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga


pokok proses, melalui 2 departemen produksi, informasi berkaitan dengan
penyusunan laporan biaya produksi sbb:
Data Produksi

Keterangan Departemen 1 Departemen 2


Masuk dalam proses 125.000 Unit 100.000 Unit
Barang selesai 100.000 Unit 85.000 Unit
Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 10.000 Unit
Produk hilang awal 5.000 Unit 5.000 Unit
Tingkat Penyelesaian BDP akhir
Biaya bahan 100% 100%
Biaya konversi 75% 50%
Biaya produksi

Jenis biaya Departemen I Departemen 2


Bahan Rp 6.000.000 --
Tenaga kerja Rp 3.450.000 Rp 6.300.000
Overhead pabrik Rp 1.725.000 Rp 3.600.000

Hitung lah:
 Biaya Produksinya dan buatkan laporan biaya produksi per
departemen.
Menghitung untuk departemen 1
Unit ekuivalen :
Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) = 120.000
Konversi = 100.000 + (20.000 x 75%) = 115.000
Data Produksi
Dimasukkan dalam proses 125.000 kg
Produk jadi ditransfer ke Dept 2 100.000 kg
Produk dalam proses akhir 20.000 kg
Peoduk yang hilang awal proses 5.000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 125.000 kg
Perhitungan harga pokok

Menghitung untuk departemen 1


Biaya Yang Dibebankan Dept 1
Bahan = Rp.6.000.000 : 120.000 =Rp. 50
Tenaga kerja = Ro. 3.450.000 : 115.000 = Rp. 30
Overhead pabrik =Rp. 1.725.000 : 115.000 = Rp. 15
Jumlah biaya Rp 11.175.000 = Rp 95
Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai ditranfer ke Dept 2 = 100.000 x Rp95 =Rp 9.500.000
Harga pokok BDP Akhir
Bahan = 100%X20.000X Rp.50 = Rp. 1.000.000
Tenaga kerja = 75%X20.000X Rp. 30 = Rp. 450.000
Overhead pabrik = 75%X20.000X Rp. 15 = Rp. 225.000 Rp. 1.675.000
Jumlah biaya yang dibebankan Rp.11.175.000
PT. RAMA
Laporan Biaya Produksi Departemen A Bulan Februari 200X

Data Produksi

Dimasukkan dalam proses 125.000 kg

Produk jadi yang ditrasfer ke gudang 100.000 kg


Produk dalam proses akhir 20.000kg
Produk hilang awal 5.000kg
Jumlah produk yang dihasilkan 125.000 kg

Biaya yang dibebankan Dep A dalam bulan Februari 200X


Total Unit Per kg

Biaya BB Rp 6.000.000 120.000Rp 50


Biaya TK 3.450.000 115.000 30
Biaya FOH 1.725.000 115.000 15

Jumlah Rp 11.175.000 Rp 95

Perhitungan Biaya

HP.produk jadi yg ditransfer ke Departemen B

100.000Kg X Rp 95 Rp 9.500.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Biaya BB Rp 1.000.000
Biaya TK 450.000
Biaya FOH 225.000
1.675.000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan Dep. A bulan Februari 200X Rp 11.175.000
Menghitung untuk departemen 2

Unit ekuivalen: Bahan = 85.000+(10.000x100%) = 95.000


Konversi = 85.000+(10.000x 50%) = 90.000

Biaya perunit HP BDP dari Dept 1 = Rp. 9.500.000:95.000 = Rp. 100


Tenaga kerja = Rp. 6.300.000: 90.000 = Rp. 70
Overhead pabrik = Rp. 3.600.000: 90.000 = Rp. 40
= Rp.19.400.000 Rp. 210
Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai ditranfer ke gudang
= 85.000 x Rp210 = Rp 17.850.000
Harga pokok BDP Akhir
HP BDP dari Dept 1 100% x 10.000 x Rp 100 = Rp 1.000.000
Tenaga kerja 50% x 10.000 x Rp 70 = Rp 350.000
Overhead pabrik 50% x 10.000 x Rp 40 = Rp 200.000
Rp 1.550.000
Jumlah biaya yang dibebankan Rp 19.400.000
Mencatat biaya produksi dan biaya yang dibebankan pada produk selesai dan
yang belum selesai. Jurnal yang diperlukan untuk contoh 3.
Description Debit Credit Description Debit Credit

