Anda di halaman 1dari 28

Pembekalan Mahasiswa Gizi Poltekkes

Untuk Praktek AGK

Oleh:
Sri Rezeki Pettalolo
INTERVENSI GIZI

 Langkah ketiga dari asuhan gizi terstandar


 Suatu tindakan yang terencana yang ditujukan
untuk memperbaiki status gizi dan kesehatan
 Merubah perilaku gizi dan kondisi lingkungan
yang mempengaruhi masalah gizi pasien/ klien
INTERVENSI GIZI
Terdiri dari dua komponen:

• Menetapkan prioritas
masalah berdasarkan
diagnosis gizi yang sudah
ditetapkan

• Melaksanakan intervensi yang


telah direncanakan
Tujuan Intervensi
Untuk mengatasi masalah gizi yang teridentifikasi
dalam diagnosa gizi:
 Dalam bentuk perencanaan
 Penerapan
berkaitan denngan status kesehatan individu/ pasien/
klien, perilaku dan kondisi lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan gizinya.
Gambar: Hubungan Intervensi Gizi dengan Diagnosis Gizi

Re-Assessment Gizi Diagnosis Intervensi Monitoring dan


Assessment Gizi Gizi Gizi Evaluasi Gizi

Problem Etiologi Tanda dan Gejala


(What) (Why) (Why)

Etiologi sebagai penentu dalam menetapkan intervensi


Bila etiologi teratasi, diharapkan problem terpecahkan
Contoh

DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI


P Kelebihan asupan karboidrat Menurunkan asupan karbohidrat
10% dari hasil kajian asupan
E Kurang pengetahuan Edukasi gizi tentang jumlah, jenis
mengenai asupan karbohidrat dan waktu makan makanan
yang sesuai sumber karbohidrat
S Hiperglikemia (GDP 200 GDP dan HBA1C dalam nilai
mg/dl) dan HBA1C (8,2%) normal
Gambar: Hubungan Intervensi Gizi dengan Diagnosis Gizi

Re-Assessment Gizi Diagnosis Intervensi Monitoring dan


Assessment Gizi Gizi Gizi Evaluasi Gizi

Problem Etiologi Tanda dan Gejala


(What) (Why) (Why)

Apabila etiologi tidak bisa dikoreksi dengan intervensi gizi,


maka intervensi yang diplih untuk meminimalkan tanda
dan gejala
Contoh

DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI


P Gangguan menelan Mengurangi dampak gangguan
menelan
E Komplikasi post stroke Tidak dapat dikoreksi oleh
dietisien
S Hasil tes menelan, keluhan/ Modifikasi bentuk, frekuensi,
laporan tersedak pada saat jadwal makan dan bantuan saat
makan makan
Langkah Perencanaan
Tetapkan prioritas diagnosis gizi berdasarkan:
 Derajat kegawatan masalah
 Keamanan
 Kebutuhan pasien/ klien

Intervensi diarahkan untuk menghilangkan penyebab


(etiologi dari problem), bila etiologi tidak dapat ditangani
oleh tenaga gizi, maka intervensi direncanakan untuk
mengurangi tanda dan gejala masalah (sign/ simptoms).
Langkah Perencanaan
 Pertimbangkan paduan medical nutrition theraphy
(MNT), penuntun diet, konsensus dan regulasi yang
berlaku.
 Diskusikan rencana asuhan dengan pasien/klien,
keluarga atau pengasuh pasien/ klien.
 Tetapkan tujuan yang berfokus pada kebutuhan
pasien/ klien.
 Tujuan harus jelas, hasilnya terukur dalam kurun
waktu yang ditetapkan
 Merancang Preskripsi gizi berupa rekomendasi
kebutuhan zat gizi pasien/ klien secara individu.
Implementasi

 Kegiatan intervensi gizi  tenaga gizi


mengkomunikasikan rencana intervensi gizi yang
sudah ditetapkan kepada pasien/ klien dan kepada
pihak terkait.
 Perlu dilakukan monitoring, pencatatan dan
pelaporan pelaksanaan intervensi.
Pada langkah intervensi Tenaga gizi harus
berpikir kritis dalam hal:
 Menetapkan prioritas dan target/ goals/ tujuan
 Menentukan preskripsi gizi atau perencanaan
intervensi gizi
 Menggalang hubungan dan interdisipliner
 Intervensi perilaku terkait gizi
 Memadukan strategi itervensi gizi dengan kebutuhan
pasien/ klien, diagnosis gizi dan nilai-nilai yang
dimiliki pasien/ klien
 Menentukan waktu dan frekuensi asuhan
Pemberian Makanan Utama dan Makanan Selingan

 Makanan biasa (diet makanan sehat)


 Komposisi makanan utama/ makanan selingan
 Tekstur makanan: modifikasi bentuk makanan berupa cair, saring, lunak, biasa
 Modifikasi diet Energi (diet rendah energi/ kalori, diet tinggi energi/ kalori
 Modifikasi diet Protein (diet rendah protei, diet tinggi protein)
 Modifikasi diet Karbohidrat (diet rendah karbohidrat, diet tinggi karbohidrat
komplek)
 Modifikasi diet lemak (diet rendah lemak, diet rendah kolesterol)
 Modifikasi diet serat (diet tinggi serat, diet rendah serat)
 Modifikasi diet cair (diet cair penuh, diet cair jernih, diet cair tanpa susu)
 Modifikasi diet spesifik/ diet khusus (diet dengan perhitungan khusus)
 Modifikasi diet terkait vitamin
 Modifikasi diet terkait mineral
 Jadwal makan/ cairan
Pemberian Makanan Utama dan Makanan Selingan

Contoh: Pemberian Makanan Biasa


 Diagnosis Gizi:
Overweight berkaitan dengan kelebihan asupan energi ditandai
dengan BMI 29 dan estimasi kelebihan asupan energi
 Tujuan intervensi
Menurunkan berat badan 2 kg dalam 1 bulan
 Bentuk makanan: biasa/ lunak
 Diet: Rendah Kalori 1500 Kcal
 Jadwal makan utama 3x selingan 2x pk 07.00 pagi, pk 12.00
siang, pk 18.00 malam, selingan pk 10.00 dan pk 16.00. asupan air
cukup
 Jalur per oral
Pemberian Makanan Utama dan Makanan Selingan
CONTOH:
Diagnosis Gizi Overweight berkaitan dengan kelebihan asupan
energi ditandai dengan BMI 29 dan estimasi
kelebihan asupan energi
Tujuan intervensi Mengurangi asupan energi sesuai kebutuhan
Preskripsi diet Bentuk makanan enteral sebagai tambahan/
suplemen
Energi 2000 kalori protein 60 g
Jenis makanan enteral energi 500 kalori/ 500 ml,
protein 15 gram/serving
Jadwal pemberian pk 09 pagi 150 cc, pk 16 siang
150 cc, pk 21 malam 200 cc
Jalur pemberian per oral
CONTOH:
Diagnosis Gizi Asupan bioaktif (serat) sub opimal berkaitan
dengan kurang megkonsumsi makanan sumber
serat ditandai dengan meningkatnya kadar
kolesterol
Tujuan intervensi Meningkatkan asupan serat mencapai 25 gram/
hari
Preskripsi diet Diet: Tingi serat
Benttuk makanan: biasa/ lunak
Jadwal makan: 3x makanan utama, 2 kali
makanan selingan (buah)
Rute pemberian: per oral
CONTOH:
Diagnosis Gizi Perubahan gizi terkait nilai laboratorium
berkaitan dengan hiperglikemia ditandai
dengan GDS dan GDP di atas normal

Tujuan intervensi Membantu mengontrol gula darah

Preskripsi diet Bentuk makanan biasa/ lunak/ cair


Diet Diabetes 1500 Kcal
Jalur makanan per oral
Jadwal makan 3 kali makanan utama, 3 kali
makanan selingan.
Koordinasi dengan dokter terkait dengan
pemberian insulin
Domain Edukasi
Terdiri dari:
• Konten
• Praktek
Diagnosis Gizi Kurangnya asupan energi berkaitan dengan
kurangnya pengetahuan gizi ditandai dengan
asupan 70% kebutuhan
Tujuan intervensi Meningkatkan asupan energi mencapai 100%
Preskripsi diet Diberikan edukasi gizi dengan materi:
-Kebutuhan gizi individu
-Cara meningkatkan asupan energi
-Memilih makanan dengan densitas energi dan
protein tinggi
Domain Konseling Gizi

