Pada abad ke-16 di Maluku ada empat kerajaan, yakni Ternate, Tidore, Jailolo dan Bacan. Perkembangan selanjutnya hanya tinggal dua kerajaan, yakni Ternate dan Tidore. Semula kerajaan ini hidup rukun dengan wilayah kekuasaan yang berbeda. Tetapi, dalam perkembangan berikutnya terjadi persaingan untuk dapat menguasai perdagangan rempah-rempah. Dalam persaingan itu keduanya masing-masing membentuk persekutuan. Kesultanan Ternate membentuk persekutuan Uli Lima terdiri atas Obi, Bacan, Seram, dan Ambon. Kesultanan Tidore membentuk persekutuan Uli Siwaa yang terdiri atas Jailolo, Halmahera, Makyan, Soasiu, serta pulau-pulau sekitarnya sampai Papua . * Agama islam dikenal masyarakat Ternate pada sekitar abad ke-15. Ibukota Ternate adalah Sampalu. Raja pertama yang memeluk agama islam adalah Zainal Abidin. Pengganti Zainal Abidin adalah Sultan Tabaraji. Pada masa pemerintahannya saat inilah Portugis dan dan diizinkam untuk mendirikan benteng untuk melindungi Ternate. Sultan ternate setelah Tabaraji adalah Sultan Hairun (1535-1570), Sultan Baabullah (1570-1583), dan Sultan Saiddudin Barakat (1583-1606) * Kesultanan Tidore berdiri pada abad ke-16 hampir bersamaan dengan berdirinya Kesultanan Ternate. Raja Tidore yang pertama kali masuk islam adalah Cirililitati. Ia mendapat bimbingan mubalig dari Arab yang bernama Syekh Mansyur. Setelah masuk islam. Ia bergelar Sultan Jamaluddin. Kejayaan Kesultanan Tidore terapai pada masa pemerintahan Sultan Nuku. Ia berhasil mempersatukan Tidore dan Ternate untuk bersama-sama melawan VOC . Sementara itu, akibat pesaingan menjadi yang terbaik di wilayah timur Indonesia maka Tidore dan Ternate sering berperang. Pada saat Ternate menerima kedatangan Portugis maka Tidore menerima Spayol dan memintannya untuk melindungi Tidore. Akibat kedatangan Portugis dan Spayol wilayah Maluku menjadi tidak tentram. Portugis memihak dn membantu Uli Lima sedangkan Spayol membatu Uli Siwa. Benturan antara Portugis dan Spaayol di Maluku akhirnya