Anda di halaman 1dari 45

Oleh:

Amanda Nathania 04054821820149

Pembimbing:
dr. Henry Aziz, Sp. A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA RSUD H. M. RABAIN MUARA ENIM
Outline

Tinjauan
Pendahuluan Pustaka

Laporan Analisa
Kasus Kasus

2
PENDAHULUAN

Transient
Tachypnea of The
Newborn

Gawat nafas

Bayi baru
lahir

3
LAPORAN KASUS

4
Identifikasi

• Nama : By. Ny. Septi Daryanti


• Umur : 1 jam (21 Agustus 2018)
• Jenis Kelamin : Perempuan
• BBL : 2150 gram
• PBL : 45 cm
• Agama : Islam
• Alamat : Pulau Panggung Semendo Darat Laut
• Suku Bangsa : Sumatera Selatan
• No. Med Rec : 24.17.42
• MRS : 21 Agustus 2018

5
Anamnesis
Alloanamnesis pada 21 Agustus 2018

Keluhan utama: Sesak nafas


Keluhan tambahan: BBLR

Riwayat Perjalanan Penyakit:


• Bayi perempuan, lahir di OK RSUD H. M. Rabain, dengan SC atas
indikasi gawat janin dari ibu G2P1A0 hamil aterm. Bayi lahir langsung
menangis. APGAR score 7/8. Berat badan lahir 2150 gram, panjang
badan lahir 45 cm.
• Riwayat ibu demam tidak ada, riwayat ketuban pecah sebelum
waktunya tidak ada, riwayat ketuban kental; bau; dan hijau tidak ada.
Riwayat injeksi vitamin K ada.

6
Anamnesis
Alloanamnesis pada 21 Agustus 2018

Riwayat Penyakit Dahulu:


• Riwayat ibu hamil dengan gawat janin sebelumnya tidak ada.
• Riwayat ibu menderita kencing manis disangkal.
• Riwayat ibu menderita asma disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga:


• Riwayat gawat nafas dalam keluarga disangkal.

7
Anamnesis
Alloanamnesis pada 21 Agustus 2018

Riwayat Sosial Ekonomi:


• Pasien adalah anak kedua dari pasangan Tn. R usia 37 tahun
dengan pendidikan terakhir SMA dan bekerja sebagai buruh swasta
dengan Ny. S usia 29 tahun dengan pendidikan terakhir SD dan tidak
bekerja. Penghasilan perbulan tidak tentu.
• Kesan: sosial ekonomi menengah ke bawah.

8
Anamnesis
Alloanamnesis pada 21 Agustus 2018

Riwayat Kehamilan:
• Anak dari ibu G2P1A0. HPHT tidak diketahui.
• Periksa hamil 4 kali di bidan
• Kebiasaan ibu sebelum/selama kehamilan: minum alkohol, merokok,
dan makan obat-obatan tertentu disangkal.
• Penyakit atau komplikasi kehamilan: gawat janin.

Riwayat Kelahiran:
• Lahir SC di OK RSUD H. M. Rabain Muara Enim.
• Presentasi: kepala
• KPSW tidak ada, riwayat demam saat persalinan tidak ada, riwayat
ketuban kental, hijau, bau tidak ada.

9
Anamnesis
Alloanamnesis pada 21 Agustus 2018

Kondisi Bayi Saat Lahir:


• Jenis Kelamin: perempuan
• Kelahiran: tunggal
• Kondisi saat lahir: langsung menangis

10
Pemeriksaan Fisik

STATUS GENERALIKUS:
• Keadaan umum : Sesak
• Kesadaran : Compos mentis
• Aktivitas : aktif
• Refleks hisap : lemah
• Tangis : lemah
• Anemis : tidak ada
• Sianosis : ada
• Ikterus : tidak ada
• Dispnoe : ada

11
Pemeriksaan Fisik

Tanda Vital:
• HR : 120 x/menit
• Pernapasan : 78 x/menit
• Suhu : 36 oC

Status Antropometri:
• Berat badan : 2150 gram
• Panjang badan : 45 cm
• Lingkar kepala : 32 cm
• Lingkar lengan atas : 10 cm

12
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Spesifik:
Kepala
• Lingkar kepala: 32 cm
• Ubun-ubun besar: rata
• Mata: nistagmus tidak ada, pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+),
mata cekung (-), sklera ikterik (-), konjuntiva anemis (-)
• Telinga: bentuk normal, mikrotia (-)
• Hidung: napas cuping hidung (-), sekret tidak ada
• Mulut: labioskisis (-), hipersalivasi (-)
• Trauma lahir: (-)

Leher: tidak ada pembesaran KGB


13
Pemeriksaan Fisik

Thorax: bentuk simetris, retraksi (+) intercostal, subcostal,


suprasternal, epigastrium
• Paru-paru: bunyi napas vesikuler (+) normal, rhonki (-), wheezing (-)
• Jantung: bunyi jantung I-II (+) normal, murmur (-), gallop (-)

Abdomen: datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, bising usus (+)
normal

Ekstremitas: tidak ada kelainan

Genitalia: perempuan, tidak ada kelainan

14
Pemeriksaan Fisik

Refleks Primitif
Oral :+
Moro :+
Tonic neck :+
Withdrawal :+
Plantar graps : +
Palmar graps : +

Pemeriksaan Penunjang
Belum dilakukan

15
Diagnosis Kerja

Neonatus : neonatus cukup bulan, kurang masa kehamilan + BBLR


+ susp. TTN
Lahir : seksio caesaria atas indikasi gawat janin
Ibu : G2P1A0 hamil aterm
Anak : tidak asfiksia, tidak tersangka infeksi, respiratory
distress

16
Tatalaksana

• Bersihkan jalan nafas


• O2 head box 8 LPM
• IVFD D10% + Ca glukonas 6cc/jam (gtt 6/m mikro)
• ASI via OGT 20 cc/hari
• Ampisilin 2 x 100 mg (IV)
• Gentamisin 1 x 6,5 mg (IV)
• Temperatur dipertahankan 36,5 – 37,5 °C
• Monitoring tanda-tanda gawat nafas (HR, RR, T, SpO2)
• Rencana pemeriksaan rontgen thorax dan pemeriksaan analisis gas
darah (AGD)

17
Prognosis

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

18
Follow up
21 Agustus 2018, pukul 13.00 WIB

S sesak nafas (+) A NCB-KMK + BBLR + RD ec susp.


TTN
O Keadaan Umum: P • Bersihkan jalan nafas
Aktivitas: aktif HR: 148 x/menit anemis (-) • O2 CPAP 7 cm H2O FiO2 40% 
R/ hisap: lemah RR: 78 x/menit ikterik (-) NICU
Tangis: lemah Suhu: 37 oC sianosis (+) • IVFD D10% + Ca glukonas
dispnea (+) 6cc/jam (gtt 6/m mikro)
Keadaan Spesifik: • ASI via OGT 20cc/hari
Kepala : NCH (-), sklera ikterik (-), konjungtiva anemis (-) • Ampisilin 2 x 100 mg (IV)
Thorax : bentuk simetris, retraksi (+) intercostal, • Gentamisin 1 x 6,5 mg (IV)
subcostal, suprasternal, epigastrium • Temperatur dipertahankan
Pulmo : bunyi napas vesikuler (+) normal, rhonki (-), 36,5 – 37,5 °C
wheezing (-) • Monitoring tanda-tanda gawat
Jantung : bunyi jantung I-II (+) normal, murmur (-), nafas (HR, RR, T, SpO2)
gallop (-) • Rencana pemeriksaan rontgen
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal thorax dan pemeriksaan
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 3 detik analisis gas darah (AGD)
19
TINJAUAN PUSTAKA

20
Transient Tachypnea of The Newborn
• Definisi
Suatu penyakit ringan pada bayi baru lahir (BBL) yang
mendekati cukup bulan (near term) atau cukup bulan (term)
yang mengalami respiratory distress segera setelah lahir dan
hilang dengan sendirinya dalam waktu 3-5 hari.

• Etiologi
Timbunan cairan pada paru-paru karena ketidakmampuan
paru-paru janin dalam menyerap cairan.
Transient Tachypnea of The Newborn
• Faktor risiko
1. Neonatus dengan elektif seksio sesarea yang belum in
partu
2. Near term neonates
3. Neonatus dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
4. Neonatus yang lahir dari ibu dengan asma
5. Neonatus yang lahir dari ibu dengan DM
6. Sedasi pada ibu yang berlebihan
7. Asfiksia perinatal
8. Skor APGAR yang rendah (menit 1: ≤ 7)
Transient Tachypnea of The Newborn
• Patofisiologi

Surfaktan cukup
Neonatus cukup bulan
atau mendekati cukup
bulan
Epitel Na+ channel
belum berkembang
baik
Transient Tachypnea of The Newborn
• Patofisiologi

35% 30% 35%

Beberapa
Selama Setelah
hari sebelum
persalinan persalinan
lahir
Transient Tachypnea of The Newborn
• Patofisiologi

Absorbsi
Sekresi Cl- Absorbsi cairan dari
(selama Na+
paru ke
kehamilan) (akhir kehamilan)
interstisial
Transient Tachypnea of The Newborn
• Patofisiologi

Epinefrin
Glukokortikoid
Katekolamin
Transient Tachypnea of The Newborn
• Manifestasi Klinis

Takipnea (frekuensi
Merintih saat ekspirasi
nafas > 60 kali/menit)

Retraksi intekostal,
subkostal, suprasternal, Nafas cuping hidung
epigastrium

Sianosis
Transient Tachypnea of The Newborn
Uraian TTN HMD/RDS MAS
Usia Neonatus mendekati cukup Neonatus kurang bulan Neonatus cukup bulan atau
gestasi bulan atau cukup bulan lewat bulan
Gejala • Gawat nafas terjadi • Gawat nafas terjadi • Riwayat ketuban hijau
klinis segera setelah lahir segera atau beberapa karena mekonium.
• Hilang dengan sendirinya saat setelah lahir Neonatus tercat
dalam waktu 3-5 hari • Menetap atau menjadi mekonium.
progresif dalam 48 – 96 • Tanda-tanda kegawatan
jam pertama kehidupan janin
• Gawat nafas dapat
membaik dalam 72 jam.
• Takipnea dapat menetap
selama beberapa hari
atau beberapa minggu.
Gambaran • hiperinflasi paru simetris • pola retikulogranuler • bercak-bercak infiltrat,
radiologi • fisura interlobaris terlihat yang uniform • corakan kedua lapangan
opak • air bronchogram paru kasar
• perihilar streaking • batas jantung paru kabur • diameter anteroposterior
• efusi pleura minimal • kolaps seluruh paru bertambah
• corakan vaskular • diafragma mendatar
meningkat • sela iga lebar
• pembesaran jantung
yang ringan
Transient Tachypnea of The Newborn
• Pemeriksaan Penunjang
– Rontgen Thorax
Gambaran pada usia 1-3 hari:
• Hiperinflasi paru simetris
• Fisura interlobaris terlihat
opak
• Perihilar streaking
• Efusi pleura minimal
• Corakan vaskular meningkat
• Pembesaran jantung yang
ringan
• Paru-paru kanan kadang
terlihat lebih opak daripada
paru-paru kiri
Transient Tachypnea of The Newborn
• Tatalaksana
– Membersihkan jalan nafas dari lendir atau sekret.
– Oksigen nasal kanul 4-8 liter/menit FiO2 21% - 40%.
Bila tidak respon, diberikan Continuous Positive Airway
Pressure (CPAP) dengan PEEP 7 cm H2O FiO2 ≤ 40%.
Transient Tachypnea of The Newborn
• Tatalaksana
– ASI via orogastric tube (OGT) dimulai 10 cc/kgBB/hari.
– Cairan IV dimulai dengan jumlah yang minimum.
Mulai dari 60 ml/kgBB/hari dengan Dekstrose 10%.
Ditambah Ca glukonas 6-8 ml/kgBB/hari pada infus cairan.
– Nutrisi parenteral dapat dimulai dalam 24 jam.
• Protein 0,5-1 g/kgBB/hari  tingkatkan 0,5-1 gram/kgBB/hari 
maksimal 4 g/kgBB/hari.
• Lipid 0,5-1 g/kgBB/hari  tingkatkan 0,5 g/kgBB/hari  maksimal
3 g/kgBB/hari.
• Kalium 1-2 mEq/kgBB/hari dan Natrium 2-3 mEq/kgBB/hari pada
periode stabilisasi (hari 1-3)  periode transisi (hari 4-6) kalium 2-4
mEq/kgBB/hari dan natrium 4-8 mEq/kgBB/hari.
Transient Tachypnea of The Newborn
• Tatalaksana
– Temperatur bayi harus dijaga dalam rentang 36,5−37,5oC.
– Antibiotik empirik dapat diberikan pada 36 jam pertama
kehidupan neonatus hingga sepsis dapat disingkirkan
(kultur negatif). Pemilihan antibiotik inisial yang dianjurkan
adalah ampicillin dan gentamicin.
Transient Tachypnea of The Newborn
• Komplikasi
– Hipoksia
– Kelelahan pernafasan
– Asidosis
• Prognosis
– Dapat sembuh sendiri dengan prognosis yang sangat baik.
Namun, TTN sering diikuti dengan penyakit respiratori
lainnya, seperti peningkatan risiko wheezing pada masa
kanak-kanak.
ANALISA KASUS

