Anda di halaman 1dari 11

BERITA

1.Proses Wawancara
2.Proses Penulisan
3.Hasil Karya Jurnalistik

Erlizar Rusli, SH.,M.H


WAWANCARA
Jenis Wawancara
1. In the street interview. Ini dilakukan untuk mengetahui pendapat
masyarakat terhadap isu/persoalan yang kita angkat menjadi berita.
2. Casual interview (wawancara mendadak). Wawancara ini dilakukan
tanpa persiapan / perencanaan.
3. Personality interview, yaitu wawancara kepada figur-figur publik,
orang-orang yang dianggap memiliki sifat/kebiasaan/prestasi yang unik,
yang menarik untuk diangkat sebagai berita.
4. News interview, yaitu wawancara dalam rangka memperoleh informasi
dan berita dari sumber-sumber yang mempunyai kredibilitas ataupun
reputasi di bidangnya.

Apapun jenis wawancaranya, semua bertujuan mengumpulkan DATA atau


BAHAN untuk BERITA. Sebaiknya wawancara itu direncanakan secara
matang.
Trik Wawancara
1. Persiapan. Ini terkait penguasaan materi. Juga, pengenalan
mengenai sifat/karakter/kebiasaan orang yang hendak kita
wawancarai.

2. Jangan mendebat nara sumber. Cari info sebanyak-banyaknya dari


nara sumber, bukan berdiskusi. Jika Anda tidak setuju dengan
pendapatnya, biarkan saja. Jangan didebat.
Contoh : “Tetapi menurut Pak Anu, hal seperti itu kan berbahaya
bagi pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri. Bagaimana pendapat
Bapak?”

3. Hindarilah bertanya sesuatu yang bersifat umum. Hal ini akan


membantu untuk memfokuskan jawaban nara sumber.

4. Bertanyalah dengan kalimat yang singkat dan mudah dimengerti.


5. Hindari pengajuan dua pertanyaan dalam satu kali
bertanya.

6. Bersikap luwes dan ramah kepada narasumber. Kenali


sifat narasumber.

7. Hindari pertanyaan yang jawabnya singkat.

8. Jika mewawancarai seorang tokoh yang memiliki musuh


tertentu, bersikaplah seolah-olah memihaknya,
walaupun sebenarnya netral.

9. Sesekali ajak narasuber untuk tertawa sehingga proses


wawancara tidak tegang dan kaku.
Persiapan Wawancara
• Tentukan Tema.
• Tentukan Angle agar lebih fokus.
• Susunlah outline.
• Narasumber (orang-orang yang akan diwawancarai)
• Daftar pertanyaan.

Isi outline: tema, anggle, narasumber, daftar pertanyaan.


Teknik Menulis Berita
Unsur-Unsur Berita : 5W+1H
Who, What, Where, When, Why) + How
(Siapa, Apa, Di Mana, Kapan, Mengapa) +
Bagaimana

Penulisan Berita
Model Piramida Terbalik: yakni inti berita ditulis pada
bagian paling awal dan hal-hal yang tidak penting ditulis
belakangan.

Penulisan Judul
Judul merupakan inti dari berita.
Judul harus jelas, mudah dimengerti, menarik, mendorong
pembaca untuk mengetahui lebih lanjut isi tulisan.
Judul tidak boleh dimulai dengan angka, hindari
penggunaan singkatan yang tidak populer.
Kriteria Berita
Apakah semua peristiwa layak Jadi berita? Tentu tidak.

Ini yang layak:

1. Penting: menyangkut kepentingan rakyat banyak.


2. Terkini, bukan peristiwa lama.
3. Unik, bukan yang biasa-biasa.
4. Asas keterkenalan.
5. Asas kedekatan.
6. Magnitude (dampak dari suatu peristiwa).
7. Tren.

Struktur Berita: judul-lead-tambahan


Ayo Menulis Berita
• Ah, susah memulainya…
– Coba mulai dengan “Siapa melakukan apa”
Contoh: Ketua DPRD Kabupaten Blitar,
Guntur Wahono, SH memimpin rapat
paripurna tentang ranperda miras di
kantor dewan, kemarin.
(ini lead berita)
Eh…Menulis Itu ternyata Mudah Ya…
• Ayo coba lagi dengan “siapa mengatakan apa”
Ketua DPRD Kabupaten Blitar Guntur Wahono SH
mengatakan, pelatihan jurnalistik ini akan berdampak
positif kepada para staf anggota dewan. Hal itu dikatakan
Wahono saat membuka pelatihan di hotel Anu, Jumat
(18/11) pagi kemarin.

Judulnya: Pelatihan Jurnalistik Berdampak Positif

Nah…menulis itu memang mudah…


Ayo coba lagi…
SIARAN PERS

• Siaran pers adalah teknik berkomunikasi dengan media.


• Perusahaan media massa (wartawan), biasanya menjadikan siaran pers sebagai alternatif
beritanya. Mengapa alternatif? Karena media massa punya wartawan.
• Siaran pers agar didengar media sebaiknya dikemas oleh orang-orang yang mumpuni
membuat berita.
• Siaran pers akan membantu wartawan mendapatkan berita.
• Bahkan, siaran pers yang sudah ‘cantik’ biasanya tinggal diramu sedikit sudah langsung jadi
berita.
• Namun, sering pula siaran pers tidak seide dengan wartawan. Ini sebenarnya semata-mata
urusan sudut pandang pengambilan berita.
• Agar siaran pers bisa diperhatikan media massa, buatlah berita itu sama seperti apa yang
diinginkan media massa. Minimal, rukun berita 5 W 1 H menjadi acuhan.
• Berikan data selengkap-lengkapnya di siaran pers sehingga memudahkan media untuk
mengutipnya.
• Tantangannya adalah menciptakan siaran pers yang membuat wartawan ingin tahu lebih
banyak dan beranggapan bahwa kisah berita itu sesuatu yang harus dimuat media.
SEKIAN

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai