Anda di halaman 1dari 30

DIARE

KELOMPOK A-4

• Ketua : Imam Rahmatullah Maulana Pasha 1102017107


• Sekretaris : Firyal Iftinanda 1102017095
• Anggota : Adelia Evita Lestari 1102017003
• Arum Budiati 1102017040
• Asep Fauzi 1102017041
• Denisha Oktavia Fauziah Salma 1102017062
• Dhea Rachma Kusumadewi 1102017067
• Grafika Diah Ayu Kusumawardhani 1102017098
• Farah Rafidah Akmalia Muzakki 1102016066
SKENARIO
DIARE

Seorang laki-laki 35 tahun, dibawa ke UGD Rumah Sakit karena


mengalami mencret lebih dari 15 kali dalam sehari sejak 2 yang hari
lalu. Buang air kecil berkurang sejak 12 jam lalu. Pemeriksaan fisik:
kesadaran komposmentis lemah, TD: 85/60 mmHg, nadi: 120x/menit,
pernapasan 34x/menit, cepat dalam (kusmaull). Lalu pasien diberi infus.
Hasil pemeriksaan Analisa Gas Darah menunjukkan adanya gangguan
keseimbangan asam basa berupa asidosis metabolik, dengan anion gap
normal.
KATA SULIT
 Analisa Gas Darah
 Infus
 Anion Gap
 Asidosis metabolik
 Komposmentis
Asidosis
BRAIN STORMING
• Apa hubungan antara diare dengan asidosis metabolik?
• Apa saja jenis gangguan keseimbangan asam basa?
• Berapa kadar normal anion gap?
• Mengapa perlu dilakukan pemeriksaan gas darah?
• Pemberian infus apa yang tepat untuk keadaan tersebut?
• Berapakali mencret dalam sehari jika sudah dikatakan tidak normal?
• Faktor apa saja yang mempengaruhi keseimbangan asam basa?
• Mengapa urine yang keluar pada kasus tersebut lebih sedikit?
• Apa saja macam-macam kesadaran pada manusia?
• Kenapa pernafasan pasien lebih cepat pada pasien asidosis metabolik?
• Apa saja gejala yang timbul dari diare?
• Apa penyebab asidosis metabolik?
• Berapa kadar normal pH tubuh dalam darah?

HIPOTESIS
• Komponen yang mempengaruhi keseimbangan asam dan basa adalah
pH, HCO3-, dan CO2. Apabila terjadi gangguan pada komponen tersebut
dapat menyebabkan ketidakseimbangan asam basa berupa asidosis atau
alkalosis metabolik dan respiratorik. Untuk mengetahui gangguan
tersebut dilakukan pemeriksaan Analisa Gas Darah dan perhitungan
anion gap. Pada keadaan diare dapat menimbulkan gangguan asidosis
metabolik dengan gejala berupa lemas, tekanan darah menurun, pucat,
dehidrasi.

SASARAN BELAJAR
LO 1 MEMAHAMI DAN
MENJELASKAN
KESEIMBANGAN ASAM BASA

LI.1.1 Definisi
LI.1.2 Klasifikasi
LI.1.3 Mekanisme
LI.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi
LI.1.5 pH
Definisi Keseimbangan Asam Basa

Keseimbangan asam basa adalah suatu keadaan dimana konsentrasi


ion H+ yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion H+ yang
dikeluarkan oleh sel. Pada proses keseimbangan asam basa pada tingkat
molekular umumnya berhubungan dengan asam lemah dan basa lemah
begitu pula pada tingkat konsentrasi ion H+ atau ion OH- yang sangat
rendah.
Mekanisme Keseimbangan Asam Basa dalam Aspek
Biokimia dan Fisiologi

Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui koordinasi dari tiga


sistem

Ginjal
Paru
buffer
Tubuh memiliki 4 sistem bufer, yaitu:

Buffer asam Buffer


Buffer protein
karbonat-bikarbonat hemoglobin

Buffer fosfat
Fungsi Keseimbangan Asam Basa

• mempengaruhi aktifitas reaksi enzimatik


• mempengaruhi permeabilitas sel
• mempengaruhi struktur sel
• mempengaruhi sifat sifat dan fungsi dari sistem
biologis
Untuk mengukur pH larutan
• Kertas Lakmus
• Indikator Universal
• Alat pH Meter

Peran pH dalamTubuh :
-Dapat mengetahui pH berbagai substansi dalam tubuh
-Dapat lebih mudah untuk menunjang teori terapi
-Dapat menyesuaikan kadar enzim untuk terapi suatu penyakit pada organ
tertentu
LO 2 MEMAHAMI DAN
MENJELASKAN
GANGGUAN
KESEIMBANGAN ASAM BASA
2.1 Asidosis Metabolik 2.3 Asidosis Respiratorik
2.2 Alkalosis Metabolik 2.4 Alkalosis Respiratorik
Asidosis Metabolik

Definisi Etiologi
Asidosis metabolik merupakan • Pembentukan asam yang berlebihan
penurunan pH akibat adanya produksi (asam non volatil dan asam organik) di
asam endogen (laktat dan asam keton), dalam tubuh.
kehilangan bikarbonat (diare) atau
akumulasi asam endogen (gagal ginjal). • Berkurangnya kadar ion HCO3-
Asidosis metabolik ditandai dengan • Retensi ion hidrogen
penurunan kadar HCO3- diikuti dengan
penurunan tekanan parsial CO2 di dalam
arteri.
Gejala
• Sistem respirasi : hiperventilasi, peningkatan volume tidal (pernapasan kumaull).
• Sistem kardiovaskular : penurunan kontraksilitas, vasodilatasi arteri perifer, venakonstriksi sentral,
penurunan komplians, vaskularisasi paru (rentan terjadi edema paru).
• Sistem saraf : nyeri kepala, letargi, stupor atau koma
Kompensasi
• Penyangga menyerap kelebihan H+
• Paru mengeluarkan tambahan CO2 penghasil H+
• Ginjal mengekskresikan lebih banyak H+ dan menahan lebih banyak HCO3-

Penatalaksanaan
• Dokter biasanya melakukan tes darah seperti gas darah arteri dan analisis jumlah sel darah untuk
mendiagnosa kondisi ini.
• Pengobatan asidosis metabolik akan tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
• Jika pH darah turun hingga di bawah 7,1, pemberian bikarbonat secara intravena mungkin
diperlukan untuk menetralisir asam.
• Pada kasus yang berat, dialisis diperlukan untuk mengobati asidosis metabolik.
• Ventilasi mekanis juga bisa digunakan untuk meringankan masalah pernapasan.
• Memantau dan mengendalikan faktor yang menyebabkan asidosis metabolik adalah cara terbaik
mencegah memburuknya kondisi.
Asidosis Respiratorik

Definisi Etiologi
Asidosis respiratorik (kelebihan • Inhibisi pusat pernapasan
H2CO3) ditandai dengan peningkatan primer • Penyakit neuromuskular
PaCO2 (hiperkapnia), sehingga
• Obstruksi jalan napas
menyebabkan terjadinya penurunan pH:
PaCO2 lebih besar dari 45 mmHg dan pH • Kelainan restriktif
kurang dari 7.35. Kompensasi ginjal • Mechanical under ventilation
mengakibatkan peningkatan HCO3- serum. • Overfeeding
Asidosis respiratorik dapat timbul secara
akut maupun kronis.
Gejala
Gejala-gejala asidosis meliputi kebingungan, lesu, sesak napas, mengantuk, dan mudah

Kompensasi
• Dapar kimiawi segera menyerap kelebihan H+
• Ginjal menahan semua HCO3- yang difiltrasi dan menambahkan HCO3- baru ke plasma sambil secara
bersamaan menyekresi dan karenanya mengekskresi lebih banyak H+. Akibatnya, simpanan HCO3- di
tubuh meningkat. [HCO3-] plasma berlipat 2 kali menjadi 40/2. Rasio ini ekuivalen dengan rasio
normal 20/1 sehingga pH normal kembali 7,4
Penatalaksanaan
Mengatasi penyakit dasarnya dan bila terdapat hipoksemia harus diberikan terapi
oksigen. Pasien retensi CO2 kronik sudah beradaptasi harus berhati-hati dan ditujukan target
kadar PaO2 > 50 mmHg dengan FiO2 yang rendah.
Alkalosis metabolik
Etiologi
Definisi • Terbuangnya ion H+ melalui saluran cerna atau
Penurunan [H+] plasma akibat melalui ginjal dan berpindahnya (shift) ion H+
defisiensi relatif asam-asam nonkarbonat. Hal masuk ke dalam sel.
ini berkaitan dengan peningkatan [HCO3-] yang • Terbuangnya cairan bebas-bikarbonat dari dalam
tidak disertai oleh perubahan [CO2]. [HCO3-] tubuh (contraction alkalosis).
berlipat 2 kali menghasilkan alkalotik 40/1. • Pemberian bikarbonat berlebihan.
Patofisiologi alkalosis terbagi menjadi 2 fase, Gejala
yaitu fase inisiasi dan fase rumatan. Fase
Menyerupai hipokalsemia, terutama pada
inisiasi akan memicu penumpukan HCO3-
sistem saraf pusat dan perifer. Pada pemeriksaan
sementara fase rumatan adalah keadaan ginjal
dapat ditemukan perubahan status mental, kejang,
yang gagal mengekskresikan HCO3-.
paresthesia, keram otot, tetanus, aritmia,
hipoksemia, dan hipofosfotemia.
Kompensasi
• Sistem dapar kimiawi segera membebaskan H+
• Ventilasi berkurang sehingga CO2 penghasil H+ tertahan di cairan tubuh
• Jika keadaan menetap beberap hari, ginjal menekan H+ dan mengekskresikan
kelebihan HCO3- di urin.

Penatalaksanaan
• Pemberian obat-obat untuk mengembalikan larutan kimia yang hilang (Na dan K).
• Jika hiperventilasi, diberi supply oksigen.
• Obat untuk mengatur detak jantung dan tekanan darah.
Akalosis respiratorik
Definisi
Alkalosis respiratorik terjadi hiperventilasi alveolar sehingga terjadi penurunan PaCO2
yang dapat meningkatkan pH. Jika ventilasi paru meningkat melebihi laju produksi CO2, CO2 yang
keluar terlalu banyak.

