PENDAHULUAN
Di University of
45 pasien Kentucky Medical akibat
Centre, dari 326
korban pasien wanita
kekerasan
kekerasan, dewasa dengan 13.8%,
facial trauma,
Maksila terdiri dari badan dan empat prosesus; frontal, zygomatic, palatina,
adan alveolar.
Pada masa anak-anak, ukuran sinus ini masih kecil, tapi pada saat dewasa
ukuran akan mebesar dan menembus sebagian besar struktur sentral pada
wajah.
Klasifikasi Fraktur Maxilla
2005)
• Mandibula termasuk kedalam bagian sepertiga bawah wajah.
Tipe fraktur ini mungkin kombinasi dan dapat terjadi pada satu sisi atau dua sisi.
Garis Fraktur melalui sutura nasofrontal diteruskan sepanjang ethmoid junction melalui
fissure orbitalis superior melintang kea rah dinding lateral ke orbita, sutura zigomatikum
frontal dan sutura temporo-zigomatikum. Disebut juga sebaga “cranio-facial disjunction”.
Merupakan fraktur yang memisahkan secara lengkap sutura tulang dan tulang cranial.
Komplikasi yang mungkin terjadi pada fraktur ini adalah keluarnya cairan otak melalui atap
ethmoid dan lamina cribiformis.
Tanda-
patah tulang rahang
tanda
1. Dislokasi yg menyebabkan maloklusi atau tidak berkontaknya
rahang bawah dan rahang atas
2. Pergerakan rahang yang abnormal,
Ke-tiga, jika salah satu tipe fraktur sudah dicurigai akibat patahnya komponen
unik tipe tersebut, maka selanjutnya lakukan konfirmasi dengan cara
mengidentifikasi fraktur-fraktur komponen tulang lainnya yang seharusnya juga
terjadi pada tipe itu.
PENATALA
KSANAAN Fraktur Maksila
Penatalaksanaan pada fraktur maksila meliputi
Mengontrol pendarahan
Agar gigi dapat menggigit secara Untuk mencegah deformitas dengan
melakukan reduksi pada fraktur hidung
normal dan zigoma.
Teknik PENATALAKSANAAN
1. Fiksasi Maksilomandibular
2 Akses Fiksasi
3 Reduksi Fraktur
9 Perawatan Postoperative
Fraktur Maksila
Hasil yang diharapkan dari perawatan pada pasien fraktur
maksilofasial adalah penyembuhan tulang yang cepat,
normalnya kembali okular, sistem mastikasi, dan fungsi
nasal, pemulihan fungsi bicara, dan kembalinya estetika
wajah dan gigi. Selama fase perawatan dan penyembuhan,
penting untuk meminimalisir efek lanjutan pada status
nutrisi pasien dan mendapatkan hasil perawatan dengan
minimalnya kemungkinan pasien merasa tidak nyaman.
BAB III
CASE REPORT
1. Fraktur clivus sebagai komplikasi yang tidak biasa dari LeFort I
osteotomy
Seorang pria berusia 26 tahun
Keluhan : didiagnosis dengan facial asymmetry yang parah dan dirawat dengan
bedah orthognatik anestesi pembedahan.
RPS : Setelah operasi pasien mengeluhkan kelemahan di lengan kanan dan
kakinya, dan evaluasi neurologis menunjukkan bahwa ia memiliki
hemiparesis kanan, tetapi tanpa kelemahan wajah atau gejala sensorik.
RPD : -
• R. Kebiasaan : -
Pemeriksaan :
• Ekstraoral: tidak ada
• Intraoral : tidak ada
Pemeriksaan
pe
pe
MRI
Pemeriksaan
CT-SCAN
Gambar 1. menunjukkan bahwa ada perdarahan di kanalis
spinal sacral.
pe
MRI
Pemeriksaan
CT-SCAN
Pemeriksaan
CT-SCAN
Gambar 2. Kerusakan saraf optik oleh perpindahan fragmen
tulang (panah).
• Fraktur occult yang didiagnosis oleh CBCT dalam penelitian ini tidak dapat
dibedakan dengan radiografi panoramik atau radiografi Waters.