Work in Process-Dept 1 11.175.000 Work in Process-Dept 2 9.900.000

Material 6.000.000 Payroll 6.300.000

Payroll 3.450.000 FOH control 3.600.000

FOH control 1.725.000

J. Biaya produksi J. Biaya produksi dept 2

Work in Process-Dept 2 9.500.000 Finished Good Inventory 17.850 .000

Work in Process 1.675.000 Work in Process Inventory 1.550.000


Inventory
Work in Process-Dept 1 11.175.000 Work in Process-Dept 2 19. 400.000

J. Brg selesai & WIP J. Brg selesai & WIP


Jurnal formatnya sama dengan kondisi produk tidak ada yang hilang. bedanya ada
penyesuaian harga per unit atas barang selesai yang ditransfer ke departemen 2
Hilang di akhir proses

• Produk yang hilang di akhir proses sudah ikut


menyerap biaya produksi yang dikeluarkan
dalam departemen yang bersangkutan,
sehingga harus diperhitungkan dalam
perhitungan unit ekuivalensi

UE = total produk selesai + % PDP akhir + P.hilang


Contoh: (HILANG AKHIR PROSES)
PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses_
melalui 2 departernen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya
produksi sbb

Keterangan Departemen 1 Departemen 2


Masuk dalam proses 125.000 Unit 100.000 Unit
Barang selesai 100.000 Unit 85.000 Unit
Barang dalam proses Akhir Produksi 20.000 Unit 10.000 Unit
Hilang akhir 5.000 Unit 5.000 Unit
Tingkat Penyelesaian BDP akhir: 100% 100%
Biaya bahan
Biaya konversi 75%
Biaya Produksi 50%

Jenis biaya Departemen 1 Departemen 2

Bahan Rp 5.000.000 __

Tenaga kerja Rp 2.400.000 Rp 5.700.000

Overhead pabrik Rp 1.200.000 Rp. 3.800.000


Menghitung untuk departemen 1
Unit ekuivalen: Bahan = 100.000+(20.000x100%)+5.000 = 125.000
Konversi = 100.000+(20.000x 75%)+5.000 = 120.000
Biaya per unit: Bahan = Rp. 5.000.000: 125.000 = Rp. 40
Tenaga kerja = Rp. 2.400.000: 120.000 = Rp. 20
OH Pabrik = Rp. 1.200.000: 120.000 = Rp. 10 +
= Rp 8.600.000 = Rp 70,-
Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai = 100.000xRp. 70 = Rp. 7.000.000
Harga pokok barang hilang= 5.000x Rp. 70 = Rp. 350.000
Harga pokok barang selesai di transfer ke dept 2 = Rp 7.350.000
Harga pokok BDB Akhir
Bahan 100% x 20.000x Rp. 40 = Rp. 800.000
Tenaga kerja 75% x 20.000x Rp. 20 = Rp. 300.000
OH Pabrik 75% x 20.000x Rp. 10 = Rp. 150.000
Rp. 1.250.000
Jumlah biaya yang dibebankan Rp. 8.600.000
Menghitung untuk departemen 2
Unit ekuivalen : Bahan = 85.000+(10.000x100%)+5.000 = 100.000
Konversi = 85.000+(10.000x 50%) +5.000 = 95.000

Biaya perunit : HP BDP dr Dept 1 = Rp.7.350.000: 100.000 = Rp. 73,5


Tenaga kerja = Rp.5.700.000: 95.000 = Rp. 60
OH Pabrik = Rp.3.800.000: 95.000 = Rp. 40 +
Rp.16.850.000 Rp. 173,5
Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai = 85.000x Rp. 173,5 = Rp 14.747.500
Harga pokok barang hilang = 5.000x Rp. 173,5 = Rp. 867.500
Harga pokok barang selesai di transfer ke gudang = Rp.15.615.000
Harga pokok BDB Akhir
BDP dari Dept 1 100% x 10.000xRp. 73,5 = Rp. 735.000
Tenaga kerja 50% x 10.000xRp. 60 = Rp. 300.000
OH Pabrik 50% x 10.000 x Rp. 40 = Rp. 200.000 Rp. 1.235.000
Jumlah biaya yang dibebankan Rp.16.850.000
Mencatat biaya produksi dan produk selesai dan yg
belum selesai. Jurnal yang diperlukan untuk contoh
diatas
Description Debit Credit Description Debit Credit

Work in Process-Dept 1 8.600.000 Work in Process-Dept 2 9.500.000

Material 5.000.000 Payroll 5.700.000

Payroll 2.400.000 FOH control 3.800.000

FOH control 1.200.000

Work in Process-Dept 2 7.350.000 Finished Good Inventory 15.615.000


Work in Process
1.250.000 Work in Process Inventory 1.235.000
Inventory
Work in Process-Dept I 8.600.000 Work in Process-Dept 2 16.850.000

Anda mungkin juga menyukai