Anda di halaman 1dari 19

1.

PRISKA ELISABETH VERONIKA WUA


2. FRANSISKA SARI
3. MARIA F. K. HURINT
4. MARIA R. S. GOREN
5. DERSI BOBA REPI
6. IKBAL M. YASSIN
Struktur Umum Batang

 Secara umum batang dibedakan menjadi 3 sistem


jaringan, yaitu:
1. Sistem jaringan kulit, yaitu epidermis dan
derivatnya
2. Sistem jaringan dasar
3. Sistem jaringan pengangkut
Struktur Umum Batang
 Struktur anatomi batang dari luar ke dalam adalah:
1. Epidermis
2. Korteks
3. Endodermis
4. Stele
Epidermis
 Lapisan sel yang terletak di bagian terluar, sering
dilindungi oleh kutikula.
 Sel-selnya bersifat hidup.
 Pada batang muda, sel-sel epidermis berisi kloroplas,
dan pada lapisan ini dapat berlangsung fotosintesis
 Pada lapisan ini juga terdapat sel-sel stomata yang
juga berkloroplas.
Korteks
 Tersusun oleh sel-sel parenkim yang berisi kloroplas.
 Bagian terluar korteks sering tersusun oleh kolenkim dan bersifat
hidup, berfungsi melindungi bagian-bagian lunak yang masih tumbuh.
 Sering dijumpai adanya sklerenkim. Kolenkim tidak selalu dijumpai
pada korteks tumbuhan, beberapa tumbuhan terdapat jaringan
sklerenkim.
 Sel-sel korteks mungkin mengandung zat tepung, kristal, atau senyawa
lain.
 Idioblas, seperti sklereida terdapat pula dalam sel-sel parenkim
korteks.
 Pada batang yang muda, misalnya pada Phaseolus, sel-sel di bagian
terdalam korteks banyak mengandung zat tepung. Lapisan ini
kemudian disebut sarung tepung. Pada beberapa batang setelah
mengalami etiolasi, sarung tepung ini kemungkinan mengalami
diferensiasi menjadi endodermis dan pita Caspary.
Endodermis
 Disebut juga kulit dalam
 Tersusun atas selapis sel
 Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan
stele.
 Endodermis tumbuhan Angiospermae mengandung
zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis
tumbuhan Gymnospermae.
Stele
 Stele adalah bagian batang yang ada di sebelah dalam korteks,
atau disebut silinder pusat.
 Terdiri atas berkas-berkas pengangkut, empulur, prokambium
dan jari-jari empulur (bila ada).
 Jaringan pengangkut mempunyai struktur dan ukuran yang
bervariasi, letak xilem dan floem bervariasi.
 Empulur merupakan bagian terdalam dari stele, terdiri atas sel-
sel parenkimatis, seperti halnya sel-sel korteks, sel-sel empulur
mungkin mengandung kristal, sel minyak dan lain sebagainya.
 Prokambium adalah jaringan yang melingkupi jaringan vaskular,
disebut juga perisikel. Prokambium berbatasan dengan korteks
apabila pada batang tidak dijumpai endodermis.
Stele
 Stele pada batang digolongkan ke dalam beberapa tipe didasarkan atas
struktur jaringan pengangkut dan tingkat kemajuan tumbuhan mulai
dari yang sederhana sampai yang kompleks, yaitu:
1. Protostele:
a) Tipe yang paling primitive
b) Jaringan pembuluh di bagian tengahnya terdiri atas xylem yang dikelilingi
oleh floem.
c) Umumnya terdapat pada Pteridophyta dan beberapa tumbuhan air anggota
Angiospermae.
tipe ini dibedakan menjadi beberapa bentuk yaitu:
- Haplostele
- Aktinostele
- Plektostelele
- Stele dengan empulur campuran
Stele
2. Sifonostele:
a) Stele berbentuk pita
b) Tanpa jendela daun/kalau ada hanya kecil.
c) Xilem di tengah, di tengah-tengah stele terdapat empulur dan di luar xylem
terdapat floem.

Berdasarkan pola penyebaran xilem dan floem dibedakan menjadi :


a. Sifonostele ektoflois
b. Sifonostele amfiflois (Solenostele)
3. Solenostele :
Modifikasi dari sifonostele dengan adanya jendela daun yaitu bagian parenkimatis
yang terdapat langsung di atas pembelokan berkas pengangkut yang menuju ke
daun.

Solenostele dibedakan menjadi dua yaitu:


a. Solenostele amfifloem
b. Solenostele aktofloem
Stele
4. Diktiostele:
Stele berbentuk pipa dengan jendela daun yang besar dan
berhimpiotan, sehingga sistem jaringan pengankut tersusun
seperti jala dan tiap segmen berupa berkas pengangkut
konsentris.
Contoh : pada Pteriophyta dan beberapa Dicotyledoneae

5. Eustele:
Stele yang sistem jaringan pengangkutnya kolateral atau
bikolateral dengan jendela daun dan jaringan interfasikuler tidak
dapat dipisahkan satu sama lain.
Contoh : pada Gymnospermae & Dicotyledoneae
Stele
6. Ataktostele :
Stele dengan sistem jaringan pengangkut tersebar.
Contoh : batang tumbuhan Monocotyledoneae (Zea
mays, Saccharum sp, Oryza sp).

