Anda di halaman 1dari 20

ORAL CANDIDIASIS

Salma Rizqi Amanah

1610211042
Definisi

Kandidiasis oral adalah infeksi oportunistik


pada rongga mulut yang disebabkan
oleh pertumbuhan berlebih dari Candida
sp. Candida merupakan bagian dari flora
normal yang ditemukan dalam tubuh, yang
pada umumnya tidak menyebabkan
gejala.
Epidemiologi

 Kandidiasis oral pertama sekali dikenalkan oleh Hipocrates pada tahun 377 SM

 Kandidiasis oral dapat menyerang semua umur, baik pria maupun wanita.

 Meningkatnya prevalensi infeksi Kandida albikan ini dihubungkan dengan kelompok


penderita HIV/AIDS, penderita yang menjalani transplantasi dan kemoterapi maligna.

 Odds dkk ( 1990 ) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa dari 6.545 penderita
HIV/AIDS, sekitar 44.8% adalah penderita kandidiasis
Etiologi

•30-40% rongga mulut orang dewasa


sehat
• 45% pada neonatus
•45-65% pada anak-anak sehat
• 50-65% pada pasien yang memakai
gigi palsu lepasan
1. Candida albicans • 65-88% pada orang yang
mengkonsumsi obat-obatan jangka
2. Candida tropicalis panjang
•90% pada pasien leukemia akut yang
3. Candida krusei menjalani kemoterapi
4. Candida parapsilosis •95% pada pasien HIV/AIDS

5. Candida guilliermondi
CANDIDA ALBICANS
Faktor resiko

1. Faktor Patogen

mampu melakukan metabolisme glukosa dalam kondisi aerobik maupun


anaerobik.

mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi adhesi terhadap dinding


sel epitel seperti mannose, reseptor C3d, mannoprotein dan Saccharin.

 kemampuan adhesi dengan fibronektin host


 2. Faktor Host B. Faktor sistemik

Penggunaan antibiotik spektrum luas mempengaruhi flora


a. Faktor lokal lokal oral sehingga menciptakan lingkungan yang sesuai untuk
 Fungsi kelenjar saliva yang terganggu Pada jamur kandida berproliferasi
saliva terdapat berbagai protein-protein agen antineoplastik yang bersifat imunosupresi
antimikrobial seperti laktoferin, sialoperoksidase,
lisosim, dan antibodi antikandida yang spesifik. Merokok

 Penggunaan inhalasi steroidtersupresinya Diabetes


imunitas selular dan fagositosis.
 infeksi HIV.
 Penggunaan gigi palsu terbentuknya lingkungan
mikro berkembangnya jamur kandida dalam
keadaan PH rendah, oksigen rendah, dan
lingkungan anaerobik. Penggunaan ini pula
meningkatkan kemampuan adhesi dari jamur
KLASIFIKASI BEDASARKAN MANIFESTASI KLINIS

KANDIDIASIS
ORAL

ACUTE CHRONIC Keilitis


Angularis

Kandidiasis
Pseudomembra Kandidiasis
nosus Akut Atropik Kronik

Kandidiasis Kandidiasis
Atropik Akut Hiperplastik
Kronik

Median
Rhomboid
Glositis
1. ACUTE
a. Kandidiasis Pseudomembranosus
Akut (ORAL THRUSH)

 MANIFESTASI: tampak sebagai plak mukosa


yang putih, difus, bergumpal atau seperti
beludru, terdiri dari sel epitel deskuamasi,
fibrin, dan hifa jamur,
Dapat dihapus meninggalkan permukaan
merah dan kasar.
Penderita kandidiasis ini dapat mengeluhkan
rasa terbakar pada mulut.

 LOKASI: mukosa pipi, lidah, dan palatum lunak.

 EPIDEMIOLOGI: sering diderita oleh pasien


dengan sistem imun rendah, seperti HIV/AIDS,
pada pasien yang mengkonsumsi kortikosteroid,
dan menerima kemoterapi.
b. Kandidiasis Atropik Akut
MANIFESTASI: daerah permukaan
mukosa oral mengelupas dan tampak
sebagai bercak-bercak merah difus
yang rata.Sakit seperti terbakar

PREDISPOSISI: Infeksi ini terjadi karena


pemakaian antibiotik spektrum luas,
terutama Tetrasiklin,mengganggu
keseimbangan ekosistem oral antara
Lactobacillus acidophilus dan Kandida
albikan
2. CHRONIC