Etiologi
• Rangsangan hipoksemia
• Stimulasi pusat pernapasan di medulla
• Mechanical over ventilation
• Sepsis
• Pengaruh obat: salisilat, hormone progesterone.
Gejala
Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan
rasa gatal disekitar bibir dan wajah.Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot
dan penurunan kesadaran.
Kompensasi
• Dapar kimiawi membebaskan H+ untuk mengurangi keparahan alkalosis
• Terdapat efek yang cenderung mengerem dorongan yang ditimbulkan oleh faktor non-
respiratori. Contohnya demam atau rasa cemas terhadap ventilasi. Karena itu, hiperventilasi
tidak berlanjut tanpa kendali.
• Ginjal menahan H+ dan mengekskresikan lebih banyak HCO3- . Simpanan HCO3- berkurang
hingga separuh akibat keluarnya HCO3- di urin. Rasionya menjadi 10/0,5 yang setara dengan
20/1.
Penatalaksanaan
• Alkalosis yang disebabkan oleh hipoksemia diatasi dengan memberikan terapi oksigen
• Alkalosis yang disebabkan oleh serangan panik diatasi dengan menenangkan pasien atau
memberikan pernapasan menggunakan sistem air breathing.
LO 3 MEMAHAMI DAN
MENJELASKAN UKURAN
KEASAMAN PH
3.1 Definisi
3.2 Cara menentukan pH
3.3 Penyebab Perubahan pH
3.4 Fungsi pH bagi Tubuh
Definisi
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan nilai
keasaman atau kebasaan yang dimiliki suatu larutan.

Menurut teori Brönsted dan Lowry, asam adalah zat yang dapat memberikan
ion H+ ke zat lain (disebut sebagai donor proton). Sedangkan, basa adalah zat
yang dapat menerima ion H+ dari zat lain (disebut sebagai akseptor proton).

Cara menentukan pH
• Kertas lakmus
• Indikator universal
• Menggunakan alat pH meter
Penyebab Perubahan pH
pH air sangat di tentukan oleh alkalinitas air tersebut. Apabila
alkalinitasnya tinggi maka air tersebut akan mudah
mengembalikan pH-nya ke nilai semula, dari setiap "gangguan"
terhadap pengubahan pH.

Fungsi pH bagi Tubuh


• Dapat mengetahui pH berbagai substansi dalam tubuh
• Dapat lebih mudah untuk menunjang teori terapi
• Menentukan derajat keasaman dari suatu larutan
• Menyatakan konsentrasi ion hidrogen
• Menentukan suatu kondisi asidosis atau alkalosis
LO 4 MEMAHAMI DAN
MENJELASKAN ANALISA GAS
DARAH
4.1 Definisi Analisa Gas Darah
4.2 Fungsi Analisa Gas Darah
4.3 Persyaratan Analisa Gas Darah
4.4 Prosedur Analisa Gas Darah
4.5 Komponen Analisa Gas Darah
Definisi Analisa Gas Darah
Analisa gas darah arteri dilakukan ketika dibutuhkan informasi tentang status asam basa seseorangakut dan
menahun.
Analisa gas darah vena adalah untuk menganalisa kandungan komponen darah, seperti sel darah merah, sel
darah putih, angka leukosit dan angka trombosit

Fungsi Analisa Gas Darah


Untuk mengetahui kadar perubahan gas darah yang berkaitan
dengan fungsi respirasi metabolik dan ginjal.

Persyaratan Analisa Gas Darah


• Pasien diusahakan dalam keadaan tenang dengan posisi berbaring (pasien dalam keadaan takut/gelisah akan
menyebabkan hiperventilasi)
• Pengambilan darah pada pasien yang sedang mendapat terapi oksigen dilakukan minimal 20 menit setelah
pemeriksaan oksigen dan perlu dicantumkan kadar oksigen yang diberikan.
• Suhu tubuh pasien dan waktu pengambilan darah harus dicantumkan dalam formulir permohonan
pemeriksaan.
Prosedur analisa darah
Komponen analisa gas darah
• pH, merupakan nilai yang menyatakan konsentrasi [H+] dalam larutan, misalnya darah.
• Bikarbonat adalah bahan kimia yang membantu mencegah pH darah menjadi terlalu
asam atau terlalu basa.
• Tekanan parsial oksigen adalah ukuran tekanan oksigen terlarut dalam darah. PaO2 pada
1 atm (765 mmHg), merupakan indicator oksigenasi.
• Tekanan parsial karbon dioksida adalah ukuran tekanan karbon dioksida terlarut dalam
darah. Hal ini menentukan seberapa baik karbon dioksida dapat mengalir keluar dari
tubuh.
• Saturasi O2 (SaO2 (%)) menandakan persentase O2 yang berikatan dengan hemoglobin
dibandingkan dengan total O2 yang dapat dibawa oleh hemoglobin.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai