5. Eustele:
Stele yang sistem jaringan pengangkutnya kolateral atau
bikolateral dengan jendela daun dan jaringan interfasikuler tidak
dapat dipisahkan satu sama lain.
Contoh : pada Gymnospermae & Dicotyledoneae
Stele
6. Ataktostele :
Stele dengan sistem jaringan pengangkut tersebar.
Contoh : batang tumbuhan Monocotyledoneae (Zea
mays, Saccharum sp, Oryza sp).
7. Polistele:
Pada sebagian besar tumbuhan hanya terdapar satu
lingkaran endodermis yang membatasi stele dengan
korteks. Pada kasus yang terjadi, batang atau akar
mempunyai lebih dari satu stele. Kondisi seperti inilah
yang disebut polestele.
Pertumbuhan sekunder pada batang disebabkan oleh adanya aktifitas
kambium pembuluh, sehingga menyebabkan bertambahnya jumlah
jaringan pembuluh yaitu xilem dan floem di dalam batang.
Pertumbuhan sekunder terjadi pada batang utama, cabang atau
tangkai daun. Tumbuhan dikotil dan Gymnospermae mengalami
pentumbuhan menebal sekunder, dengan adanya pertumbuhan
menebal sekunder, diameter batang bertambah. Terjadi perubahan
baik di dalam korteks maupun stele. Pertumbuhan sekunder
melibatkan jaringan-jaringan yang terdiri atas:
Periderm, yaitu jaringan yang sel-selnya bergabus, berasal dari
epidermis atau subepidermal, berfungsi sebagai jaringan pelindung.
Lentisel (mulut kulit) adalah berkas stomata dengan adanya sel-sel
yang mengalami penebalan sekunder, terdesak ke arah luar daerah
korteks, sel-selnya mengalami kerusakan.
Floem dan xilem sekunder, jumlah lapisan xilem lebih banyak
dibandingkan floem. Floem sekunder terdapat disebelah luar
kambium. Kambium merupakan lingkaran tertutup.
Struktur Batang Dikotil
Batang dikotil berkayu
Kebanyakan tumbuhan dikotil berbentuk potion, misalnya
batang Salix, Prunus, Quercus.
Xilem primer merupakan bagian yang sempit di sekitar
empulur, dan dapat dibedakan dari xilem sekunder.
Xilem sekunder tampak lebih padat dan daerahnya lebih
luas dari pada xilem primer, tersusun oleh trakea, trakeida,
serat, dan parenkim xilem yang tersusun paretrakheal.
Jaringan korteks tetap ada, dan mudah dibedakan dari
floem primer karena floem mengandung serat dibagian
perifer (serat floem primer).
Batang dikotil herba
Tumbuhan dikotil yang berbentuk herba mempunyai
pertumbuhan sekunder dan strukturnya seperti
tumbuhan berkayu, misalnya batang Hibiscus
cannabmus (Malvaceae).
Pada awal pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis
tetap ada.
Periderm dengan Ientisel muncul pada epidermis.
Satu atau dua lapisan korteks yang terdapat di bawah
epidermis mengandung kloroplas.
Batang dikotil herba
Floem primer menghasilkan serat dan letaknya berdekatan
dengan korteks. Serat juga berkembang di daerah floem
sekunder.
Kambium pembuluh memisahkan floem dan xilem sekunder,
dan membentuk silinder yang kompak. Jari-jari parenkim
sekunder mula-mula uniseriat, kemudian terjadi pula jari-jari
yang bersifat multiseriat.
Beberapa jari-jari mengalami dilatasi di bagian floem luar,
bersama dengan penuaan batang.
Empulur yang parenkimatis mengandung sel-sel lendir. Tepung
dan kristal juga ditemukan pada empulur, korteks, jari-jari dan
parenkim aksial.
Selain mempunyai tipe kolateral terbuka, pada dikotil herba
berkas pengangkut dapat bertipe bikolateral (misalnya pada
Solanaceae).
Struktur Batang Monokotil
Struktur Batang Monokotil
Batang monokotil tersusun oleh epidermis, korteks
dan stele.
Epidermis dilengkapi dengan stomata dan trikomata.
Korteks seperti halnya pada batang dikotil terdiri atas
sel-sel parenkim yang kadang berkloroplas.
Bagian terluar korteks biasanya terdiri atas sel-sel
berdinding tebal disebut hipodennis, misalnya pada
batang jagung (Zea mays). Batas korteks dan stele
dapat nyata atau tidak nyata.
Struktur Batang Monokotil
Pada tumbuhan Gramineae/Cyperaceae batas korteks
dan stele tidak nyata karena stele berisi berkas
pengangkut yang letaknya tersebar.
Tipe berkas pengangkut kolateral tertutup atau
konsentris amfivasal bagi tanaman monokotil
berkambium (anggota ordo Liliales).
Setiap berkas pengangkut diselubungi oleh sarung
berkas pengangkut yang dindingnya tebal yaitu
sklerenkim.
Pada monokotil yang berkambium batangnya dapat
mengalami pertumbuhan menebal sekunder.