Anda di halaman 1dari 36

CASE REPORT

ANASTESI GENERAL DENGAN INTUBASI ENDOTRAKEAL


PADA TINDAKAN LAPAROSCOPY TERHADAP PASIEN
ILEUS

Pembimbing :
dr. E. Cendra P, Sp. An

oleh :
Nafisatun Zahrokh, S.Ked (J510145042)
Reni Febriana, S.Ked (J510145077)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
IDENTITAS PASIEN

•Nama : Tn. B
•Jenis Kelamin : Laki-laki
•Umur : 46 tahun
•Alamat : Nguter, Sukoharjo
•Agama : Islam
•No. RM : 274XXX
•Tanggal operasi: 21 April 2015
ANAMNESIS
Keluhan Utama

• Nyeri perut

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien datang ke IGD RSUD Sukoharjo pada hari Senin tanggal 20 April 2015 dengan
keluhan perut terasa sakit, tidak bisa kentut dan BAB. Pasien merasa perut kembung
dan dirasa semakin sakit. Riwayat penyakit serupa disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu

•Riwayat hipertensi : disangkal


•Riwayat DM : disangkal
•Riwayat asma : disangkal
•Riwayat alergi : disangkal
•Riwayat penyakit jantung : disangkal
•Riwayat penyakit hati : disangkal
•Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat DM : disangkal
• Riwayat asma : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal

Riwayat Obat-obatan
• Obat kortikosteroid : disangkal
• Obat antihipertensi : disangkal
• Obat antidiabetik : disangkal
• Obat antibiotik : disangkal
• Obat penyakit jantung : disangkal

Riwayat Operasi dan Anestesi


• disangkal

Kebiasaan Sehari-hari
• Merokok : disangkal
• Konsumsi alkohol : disangkal
Anamnesa Sistem

• Sistem serebrospinal : nyeri kepala (-), pusing (-), demam (-)


• Sistem respirasi : batuk (-), pilek (-), sesak nafas (-)
• Sistem kardiovaskuler : nyeri dada (-), berdebar-debar (-)
• Sistem pencernaan : mual (-), muntah (-), nyeri perut (-)
• Sistem urogenital : BAK (-)
• Sistem musculoskeletal : gerak bebas
• Sistem integumentum : ikterik (-), sianosis (-), akral hangat (+)
PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan umum: baik, tidak tampak kesakitan


Sistem • Gizi : kesan gizi cukup
Generalis • Kesadaran : compos mentis, GCS E4V5M6
• BB : 60 kg

• TD : 120/80 mmHg
•N : 84x/menit
Vital Sign • RR : 20x/menit
•S : 36,8°C
Status Lokalis

Kepala
•Bentuk : mesosefal, simetris, deformitas (-),
tanda trauma (-)
•Rambut : hitam, distribusi rata, tidak mudah dicabut
•Mata : konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
•Mulut : tidak ada gangguan dalam membuka
rahang, tampak arkus faring, uvula dan
palatum molle, darah (-), susunan gigi baik

Leher
•Pembesaran KGB (-)
•Benjolan di leher (-)
Thorax
Jantung

•Inspeksi : iktus kordis tidak tampak


•Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
•Perkusi : batas jantung dalam batas normal
•Auskultasi : bunyi jantung I-II regular, bising (-)

Pulmo

•Inspeksi : simetris, tanda trauma (-) ketinggalan


gerak (-), retriksi (-)
•Palpasi : fremitus kana = kiri
•Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
•Auskultasi : vesikuler (+) normal, suara tambahan (-)
Abdomen
•Inspeksi : simetris, lebih tinggi dari dinding
thorax, sikatrik (-)
•Auskultasi : peristaltic (↓)
•Palpasi : nyeri tekan (+), nyeri tekan lepas (-),
tidak teraba massa (-), hepar dan lien
tidak teraba. Psoas sign (-), Obturator
sign (-), Rovsing sign (-), Blumberg sign (-)
•Perkusi : hipertimpani, pekak beralih (-)

Ekstremitas

•Akral hangat
•Edema (-/-), sianosis (-/-)
PEMERIKSAAN TAMBAHAN

Pemeriksaan Nilai Nilai rujukan

Leukosit 28,5 /mm3 4,5-10

Eritrosit 5,97 juta/ mm3 L : 4,5-5,5 P : 4-5

Hemoglobin 18,5 L : 14-18 P : 12-16

Trombosit 283 150-450

Golongan Darah A

Glukosa 66 70-120

Hematokrit 18,5 L : 40-54 P : 30-47


Pemeriksaan Radiologi

Foto Abdomen 3 posisi

• Distribusi udara usus prominent, merata


dengan fecalmaterial (-)
• Preperitoneal fat line jelas
• Renal out line samar, psoas line tegas
• Tak tampak udara extra lumen pada posisi
tegak dan posisi tertinggi pada LLD
DIAGNOSIS

