Anda di halaman 1dari 12

Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Seksualitas

Disusun Oleh :

1. Lovely Aulia Edy (P17220171001) 10. Linda Saputri (P17220173010)


2. Moh. Ilham C. (P17220171002) 11. Chorirulis Silvi N. (P17220173011)
3. Margareta Laura S. (P17220171003) 12. Arum Putri F. (P17220173012)
4. Erryna Shepty A. (P17220171004) 13. Nisa Shofia R. (P17220173013)
5. Afif Fitriana (P17220171005) 14. Deka Rosita S. (P17220173014)
6. Irawati (P17220171006) 15. Sofiyatus Sak’diyah (P17220173015)
7. Dhea Riesta D. V. (P17220172007) 16. Lailatul Isnaini (P17220173016)
8. Nahdah Shofi Z. (P17220172008) 17. Hanif Prastiwianto S. (P17220173017)
9. Dinda Umi S. (P17220172009) 18. Wahyu Irfandi (P17220173018)
Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Seksualitas

A. Faktor fisik I. Medikasi

B. Faktor hubungan H. Status kesehatan

G. Etika personal
C. Gaya hidup

D. Harga diri F. Nilai keagamaan

E. Budaya
a. Faktor fisik

Klien dapat mengalami


penurunan keinginan seksual
karena alasan fisik. Aktivitas
seksual dapat menyebabkan
nyeri dan ketidaknyamanan,
bahkan hanya membahayakan
bahwa seks dapat menyakitkan
sudah menurun keinginan seks.
b. Faktor hubungan

Masalah dalam hubungan dapat mengalihkan


perhatian seseorang dari keinginan seks. Setelah
hubungan kemesraan telah memudar, pasangan
mungkin mendapati bahwa meraka dihadapkan
pada perbedaan yang sangat besar dalam nilai atau
perbedaan yang sangat besar dalam nilai atau gaya
hidup mereka.
c. Gaya hidup

Faktor gaya hidup, seperti pengguna


atau penyalah gunaan alkohol atau tidak
punya waktu untuk mencurahkan
perasaan dalam berhubungan, dapat
mempengaruhi keinginan seksual.
Dahulu perilaku seksual yang dikait kan
dengan, terutama dalam periklanan,
alkohol dapat menyebabkan rasa
sejahtera atau gairah palsu dalam tahap
awal seks. Namun demikian, banyak
bukti sekarang ini menunjukkan bahwa
efek negatif alkohol terhadap seksualitas
jauh melebihi euforia yang mungkin
dihasilkan pada awalnya.
d. Harga diri

Tingkat harga diri pasien juga dapat


menyebabkan konflik yang
menyebabkan seksualitas. Jika harga
diri seksualitas tidak dipelihara dengan
mengembangkan perasaan yangkuat
tentang seksual diri dan dengan
mempelajari keterampilan seksual,
seksualitan mungkin menyebabkan
perasaan negatif atau menyebabkan
tekanan perasaan seksual.
e. Budaya

Seksualitas diatur oleh budaya


individu. Sikap masyarakat sangat
bervarias, misalnya sikap terkait
permainan seksual pada masa
kanak-kanak dengan jenis kelamin
berbeda.
f. Nilai keagamaan

Agama mempengaruhi ekspresi seksual. Agama


memberi pedoman untuk perilaku seksual dan
situasi yang dapat diterima untuk perilaku
tersebut, perilaku seksual yang dilarang dan
konsekwensi melanggar peraturan seksual.
g. Etika personal

Meskipun etika integral dengan


agama, pemikiran etik dan
pendekatan etik terhadap
seksualitas dapat dipandang
secara terpisah dari agama.
Banyak individu dan kelompok
mengembangkan kode
pelaksanaan tertulis atau tidak
tertulis berdasarkan pada
prinsip etik.
h. Status kesehatan

Pikiran, tubuh dan emosi yang sehat


sangat penting untuk kesejahteraan
seksual . Banyak faktor kesehatn yang
dapat menganggu ekspresi seksualitas
seseorng, yang umum di temui seperti
pasien yang dengan penyakit jantung
seringkali mengali kecemasan
aktivitas seksualitas hingga dapat
menyebabkan mereka membatasi atau
menghindari aktivitas seksual.
i. Medikasi

Banyak obat memiliki efek samping yang dapat


mempengaruhi fungsi seksual. Sebagai contoh, obat
anti depresan dapat memperlambat ejakulasi. Hal ini
dapat menjadi maslah bagi pria yang menemukan
dirinya tiba-tiba tidak mampu ejakulasi. Akan tetapi,
apabila pria mengalami ejakulasi dini, obat anti
deoresan adapat digunakan untuk mengobati maslah
ini.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai