Anda di halaman 1dari 37

ASAM SITRAT

OUR MEMBERS
Arini Nur Utami Fajri Sidik P
15/385152/TK/43814 15/385152/TK/43814

Khalid Abdul Latif Raphael Agung M. G Marizka Aviana Permatasari


14/363432/TK/41555 15/385152/TK/43814 15/385152/TK/43814
Kenalan kuy…
Asam sitrat (C6H8O7) merupakan asam organic lemah,
yang terdapat dalam buah dan sayuran, paling banyak ditemukan pada
tanaman citrus seperti jeruk dengan kandungan sebesar 6-8% kering.
Nama lain : asam 2-hidroksi-1,2,3- propanatrikarboksilat
Sejarah Asam Sitrat
• Abad 8 : Alkimiawan Arab Yemen merupakan penemu asam sitrat
• 1784 : Isolasi asam sitrat pertama oleh Carl Wilhelm Scheele, dari kristalisasi sari buah lemon
• 1860 : Produksi skala industry asam sitrat pertama dengan mengandalkan prodksi jeruk dari Italia
• 1893 : C. Wehmer menemukn bahwa kapang penicilium dapat menghasilkan asamsitrat darigula.
• 1917 : Kimiawan pangan Amerika James Curie menemukan bahwa kapang Aspergilus niger dapatb
menghasilkan asam sitratsecara efisien
• 1919 : Perusahaan kimia Pfizer mulai produksi asam sitart dengan Aspergilus niger
• 1930 : Produksi dengan fermentor sebanyak 5000 ton
• 1979 : produksi menggunakan fermentor mencapai 220.000 ton
Sifat-sifat asam nitrat
Sifat Fisika Sifat Kimia
Berat Molekul : 192 gram/mol Paparan dengan asam sitrat yang kering maupun
larut, akan menyebabkan iritasi kulit dan mata
Titik lebur : 153oC Mampu mengikat ion-ion logam
Titik didih : 175oC Punya tiga gugus karboksi yang akan melepas
proton dalam larutan
Terdekomposisi pada titik didihnya Dapat berupa Kristal anhidrat maupun monohidrat
dengan satu molekul air setiap satu molekul asam
sitrat
Pada suhu kamar berbentuk Kristal putih, tidak
berbau dan memiliki rasa asam
Kegunaan asam sitrat
• Dalam indstri obat dan makanan :
1. Digunakan dalam banyak suplemen makanan dalam bentuk garam
sitrat karena dengan berbagai jenis logam digunakan untuk
menyediakan logam tersebut dalam bentuk biologis
2. Sebagai penambah rasa masam pada makanan/sebagai pengganti
sari jeruk
3. Ditambahkan pada es krim untuk menjaga terpisahnya gelembung
lemak (garam pengemulsi).
4. Sebagai pengawet makanan
• Dalam sabun detergent digunakan untuk mengurangi
kesadahan air, karena sifatnya yang bisa menyatukan
logam-logam tersebut, sehingga detergent bisa
membentuk busa.
• Digunakan dalam cairan pembersih, pelembut pakaian
karena asam sitrat merupakan larutan penyangga
yang dapat mempertahankan pH.
Produksi asam sitrat
1. Pengisolasian asam sitrat dari tumbuhan genus citrus(jeruk-
jerukan)
2. Produksi asam sitrat dengan fermentasi mikroorganisme :
Aspergilus niger
Saccharomyces lipolytica
Penicilium simplicissimum
A. foeitidus
Biosintesis asam sitrat dalam mikroorganisme
• Asam sitrat (2-hidroksipropana-1,2,3-asam karboksilat) adalah produk
metabolisme primer dan dibentuk dalam siklus asam trikarboksilat
(TCA cycle)
• Sumber karbon utama dari glukosa
• Enzim dalam jalur EMP terlibat dalam penguraian glukosa menjadi
piruvat
• Ketka piruvat mengalami dekarbosilasi membentuk asetil koA, residu
asetat masuk kedalam siklus TCA
Biosintesis asam sitrat dalam mikroorganisme
• Selama proses idiophase, enzim sitrat sintase meningkat 10 kali
selama proses produksi asam sitrat.
Pembuatan Asam Sitrat KONVENSIONAL
Penicillium
Penggunaan
Mikroorganisme
Aspergilus niger
dalam Produksi
Asam Sitrat
Candida yeast

