Meningoensefalitis
Meningoensefalitis
RPS:
Pasien datang dibawa keluarga dengan keluhan kerjang-kejang
sejak pagi hari disertai kondisi mulut pasien mencong ke kanan.
Kejang-kejang dialami pasien terus-menerus.
Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala sampai ke tengkuk
Rangsang Meningen:
Kaku kuduk : +
Brudzinsky I : -
Brudzindski II : -
Kernig : +/-
Laseque :+/-
Pemeriksaan Fisik dan Neurologi
Kesadaran : compos mentis, GCS15 (E4M6V5)
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Tekanan Darah : 190/120 mmHg
Frekuensi Nadi : 130x/menit
Frekuensi Nafas : 24x/menit
Suhu : 38,5°C
Rangsang Meningen:
Kaku kuduk : +
Brudzinsky I : -
Brudzindski II : -
Kernig : +/-
Laseque :+/-
Pemeriksaan Fisik dan Neurologi
Refleks fisiologis:
Biceps : ++/+
Triceps : ++/+
KPR : ++/+
APR : ++/+
Refleks Patologis:
Babinsky : -/-
Chaddock : -/-
Mendel : -/-
Rosolimo : -/-
Pemeriksaan Fisik dan Neurologi
Saraf Kranialis:
NII : fotofobia
N. III, IV, VI: Pupil bulat isokor, diameter 3mm/3mm, RCL +/+,
RCTL +/+, pergerakan bola mata normal
Motorik: 5555/5555
5555/5555
St.lokalis kejang: kejang tubuh sebelah kanan
Pemeriksaan Laboratorium
19 Juni 2016, 06.05 wib
Fungsi Ginjal:
Ureum : 135 mg/dL
Kreatinin : 9,53 mg/dL
As. Urat : 7,3 mg/dL
Terapi:
Antibiotik
Antikonvulsan
antiinflamasi
Obat simptomatik: antipiretik
Anatomi Sistem saraf
Sistem saraf
• Dibagi 2 :
1. SSP (sistem saraf pusat) Otak & Batang
Otak,Medula Spinalis
2. SST (sistem saraf tepi/perifer) Saraf Spinal &
Saraf Kranial
SISTEM SARAF PUSAT
• Dilindungi oleh 3 lapisan : meninges
1. Duramater (lap. luar): terdiri atas jaringan
penghubung, pembuluh darah, dan saraf
2. Lapisan arachnoid (lap. tengah): elastis
3. Piamater (lap.dalam): mengandung saraf &
pembuluh darah
Anatomi Otak - Meningen
Lokalisasi Infeksi SSP
Cerebrum (otak besar)
• terbagi menjadi corteks cerebri dan diensephalon (sub
cortikal).
• cerebrum terdiri dari 2 (dua) belahan yang disebut
hemispher (kiri dan kanan).
Cortex cerebri
• dibentuk oleh badan sel neuron, serabut saraf yang tidak
bermyelin, neuroglia dan pembuluh darah.
• bertanggung jawab terhadap memori, bicara, gerakan
voluntary, kesadaran logistik dan emosi.
Diencephalon
• Diencephalon terdiri dari thalamus, hypothalamus dan
epithalamus.
Thalamus berfungsi menerima impuls dari reseptor sensorik
menyampaikan informasinya ke bagian yang tepat di
serebrum
• Hypothalamus yang berlokasi dibagian bawah, mengatur
temperatur tubuh, metabolisme cairan, nafsu makan,haus,
ekspresi emosi, siklus bangun dan tidur.
• Epithalamus merupakan bagian dorsal diencephalon
termasuk pineal body (merupakan sistem endokrin yang
mempengaruhui pertumbuhan dan perkembangan).
SEREBRUM (3)
Terbagi menjadi bagian2 : LOBUS
1. Lobus frontalis
2. Lobus parietalis
3. Lobus oksipitalis
4. Lobus temporalis
Cerebrum
Thalamus
Pineal gland
/ephitalamus
Hypothalamus
Pons
Medulla oblongata
Spinal cord
Section 35-3
Lobus otak
Cerebellum (otak kecil)
• Cerebelum berhubungan dengan midbrain, pons dan medulla
oblongata. Dia juga terdiri dari dua hemispher. Berfungsi
untuk mengkoordinasi aktifitas otot rangka, mempertahankan
keseimbangan tubuh dan mengontrol gerakan.
