Anda di halaman 1dari 18

RETINOPATI

DIABETIKUM
ANATOMI
DEFENISI
Retinopati Diabetik adalah kelainan retina (retinopati) yang
ditemukan pada penderita diabetes melitus. Retinopati akibat
diabetes melitus lama berupa aneurismata, melebarnya vena,
perdarahan dan eksudat lemak.
Epidemiologi
Retinopati diabetik menjadi penyebab kebutaan pada
sekitar 2,5 juta dari 50% penderita kebutaan didunia. Retinopati
diabetik adalah satu dari empat kasus kebutaan yang paling
banyak terjadi di amerika. Diabetes telah menjadi penyebab
kebutaan utama di Amerika Serikat. Biasanya mengenai
penderita berusia 20-64 tahun.
ETIOLOGI
Penyakit ini dapat terjadi pada 80% dari semua penderita
diabetes yang sudah menderita selama lebih dari 10 tahun
atau 15 tahun.1 Retinopati diabetik pada diabetes tipe I
paling sedikit terlihat 3-5 tahun sesudah onset, sedangkan
diabetes tipe II retinopati sudah dapat terjadi sebelum
diagnosis ditegakkan.

Retinopati akibat diabetes melitus lama berupa


• Aneurisma
• melebarnya vena
• Perdarahan
• eksudat lemak
Klasifikasi
1. Retinopati diabetika non proliferatif
a. Retiopati diabetika background
b. Retinopati diabetika preproliferatif
2. Retinopati diabetika proliferatif
a. Stadium 1: perdarahan retina, eksudat lunak,
neovaskularisasi progresif cepat, dapat terjadi
perdarahan vitreus.

b. Stadium 2: lesi intra retina minimal neovaskularisasi


dengan atau tanpa proliferasi fibrosa, bisa
progresif lambat atau regresi lambat.

c. Stadium 3 : stadium burned out, lesi intra retina berupa


perdarahan, eksudat hilang, neovaskularisasi
regresi, yang menonjol adalah jaringan
fibrosa.
Mikroneurisma, hemorrhages intraretina (kepala panah terbuka), hard
exudates merupakan deposit lipid pada retina (panah), cotton-wool spots menandakan
infark serabut saraf dan eksudat halus (kepala panah hitam).
MANIFESTASI KLINIS
Mikroaneurisma
Mikroaneurisma merupakan penonjolan dinding kapiler
terutama daerah vena, dengan bentuk berupa bintik
merah kecil yang terletak di dekat pembuluh darah
terutama polus posterior. Kadang pembuluh darah ini
demikian kecilnya sehingga tidak terlihat. Mikroaneurisma
merupakan kelainan diabetes mellitus dini pada mata
Dilatasi pembuluh darah balik
Dilatasi pembuluh darah balik dengan lumennya yang
ireguler dan berkelok-kelok. Hal ini terjadi akibat
kelainan sirkulasi, dan kadang-kadang disertai
kelainan endotel dan eksudasi plasma
MANIFESTASI KLINIS
Perdarahan (haemorrhages)
Perdarahan dapat dalam bentuk titik, garis, dan bercak yang biasanya
terletak dekat mikroaneurisma di polus posterior. Bentuk perdarahan
dapat memberikan prognosis penyakit dimana perdarahan yang luas
memberikan prognosis yang lebih buruk dibandingkan dengan
perdarahan yang kecil. Perdarahan terjadi akibat gangguan
permeabilitas pada mikroaneurisma atau pecahnya kapiler

Hard eksudat
Hard eksudat merupakan infiltrasi lipid ke dalam retina.
Gambarannya khusus yaitu ireguler dan berwarna kekuning-
kuningan. Pada permulaan eksudat berupa pungtata, kemudian
membesar dan bergabung
MANIFESTASI KLINIS
Soft Exudate
Yang sering disebut cotton wool patches merupakan iskemia retina.
Pada pemeriksaan oftalmoskopi akan terlihat bercak warna kuning
bersifat difus dan berwarna putih.