Larutan glukosa murni + NH4 + Fosfat + Garam anorganik


Bahan Baku
Asam Sitrat
Molasses
Pembuatan Asam Sitrat KONVENSIONAL

Produksi asam sitrat

– Mixed growth associated.


– Proses terjadi di bawah batas maksimum nitrogen dan fosfat setelah fase pertumbuhan
tercapai.
– Produk dari metabolisme primer.
– Dilakukan dalam konsentrasi glukosa dan oksigen terlarut yang tinggi.
– Tidak ada kandungan logam.
Metode Produksi Konvensional

Surface Submerged Solid State


Fermentation Fermentation Fermentation
Surface Fermentation

Kelebihan :
Proses berlangsung dengan o Sedikit effort dalam operasi dan
menggunakan surface instalasi.
aerated trays o Penggunaan energi yang lebih
hemat.
(Rohr et al, 1983)
Kedalaman larutan 5-20cm
Kondisi Operasi : Kekurangan :
-Konsentrasi gula 150g/L o Kontaminasi biasanya disebabkan oleh Penicillium,
-pH 6 Aspergillus lain, yeast, dan bakteri laktat.
-Suhu 30°C o Proses paling awal yang digunakan.
(Rohr et al, 1983)
Surface Fermentation
Uraian Proses
1. Nutrient dan Alkali Ferro Cyanide ditambakan ke
dalam medium
2. Spora A.niger ditebarkan di atas larutan yang
berada di dalam tray
3. Kemudian dilakukan aerasi untuk menyediakan
oksigen bagi mikroorganisme dan mengurangi
panas hasil fermentasi
4. Terbentuk Micelium di atas permukaan medium
5. Setelah 7-10 hari tray inkubasi dikosongkan
6. Miselium dihilangkan dan medium di kembalikan
ke unit recovery
Submerged Fermentation
Proses berlangsung di dalam bejana stainless steel berukuran 1000m3 atau lebih dengan
pengoperasian batch

Fermentator di operasikan dengan cara pengadukan maupun di aerasi

Kekurangan :
Kelebihan :
- Fermentor harus terbuat dari high-grade
- Yield dan produktivitas yang lebih
steel.
tinggi.
- Membutuhkan persediaan O2 pada sistem
- Biaya operasi lebih murah.
aerasi.
Submerged Fermentation

Kondisi Operasi :
- Aerasi oleh air sparger (0,1 – 0,4 vvm)
- Pengadukan (50-100rpm)
- pH 2,5-3

Perlakuan terhadap Aspergilus niger


-Dibuat berkecambah di dalam inoculum sebelum dipindahkan ke fermentor
- Bisa langsung dimasukan ke fermentor
Submerged Fermentation

Hasil batch operation 0,5-1 kg/m3

Untuk optimasi bisa menggunakan fed batch operation


- Dapat digunakan untuk menghindari ihibisi substrat dan memperpanjang fase produksi
seetelah penghentian pertumbuhan
Yield dengan fed batch operation 130 kg/m3

Setelah proses berhenti biomassa dipisahkan dengan larutan hasil dengan cara filtrasi dan
sebagian larutan ada yang dibawa ke unit recovery
Submerged Fermentation

Tower Fermentor
Submerged Fermentation

Stirred Tank Reactor


Solid-State Fermentation
- Substrat dilembapkan hingga 70% tergantung pada kapasitas substrat.
- pH diatur pada range 4,5-6.0.
- Suhu inkubasi 28-30 OC.
- Organisme yang paling umum digunakan: Aspergillus niger.

