Anda di halaman 1dari 21

ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM PERKEMIHAN
Disusun Oleh : Neeta Ria Sonata Purba (A9. 15.33)
Sistem Perkemihan adalah
sistem organ yang
memproduksi, menyimpan,
dan mengalirkan urin.
Sistem perkemihan terdiri
dari :
- 2 ginjal
- 2 ureter
- kandung kemih
(Vesika Urinaria)
- urethra
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan
oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air
dan dikeluarkan berupa urin (air kemih) (Speakman, 2008)
Fungsi Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan berperan utama untuk mempertahankan homeostasis sehubungan dengan komposisi,
volume darah dan cairan tubuh yang dikendalikan oleh ginjal, untuk melakukan berbagai fungsi antara lain :
• Ekskresi: Ginjal menyaring sejumlah besar cairan dari aliran darah. Mereka adalah organ ekskretoris utama
tubuh karena mereka menghilangkan limbah nitrogen, obat-obatan, dan racun dari dalam tubuh. Selain itu,
ginjal dapat menyerap zat yang dibutuhkan dan mengembalikan mereka ke darah.
• Mempertahankan volume darah dan konsentrasi darah: Ginjal mengontrol volume darah dengan mengatur
keseimbangan yang tepat dalam darah antara garam dan air dan mengatur volume urin yang diproduksi.
Ginjaljuga mengatur konsentrasi ion dalam cairan tubuh dan darah, sehingga keseimbangan natrium,
klorida, kalium, kalsium, dan ion fosfat dapat dipertahankan.
• Peraturan ph: ginjal mengontrol keseimbangan ion hidrogen dalam darah sehingga membantu untuk
mengatur kadar pH yang tepat dalam tubuh bersama dengan buffer dalam darah dan sistem pernapasan
• Tekanan darah: Ginjal menghasilkan enzim renin (REN-in), yang membantu mengatur tekanan filtrasi.
• Mengatur Konsentrasi Eritrosit: Ginjal memproduksi erythropoietin, hormon yang menstimulasi produksi
sel darah merah di sumsum tulang belakang. Mereka membantu mengatur konsentrasi eritrosit dalam darah
pada kasus hipoksia kronis (oksigen yang tidak memadai di sel-sel jaringan).
• Produksi Vitamin D: Ginjal mengkonversi vitamin D menjadi bentuk aktifnya (kalsiferol). Vitamin D penting
untuk perkembangan tulang dan gigi. Hal ini juga membantu mengontrol metabolisme kalsium dan fosfor.
Ginjal berpartisipasi, bersama dengan hati dan kulit, dalam sintesis vitamin D.
(Rizzo, 2010)
GINJAL
Anatomi Ginjal
- Letak :
 di belakang dari kavum abdominalis di belakang
peritoneum pada kedua sisi vertebra torakalis ke-
12 sampai vertebra lumbalis ke-3 melekat
langsung pada dinding abdomen.
 Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang
belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas
(superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga
disebut kelenjar suprarenal).
- Bentuk :
 seperti biji kacang.
 Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri,
karena adanya lobus hepatis dextra yang besar.
 Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh
iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal
dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal
dan lemak pararenal) yang membantu meredam
goncangan
 Anatomi Struktur Ginjal Bagian Luar

