Anda di halaman 1dari 60

Pembimbing:

dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp. M dr. YB. Hari Trilunggono, Sp. M

Disusun oleh :
Ceasar Abdilla Rahman 1710221094
Anastasia Saskia Ratu-langie 1710221075

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN


ILMU KESEHATAN MATA
RUMAH SAKIT TENTARA TK II DR. SOEDJONO MAGELANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA
2018
 Nama : Ny. S
 Umur : 65 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Candi Mulyo , Magelang
 Pekerjaan : Petani
 Status : Menikah
 Tanggal Periksa : 20 Agustus 2018
 Anamnesis dilakukan secara : autoanamnesis pada tanggal 20 Agustus 2018 di Poli
Mata RST Tk. II dr. Soedjono Magelang.
 KELUHAN UTAMA
 Mata kanan merah, terasa gatal, nyeri,dan keluar kotoran
 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
 Pasien datang ke poli mata RST dr. Soedjono Magelang dengan keluhan mata merah,
berair dan gatal serta keluar kotoran. Pasien mengutarakan bahwa pada 5 hari yang lalu,
pasien merasa mata kanannya kelilipan gabah padi lalu pasien mengucek mata
kanannya. 1 hari kemudian, mata kanan pasien terasa gatal terus menerus, serta sering
keluar air mata, dan keluar kotoran saat bangun tidur. Kotoran terasa lengket berwarna
kuning dan kental. Pasien juga mengeluhkan matanya merah. Pasien menyangkal jika
dirumah pasien terdapat anggota keluarga yang mempunyai keluhan serupa. Pasien juga
menyangkal memiliki alergi dan menyangkal pernah mengalami keluhan serupa
sebelumnya.
 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Sedangkan untuk penglihatan mata kanannya kabur seperti melihat kabut yang dirasakan
kurang lebih 7 bulan yang lalu. Keluhan dirasakan semakin memberat. Keluhan mata kabur
tersebut awalnya dirasakan hanya sedikit dimana pasien masih dapat melihat benda jauh
walaupun tidak jelas karena ada kabut. Pasien mengeluhkan pandangan mata kanannya
semakin kabur kurang lebih sejak 3 bulan terakhir. Pada awal melihat kabut pasien
merasakan lebih jelas melihat pada malam hari dibanding siang hari, pasien merasakan
apabila terdapat cahaya terang penglihatannya semakin kabur, pasien mengaku bisa
membaca al-quran tanpa kacamata baca dari jarak dekat, padahal sebelumnya pasien
harus menggunakan kacamata baca untuk membaca al-quran. Pasien menyangkal apabila
melihat cahaya dapat melihat pelangi.
 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
 Pasien mengaku hanya bisa melihat menggunakan mata kanan, keluhan mata
kiri pasien dimulai semenjak 5 tahun yang lalu dimana pasien saat pergi naik motor,
pasien kelilipan debu , pasien mengaku mengucek matanya hingga kemerahan
namun pasien tidak segera berobat, 3 hari setelah kelilipan pasien merasakan
matanya sudah membaik, 2 minggu kemudian pasien mengaku matanya merah
kembali disertai penglihatan kabur dan silau apabila melihat cahaya, namun pasien
tidak menghiraukan namun tetap tidak berobat dan hanya membeli obat tetes mata
di apotek karena masih dapat melihat walaupun agak tidak jelas, 2 bulan setelahnya
keluhan semakin memberat, dan pasien mengatakan bahwa pada mata kiri terlihat
bintik putih yang semakin banyak 3 hari setelahnya dan berkumpul ditengah
membentuk bulatan. 2 hari kemudian keluhan matanya disertai dengan nyeri hebat,
semakin buram, dan semakin merah. Pasien dibawa ke IGD Rumah Sakit , lalu
dokter IGD mengatakan bahwa dimata kiri pasien sudah terjadi perdarahan dan
harus segera dirawat, saat dirawat pasien mengaku pandangan tiba tiba menjadi
gelap. Akhirnya setelah diperiksa oleh dokter spesialis mata, pada mata kiri pasien
dinyatakan telah terjadi robekan, sehingga dokter menyatakan harus segera
dilakukan pengangkatan bola mata.
 Sejak usia kurang lebih 47 tahun, pasien mengeluh kesulitan untuk membaca
alquran dari jarak dekat, sehingga pasien menjauhkan bacaan untuk dibaca.
Setahun kemudian setelah keluhan sulit membaca dari jarak dekat, akhirnya
pasien mulai menggunakan kacamata baca. Pasien belum pernah mengganti
kacamata. Pasien menyangkal pernah menggunakan kacamata sebelumnya.
 Pasien tidak mempunyai kebiasaan merokok. Riwayat kontak dengan bahan kimia,
dan terpukul pada mata disangkal. Riwayat kencing manis dan darah tinggi
disangkal.
 Riwayat Penyakit Dahulu :
 Riwayat trauma tumpul : diakui
 Riwayat mata merah sebelumnya : disangkal
 Riwayat trauma pada mata : disangkal
 Riwayat alergi : disangkal
 Riwayat DM : disangkal
 Riwayat Hipertensi : disangkal
 Riwayat Penyakit Keluarga :