Keuntungan:
Kehadiran trace element tidak begitu mempengaruhi produksi asam sitrat dibandingkan dengan SmF sehingga
substrat pre-treatment tidak dibutuhkan.
Solid-State Fermentation
Solid-State Fermentation
Pengambilan Produk
• Biomassa dipisahkan dengan cara filtrasi
• Filtrat yang terbentuk kemudian diambil asam sitrat
nya dengan menggunakn metode presipitasi
• Proses presipitasi :

Endapan yang
Penambahan Pencucian endapan
terbentuk dilarutkan
Ca(OH)2 yang terbentuk
dalam H2SO4

Bleach dan
Citric Acid
Kristalisasi
Pemisahan dan Pemurnian Asam Sitrat
Purifikasi Asam Sitrat
Metode yang paling sering digunakan
1. Mereaksikan
dalam proses pemurnian asam sitrat dengan 2. Menyaring
adalah : Calcium endapan
Carbonate
1. Presipitasi
3. Reaksikan
2. Filtrasi 4. Menyaring
endapam
endapan dengan
asam sulfat
Metode Presipitasi
1. Filtrasi miselium dari kaldu fermentasi
(dalam submerged fermentation)

• Miselium yang mengandung broth dipanaskan sampai 70 oC sekitar 15 menit, untuk memperoleh
koagulasi protein secara parsial.
• Kemudian dilakukan filtrasi secara kontinu (seperti rotating vacuum-drum filter atau belt
discharge filter).
• Karena miselium memiliki konsistensi berlendir, maka diperlukan filter aid.
• Jika miseliumnya akan diolah menjadi bahan pakan, maka filter aid harus bersifat digestible
(misalnya bahan berselulosa).
1. Filtrasi miselium dari kaldu fermentasi
(dalam submerged fermentation)

Belt discharge filter Rotating vacuum-drum filter


2. Presipitasi oksalat dan pemisahan CaC2O4

• Asam oksalat  hasil samping dari fermentasi yang kurang sempurna.


• Produk presipitasi: asam sitrat (dalam bentuk monokalsium sitrat) & kalsium oksalat
(mengendap).
• Pemisahan kalsium oksalat dilakukan dengan cara filtrasi atau sentrifugasi.
• Menghilangkan oksalat  meningkatkan laju filtrasi kalsium sitrat.
3. Presipitasi kalsium sitrat
• Milk of lime (susu kapur) mengandung CaO
(180-250 kg/m3) ditambahkan sedikit demi
sedikit.
• Proses netralisasi + 120-150 menit.
• Ada sedikit asam sitrat yang hilang (sekitar
4-5%) karena efek kelarutan kalsium
sitrat.
4. Pencucian

• Tujuan pencucian  menghilangkan impurities yang tersisa dalam larutan kalsium


sitrat.
• Dilakukan dengan cara mengalirkan air panas 90 oC (+ 10 m3 air per ton asam)
sampai tidak terdeteksi kandungan sakarida, klorida, atau coloured substance pada
effluent.
5. Treatment dengan H2SO4
60-70%

• Endapan yang dihasilkan: gips (CaSO4).


• Produk utama yang dihasilkan: asam sitrat.
• Kemurnian asam sitrat  25-30%.
6. Purifikasi dengan karbon aktif atau resin
penukar ion

Tujuan purifikasi: Karbon aktif


• Decolorization
• Menghilangkan impurities residu yang masih terikut.
6. Purifikasi dengan karbon aktif atau resin
penukar ion
Kondisi operasi evaporator:
< 40 oC (mencegah karamelisasi), kondisi vakum

T < 36,5 oC  asam sitrat monohidrat


T > 36,5 oC  asam sitrat anhidrat

Dilakukan sentrifugasi
Kekurangan Metode Presipitasi
1. Kebutuhan lime sangat besar.
2. Menghasilkan limbah yang sangat banyak.
SNI-06-0079-1987 tentang Asam Sitrat

Anda mungkin juga menyukai