Anda di halaman 1dari 12

Asas-Asas Hukum Pajak

HUKUM PAJAK Dan Yurisdiksi


Pemungutan Pajak
( I l h a m An s y a r i B a t u b a r a )
ASAS ASAS PEMUNGUTAN PAJAK

▪ Mengapa Negara Berhak Memungut Pajak?


TEORI YANG MELANDASI NEGARA BERHAK
MEMUNGUT PAJAK

 Teori Asuransi
 Teori Kepentingan
 Teori Gaya (kekuatan) Pikul
 Teori Gaya Beli
 Teori Bakti (Teori Kewajiban Pajak Mutlak)
TEORI ASURANSI

▪ Menurut teori ini Negara memungut pajak karena


Negara bertugas untuk melindungi orang dan
segala kepentingannya, keselamatan dan
keamanan jiwa juga harta bendanya.
Teori Kepentingan
▪ Menurut teori ini Negara memungut pajak
karena Negara melindungi kepentingan
jiwa dan harta benda warganya, teori ini
memperhatikan pembagian beban pajak
yang harus dipungut dari seluruh
penduduk.
▪ Pembagian beban ini harus didasarkan
atas kepentingan orang masing-masing
dalam tugas-tugas pemerintah (yang
bermanfaat baginya), termasuk juga
perlindungan atas jiwa beserta harta
bendanya.
Teori Gaya Pikul

Menurut teori ini, pemungutan pajak berlandaskan asas


keadilan yaitu setiap orang yang dikenakan pajak harus sama
beratnya. Pajak yang harus dibayar adalah menurut gaya pikul
seseorang yang ukurannya adalah besarnya penghasilan dan
besarnya pengeluaran yang dilakukan.
Teori Gaya Beli
Menurut teori ini, maka fungsi pemungutan pajak dipandang
sebagai gejala dalam masyarakat, dapat disamakan dengan
pompa, yaitu mengambil gaya beli dari rumah tangga
masyarakat untuk rumah tangga negara dan kemudian
menyalurkannya kembali kepada masyarakat dengan maksud
untuk memelihara hidup masyarakat dan untuk membawanya
ke arah tertentu.
Teori Bakti (Teori Kewajiban
Pajak Mutlak)
Berlawanan dengan teori asuransi, teori kepentingan
dan teori gaya pikul, yang tidak mengutamakan
kepentingan-kepentingan negara di atas kepentingan
warganya, maka teori ini berdasarkan atas paham-
paham Organische Staatler yang mengajarkan
bahwa sifat negara sebagai suatu organisasi
(perkumpulan) dari individu-individu (masyarakat)
maka timbul hak mutlak negara untuk memungut
pajak.
Yurisdiksi Pemungutan
Pajak

▪ Berdasarkan Asas Sumber


▪ Berdasarkan Asas Kewarganegaraan
▪ Berdasarkan Asas Tempat Tinggal
Berdasarkan Asas Sumber

▪ Berdasarkan yurisdiksi ini, pemungutan pajak tidak dapat


dilepaskan dari sumber atau tempat objek pajak itu berada.
Jika objek pajak itu berada di Negara Indonesia, Negara
Indonesia berwenang memungut pajak terhadap terhadap
orang pribadi atau badan yang memiliki objek pajak
tersebut. Misalnya, terhadap objek Pajak Bumi dan
Bangunan yang berada di Indonesia, Negara Indonesia
memiliki kewenangan untuk mengenakan dan memungut
pajak bagi wajib pajak yang memiliki, menguasai, atau
memperoleh manfaat atas objek pajak yang dikenakan
Pajak Bumi dan Bangunan.
Berdasarkan Asas Kewarganegaraan

▪ Menurut asas ini, yurisdiksi pemungutan pajak dikenakan


bukan berdasarkan tempat objek pajak, melainkan
berdasarkan status atau kedudukan warga Negara dari
setiap orang pribadi yang berasal dari Negara yang
mengenakan pajak. Walaupun orang pribadi yang
bersangkutan tidak bertempat tinggal atau berkedudukan
pada Negara yang hendak melakukan pemungutan pajak,
tetapi orang pribadi itu merupakan warga negara tersebut,
maka tetap dapat dilakukan pemungutan pajak terhadap
yang bersangkutan.
Berdasarkan Asas Tempat Tinggal

▪ Berdasarkan yurisdiksi ini, pemungutan pajak dilakukan


oleh Negara berdasarkan tempat tinggal atau kedudukan
dari wajib pajak. Negara berwenang memungut pajak pada
wajib pajak yang bertempat tinggal atau berkedudukan
pada Negara yang bersangkutan. Segala objek pajak yang
dimiliki, dikuasai, atau dimanfaatkan oleh wajib pajak yang
bertempat tinggal tau berkedudukan pada Negara yang
bersangkutan dikenakan pajak. Misalnya, warga Negara
Australia yang bertempat tinggal atau berkedudukan di
Indonesia memperoleh atau mendapat penghasilan di
Indonesia, maka atas penghasilan tersebut dikenakan
Pajak Penghasilan.

Anda mungkin juga menyukai