A. Kandidiasis Atropik Kronik

Disebut juga “denture stomatitis” atau


“alergi gigi tiruan”.
MANIFESTASI: Mukosa palatum maupun
mandibula yang tertutup basis gigi
tiruan akan menjadi merah, kondisi ini
dikategorikan sebagai bentuk dari
infeksi Kandida.
EPIDEMIOLOGI: Kandidiasis ini hampir
60% diderita oleh pemakai gigi tiruan
b. Kandidiasis Hiperplastik Kronik
•Infeksi jamur timbul pada mukosa bukal
atau tepi lateral lidah berupa bintik-bintik
putih yang tepinya menimbul tegas dengan
beberapa daerah merah.
• Dapat berkembang menjadi displasia
berat atau keganasan, dan kadang disebut
sebagai Kandida leukoplakia
• Bintik-bintik putih tersebut tidak dapat
dihapus
EPIDEMIOLOGI: Kandidiasis ini paling
sering diderita oleh perokok.
c. Median Rhomboid Glositis
• Daerah simetris kronis di
anterior lidah ke papila
sirkumvalata, tepatnya
terletak pada duapertiga
anterior dan sepertiga
posterior lidah.
• Gejala penyakit ini
asimptomatis dengan daerah
tidak berpapila.
3. Keilitis Angularis

infeksi Kandida albikan pada


sudut mulut, dapat bilateral
maupun unilateral.

MANIFESTASI: Sudut mulut yang


terkena infeksi tampak merah
dan pecah-pecah, dan terasa
sakit ketika membuka mulut.

dapat terjadi pada penderita


defisiensi vitamin B12 dan
anemia defisiensi besi
Diagnosis

 1. Kerokan kulit dengan KOH 10%,40%: ditemukan


sel-sel ragi.
 2. Media Sabouroud: koloni coklat mengkilat,
permukaan basah (koloni ragi)laboratorium
 3. Fermentasi gula: fruktosa+ glukosa+.
NON FARMAKOLOGI

 Kebersihan mulut  menyikat gigi maupun menyikat


daerah bukal dan lidah dengan sikat lembuT
 pembersihan dan penyikatan gigi tiruan secara rutin
dengan menggunakan cairan pembersih (Klorheksidin)
 mengurangi rokok dan konsumsi karbohidrat
 Mengunyah permen karet bebas gulamerangsang
pengeluaran saliva
 Menangani penyakit yang dapat memicu kemunculan
kandidiasis seperti penanggulangan penyakit diabetes,
dan HIV
FARMAKOLOGI

lini pertama
1.Nistatin
Nistatin merupakan obat lini pertama pada kandidiasis oral yang terdapat
dalam bentuk topikal. Obat nistatin tersedia dalam bentuk krim dan suspensi
oral. Tidak terdapat interaksi obat dan efek samping yang signifikan pada
penggunaan obat nistatis sebagai anti kandidiasis

2. Ampoterisin B
Obat ini dikenal dengan Lozenge (fungilin 10 mg) dan suspensi oral 100 mg/ml
dimana diberikan tiga sampai empat kali dalam sehariEfek samping pada obat
ini adalah efek toksisitas pada ginjal

3. Klotrimazol
Obat ini mengurangi pertumbuhan jamur dengan menginhibisi ergosterol.
Klotrimazol dikontraindikasikan pada infeksi sistemik. Obat ini tersedia dalam
bentuk krim dan tablet 10 mg. Efek utama pada obat ini adalah rasa sensasi
tidak nyaman pada mulut, peningkatan level enzim hati, mual dan muntah.
lini kedua

1. Ketokonazol
Diserap dari gastrointestinal dan dimetabolisme di hepar. Dosis yang dianjurkan adalah 200-
400 mg tablet yang diberikan sakali atau dua kali dalam sehari selama dua minggu. Efek
samping adalah mual, muntah, kerusakan hepar dan juga interaksinya dengan antikoagulan

2. Flukonazol
Obat ini digunakan pada kandidiasis orofaringeal dengan dosis 50-100mg kapsul sekali
dalam sehari dalam dua sampai tiga minggu. Efek samping utama pada pengobatan dengan
menggunakan flukonazol adalah mual, muntah dan nyeri kepala

3. Itrakonazol
Itrakonazol merupakan salah satu antifungal spektrum luas dan dikontraindikasikan pada
kehamilan dan penyakit hati. Dosis obat adalah 100 mg dalam bentuk kapsul sehari sekali
selama dua minggu. Efek samping utama adalah mual, neuropati dan alergi.
PROGNOSIS
 Prognosis dari oral kandidiasis adalah baik ketika faktor-faktor
predisposisi yang berhubungan dengan infeksi ini tereliminasi.

 Ketika faktor-faktor predisposisi meningkat pada pasien


kandidiasis primer maka meningkatkan pula resiko yang lebih
buruk pada kandidiasis
Referensi
 Jurnal Kedokteran UNILA
 Saripati Ilmu Penyakit Kulit
 Jurnal Kedokteran USU

Anda mungkin juga menyukai