Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS I

SKIZOAFEKTIF TIPE
DEPRESIF

Pembimbing :
dr. Manoe Bernd P, Sp.KJ. M.Kes

Presenter:
Fince Claudia Boekorsjom, S.Ked
No. Catatan Medik : 0003142

Nama : Nn. ELP

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Lahir : 01 oktober 1981

Umur : 37 tahun

Pendidikan : Strata Satu (S1) Kehutanan

Status Pernikahan : Belum Menikah

Suku/ Bangsa : Toraja *


Agama : Kristen Protestan

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Alamat : Jl. Gunung Salju Amban, Manokwari


Jl. BTN Furia

Tanggal Pemeriksaan : Selasa, 07 Agustus 2018

Yang Mengantar : -

Alamat Yang Mengantar : -

Pemberi Informasi : Pasien


*
1.Riwayat Psikiatri
1.Keluhan Utama

Autoanamnesa Susah untuk mengontrol

pikiran sendiri sejak

2011.
Riwayat Penyakit Sekarang

* Pasien datang ke POLI RSJD Abepura dengan keluhan susah untuk mengontrol pikiran sendiri
sejak 2011. Menurut pasien, pasien memiliki perjalanan hidup yang terpotong-potong. Pada
tahun 2011 pasien pernah memiliki masalah dengan pimpinan ditempat kerja. Menurutnya
pimpinan tersebut sering berkata dan bertindak yang tidak enak bagi pasien seperti
membicarakana pasien yang tidak benar dibelakangnya. Masalah tersebut bermula ketika
pasien dipercayakan untuk melaksanakan suatu kegiatan dikantor lalu pemimpinnya
menginginkan agar kegiatan tersebut tidak perlu direalisasikan namun pasien tidak
melakukan seperti apa yang diinginkan pimpinan tersebut. Dari situlah pasien merasa
diperlakukan tidak enak oleh pemimpinnya sampai saat dipromosi nama pasien dicoret dari
daftar kemudian beberapa pelatihan yang pasien ajukan untuk diikuti namun diganti orang
lain oleh pemimpin tersebut.
* Pasien pernah menceritakan masalah laporan kegiatan fiktif tersebut kepada teman dekat
yang juga rekan kerjanya namun menurut pasien teman tersebut melaporkan percakapan
mereka ke pimpinan tersebut sehingga pasien dilaporkan ke polisi dan ditindak lanjuti hingga
sidang namun tidak diteruskan lebih lanjut lagi oleh pihak pimpinan. Setelah kejadian
tersebut pasien tidak pernah lagi percaya kepada siapapun dikantornya bahkan pasien menjadi
sering curiga terhadap rekan-rekan kerjanya dan pasien juga mengaku dijauhi oleh rekan-
rekan kerjanya. Akhirnya pada tahun 2016 pasien dimutasi dari kabupaten ke provinsi namun
masih sama-sama dengan rekan dan pimpinan yang sama. Pada tahun yang sama juga pasien
mulai mendapat pendampingan rohaniwan hingga sekarang.

* Pasien mulai merasakan sulit mengontrol pikiran, sering marah bahkan pasien juga mengaku
merasakan perut terasa keras dan dada terasa panas dan tidak nyaman tiap pasien harus
bertemu dan berbicara dengan pimpinan tersebut dan hal ini dirasakan 3 bulan setelah pasien
menghadapi maslah dengan pimpinan dan rekan kerjanya. Kadang pasien merasa seperti
pikiran kosong sesaat dan rasa badan melayang seperti pernah saat pasien pulang kerumah
dan saat sudah sampai didepan rumah tiba-tiba hanya menatap rumah dan diam lalu pasien
pikir apakah rumah tersebut adalah rumahnya atau bukan. Selain itu pasien pernah merasa
sakit pada tulang-tulangnya hingga pasien sulit untuk menekuk-menekuk, haid yang lebih lama
dari biasanya.
* Pasien mengaku dulu pernah sering mimpi melihat kuburan dan peti orang meninggal.
Sejak masalah yang dihadapinya, pasien mengaku merasa sangat tertekan sehingga tidak
dapat menjalani hidup yang lebih baik, hal tersebut berdampak kepada jodoh juga,
pasien sempat berpikir untuk apa pasien menikah namun saat ini pasien mulai
memikirkan untuk memulai hubungan dengan lawan jenis. Pasien mengetahui kalau dia
sedang berada di rumah sakit jiwa, dia merasa dirinya sedang sakit dan butuh
penanganan oleh dokter spesialis kesehatan jiwa. Sehari harinya bekerja.
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Psikiatri
Pasien merupakan pasien baru di RSJD Abepura

Riwayat Penyakit Medis


Pasien memiliki riwayat malaria (+) ,↑ asam lambung, ↑kolesterol
Riwayat Penggunaan Zat

Riwayat merokok (-) mengkonsumsi alcohol (-)


ganja (-), pinang (-), dan kopi (-).