Brain stem (batang otak)
Midbrain
• Merupakan pusat pendengaran dan refleks
penglihatan.
Pons
• juga berfungsi mengontrol pernafasan.
Medulla oblongata
• Nuklei dari medulla oblongata memainkan peran
penting mengontrol frekuensi jantung, tekanan
darah, respirasi dan menelan.
Neuron
• Bagian terkecil/sel dari otak
• Neuron pada umumnya tidak bermitosis dan
mempunyai karakteristik yaitu :
• Excitability yaitu kemampuan menerima
impuls
• Conductivity yaitu kemampuan mentransmisi
impuls ke bagian-bagian sel.
NEURON
Neuron terdiri dari cell body, axon, terminal akson dan beberapa
dendrit.
• Infeksi: masuknya material patogen ke dalam tubuh
• Etiologi:
– Bakteri (spesifik, non spesifik)
– Virus
– Jamur
– Parasit/ protozoa
Infeksi SSP
• Meningitis infeksi yang melibatkan selaput mening otak terdiri
dari :
– Meningitis Purulenta yang disebabkan oleh kuman Bakteri
a.l: Pneumokokus, stapilokokus, H. influenzae, sering pada
orang dewasa sedangkan E. coli (sering menyerang anak-
anak)
– Meningitis Serosa yang disebabkan oleh Jamur, Virus,
Protozoa, Parasit, M. Tuberculosa
• Ensefalitis yaitu infeksi yang melibatkan jaringan otak
• Sawar darah otak (blood brain barrier) merupakan
“sekat” yg kuat
• Material patogen bisa menembus sawar darah otak
karena:
– Jumlah koloni kuman yg besar
– Daya tahan host menurun
– Kemampuan penetrasi kuman yg kuat
Menurut Penyebab
• Infeksi viral
• Infeksi Bakterial
• Infeksi Spiroketal
• Infeksi Fungus
• Infeksi Protozoa
• Infeksi Metasoa
MENINGITIS
BAKTERIAL VIRAL
Meningokokus Enterovirus
Pneumokokus Mumps
Haemophilus Influenza tipe B Herpes simplex
CMV
Epstein Barr
Varicella-zoster
HIV
Coxsackievirus
Meningitis
Meningitis bakterialis adalah infeksi purulen akut di dalam
ruang subarachnoid. Meningitis bakterialis sering disertai
dengan peradangan parenkim otak, atau disebut juga
menignoensefalitis.
• PCR
o Sensitivitas 100%, spesifisitas 98,2%
o Deteksi asam nukleat bakteri pada CSS, tidak dipengaruhi
terapi antimikroba yang telah diberikan
o Kultur darah
o Dilakukan segera untuk mengidentifikasi organisme
penyebab.
Pemeriksaan Penunjang
Penciteraan:
•CT Scan kepala
o Pada permulaan penyakit, CT scan normal
o Adanya eksudat purulen di basal, ventrikel yang mengecil disertai
edema otak, atau ventrikel yang membesar akibat obstruksi cairan
serebrospinalis.
o Bila penyakit berlanjut, dapat terlihat adanya daerah infark akibat
vaskulitis
o Indikasi CT sebelum LP: deficit neurologis fokal, kejang pertama
kali, edema papil, penurunan kesadaran, dan penekanan status
imun.
• MRI kepala
• Lebih baik dibandingkan dengan CT scan dalam menunjukkan
daerah edema dan iskemi di otak
• Penambahan kontras gadolinium menjukkan “diffuse meningeal
enhancement”
Diagnosis Banding
Meningitis viral Normal Normal atau ↑ 0 Normal atau ↑ Normal atau ↑ Normal
(mononuklear)
Pemeriksaan penunjang:
• EEG
• Foto Rotgen kepala
• Cairan otak: menunjukkan tanda-tanda radang
• Kadar protein meningkat
RIKETSIOSIS SEREBRI
Pemeriksaan penunjang:
• Cairan otak: menunjukkan radang limfositer
• Serologi: adanya titer antibodi terhadap riketsia yang meningkat
dalam serum
MALARIA OTAK
Pemeriksaan penunjang:
• Pemeriksaan darah
• Cairan otak: dapat ditemukan eritrosit yang mengandung parasit
TOKSOPLASMOSIS
Diagnosis:
• Serologi darah
• Cairan otak: jumlah limfosit meningkat dan toksoplasma, kadar
protein meningkat
• Foto rotgen kepala: tampak kalsifikasi
• sken tomografik: memperlihatkan perkapuran dan hidrosefalus
AMEBIASIS
Gejala:
• demam akut
• nausea
• muntah
• nyeri kepala
• kaku tengkuk
• kesadaran menurun
Pemeriksaan
• Cairan otak: agak keruh, banyak mengandung
polimorfonuklear, kadar glukosa menurun, kadar protein
meningkat
SISTISERKOSIS
Cysticercus cellulosae ialah stadium larva Taenia solium.