- Ukuran ginjal :
Ginjal dewasa rata-rata sekitar 11,25 cm (4 inci); panjang 5,0-7,5
cm (2-3 inci); lebar 2,5 cm (1 inci); dan tebal 5,0-7,5 cm (2-3
inci)
- Lapisan Ginjal :
 Terdapat 3 lapisan jaringan yang mengelilingi ginjal
1. Renal Capsul
Merupakan lapisan terdalam yang transparant, halus,
fibrosa jaringan ikat yang menghubungkan dengan
penutup terluar ureter di hilus yang berfungsi sebagai
penghalang terhadap infeksi dan trauma ginjal
2. Adiposa Capsul
Terletak di atas kapsul ginjal, berupa massa jaringan
lemak yang melindungi ginjal dari pukulan, dan juga
memfiksasi ginjal di rongga perut
3. Renal Fasia
Lapisan terluar adalah fasia ginjal, yang terdiri dari
lapisan tipis jaringan ikat fibrosa yang juga
jangkar ginjal untuk struktur di sekitarnya dan dinding
perut.
 Setiap ginjal terbungkus selaput tipis (kapsula renalis) berupa
jaringan fibrus berwarna ungu tua
 Anatomi Ginjal Bagian Dalam
 Lapisan ginjal terbagi atas :
 Lapisan luar (yaitu lapisan korteks / substantia kortekalis) :
berwarna coklat gelap
 Lapisan dalam (yaitu medulla (substantia medullaris)
:berwarna cokelat lebih terang dibandingkan korteks. Bagian
medulla berbentuk kerucut yang disebut piramides renalis,
puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari
lubang-lubang kecil yang disebut papilla renalis
 Lapisan paling dalam yaitu Pelvis renalis : berbentuk corong
yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi
dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing
akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores
 Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai
pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan
nervus.
 Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat
berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal
manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat
terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara
menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul
yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya
akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan
menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor.
Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin.
 Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang
disebut korpuskula (badan malphigi) yang dilanjutkan oleh
saluran-saluran (tubulus).
 Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang
disebut glomerulus yang berada dalam kapsula bowman.
Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen.
Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi
atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding
epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula
Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong
plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan
tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan
ginjal lewat arteri eferen.
 Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman.
Bagian yang mengalirkan filtrat glomerular dari kapsula
Bowman disebut tubulus konvulasi proksimal. Bagian
selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara pada
tubulus konvulasi distal.
 Lengkung Henle menjaga gradien osmotik dalam pertukaran
lawan arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel yang melapisi
tubulus memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan ATP
dan memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap
kembali glukosa, asam amino, dan berbagai ion mineral.
Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus
konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis.
 Peredaran darah pada ginjal
Ginjal mendapatkan darah dari aorta
abdominalis yang mempunyai percabangan
arteri renalis, arteri ini berpasangan kiri
dan kanan. Arteri renalis bercabang
menjadi arteri interlobularis kemudian
menjadi arteri akuarta. Arteri
interlobularis yang berada di tepi ginjal
bercabang manjadi arteriole aferen
glomerulus yang masuk ke gromerulus.
Kapiler darah yang meninggalkan
gromerulus disebut arteriole eferen
gromerulus yang kemudian menjadi vena
renalis masuk ke vena cava inferior (Barry,
201l).
 Persarafan Ginjal
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis
(vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah
darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan
bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke
ginjal (barry, 2011).
 Fungsi Ginjal
 Keseimbangan cairan
 Keseimbangan asam basa
 Mengeluarkan sisa metabolisme (ureum, kreatin dll)
 Mengeluarkan hormon eritropoetik (penghaturan
pembentukan sel darah merah) dan hormon renin
(pengaturan tekanan darah dan keseimbangan ion Na
dalam plasma darah)
 Mengeluarkan zat toksik/ racun
Tahap pembentukan urin
a. Proses filtrasi, di glomerulus.
Terjadi penyerapan darah yang tersaring adalah bagian cairan
darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh
simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida,
sulfat, bikarbonat, dll, diteruskan ke tubulus ginjal. Cairan
yang disaring disebut filtrat glomerulus.
b. Proses reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari
glukosa, sodium, klorida fosfat dan beberapa ion bikarbonat.
Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus
proximal. Sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali
penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh.
Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan
sisanya dialirkan pada papilla renalis.
c. Proses sekresi
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal
dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar
(Rodrigues, 2008).
URETER
 Terdiri dari dua ureter masing-masing turun dari
ginjal ke vesika urinaria.
 Setiap ureter pada dasarnya merupakan
perluasan dari pelvis ginjal dan memanjang
sekitar 25 sampai 30 cm (10 sampai 12 inci) ke
kandung kemih, dengan penampang 0,5 cm
 Ureter dimulai dari pelvis ginjal, yang
berbentuk corong dan turun paralel pada setiap
sisi tulang belakang ke kandung kemih dan
terhubung ke kandung kemih posterior.
 lapisan dinding ureter terjadi gerakan
peristaltik tiap 5 menit sekali yang mendorong
urine masuk melalui ureter ke dalam kandung
kemih
 Lapisan dinding ureter terdiri dari :
- lapisan luar (jaringan ikat/ fibrosa)
- Lapisan tengah (otot polos)
- Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Fungsi utama ureter

Fungsi utama dari ureter adalah untuk mengangkut urin


dari pelvis ginjal ke kandung kemih. Ureter dilapisi dengan
lapisan mukosa epitel transisional yang dapat meregang.
Jaringan ikat mengikat epitel pada lapisan otot polos. urin
dikeluarkan melalui ureter terutama oleh kontraksi
peristaltik dinding otot halus ureter, tetapi gravitasi dan
tekanan hidrostatik juga berkontribusi. Lapisan terluar dari
ureter terdiri dari jaringan ikat yang disebut adventitia
tersebut. Gelombang peristaltik dari ginjal ke kandung
kemih bervariasi dari satu sampai lima gelombang per menit,
tergantung pada jumlah formasi urin. Mengkonsumsi cairan
berlebih akan menyebabkan lebih banyak pembentukan urin
per unit waktu.
KANDUNG KEMIH
(VESIKA URINARIA)
 Kandung kemih adalah organ otot berongga yang terletak
di rongga posterior panggul pada simfisis pubis, dan
berfungsi sebagai penampung air seni yang berubah-ubah
jumlahnya karena kandung kemih dapat mengembang dan
mengempis
 Bentuk : ketika kosong, menyerupai balon kempis. Bentuk
bulat ketika sedikit penuh urin. Ketika volume urin
meningkat, menjadi berbentuk seperti buah pir dan naik
ke rongga perut.
 Terdiri dari lapisan jaringan sama dengan ureter
 Bagian dalam kandung kemih memiliki 3 lubang keluaran ;
yaitu 2 lubang keluaran yang berasal dari ureter dan 1
lubang keluaran yang berasal dari uretra, sehingga
terbentuk regio triangular yang disebut “ trigone”
 Dinding kandung kemih berisi tiga lapisan otot polos yang
dikenal sebagai otot detrusor. Di persimpangan kandung
kemih dan uretra, otot polos dari dinding kandung kemih
membentuk internal urinary sphincter, yang berada di
bawah involuntary control.
Proses miksi

