Oleh :
Desya Billa Kusuma A.
1102014070
Pembimbing :
dr. Subagyo Sp.P
DEFINISI dan ETIOLOGI
dilaporkan Pada penelitian yang di lakukan di Rumah Sakit Universitas dan Sistem Perawatan
Kesehatan South Texas Veterans Di antara 744 pasien dengan pneumonia, 215 memiliki diagnosis
komorbiditas PPOK dan 529 tidak memiliki PPOK. Kelompok PPOK memiliki skor keparahan
pneumonia rata-rata yang lebih tinggi (105 ± 32 vs 87 ± 34) dan dirawat di unit perawatan intensif
lebih sering (25 berbanding 18%). Setelah disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit dan proses
perawatan, pasien pneumonia dengan PPOK menunjukkan mortalitas secara signifikan lebih tinggi
dibandingkan pasien non-PPOK
PATOFISIOLOGI Inhalasi bahan berbahaya penelitian telah menunjukkan
peningkatan kolonisasi mikrobiologi
pada saluran pernapasan bawah
selama eksaserbasi PPOK
dibandingkan dengan keadaan
inflamasi stabil
Anamnesis
-Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan
-Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
-Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
-Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi saluran
napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara
-Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
-Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
Pemeriksaan fisik
PPOK dini umumnya tidak ada kelainan Palpasi
Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
Inspeksi
- Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup Perkusi
mencucu) Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil,
- Barrel chest (diameter antero - posterior dan
letak diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah
transversal sebanding)
- Penggunaan otot bantu napas
- Hipertropi otot bantu napas Auskultasi
- Pelebaran sela iga -suara napas vesikuler normal, atau melemah
- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat -terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa
denyut vena jugularis leher dan edema tungkai atau pada ekspirasi paksa
- Penampilan pink puffer atau blue bloater -ekspirasi memanjang
-bunyi jantung terdengar jauh
Pemeriksaan rutin
1. Faal paru
• Spirometri : merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk menilai beratnya PPOK dan
memantau perjalanan penyakit.
• Uji bronkodilator
- Dilakukan dengan menggunakan spirometri, bila tidak ada gunakan APE meter.
- Uji bronkodilator dilakukan pada PPOK stabil
3. Radiologi
Foto toraks PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain
Orang-orang dengan PPOK harus memperhatikan gejala yang lebih khas dari
pneumonia. Ini termasuk:
panas dingin
gemetar
peningkatan nyeri dada
demam tinggi
sakit kepala dan nyeri tubuh
Diagnosis pneumonia
Diagnosis pneumonia didapatkan dari anamnesis, gejala klinis pemeriksaan fisis, foto toraks dan
labolatorium. Diagnosis pasti pneumonia ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru
atau infiltrat progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini :
Batuk-batuk bertambah
Perubahan karakteristik dahak / purulen
Suhu tubuh > 38oC (aksila) / riwayat demam
Pemeriksaan fisis : ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas bronkial dan ronki
Leukosit > 10.000 atau < 4500
Adapun gambaran radiologis foto thorax
pada pneumonia secara umum antara
lain:
◦ Perselubungan padat homogen atau
inhomogen
◦ Batas tidak tegas, kecuali jika mengenai 1
segmen lobus
◦ Volume paru tidak berubah, tidak seperti
atelektasis dimana paru mengecil. Tidak
tampak
deviasitrachea/septum/fissure/seperti
pada atelektasis.
◦ Air bronchogram sign adalah bayangan
udara yang terdapat di dalam
Sillhoute sign adalah suatu tanda adanya dua bayangan benda
(objek) yang berada dalam satu bidang seakan tumpang tindih.
Tanda ini bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru ; jika
batas lesi dengan jantung hilang, berarti lesi tersebut
berdampingan dengan jantung atau di lobus medius kanan. Maka
akan disebut sebagai sillhoute sign (+)
DIAGNOSIS BANDING PPOK
• Asma
• SOPT (Sindroma Obstruksi Pascatuberculososis)
Adalah penyakit obstruksi saluran napas yang ditemukan pada penderita pascatuberculosis dengan
lesi paru yang minimal.
• Pneumotoraks
• Gagal jantung kronik
• Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas lain misal : bronkiektasis, destroy lung.
TATALAKSANAAN PPOK dan Pneumonia
1. Edukasi
Hindari pencetus Menghentikan kebiasaan merokok.
Memberikan pengetahuan dasar tentanng PPOK
Memberikan informasi tentang obat yg akan di konsumsi, manfaat, dan efek samping obat.
Memberikan informasi tentang cara pencegahan memburuknya penyakit.
Memberikan informasi tentang penyesuaian aktifitas pasien
A. Bronkodilator b. Anti-inflamasi
Macam - macam bronkodilator : Diberikan bila terjadi eksaserbasi akut untuk menekan inflamasi yang