Bila telur cacing tertelan, menetas di lambung, larva menembus
mukosa dan masuk ke pembuluh darah, meyebar ke seluruh badan.
Larva tumbuh menjadi sisterkus, berbentuk kista di dalam
ventrikel dan parenkim otak.
Diagnosis:
• pemeriksaan feses
• cairan otak: adanya leukosit eosinofil, kadar globulin gama
meningkat, kadar glukosa menurun
• foto rotgen kepala: ditemukan kista-kista yang mengapur
INFEKSI FUNGUS SSP
Gambaran yang ditimbulkan infeksi fungus pada SSP ialah
meningoensefalitis purulenta.
Fungus yang dapat menimbulkan radang: Candida albicans,
Cryptococcus neoformans, Coccidioides immitis, Aspergilus
fumagatus, Mucor mycosis
Virus DNA:
• Herpes virus: Herpes zoster-varisela, herpes simpleks,
sitomegalovirus, virus Epstein-Barr
• Poxvirus: variola, vaksinia
• Retrovirus: AIDS
Tanda dan Gejala:
• Penyakit dimulai dengan demam, nyeri kepala, vertigo, nyeri
badan, nausea, kemudian kesadaran menurun, timbul serangan
kejang-kejang.
• Virus parotitis: menimbulkan serangan meningitis dan ensefalitis
• Rabies: hidrofobia nyeri dan dispnea, kelumpuhan saraf-saraf
kranial dan paralisis lengan dan tungkai
• Virus Jepang B: kerusakan pada batang otak
• Virus dengue: kerusakan pada traktus piramidalis, mungkin timbul
deserebrasi atau dekortikasi
Tanda dan Gejala:
• Virus Coxsackie: menyerang serebelum dan meninges, mungkin
medula spinalis
• Echovirus: menimbulkan radang pada batang otak dan serebelum
yang biasanya sembuh sendiri.
• Herpes simpleks: menimbulkan radang pada otak di daerah
temporal dan orbitofrontal
• Sitomegalovirus: penyebab ensefalitis pada fetus dalam kandungan,
akibatnya terganggunya perkembangan otak
Pemeriksaan:
1. Pada pemeriksaan badan perlu diperiksa kelainan pada kulit,
glandula parotis, kelenjar getah bening untuk mencari kelainan-
kelainan yang mungkin dapat menjadi penyebabnya
2. Pemeriksaan darah perifer rutin, titer antibodi terhadap virus
3. Cairan otak: jumlah limfosit, monosit meningkat, kadar protein
meningkat ringan, kadar glukosa normal, kultur virus bila
mungkin
4. EEG
5. Scan tomography
Penatalaksanaan
Dugaan meningitis bacterial
tidak Ya
Ya
tidak
Ya
tidak Ya
Ya
Terapi dilanjutkan
Lakukan LP
Penatalaksanaan ensefalitis virus
•Antiviral. Manfaat pemberian antiviral adalah untuk meringankan
gejala klinis, mencegah komplikasi, dan mencegah timbulnya gejala
sisa. Penggunaan Asiklovir harus didahului dengan pemeriksaan
kreatinin.
Dosis Asiklovir digunakan selama 14-21 hari:
Neonatus : 10-15 mg/kg IV tiap 8 jam
Anak : 10 mg/kg IV tiap 8 jam
•Kortikosteroid. Digunakan untuk pengobatan pasca-ensefalitis
Dosis deksametason:
Dewasa : 10 mg IV tiap 6 jam
Anak : 0,15 mg/kg IV tiap 6 jam
Kesimpulan