•Ileus

KESIMPULAN

•Berdasarkan sistem fisik, diklasifikasikan


dalam ASA I (pasien normal yang sehat)
•ACC operasi dengan General Anaesthesia

PENATALAKSANAAN

•Terapi operatif : Laparoscopy


TINDAKAN ANESTESI

Pre operatif

• Informed consent / persetujuan tindakan operasi dan


anestesi
•Pasien puasa 6 jam pre operatif, penting untuk mencegah
aspirasi lambung dari regurgitasi dan muntah
•Keadaan umum dan vital sign baik (TD 120/80 mmHg,
N 84x/menit, RR 20x/menit, S 36,8°C)
Managemen terapi cairan

Pengganti • = lama puasa (jam) x BB


puasa (PP)  • = 6 jam x 60
(pasien 60 kg) • = 360 cc

Maintenance • 10 kg pertama x 4 cc/kgBB = 40 cc


(M)  (pasien • 50 kg selanjutnya x 2 cc/kgBB = 100 cc
60 kg) • Jumlah cairan maintenance = 140 cc

Stresss operatif • = 4 cc x 60 kg
(SO)  (jenis
operasi sedang) • = 240 cc
Penggantian
cairan selama
operasi

• Jam I = ½ x 360 + 140 cc + 240 cc = 560 cc


Hasil
• Jam II = ¼ x 360 + 140 cc + 240 cc = 470 cc
Peri operatif

• Pasien masuk ke ruang OK, diposisikan di atas meja


operasi, diukur lagi tekanan darah, nadi, respirasi dan
saturasi (TD: 143/101 mmHg, N: 107x/menit, RR:
22x/menit, SPO2: 99%)
• Persiapan obat yang digunakan:
• Midazolam dosis premedikasi 0,05 mg x 60 kg = 3 mg
• Propofol dosis induksi 2-3 mg x 60 kg = 120 mg
• Atracurium dosis intubasi 0,5 mg x 60 kg = 30 mg
• Fentanyl dosis intubasi 1-3 mg x 60 kg = 60 mg
• Premedikasi
• 14.30 pasien diberi injeksi midazolam 3 mg IV sebagai
sedasi
Induksi
• 14.37 injeksi propofol 120mg, fentanyl dan atracurium.
• Tingkat kedalaman anestesi dinilai dari hilangnya reflek bulu mata.
• Dipasang orofaringeal airway (goedel) lalu diberi face mask yang telah
terpasang dengan mesin anestesi dengan fresh flow gas O2 dan N2O 50:50
sambil dilakukan bagging ± 3 menit untuk menentukan pengembangan paru
dan pelemas otot
• Laringoskopi dimasukkan sampai terlihat glottis dan rima glottis
• Asisten melakukan Sellick Manuver dengan menekan cartilage cricoidea
• ETT ukuran 7 dimasukkan. Menghubungkannya ke pompa,
menggembungkan cuff dengan spuit dan mendengarkan suara paru lalu
fiksasi ETT dan goedel
• Sevofluran, O2 dan N2O dialirkan sebagai anestesi rumatan. Setelah tingkat
anestesi dalam operasi dimulai.
• 14.45 operasi dimulai

Maintenance
• Maintenance dengan N2O 2L/menit sebagai analgetik, sevoflurane 2
volt% dan O2 2L/menit untuk menanggulangi efek pengenceran O2
pada alveoli oleh N2O
Tabel perubahan tekanan darah, nadi, respirasi rate
dan saturasi O2
Waktu TD (mmHg) HR (x/menit) RR Sp O2 (%)
(x/menit)

14.30 143/101 107 20 99


14.35 147/105 107 20 98
14.40 163/97 115 20 99
14.45 120/84 92 20 99
14.50 93/65 90 21 99
14.55 112/75 120 20 99
15.00 150/105 109 20 99
15.05 136/95 119 22 99
15.10 149/104 114 22 99
15.15 131/93 106 22 99
15.20 126/93 85 21 99
Sevoflurane dikurangi dan dihentikan
beberapa menit sebelum operasi selesai.
15.25 operasi selesai, N2O dihentikan pasien
hanya diberikan O2, ETT dilepas dan pasien
diberi O2 pernasal. Pasien mulai sadar goedel
dilepas.
Post operatif

• Setelah operasi pasien dipindahkan ke recovery room


• Monitoring keadaan umum pasien dengan alderette score
• Kesadaran : dapat dibangunkan tapi cepat tidur =1
• Warna kulit : merah muda =2
• Aktivitas : dapat menggerakkan semua ekstremitas =2
• Respirasi : sanggup nafas dalam dan batuk =2
• Kardiovaskuler : TD deviasi 20% dari normal =2
•  Total alderette score =9
• Kriteria pindah dari recovery room ke bangsal jika alderette score ≥8 dan
tanpa ada nilai 0 atau alderette score >9, maka pasien dapat dipindahkan
ke bangsal.
TINJAUAN PUSTAKA
General anesthesia

Ketidaksadaran yang dihasilkan oleh obat – obatan.

Menghilangkan rasa sakit seluruh tubuh secara sentral disertai hilangnya


kesadaran yang bersifat reversibel. Seseorang dalam keadaan tidak sadar namun
bukan dalam keadaan tidur sebenarnya.