34
Analisa Kasus

• Bayi perempuan, lahir di OK RSUD H. M. Rabain,


dengan SC atas indikasi gawat janin dari ibu G2P1A0
hamil aterm. Bayi lahir langsung menangis. APGAR
score 7/8. Berat badan lahir 2150 gram, panjang badan
lahir 45 cm.

35
Ballard Score

36
Ballard Score

37
Kurva Lubchenco

38
Analisa Kasus

• Pada pemeriksaan umum didapatkan anak sesak, refleks


hisap lemah, tangis lemah, sianosis (+), dispnoe (+), RR:
78x/menit, napas cuping hidung (+) terdapat retraksi (+)
intercostal, subcostal, suprasternal, dan epigastrium.

39
Down Score

Skor 0 1 2
Frekuensi Nafas < 60x/menit 60-80x/menit > 80x/menit
Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Rektraksi berat
Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang dengan Sianosis menetap
pemberian oksigen walaupun diberi
oksigen
Air Entry Udara masuk bilateral Penurunan ringan Tidak ada udara masuk
baik udara masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar tanpa
dengan stetoskop alat bantu

Total Skor Diagnosis Oksigen


<4 Sesak napas ringan (tidak ada gawat napas) Nasal kanul atau head box
4-7 Sesak napas sedang (gawat napas) CPAP
>7 Sesak napas berat (ancaman gagal napas) Intubasi
40
Analisa Kasus

Faktor risiko TTN pada kasus:


• Lahir sectio caesaria
• BBLR
• APGAR score ≤ 7

41
Analisa Kasus

• Bersihkan jalan nafas


• O2 head box 8 LPM
• IVFD D10% + Ca glukonas 6cc/jam (gtt 6/m mikro)
• ASI via OGT 20 cc/hari
• Ampisilin 2 x 100 mg (IV)
• Gentamisin 1 x 6,5 mg (IV)
• Temperatur dipertahankan 36,5 – 37,5 °C
• Monitoring tanda-tanda gawat nafas (HR, RR, T, SpO2)
• Rencana pemeriksaan rontgen thorax dan pemeriksaan
analisis gas darah (AGD)
42
Down Score

Skor 0 1 2
Frekuensi Nafas < 60x/menit 60-80x/menit > 80x/menit
Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Rektraksi berat
Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang dengan Sianosis menetap
pemberian oksigen walaupun diberi
oksigen
Air Entry Udara masuk bilateral Penurunan ringan Tidak ada udara masuk
baik udara masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar tanpa
dengan stetoskop alat bantu

Total Skor Diagnosis Oksigen


<4 Sesak napas ringan (tidak ada gawat napas) Nasal kanul atau head box
4-7 Sesak napas sedang (gawat napas) CPAP
>7 Sesak napas berat (ancaman gagal napas) Intubasi
43
Analisa Kasus

• Bersihkan jalan nafas


• O2 CPAP 7 cm H2O FiO2 40%  NICU
• IVFD D10% + Ca glukonas 6cc/jam (gtt 6/m mikro)
• ASI via OGT 20cc/hari
• Ampisilin 2 x 100 mg (IV)
• Gentamisin 1 x 6,5 mg (IV)
• Temperatur dipertahankan 36,5 – 37,5 °C
• Monitoring tanda-tanda gawat nafas (HR, RR, T, SpO2)
• Rencana pemeriksaan rontgen thorax dan pemeriksaan
analisis gas darah (AGD)
44
TERIMA KASIH

45

Anda mungkin juga menyukai