7. Polistele:
Pada sebagian besar tumbuhan hanya terdapar satu
lingkaran endodermis yang membatasi stele dengan
korteks. Pada kasus yang terjadi, batang atau akar
mempunyai lebih dari satu stele. Kondisi seperti inilah
yang disebut polestele.
 Pertumbuhan sekunder pada batang disebabkan oleh adanya aktifitas
kambium pembuluh, sehingga menyebabkan bertambahnya jumlah
jaringan pembuluh yaitu xilem dan floem di dalam batang.
 Pertumbuhan sekunder terjadi pada batang utama, cabang atau
tangkai daun. Tumbuhan dikotil dan Gymnospermae mengalami
pentumbuhan menebal sekunder, dengan adanya pertumbuhan
menebal sekunder, diameter batang bertambah. Terjadi perubahan
baik di dalam korteks maupun stele. Pertumbuhan sekunder
melibatkan jaringan-jaringan yang terdiri atas:
 Periderm, yaitu jaringan yang sel-selnya bergabus, berasal dari
epidermis atau subepidermal, berfungsi sebagai jaringan pelindung.
 Lentisel (mulut kulit) adalah berkas stomata dengan adanya sel-sel
yang mengalami penebalan sekunder, terdesak ke arah luar daerah
korteks, sel-selnya mengalami kerusakan.
 Floem dan xilem sekunder, jumlah lapisan xilem lebih banyak
dibandingkan floem. Floem sekunder terdapat disebelah luar
kambium. Kambium merupakan lingkaran tertutup.
Struktur Batang Dikotil
Batang dikotil berkayu
 Kebanyakan tumbuhan dikotil berbentuk potion, misalnya
batang Salix, Prunus, Quercus.
 Xilem primer merupakan bagian yang sempit di sekitar
empulur, dan dapat dibedakan dari xilem sekunder.
 Xilem sekunder tampak lebih padat dan daerahnya lebih
luas dari pada xilem primer, tersusun oleh trakea, trakeida,
serat, dan parenkim xilem yang tersusun paretrakheal.
 Jaringan korteks tetap ada, dan mudah dibedakan dari
floem primer karena floem mengandung serat dibagian
perifer (serat floem primer).
Batang dikotil herba
 Tumbuhan dikotil yang berbentuk herba mempunyai
pertumbuhan sekunder dan strukturnya seperti
tumbuhan berkayu, misalnya batang Hibiscus
cannabmus (Malvaceae).
 Pada awal pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis
tetap ada.
 Periderm dengan Ientisel muncul pada epidermis.
 Satu atau dua lapisan korteks yang terdapat di bawah
epidermis mengandung kloroplas.
Batang dikotil herba
 Floem primer menghasilkan serat dan letaknya berdekatan
dengan korteks. Serat juga berkembang di daerah floem
sekunder.
 Kambium pembuluh memisahkan floem dan xilem sekunder,
dan membentuk silinder yang kompak. Jari-jari parenkim
sekunder mula-mula uniseriat, kemudian terjadi pula jari-jari
yang bersifat multiseriat.
 Beberapa jari-jari mengalami dilatasi di bagian floem luar,
bersama dengan penuaan batang.
 Empulur yang parenkimatis mengandung sel-sel lendir. Tepung
dan kristal juga ditemukan pada empulur, korteks, jari-jari dan
parenkim aksial.
 Selain mempunyai tipe kolateral terbuka, pada dikotil herba
berkas pengangkut dapat bertipe bikolateral (misalnya pada
Solanaceae).
Struktur Batang Monokotil
Struktur Batang Monokotil
 Batang monokotil tersusun oleh epidermis, korteks
dan stele.
 Epidermis dilengkapi dengan stomata dan trikomata.
 Korteks seperti halnya pada batang dikotil terdiri atas
sel-sel parenkim yang kadang berkloroplas.
 Bagian terluar korteks biasanya terdiri atas sel-sel
berdinding tebal disebut hipodennis, misalnya pada
batang jagung (Zea mays). Batas korteks dan stele
dapat nyata atau tidak nyata.
Struktur Batang Monokotil
 Pada tumbuhan Gramineae/Cyperaceae batas korteks
dan stele tidak nyata karena stele berisi berkas
pengangkut yang letaknya tersebar.
 Tipe berkas pengangkut kolateral tertutup atau
konsentris amfivasal bagi tanaman monokotil
berkambium (anggota ordo Liliales).
 Setiap berkas pengangkut diselubungi oleh sarung
berkas pengangkut yang dindingnya tebal yaitu
sklerenkim.
 Pada monokotil yang berkambium batangnya dapat
mengalami pertumbuhan menebal sekunder.

Anda mungkin juga menyukai