Riwayat Keluarga

Pasien anak ke tiga dari empat bersaudara, dalam


keluarga tidak terdapat yang sakit seperti pasien.
*
Riwayat Kehidupan Pribadi
* Riwayat Prenatal dan Perinatal (0-1 tahun)
Pasien lahir normal di rumah ditolong oleh bidan. Pasien lahir
cukup bulan. Pasien merupakan anak yang diharapkan.
* Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya. Pertumbuhan dan
perkembangan pasien pada masa anak-anak awal sesuai dengan
perkembangan anak seusianya. Tidak ada masalah perilaku
yang menonjol.
* Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)
Pasien tinggal bersama Orang tuanya. Di Sekolah Dasar pasien
memiliki prestasi yang cukup baik. Pasien mudah bergaul
dan memiliki cukup teman.
* Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)
Pasien melanjutkan sekolah hingga S1 dengan prestasi baik.
Masa Dewasa

* Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kehutanan
Provinsi Papua.
* Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah
* Riwayat Agama
Pasien memeluk agama Kristen protestan dan menjalankan
kewajiban agama dengan cukup baik
* Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer
* Riwayat Pelanggaran Hukum
Selama ini pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum.
* Aktivitas Sosial
Pasien dikenal sebagai seseorang yang cukup mudah bergaul dan
memiliki cukup teman.
*
Keadaan umum Tampak sakit sedang

Kesadaran Compos mentis Eye 4, Verbal 5, Motorik 6

Tanda-tanda vital Tekanan darah 120/80 mmHg

Nadi 82 x/m, regular, kuat angkat

akral hangat.

Kepala/leher Normocephal, Conjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-),

pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thoraks
Status Generalis
Simetris, ikut gerak nafas.

Abdomen Tampak datar, nyeri tekan (-)

Ekstremitas Akral hangat, Capirally refill time < 2”

Vegetatif Makan/Minum (↓/↓), BAB/BAK baik


a. Kesadaran Compos Mentis Pasien sadar penuh dan dapat menjawab
setiap pertanyaan yang diberikan.
Keadaan Umum Tenang

a. Orientasi Orang : Baik Pasien mampu mengenali orang sekitarnya

Tempat :Baik Pasien mengatakn ini adalah Rumah Sakit Jiwa


Abepura
Waktu :Baik Pasien tepat dalam menyebutkan hari selasa,
tanggal 07 bulan Agustus, tahun 2018 pada siang
hari
a. Penampilan Cukup bersih, menggunakan pakaian sesuai usia Pasien dengan postur agak tegap, tidak kurus dan
pasien tidak gemuk, menggunakan blouse dengan outer,
rapi, celana panjang kain berwarna hitam, dan
memkai sepatu.

a. Roman muka Sesuai Ekspresi muka pasien terlihat sesuai emosi


pasien selama bercerita
a. Perilaku terhadap Kontak : ada Pasien mengadakan kontak dengan melihat mata
pemeriksa
Rapport : adekuat Pasien mampu menjawab pertanyaan yang
ditanyakan dan sesuai dengan pertanyaan

Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif Pasien selalu menjawab pertanyaan yang di


ajukan penanya.
a. Atensi Baik Pasien selalu fokus kepada pertanyaan yang
a. Bicara Artikulasi : Jelas Intonasi ucapan terdengar jelas
Kecepatan bicara : pelan Pasien berbicara dengan pelan, tampak agak
kesulitan menjelaskan apa yang ia rasakan namun
jelas walaupun perlahan dan seperti tertekan
a. Emosi Mood : hypothim Pasien menjawab pertanyaan dengan suasana
perasaan pasien yang murung, pelan dan tampak
tidak bersemangat.
Afek : Appropriate Ekspresi pasien sesuai dengan mood pasien.
a. Persepsi Ilusi : tidak ada
Halusinasi : tidak ada
a. Mimpi & Fantasi Mimpi : ada Pasien mimpi melihat kuburan dan peti orang
meninggal
Fantasi : tidak ada
a. Pikiran Bentuk : realistik Pasien berpikir sesuai kenyataan yang ada