 Di keluarga tidak ada yang memiliki keluhan mata merah, gatal, dan berair, yang
sama seperti pasien.
 Riwayat darah tinggi pada keluarga disangkal
 Riwayat kencing manis pada keluarga disangkal
 Riwayat Pengobatan

 Pasien menyangkal mengkonsumsi obat-obatan untuk darah tinggi dan kencing


manis.
 Riwayat mengkonsumsi obata-obatan tertentu dalam waktu lama disangkal.

 Riwayat Sosial Ekonomi:

 Pasien seorang petani. Biaya pengobatan pasien ditanggung BPJS


 Status Umum
 Kesadaran : Compos mentis
 Aktifitas : Normoaktif
 Kooperatif : Kooperatif
 Status gizi : Baik
 Vital Sign
 Tekanan darah : 140/90 mmHg
 Nadi : 90 x/menit
 RR : 20 x/menit
 Suhu : Tidak dilakukan
Oculus Dexter Oculus Sinister
 OD Konjungtivitis Bakterialis

 Dilakukan pemeriksaan mikrobiologi seperti kultur bakteri untuk mengetahui


bakteri penyebab, namun pada pasien ini tidak dilakukan
 OD Katarak Senilis Imatur

 Darah Lengkap dan Gula Darah Sewaktu


 OD Presbiopia

 Tidak ada
 OS Anoftalmia dengan Protesa

 Tidak dilakukan
 Oculus Dexter
 OD Konjungtivitis Bakterialis
 OD Konjungtivitis Bakterialis
 Dipertahankan karena pada pasien ini didapatkan gejala konjungtivitis bakterial berupa
gatal, berair, dan mata merah serta terdapat sekret purulen kental berwarna kuning, disertai
pada pemeriksaan fisik didapatkan injeksi pada konjungtiva/ injeksi konjungtiva
 OD Konjungtivitis Virus
 Disingkirkan karena pada konjungtivitis virus ditemukan mata merah, mata sangat berair,
eksudat berupa air. Sedangkan pada pasien ini didapatkan gejala berupa gatal, berair, dan
mata merah serta terdapat sekret purulen kental berwarna kuning.
 OD Konjungtivitis alergika
 Disingkirkan karena pada konjungtivitis alergikal ditemukan adanya riwayat alergi terhadap
alergen tertentu, sekret mukoserous, terjadi menahun terkadang hilang dan kambuh kembali
bila terpapar debu dan angin. Sedangkan pada pasien ini didapatkan gejala berupa gatal,
berair, dan mata merah serta terdapat sekret purulen kental berwarna kuning
 OD Katarak Senilis Imatur
 OD Katarak Senilis Imatur
 Dipertahankan karena dari hasil pemeriksaan didapatkan kekeruhan sebagian lensa (+),
dengan iris shadow (+) dan COA tidak dangkal.
 2. OD Katarak Senilis Insipien
 Disingkirkan karena pada katarak insipien kekeruhan lensa hanya sedikit, COA dalam dan
iris shadow (-), sedangkan pada pasien didapatkan lensa keruh sebagian, COA tidak dangkal
dan iris shadow (+).
 3. OD Katarak Senilis Matur
 Disingkirkan karena pada katarak matur didapatkan seluruh lensa mengalami kekeruhan,
iris shadow (-) dan COA dalam, sedangkan pada pasien didapatkan lensa keruh sebagian,
COA tidak dangkal dan iris shadow (+).
 4. OD Katarak Senilis Stadium Hipermatur
 Disingkirkan karena dari hasil pemeriksaan didapatkan lensa mengecil karena isi lensa
mencair, iris Shadow (pseudo positif) dan COA dalam. sedangkan pada pasien didapatkan
lensa keruh sebagian, COA tidak dangkal dan iris shadow (+).
 Oculus Sinister
 OS Anoftalmia dengan Protesa
 Dipertahankan, karena pada pasien saat pemeriksaan didapatkan
protesa telah terpasang di rongga mata kiri.
 OS Anoftalmia tanpa Protesa
 Disingkirkan, karena pada anoftalmia tanpa protesa, pada hasil
pemeriksaan tidak didapatkan bola mata, didalam ruang orbita
terdapat jaringan orbita yang tertutupi oleh kapsul tenon, konjungtiva,
kelopak mata serta tidak didapatkan adanya protesa. Sedangkan pada
pasien ini, didapatkan protesa terpasang.
 OD Konjungtivitis Bakterial
 OD Katarak Senilis Imatur
 OS Anoftalmia dengan Protesa
 OD Presbiopia
 OD Konjungtivitis Bakterial
 Medikamentosa
 Topikal :
 Chloramphenicol ED 4 dd gtt 1 ODS

