Pendahuluan • Lini perakitan terdiri atas serangkaian m stasiun kerja yang menjadi tempat dimana suatu produk diproses. Masing-masing stasiun kerja mengerjakan n operasi dalam proses manufaktur. Adanya gerakan yang berselang membuat produk harus berada pada suatu stasiun kerja tertentu untuk beberapa waktu. • Assembly line balancing merupakan proses pengalokasian satu set tugas kedalam suatu urutan pada stasiun kerja sehingga beberapa ukuran kinerja seperti waktu siklus, jumlah stasiun, dan jalur efisiensi menjadi optimal. JIT Perkembangan Model U-Line – Tuntutan konsep JIT membuat banyak lini perakitan dirancang dengan bentuk U-line. • Studi pertama terkait model U-Line Apabila dibandingkan dengan model 1955 straight-line, keseimbangan yang dimiliki model U-line lebih baik, keseimbangan dan visibilitas juga lebih baik, jumlah stasiun • Miltenburg dan Wijngaard • Pengembangan formasi U-Line untuk kerja menjadi lebih sedikit, terdapat lebih banyak fleksibilitas dalam penyesuaian, 1994 meminimalkan jumlah SK
minimasi perjalanan tiap operasi, serta
penanganan material yang lebih mudah • Miltenburg dan Sparling • Pengembangan prosedur heuristik untuk (Chen, 2003). U-Line dengan cara merakit produk yang 1998 berbeda secara bersamaan Masalah terkait UALBP (U-Line Assembly Line Balancing Problem)
Terdapat 3 versi permasalahan pada – Pada UALBP, setiap tugas pada
UALBP, yaitu (Miltenburg dan Wijngaard, prinsipnya dapat berbagi stasiun dengan 1994; Scholl dan Klein, 1999): predesesor atau semua suksesornya. Tapi, – UALBP-1 : diketahui waktu siklus (c), semua predesesor dan/atau suksesor dari minimasi jumlah stasiun (m). tugas j yang dikerjakan pada stasiun k harus dipindahkan ke salah satu stasiun – UALBP-2 : diketahui jumlah stasiun 1,...,k. Pada banyak kasus efisiensi yang (m), minimasi waktu siklus (c). lebih tinggi dapat terjadi dalam UALBP. – UALBP-3 : maksimasi efisiensi jalur (E) Perlu diperhatikan bahwa meningkatnya untuk waktu siklus (c), dimana jumlah efisiensi jalur lintasan memiliki efek positif stasiun (m) menjadi variabel. terhadap peratan tingkat utilisasi stasiun. Contoh Ilustrasi 1
– Pengerjaan dengan model straight-line, m = 6 stasiun:
σ𝑡 – 𝐸 = 𝑚 𝑥 𝑐 𝑥 100% 45 – 𝐸= 𝑥 100% = 75% 6 𝑥 10
– Balance delay = 100%-E = 100% - 75% = 25%
– Pengerjaan dengan model U-line, m = 5 stasiun: σ𝑡 – 𝐸 = 𝑚 𝑥 𝑐 𝑥 100% 45 – 𝐸 = 5 𝑥 10 𝑥 100% = 90%
– Balance delay = 100%-E = 100% - 90% =10%
WS = 10; total waktu proses = 45 Contoh Ilustrasi 2
– Pengerjaan dengan model straight-line, m = 5 stasiun:
σ𝑡 – 𝐸 = 𝑚 𝑥 𝑐 𝑥 100% 37 – 𝐸= 𝑥 100% = 74% 5 𝑥 10
– Balance delay = 100%-E = 100% - 74% = 26%
– Pengerjaan dengan model U-line, m = 4 stasiun: σ𝑡 – 𝐸= 𝑥 100% 𝑚𝑥𝑐 37 – 𝐸 = 4 𝑥 10 𝑥 100% = 92,5%
– Balance delay = 100%-E = 100% - 92,5% =7,5%
WS = 10; total waktu proses = 37 Kesimpulan
– Layout U-line telah digunakan dalam berbagai lini produksi sebagai
pengganti straight-line akibat penggunaan prinsip JIT. – Bentuk U-line meningkatkan visibilitas dan memungkinkan pembangunan stasiun yang berisi tugas pada kedua sisi garis sehingga didapat fleksibilitas yang lebih besar. – Konfigurasi U-line mampu meningkatkan efisiensi jalur dibandingkan dengan straight-line. – Dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait U-line untuk menemukan pendekatan solusi yang lebih fleksibel.