Anda di halaman 1dari 7

The U-Line

Assembly Line
Balancing
Problem

Dinda Ayu R - 21070114120015


Pendahuluan
• Lini perakitan terdiri atas serangkaian m
stasiun kerja yang menjadi tempat dimana
suatu produk diproses. Masing-masing stasiun
kerja mengerjakan n operasi dalam proses
manufaktur. Adanya gerakan yang berselang
membuat produk harus berada pada suatu
stasiun kerja tertentu untuk beberapa waktu.
• Assembly line balancing merupakan proses
pengalokasian satu set tugas kedalam suatu
urutan pada stasiun kerja sehingga beberapa
ukuran kinerja seperti waktu siklus, jumlah
stasiun, dan jalur efisiensi menjadi optimal.
JIT Perkembangan Model U-Line
– Tuntutan konsep JIT membuat banyak lini
perakitan dirancang dengan bentuk U-line. • Studi pertama terkait model U-Line
Apabila dibandingkan dengan model 1955
straight-line, keseimbangan yang dimiliki
model U-line lebih baik, keseimbangan dan
visibilitas juga lebih baik, jumlah stasiun • Miltenburg dan Wijngaard
• Pengembangan formasi U-Line untuk
kerja menjadi lebih sedikit, terdapat lebih
banyak fleksibilitas dalam penyesuaian,
1994 meminimalkan jumlah SK

minimasi perjalanan tiap operasi, serta


penanganan material yang lebih mudah • Miltenburg dan Sparling
• Pengembangan prosedur heuristik untuk
(Chen, 2003). U-Line dengan cara merakit produk yang
1998 berbeda secara bersamaan
Masalah terkait UALBP (U-Line
Assembly Line Balancing Problem)

Terdapat 3 versi permasalahan pada – Pada UALBP, setiap tugas pada


UALBP, yaitu (Miltenburg dan Wijngaard, prinsipnya dapat berbagi stasiun dengan
1994; Scholl dan Klein, 1999): predesesor atau semua suksesornya. Tapi,
– UALBP-1 : diketahui waktu siklus (c), semua predesesor dan/atau suksesor dari
minimasi jumlah stasiun (m). tugas j yang dikerjakan pada stasiun k
harus dipindahkan ke salah satu stasiun
– UALBP-2 : diketahui jumlah stasiun 1,...,k. Pada banyak kasus efisiensi yang
(m), minimasi waktu siklus (c). lebih tinggi dapat terjadi dalam UALBP.
– UALBP-3 : maksimasi efisiensi jalur (E) Perlu diperhatikan bahwa meningkatnya
untuk waktu siklus (c), dimana jumlah efisiensi jalur lintasan memiliki efek positif
stasiun (m) menjadi variabel. terhadap peratan tingkat utilisasi stasiun.
Contoh Ilustrasi 1

– Pengerjaan dengan model straight-line, m = 6 stasiun:


σ𝑡
– 𝐸 = 𝑚 𝑥 𝑐 𝑥 100%
45
– 𝐸= 𝑥 100% = 75%
6 𝑥 10

– Balance delay = 100%-E = 100% - 75% = 25%


– Pengerjaan dengan model U-line, m = 5 stasiun:
σ𝑡
– 𝐸 = 𝑚 𝑥 𝑐 𝑥 100%
45
– 𝐸 = 5 𝑥 10 𝑥 100% = 90%

– Balance delay = 100%-E = 100% - 90% =10%


WS = 10; total waktu proses = 45
Contoh Ilustrasi 2

– Pengerjaan dengan model straight-line, m = 5 stasiun:


σ𝑡
– 𝐸 = 𝑚 𝑥 𝑐 𝑥 100%
37
– 𝐸= 𝑥 100% = 74%
5 𝑥 10

– Balance delay = 100%-E = 100% - 74% = 26%


– Pengerjaan dengan model U-line, m = 4 stasiun:
σ𝑡
– 𝐸= 𝑥 100%
𝑚𝑥𝑐
37
– 𝐸 = 4 𝑥 10 𝑥 100% = 92,5%

– Balance delay = 100%-E = 100% - 92,5% =7,5%


WS = 10; total waktu proses = 37
Kesimpulan

– Layout U-line telah digunakan dalam berbagai lini produksi sebagai


pengganti straight-line akibat penggunaan prinsip JIT.
– Bentuk U-line meningkatkan visibilitas dan memungkinkan
pembangunan stasiun yang berisi tugas pada kedua sisi garis sehingga
didapat fleksibilitas yang lebih besar.
– Konfigurasi U-line mampu meningkatkan efisiensi jalur dibandingkan
dengan straight-line.
– Dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait U-line untuk menemukan
pendekatan solusi yang lebih fleksibel.

Anda mungkin juga menyukai