Isi :
Preokupasi (+) Flashback : pasien selalu teringat akan masalah yg
terjadi saat harus bertemu dengan pimpinan atau
Waham (-) rekan kerja dikantor
Thought Insertion (-)
Thought Broadcasting (-)
Thought Withdrawal (-)

a. Memori & fungsi kognitif Konsentrasi : Baik Saat ditanya pasien mampu menjawab pertanyaan
hitungan dengan tepat
Memori : Baik Saat ditanya pasien dapat mengingat kejadian saat
ini maupun masa lalu
a. Tilikan Tilikan IV Menyadari dirinya sakit dan buth bantuan namun
Ikhtiar Penemuan Bermakna

Tampak seorang wanita, dengan postur badan tidak kurus dan tidak gemuk,
menggunakan blouse warna biru gelap dengan outer hitam rapi, celana panjang
kain berwarna hitam, dan memakai sepatu. Perawakan sesuai umur, rambut
panjang, kulit cokelat terang datang ke RSJ seorang diri dengan keluhan pasien
sulit mengontrol pikirannya sendiri.
Dari status psikiatri didapatkan pasien tampak tenang. kooperatif saat diajak
berbicara, mood hypothim, afek sesuai. Ditemukan juga adanya mimpi melihat
kuburan dan peti orang meninggal, bentuk pikiran realistik. Derajat tilikan yaitu
tilikan derajat 4.
Formulasi Diagnostik

Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan


pasien ditemukan bahwa mengalami perubahan sikap, perilaku
dan emosi pada pasien. Perubahan pola perilaku dan psikologis
pada pasien saat ini memenuhi kriteria diagnostik (F 43.1)
Gangguan Stres Pasca Trauma pada axis I berdasarkan Pedoman
Penggolongan dan Gangguan Jiwa di Indonesia

Evaluasi multifaktorial

Axis I : Gangguan Stres Pasca Trauma

Axis II : Tidak ada masalah gangguan kepribadian dan retardasi

Mental

Axis III : Tidak ada masalah medik yang didapat

Axis IV : Ada masalah berkaitan dengan lingkungan sosial dan

pekerjaan.

Axis V : GAF Scale : 70-61 : beberapa gejala ringan dan menetap


Terapi
• Terapi Farmakologis
Trihexyphenidyl 2 mg 1-0-0
Diagnosis Banding Fridep 50 mg 0-0-1
• Depresi Sedang (F 32.1) • Terapi psikososial
• Gangguan Kepribadian Terapi keterampilan social
Borderline (F 60.31)

Prognosis
Ad vitam : dubia at bonam
Ad fungsionam : dubia at bonam
Ad sanationam : dubia at bonam
Gangguan Stres Pasca Trauma atau Post Traumatic Stress Disorder
(PTSD) merupakan sindrom kecemasan, labilitas otonomik, dan
mengalami kilas balik dari pengalaman yang amat pedih setelah
stres fisik maupun emosi yang melampaui batas ketahanan orang
biasa. Selain itu, PTSD dapat pula didefinisikan sebagai keadaan
yang melemahkan fisik dan mental secara ekstrem yang timbul
setelah seseorang melihat, mendengar, atau mengalami suatu
kejadian trauma yang hebat.

