AKUNTANSI BIAYA
ACTIVITY BASED
COSTING
DEFINISI ABC
Definisi dari Activity Based Costing (ABC) adalah
suatu sistem akuntansi yang berfokus pada
aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk
menghasilkan produk dan jasa. Intinya adalah
bagaimana mengalokasikan BOP sebagai
komponen harga pokok produksi kepada produk
dengan adil dan tepat berdasarkan aktivitasnya
definisi dari aktivitas (activity) adalah setiap
kejadian atau transaksi yang merupakan
pemicu biaya.
pemicu biaya (cost driver) adalah factor penyebab
(causal factor) dari biaya dikeluarkan.
Dalam ABC, harus dilakukan penelitian
aktivitas apa saja yang dilakukan untuk
memproduksi produk. Ketelitian penemuan
aktivitas akan menyebabkan ketelitian
perhitungan harga pokok produk.
PERBEDAAN DARI PADA ABC DENGAN
TRADISIONAL ADALAH
Tahap 2
Menentukan tujuan penerapan sistem ABC
Tahap 3
Menetapkan aktivitas utama yang menyebabkan
perubahan pada beban tidak langsung
PROSES IMPLEMENTASI ABC
Tahap 4
Menghubungkan biaya tidak langsung dengan
aktivitas sehingga bisa dihitung tarif per unit
untuk setiap dasar alokasi yang digunakan untuk
membebankan biaya tidak langsung
Tahap 5
Menghitung biaya tidak langsung yang dibebankan
pada setiap objek biaya
PROSES IMPLEMENTASI ABC
Tahap 6
Menghitung total biaya untuk setiap objek biaya
Tahap 7
Menggunakan hasil perhitungan ABC untuk
melakukan perbaikan dan pengambilan keputusan
yang relevan
CONTOH PERHITUNGAN BIAYA DENGAN SISTEM
ABC
TAHAP 1
A B C Total
Jumlah Produksi dan penjualan 90.000 30.000 15.000 135.000
(unit)
= 337.500.000
337.500
Nama Produk A B C
Bahan Baku 300*10*90.000 400*7*30.000 150*14*15.000
270.000.000 84.000.000 31.500.000
A B C Total
Jumlah Kali produksi 5 10 50 65
Jumlah Penerimaan 50 70 700 820
Jumlah Pengiriman 18 7 50 75
Jumlah Pesanan Produk 45 25 60 130
TAHAP 4: MENGHUBUNGKAN BIAYA TIDAK LANGSUNG DENGAN
AKTIVITAS SEHINGGA DAPAT DIHITUNG TARIF PER UNIT UNTUK SETIAP
DASAR ALOKASI YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMBEBANKAN BIAYA TIDAK
LANGSUNG
Mekanisasi 100.000.000
Penerimaan 90.000.000
Pengepakan 65.000.000
Engineering 75.000.000
Total 337.500.000
BERDASARKAN HASIL ANALISIS DAPAT
DIKETAHUI HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS
ADALAH SBB:
•
Tarif Biaya Pengepakan=
Total Biaya Pengepakan
Total 116.588.767,5
Overhead 116.588.767,5
TOTAL 431.588.767,5
Unit 90.000
Nama Produk A B C
Unit 90.000 30.000 15.000
Biaya Per Unit 6.000 6.700 3.750
Tradisional
Biaya Per Unit ABC 4.795,43 5.137,3 14.102,52
Suatu keuntungan yang utama dalam menggunakan
ABC adalah sistem ini akan dapat mengendalikan
atau memperkecil penyimpangan dalam penetapan
biaya produk sebagai akibat dari alokasi yang tidak
tidak tepat (sewenang-wenang) terhadap biaya tak
langsung. Hal inilah yang merupakan perbedaan
dari perhitungan biaya tradisional (Gambar 2.2).
(Pada sistem biaya tradisional, untuk
mengalokasikan biaya tidak langsung, dilakukan
dengan pembebanan secara proporsional dengan
menggunakan suatu indikator atau faktor
pembanding yang dianggap sesuai, sedangkan
unsur-unsur biaya yang lainnya dialokasikan secara
langsung, sesuai dengan perhitungan langsungnya
masing-masing).
PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING
Penerapan sistem Activity Based Costing dapat dilakukan melalui 4
tahapan berikut:
1. Identifikasi aktivitas
Secara umum, proses (produksi) perusahaan terdiri atas:
a. Inbound logstic/penyediaan bahan baku: aktivitas yang terkait
dengan pemesanan dan pembelian seluruh bahan baku yang akan
digunakan untuk pekerjaan/proses produksi
b. Operation: aktivitas untuk melakukan konversi seluruh bahan baku
yang tersedia, dengan menggunakan seluruh sumber daya yang
tersedia menjadi produk jadi/finish product.
c. Outbond logistic: aktivitas untuk menyimpan dan memelihara
produk yang telah jadi/finish product sebelum produk tersebut
didistribusikan/diserahkan kepada pelanggan.
d. Marketing dan sales: aktivitas untuk menyalurkan dan menjual
produk jadi kepada pelanggan ataupun jaringan distribusi, serta
menerima masukan dan saran dari pelanggan atas persyaratan yang
ditetapkan ataupun yang diinginkan oleh pelanggan.
e. Service: aktivitas untuk membangun hubungan dengan pelanggan
dan membina kesetiaan pelanggan (customer loyalty) terhadap
penggunaan produk perusahaan.
Untuk dapat menganalisa tahapan proses
tersebut maka setiap proses harus memiliki
prosedur standar yang akan digunakan sebagai
acuan pelaksanaan aktivitas tersebut.
1. Diagram alur aktivitas setiap bagian (Gambar 2.3)
2. Diagram alur rincian proses produksi yang terinci
untuk setiap item produk mulai dari tahapan
pembelian raw material hingga penyimpanan produk
jadi. (Gambar 2.4.).
Beberapa data yang dibutuhkan dan sebaiknya
dicantumkan pada setiap tahapan aktivitas antara
lain adalah:
2.1. Ukuran produk yang dibutuhkan untuk
menghasilkan setiap jenis produk jadi – dapat juga
secara kategorial (besar, sedang, kecil) –. Ukuran
tersebut dapat berupa: berat, jumlah, dimensi,
standar mutu, dll.
2.2. Ukuran jumlah target kerja/kapasitas baku
untuk elemen produktif yang digunakan
(tenaga kerja langsung, mesin dan
peralatan) pada setiap aktivitas (jumlah
unit (pcs, kg, dll.)/satuan waktu).
2.3. Jumlah tenaga kerja tidak langsung yang
baku (yang harus tersedia) selama proses
produksi berlangsung, seperti: jumlah
operator QC, Foremen, dll.
2.4. Jumlah dan jenis bahan pendukung
yang digunakan
2.5. Standar jumlah buangan/waste yang
diijinkan (yield product).