 Oral :
 Amoksisilin tab 500 mg 3x1
 Metilprednisolon tab 4 mg 1x1

 Parenteral :
 Tidak diberikan
 Operatif :
 Tidak dilakukan
 Non Medikamentosa
 Kompres air hangat
 OD Katarak Senilis Imatur
 Medikamentosa
 Topikal
 CaCl2 anhidrat 0,075 gram+Na Tiosulfat 0,0075 gram+Kalium Iodida 0,075 gram +Fenilmerkuri
nitrat 0,3 mg ED 3x1 tetes OD
 Oral
 Tidak diberikan

 Parenteral
 Tidak diberikan

 Operatif
 EKIK
 EKEK
 Fakoemulsifikasi + IOL
 Small Incision Cataract Surgery
 Non Medikamentosa
 Tidak diberikan
 OD Presbiopia
Non Medikamentosa
 Kacamata : diberikan kacamata ADD Sferis +3.00 D setelah pasien pulih pasca dilakukan
operasi untuk kataraknya apabila sudah matur

Medikamentosa
 Topikal :
 Tidak diberikan

 Oral :
 Tidak diberikan

 Parenteral :
 Tidak diberikan

 Operatif
 Tidak dilakukan
 Untuk OD Konjungtivitis Bakterial
 Menjelaskan pada pasien bahwa mata merah ada yang berbahaya ada yang tidak,
tetapi untuk kasus ini tidak berbahaya.
 Menjelaskan pada pasien bahwa keluhan mata merah,gatal, berair dan keluar kotoran
bisa disebabkan karena infeksi bakteri.
 Menjelaskan pada pasien bahwa apabila gatal, matanya tidak boleh dikucek kucek
karena bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah dan bisa menimbulkan penyakit
mata yang lain.
 Menjelaskan pada pasien bahwa mata kiri pasti akan tertular, karena jarak kedua mata
yang dekat dan proses penyembuhannya lama, kurang lebih 2 minggu.
 Menjelaskan pada pasien bahwa saat ini, pasien hanya memiliki 1 mata yang berfungsi
sehingga pasien harus menjaga dengan baik, jika terdapat keluhan ataupun penyakit
lain yang mempengaruhi matanya harus segera berobat ke dokter.
 Untuk OD Katarak Senilis Imatur
 Menjelaskan bahwa penglihatannya berkurang disebabkan karena adanya
kekeruhan sebagian lensa mata karena proses penuaan.
 Memberi penjelasan bahwa kekeruhan yang ada pada lensa semakin lama akan
semakin memberat seiring berjalannya waktu, sehingga penurunan ketajaman
penglihatan dapat terus terjadi.
 Menjelaskan bahwa obat-obatan yang diberikan hanya untuk memperlambat
bertambahnya kekeruhan pada lensa, tanpa membantu dalam perbaikan penglihatan.
Satu-satunya cara untuk dapat memperbaiki penglihatan adalah dengan dilakukan
tindakan operasi.
 Menjelaskan pada pasien bahwa apabila sudah dilakukan operasi penglihatan
memang dapat menjadi lebih baik namun ketajaman penglihatan tidak dapat seperti
mata normal.
 Pasien harus waspada dan segera berobat bila melihat pelangi saat memandang
lampu atau cahaya karena hal tersebut merupakan salah satu tanda, bahwa penyakit
katarak yang diderita pasien sudah menimbulkan komplikasi yang serius.
 Untuk OS Anoftalmia dengan protesa
 Menjelaskan pada pasien bahwa mata palsu sebelah kiri harus dijaga
kebersihannya, apabila posisi mata palsu bergeser , maka dapat di posisikan
kembali tetapi tangan pasien harus dipastikan dalam keadaan bersih.
 Menjelaskan pada pasien bahwa pencucian mata palsu atau saat membersihkan
mata palsunya bisa menggunakan shampo bayi
 Untuk OD Presbiopia
 Menjelaskan kepada pasien bahwa saat ini belum bisa diberikan resep kacamata untuk
membaca dekat, dikarenakan kondisi mata pasien yang masih mengalami infeksi, yang
sifatnya menular.
 Menjelaskan kepada pasien bahwa usianya sudah lebih dari 40 tahun, sehingga
kemampuan mata untuk melihat dekat sudah berkurang dan memerlukan bantuan
kacamata baca agar jelas jika melihat benda dekat dan membaca
 Menjelaskan kepada pasien bahwa kondisi bisa membaca dari dekat tanpa
menggunakan kacamata baca ini dipengaruhi oleh kondisi kataraknya, sehingga
apabila sudah dilakukan operasi katarak, pasien harus menggunakan katamaca baca
kembali.
 Menjelaskan kepada pasien sudah tidak perlu mengganti kacamata bacanya lagi oleh
karena usia pasien sudah lebih dari 60 tahun. Karena mulai usia 60 tahun otot-otot lensa
mata sudah mengalami penurunan fungsi untuk mengatur akomodasi.
Oculus Dexter Oculus Sinister
 Quo ad visam : Dubia ad bonam ad malam
 Quo ad sanam : ad Bonam ad malam
 Quo ad functionam : ad Bonam ad malam
 Quo ad kosmetikam : ad Bonam ad Bonam
 Quo ad vitam : ad Bonam ad Bonam
Setiap keadaan kekeruhan pada
lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa,
denaturasi protein lensa atau akibat
keduanya. Biasanya kekruhan
mengenai kedua mata dan berjalan
progresif ataupun dapat tidak
mengalami perubahan dalam waktu
yang lama
• Faktor individu yang mempengaruhi diantaranya ras, keturunan dan
usia pasien
Faktor
individu

• Bahan toksik dan merokok merupakan faktor lingkungan yang dapat


mempengaruhi
Faktor
lingkungan

• Orang yang tinggal di daerah pegunungan banyak mengkonsumsi


protein hewani yang bisa menghambat katarak dengan jalan
Faktor mencegah denaturasi protein
nutrisi
• Faktor protektif diantaranya adalah keracunan
Faktor obat dan penggunaan kortikosteroid
protektif
Katarak senilis terjadi pada
Di negara berkembang,
usia lanjut, yaitu di atas 50
katarak merupakan 50-70%
tahun. Insidensi katarak di
dari seluruh penyebab
dunia mencapai 5-10 juta
kebutaan, selain kasusnya
kasus baru tiap tahunnya.
banyak dan munculnya lebih
Katarak senile merupakan
awal. Di Indonesia, pada tahun
penyebab utama kebutaan,
1991 didapatkan prevalensi
sangat sering ditemukan dan
kebutaan 1,2% dengan
bahkan dapat dikatakan
kebutaan katarak sebesar
sebagai suatu hal yang dapat
0,67% dan tahun 1996 angka
dipastikan timbulnya dengan
kebutaan meningkat 1,47%
bertambahnya usia penderita
 Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek
 Peka terhadap sinar atau cahaya
 Dapat melihat ganda pada satu mata
 Kesulitan untuk membaca
 Lensa mata berubah menjadi buram
 Berdasarkan Usia
 Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun
 Katarak juvenil, katarak yang terjadi sesudah usia > 3 bulan tetapi kurang dari 9 tahun
 Katarak senil, katarak setelah usia 50 tahun