Digunakan dalam operasi atau pengobatan lainnya yang mempunyai rasa sakit
yang tidak bisa ditolerir.
Compared

Anestesi
Anestesi umum
lokal/regional

Tidak sadar Sadar

Saraf sentral Saraf perifer

Seluruh Lokal atau


tubuh regional
MEDIKASI
Di dalam prakteknya, obat – obat anestesi dimasukkan ke
dalam tubuh melalui inhalasi, atau parental, ada pula yang
dimasukkan melalui rektal tetapi jarang dilakukan.

Obat inhalasi antara lain

• N₂0
• Halothan
• Enflurane
• Ether
• Isoflurane
• Sevoflurane
• Metoxiflurane
• Trilene
Obat melalui parental antara lain

• Intravena antara lain penthotal, ketamin,


propofol, etomidat dan golongan
benzodiazepin
• Intramuskular antara lain ketamin.

Obat melalui rectal antara lain

• Etomidat (dilakukan untuk induksi anak).


Obat yang sering digunakan pada anestesi umum
Propofol,

• membuat hilangnya kesadaran (induksi), pada dosis terendah akan


memberikan sensasi nyaman (sedasi) bukan kehilangan kesadaran.

Benzodiazepin

• sangat baik dalam menurunkan kecemasan (ansiolisis) sebelum operasi.

Narkotika

• mencegah dan mengobati nyeri

Agen inhalasi

• dihirup bersamaan dengan gas yang yang mengandung oksigen.

• Antiemetik, NSAID, muscle relaxant, dan obat – obatan vasoaktif.


Faktor respirasi

Faktor yang
Faktor zat anestesi mempengaruhi Faktor sirkulasi
GA

Faktor jaringan
Stadium Anestesi

Stadium Stadium Stadium Stadium


analgetic delirium operasi paralysis
KOMPLIKASI

Common

• Mual
• Muntah

Less Common

• Sorethroat
• Kerusakan pada gigi, lidah, gusi, dan plica vokalis akibat
dimasukkannya endotracheal tube kedalamnya
• Stroke
• Malignant hyperthermia
• Kematian
Tindakan Pemasangan ETT (Endo Tracheal Tube) /
Intubasi

Definisi

• Pemasangan Endotracheal Tube (ETT) atau intubasi adalah


memasukkan pipa jalan nafas buatan ke dalam trachea
melalui mulut. Tindakan intubasi baru dapat dilakukan
bila : cara lain untuk membebaskan jalan nafas (airway)
gagal, perlu memberikan nafas buatan dalam jangka
panjang, ada risiko besar terjadinya aspirasi ke paru-paru.

Tujuan

• Membebaskan jalan nafas dan untuk pemberian


pernafasan mekanis (dengan ventilator).
Persiapan alat yang digunakan

• Laryngoscope
• ETT sesuai ukuran (Pria : nomor 7; 7,5; 8 dan wanita :
nomor 6,5; 7)
• Mandrin
• Xylocain jelly
• Xylocain spray
• Handscoon steril
• Spuit 10cc
• Orofaringeal tube (goedel)
• Stetoskop
• Face mask
• Suction kateter
• Plester
• Masker
Persiapan tindakan
Langkah-langkah pemasangan
ETT

• Posisi pasien terlentang dengan kepala ekstensi


(bila dimungkinkan pasien ditidurkan dengan
obat pelumpuh otot yang sesuai)
• Petugas mencuci tangan, memakai masker dan
handscoon
• Melakukan suction
Lanjutan langkah-langkah pemasangan ETT..

Melakukan intubasi dan menyiapkan


ventilator
• Buka blade pegang tangkai laryngoskop dengan tenang ,buka mulut
pasiem
• Masukkan blade pelan-pelan menyusuri dasar lidah – ujung blade
sudah sampai dipangkal lidah – geser lidah pelan-pelan kea rah kiri
• Angkat tangkai laryngoskop ke depan sehingga menyangkut
keseluruh lidah ke depan sehingga rima glottis terlihat
• Ambil pipa ETT sesuai ukuran yang sudah ditentukan sebelumnya
• Masukkan dari sudut mulut kanan arahkkan ujung ETT menyusur ke
rima glottis masuk ke cela pita suara
• Dorong pelan sehingga seluruh balon ETT di bawah pita suara
• Cabut stylet
• Tiup balon ETT sesuai volumenya
• Cek ulang dengan stetoskop dan dengarkan aliran udara yang masuk
lewat ETT apakah sama antara paru kanan dan kiri
• Fiksasi ETT dengan plester
• Hubungkan ETT dengan konektor sumber oksigen
Lanjutan langkah-langkah pemasangan ETT..

Pernafasan yang adekuat


dapat dimonitor melalui
Mncuci tangn sesudah
cek BGA (Blood Gas
melakukan intubasi
Analysis) ± ½ - 1 jam
setelah intubasi selesai

Catat respon pernafasan


pasien pada mesin
ventilator
TERIMAKASIH...

Anda mungkin juga menyukai