Edema retina
Edema retina ditandai dengan hilangnya gambaran retina terutama di
daerah makula. Edema dapat bersifat fokal atau difus dan secara klinis
tampak sebagai retina yang menebal dan keruh disertai
mikroaneurisma dan eksudat intra retina. Dapat berbentuk zona-zona
eksudat kuning kaya lemak, berbentuk bundar disekitar kumpulan
mikroaneurisma dan eksudat intra retina
MANIFESTASI KLINIS

Pembuluh Darah Baru


pembuluh darah baru pada retina biasanya terletak dipermuaan jaringan.
Neovaskularisasi terjadi akibat proliferasi sel endotel pembuluh darah.
Hiperlipidemia
Suatu keadaan yang sangat jarang, tanda ini akan segera hilang bila
diberikan pengobatan
DIAGNOSIS
Diagnosis retinopati diabetik didasarkan atas hasil
pemeriksaan funduskopi. Pemeriksaan dengan fundal fluorescein
angiography (FFA) merupakan metode diagnosis yang paling
dipercaya. Namun dalam klinik, pemeriksaan dengan
oftalmoskopi masih dapat digunakan untuk skrining.
Diabetik retinopati memiliki banyak klasifikasi. Adapun salah
satu klasifikasi tersebut :
a. Non-proliferatif diabetic retinopathy (NPDR)
b. Proliferatif diabetic retinopathy (PDR)
c. Diabetic maculopathy
d. Advanced diabetic eye disease (ADED)
Gambar 4 : Funduskopi pada NPDR. Mikroneurisma, hemorrhages intraretina (kepala
panah terbuka), hard exudates merupakan deposit lipid pada retina (panah), cotton-wool
spots menandakan infark serabut saraf dan eksudat halus (kepala panah hitam).
Gambar 5 : Funduskopi pada PDR. Tanda panah menunjukkan adanya preretinal
neovascularisation
PENATALAKSANAAN
• Dilakukan berdasarkan tingkat keparahan penyakit.
• Non-proliferatif derajat ringan hanya perlu dievaluasi
setahun sekali.
• Non-proliferatif derajat ringan-sedang tanpa edema
makula yang nyata harus menjalani pemeriksaan rytin
setiap 6-12 bulan. Non-proliferatif derajat ringan-sedang
dengan edema makula signifikan merupakan indikasi
laser photocoagulation untuk mencegah perburukan.
Setelah dilakukan laser photocoagulation, penderita perlu
dievaluasi setiap 2-4 bulan.
PENATALAKSANAAN
• Non-proliferatif derajat berat dianjurkan untuk menjalani
panretinal laser photocoagulation, terutama apabila
kelainan beresiko tinggi untuk berkembang menjadi
retinopati DM proliferatif, penderita harus dievaluasi
setiap 3-4 bulan pasca tindakan.
• Panretinal laser photocoagulation harus segera dilakukan
pada penderita retinopati DM proliferatif. Apabila terjadi
retinopati DM proliferatif disertai edema makula signifikan,
maka kombinasi focal dan panretinal laser
photocoagulation menjadi terapi pilihan.
PENATALAKSANAAN
• Farmakologi : inhibisi jalur biokimia tertentu
yang berperan dalam proses perubahan retina dengan
terapi obat-obatan, beberapa diantaranya : Inhibitor
Protein Kinase C (PKC), Inhibitor Vascular Endothelial
Growth Factors (VEGF), reduktase aldose dan ACE
inhibitor, antioksidan (seperti vitamin E).
• Steroid Intravitreal : untuk mengurangi edema makula –
implant intravetrial Flucinolone acetonide atau injeksi
intravetrial triamcinolone (2-4 minggu).
PROGNOSIS
Prognosis baik atau dubia et bonam.
Edukasi pada pasien sangat penting untuk memperoleh
perbaikan dalam prognosis pengobatan untuk pasien
retinopati diabetikum. Setelah 20 tahun, 75% pasien pada
pasien diabetik dengan PDR akan menjadi buta jika
diobati dalam masa 5 tahun.

Anda mungkin juga menyukai