Kapasitas rata-rata dari kandung kemih adalah sekitar 500 ml. Ketika
jumlah urin mencapai 200 hingga 400 ml, reseptor peregangan di dinding
kandung kemih impuls mengirimkan saraf ke bagian bawah sumsum tulang
belakang

 Distensi kandung kemih ( 250 cc)  reflek kontraksi dinding


kandung kemih  relaksasi spinkter internus  relaksasi spinkter
eksternus  pengosongan kandung kemih
 Kontraksi kandung kemih dan relaksasai spinkter dihantarakan
melalui serabut saraf simpatis
 Persarafan vesika urinaria diatur torakolumbal & kranial dari sistem
saraf otonom
URETRA
 Uretra adalah saluran berdinding tipis kecil yang berasal dari kandung
kemih bagian bawah ke luar tubuh. Panjang uretra pada laki-laki dan wanita
sedikit berbeda seperti halnya fungsinya.
 Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang
berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.
 Uretra pada wanita
 Pada wanita, panjang uretra sekitar 2,5 sampai 4 cm dan terletak di
antara klitoris dan pembukaan vagina
 Pria memiliki uretra yang lebih panjang dari wanita. Artinya, wanita
lebih berisiko terkena infeksi kantung kemih atau sistitis dan infeksi
saluran kemih.
 Uretra pada pria
 Pada pria, panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir penis.
 Uretra pada pria dibagi menjadi 4 bagian, dinamakan sesuai dengan
letaknya:
1. pars pra-prostatica, terletak sebelum kelenjar prostat
2. pars prostatica, terletak di prostat, Terdapat pembukaan kecil,
dimana terletak muara vas deferent.
3. pars membranosa, sekitar 1,5 cm dan di lateral terdapat kelenjar
bulbouretralis.
4. pars spongiosa/cavernosa, sekitar 15 cm dan melintas di corpus
spongiosum penis.
(Panahi, 2010).
Sifat fisis air kemih : Komposisi air kemih :
a. Jumlah ekskresi dalam 24 jam ±1.500 a. Air kemih terdiri dari kira-kira 95%
cc tergantung dari pemasukan air.
(intake) cairan dan faktor lainnya. b. Zat-zat sisa nitrogen dari hasil
b. Warna bening kuning muda dan bila metabolisme protein, asam urea,
dibiarkan akan menjadi keruh. amoniak dan kreatinin.
c. Warna kuning tergantung dari c. Elektrolit natrium, kalsium, NH3,
kepekatan, diet, obat-obatan dan bikarbonat, fosfat dan sulfat.
sebagainya.
d. Pigmen (bilirubin dan urobilin).
d. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan e. Toksin.
lama akan berbau amoniak.
f. Hormon
e. Berat jenis 1,015-1,02.
(Velho, 2013).
f. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi
alkalis, juga tergantung daripada diet
(sayur menyebabkan reaksi alkalis
dan protein member reaksi asam).
Fungsi homeostasis ginjal
 Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan
komposisi air dalam darah.
 Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada
kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium dan
hidroksil. Akibatnya, urin yang dihasilkan dapat
bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada pH 8.
 Kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah
proses homeostasis yang melibatkan aldosteron
untuk meningkatkan penyerapan ion natrium pada
tubulus konvulasi.
Daftar pustaka

- Agussanto, A. C. (2015). ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny “K” DENGAN


GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN (GAGAL GINJAL AKUT) DI PAVILIUM DAHLIA
RSUD JOMBANG (Doctoral dissertation, Universitas Pesantren Tinggi Darul
Ulum).
- Rizzo, Donald, C. 2010. Fundamentals of Anatomy Physiologi Third Edition.
USA: Delmar
- Tortora, Gerald, J. 2014. Principles of Anatomi and Phisiology 14th Edition.
USA : Willey

Anda mungkin juga menyukai