 Bedasarkan Letak
 Katarak Nuklear
 Katrak Kortikal

 Katarak Subkapsularis
Posterior
 Berdasarkan Stadium (untuk katarak senilis)
 Penatalaksanaan pada katarak adalah tindakan pembedahan. Pengobatan yang
diberikan biasanya hanya memperlambat proses, tetapi tidak menghentikan
proses degenerasi lensa. Beberapa obat-obatan yang digunakan untuk
menghambat proses katarak adalah vitamin dosis tinggi, kalsium sistein maupun
iodium tetes.
 Pembedahan
 a. EKIK (Ekstraksi Katarak Intra Kapsular)
 b. EKEK (Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular)
 c. Fakoemulsifikasi
 Konjungtivitisadalah suatu bentuk peradangan pada
konjungtiva. Gejala khusus pada kelainan konjungtiva
adalah terbentuknya secret
Konjungtiva bisa mengalami peradangan akibat:
 Infeksi olah virus atau bakteri maupun parasit
 Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang
 Rasa tidak nyaman dan sensasi benda asing akibat dari vasodilatasi disertai dengan injeksi konjungtiva

 Fotofobia ringan

 Sekret purulen

 Palpebra melekat saat bangun pagi (akibat terbentuknya krusta) dan silia sering melekat akibat adanya

krusta

 Pandangan sedikit kabur karena efek dari mukus yang berada di depan kornea

 Kadang terdapat halo yang berwarna akibat dari efek prismatik mukus didepan kornea

 Kongesti konjungtiva yang memberi gambaran fiery red eye

 Kemosis (edema konjungtiva)

 Hemoragik ptekie dapat terlihat apabila penyebabnya pneumococcus


 Makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin
meningkatnya umur. Kelainan ini terjadi pada mata normal berupa gangguan
perubahan kencembungan lensa yang dapat berkurang akibat berkurangnya
elastisitas lensa sehingga terjadi gangguan akomodasi
 Gangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat :
 Kelemahan otot akomodasi
 Lensa mata yang tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa
Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi mata
karena adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan
kapsul sehingga lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa
menjadi lebih keras (sklerosis) dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi
cembung, dengan demikian kemampuan melihat dekat makin berkurang
 Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia lebih
dari 40 tahun, akan memberikan keluhan setelah membaca yaitu
berupa mata lelah, berair dan sering terasa pedas.
 Karena daya akomodasi berkurang maka titik dekat mata makin
menjauh dan pada awalnya akan kesulitan pada waktu membaca
dekat huruf dengan cetakan kecil.
 Dalam upayanya untuk membaca lebih jelas maka penderita
cenderung menegakkan punggungnya atau menjauhkan obyek
yang dibacanya sehingga mencapai titik dekatnya dengan
demikian obyek dapat dibaca lebih jelas.
 Presbiopia timbul pada umur 45 tahun untuk ras Kaukasia dan 35
tahun untuk ras lainnya.
Diberikan penambahan lensa sferis positif sesuai pedoman umur yaitu umur 40
tahun (umur rata – rata) diberikan tambahan sferis + 1.00 dan setiap 5 tahun
diatasnya ditambahkan lagi sferis + 0.50
Definisi
 Anoftalmia
 Soket anoftalmia lebih sering disebut sebagai anoftalmos atau anoftalmia yang
didefinisikan secara klinis sebagai tidak adanya bola mata di dalam rongga orbita
dan secara anatomis sebagai tidak adanya jaringan ektodermal dan mesodermal.
Pada SA sudah tidak didapatkan bola mata, sehingga didalam ruang orbita tinggal
didapatkan jaringan orbita yang tertutupi oleh kapsul tenon dan konjungtiva serta
dan mata.
 Perawatan protesa pada anoftalmia dengan protesa
 Menjelaskan pada pasien bahwa mata palsu sebelah kiri harus
dijaga kebersihannya, apabila posisi mata palsu bergeser , maka
dapat di posisikan kembali tetapi tangan pasien harus dipastikan
dalam keadaan bersih.
 Menjelaskan pada pasien bahwa pencucian mata palsu atau saat
membersihkan mata palsunya bisa menggunakan shampoo bayi

Anda mungkin juga menyukai