*
Pada pemeriksaan status mental tidak ditemukan hendaya berat dalam menilai
realita sehingga pasien di diagnosa sebagai Gangguan Jiwa Non-Psikotik.
gejala yang ditemukan bermula ketika pasien
menghadapi masalah dalam pekerjaannya
yaitu
• saat pasien tidak mau mengikuti
“kemauan” pimpinannya untuk membuat
laporan kegiataan fiktif dan teman dekat
pasien yang akhirnya mengkhianati pasien
dengan melaporkan percakapan keduanya
kepada pemimpin mereka dan kejadian
yang terus berlangsung yang membuat Orang yang telah terpapar dengan
pasien menjadi tertekan. Kejadian
tersebut merupakan kejadian traumatik
suatu kejadian traumatic di mana
bagi pasien yang secara berkelanjutan kedua dari berikut ini terdapat:
membuat pikiran atau ingatan yang tidak • Orang
menyenangkan. mengalami,menyaksikan,atau
• Dua bulan setelah kejadian tersebut, dihadapkan dengan suatu kejadian
pasien mulai menunjukan gejala seperti atau kejadian-kejadian yang
saat harus berhadapan dengan pimpinan berupa ancaman kematian atau
dan rekan kerjanya pasien merasa teringat
kembali peristiwa traumatik tersebut.
kematian yang sesungguhnya atau
Sejak saat itu pasien jadi tidak cedera yang serius atau ancaman
bersemangat, rasa seperti tidak ingin pergi kepada integritas fisik diri sendiri
ke tempat kerja bahkan pasien mengalami atau orang lain.
gejala fisik berupa dada terasa panas dan • respon orang tersebut berupa rasa
perut keras saat harus berhadapan dengan takut yang kuat,rasa tidak berdaya
pemimpinnya atau horror.
Selain itu pasien juga mengaku Kejadian traumatik secara menetap
pernah mimpi buruk, memiliki dialami kembali dalam satu (atau
lebih) cara berikut:
ketakutan akan terjadi hal yang
* rekoleksi yang
sama jika pasien masih bekerja menderitakan,rekuren,dan
ditempat tersebut mengganggu tentang
kejadian,termasuk
bayangan,pikiran,atau persepsi.
* mimpi menakutkan yang berulang
tentang kejadian.
* berkelakuan atau merasa seakan-
akan kejadian traumatik terjadi
kembali.
* penderitaan psikologis yang kuat saat
terpapar dengan tanda internal atau
eksternal yang menyimbolkan atau
menyerupai suatu aspek kejadian
traumatik.
* reaktivitas psikologis saat terpapar
dengan tanda internal atau eksternal
yang menyimbolkan atau menyerupai
suatu aspek kejadian traumatik.
Penghindaran stimulus yang persisten yang berhubungan dengan trauma dan kaku
karena responsivitas umum (tidak ditemukan sebelum trauma),seperti yang ditunjukan
oleh tiga (atau lebih) berikut ini:
• usaha untuk menghindari pikiran,perasaan,atau percakapan yang berhubungan
dengan trauma.
• usaha untuk menghindari aktivitas,tempat,atau orang yang menyadarkan rekoleksi
dengan trauma.
• tidak mampu untuk mengingat aspek penting dari trauma
hilangnya minat atau peran serta yang jelas dalam aktivitas yang bermakna.
• perasaan terlepas atau asing dari orang lain.
• rentang aspek yang terbatas.
• perasaan bahwa masa depan menjadi pendek.

Sejak saat itu pasien menjadi sering curiga kepada rekan dan
pimpinannya karena pasien merasa apapun yang dilakukannya salah
dimata pemimpinnya, pasien juga merasa dijauhi oleh rekan-rekan
kerjanya karena menurut pasien mereka takut akan dibenci juga oleh
pimpinannya. Pasien juga mengalami kehilangan ketertarikan atas
aktifitas positif yang penting lainnya seperti salah satunya jodoh.
Pasien pernah berpikir untuk tidak menjalin hubungan dengan lawan
jenis atau menikah karena pasien terus terbebani oleh masalah yang
pasien alami. Selain itu pasien juga merasa susah untuk bisa
menikmati hidupnya dan merasa bahwa perjalanan hidupnya seperti
terpotong-potong.
Pasien menunjukan perubahan emosi
seperti tiba-tiba marah meledak-
ledak serta susah untuk mengontrol
pikirannya sendiri, kadang terbangun
saat tidur dan gelisah serta sulit
untuk berkonsentrasi saat sedang
bekerja

Gejala menetap adanya peningkatan kesadaran (tidak


ditemukan sebelum trauma),seperti yang ditunjukkan oleh
dua (atau lebih) berikut:
• kesulitan untuk tertidur atau tetap tertidur.
• iritabilitas atau ledakan kemarahan.
• sulit berkonsentrasi.
• kewaspadaan berlebihan.
• respon kejut yang berlebihan

Anda mungkin juga menyukai