Terdiri dari:
 Pendekatan teori:
Cognitive-Behavioral Theory
Health Belief Model
Social Learning Theory
Transtheoretical Model/ Stages of Change
 Strategi
CONTOH:
Diagnosis Gizi Tidak siap menjalankan rekomendasi gizi
berkaitan dengan kurangnya kesempatan
mempersiapkan makanan karena kesibukan
bekerja ditandai dengan tidak pernah sarapan
pagi dan jarang mengkonsumsi buah/ sayur
Tujuan intervensi Mempersiapkan klien untuk menjalankan
anjuran gizi pada kunjungan berkutnya
Preskripsi diet Diberikan konseling gizi dengan materi:
Merencanakan menu sarapan yang praktis
Membawa buah/sayur dari rumah
Melibatkan keluarga dalam mempersiapkan
makanan
Menjelaskan cara memilih makanan apabila
membeli makanan di luar rumah
Latihan Kasus
Prioritas Penetapan Diagnosis Gizi Berikut

Problem Etiologi Sign/ Symptom

NI-2.1 Penurunan nafsu Asupan ½ dari penyajian


Inadekuat oral makan, mual akibat (E =47%; P=32%; L=395;
intake kondisi penyakit KH= 53%)
NB-1.1 Kurangnya edukasi/ Tidak setiap hari
Kurangnya informasi terkait gizi konsumsi lauk hewani
pengetahuan dan kurang suka buah
terkait gizi dan sayur
DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI

P NI-2.1 Inadekuat oral intake Tujuan: meningkatkan asupan


secara bertahap dari semula
(47% menjadi 85%)
E Penurunan nafsu makan, Cara: modifikasi bentuk
mual akibat kondisi penyakit makanan dan frekuensi makan
S Asupan ½ dari penyajian (E Target: asupan minimal ¾ dari
=47%; P=32%; L=395; KH= penyajian (E,P,L,KH minimal
53%) 75% dari kebutuhan)
DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI

P Nb-1.1. Kurangnya Tujuan: meningkatkan


pengetahuan terkait gizi pengetahuan terkait gizi
E Kurangnya edukasi/ Cara: edukasi gizi tentang
informasi terkait gizi konten/materi yang bertujuan
untuk meningkatkan
pengetahuan
S Tidak setiap hari konsumsi Target: konsumsi lauk hewani,
lauk hewani dan kurang suka buah dan sayur setiap hari
buah dan sayur
Tujuan Diet:

 meningkatkan asupan makanan sesuai kebutuhan


dan kondisi pasien
 meningkatkan pengetahuan terkait makanan yang
dapat mempertahankan sistem imun
Preskripsi Diet:

 Jenis Diet : makanan Tinggi Energi Tinggi Protein


 Bentuk : lunak dan ekstra makanan enteral
 Route diet : oral
 Frek makan: 3x makan utama (pk 6,12,18)
• 1 x selingan (pk. 09)
• 2x formula enteral (pk. 12 & 21)
 Energi :2,228 Kkal
 Protein : 84 gr (15% tot kalori)
 Lemak : 62 gr (25% tot kalori)
 Karbohidrat: 334 g (60% tot kalori)
 Vitamin A : 600 mcg berdasarkan KGA 2012
 Vitamin C : 90 mg berdasarkan KGA 2012
 Vitamin E : 15 mcg berdasarkan KGA 2012
Edukasi Gizi :
Tujuan:
• menanamkan pengetahuan untuk menolong pasien/ klien
secara suka rela meningkatkan konsumsi bahan makanan
sumber protein hewani dan sumber vitamin mineral
(buah-buahan dan sayuran) untuk mempertahankan dan
memperbaiki status gizi
Edukasi Gizi
Konten/ Materi:
 Menjelaskan manfaat dan hubungan makanan/ zat
gizi bagi penyembuhan penyakit TB
 Menjelaskan bahan makanan sumber protein hewani
dan vitamin – mineral
 Menjelaskan tehnik pengolahan bahan makanan dan
modifikasi menu makanan sesuai selera dan
kemampuan pasien.

Anda mungkin juga menyukai