Anda di halaman 1dari 62

PERTEMUAN 13

AKUNTANSI BIAYA

BIAYA OVERHEAD
PABRIK
DEFINISI

Biaya-biaya yang harus terjadi


meskipun biaya tersebut secara
langsung tidak mempunyai
hubungan yang dapat diukur
dan diamati terhadap satuan-
satuan aktivitas
tertentu,produksi atau tujuan-
tujuan biaya
PENGGOLONGAN B.BOP

 Berdasarkan sifatnya
 Berdasarkan perilakunya yang berhubungan dengan
perubahan volume kegiatan
 Berdasarkan hubungannya dengan departemen
B.BOP MENURUT SIFATNYA
 Biaya bahan penolong
 Biaya reparasi dan pemeliharaan

 Biaya tenaga kerja tidak langsung

 Biaya yang ada karena penilaian terhadap aktiva

 Biaya yang ada karena berlalunya waktu

 B.BOP lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran


uang tunai
B. BAHAN PENOLONG
 Bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau meskipun
menjadi bagian dari produk jadi tetapi nilainya relatif kecil
dibandingkan dengan HP.Produksi
 Contoh :

Pada perusahaan percetakan : perekat, tinta koreksi, pita


mesin ketik
Pada perusahaan kue : pewarna makanan, pemanis buatan,
ragi, soda kue dll.
B. REPARASI DAN PEMELIHARAAN

 Meliputi biaya untuk suku cadang, biaya bahan habis pakai


dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk
keperluan perbaikan dan pemeliharaan aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan seperti gedung, laboratorium dsb.
B. TK TDK LANGSUNG

 TKTL adalah TK pabrik yang upahnya tidak diperhitungkan


secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu.
 Biaya TKTL meliputi upah, tunjangan dan biaya
kesejahteraan
 TKTL meliputi karyawan yang bekerja dalam departemen
pembantu dan karyawan tertentu yang bekerja dalam
departemen produksi
BIAYA YANG ADA KARENA PENILAIAN TERHADAP
AKTIVA
 Biaya depresiasi/penyusutan aktiva tetap yang dimiliki
perusahaan
 Contoh : Penyusutan gedung, mesin dsb.

Biaya Yang Ada Karena Berlalunya Waktu


 Biaya asuransi
 Contoh : asuransi gedung, asuransi
kecelakaan Karyawan dsb
B.BOP LAIN YANG SECARA LANGSUNG
MEMERLUKAN PENGELUARAN UANG TUNAI

 B.reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan


 Contoh : biaya listrik PLN
B.BOP BERDASARKAN PERILAKUNYA YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN VOLUME
KEGIATAN

 B.BOP tetap
 B.BOP variabel
 B.BOP semivariabel : B.BOP yang besarnya berubah tidak
sebanding dengan volume kegiatan, biasanya langsung
dipecah menjadi variabel dan tetap
B.BOP BERDASARKAN HUBUNGANNYA
DENGAN DEPARTEMEN
 Akan ada jika perusahaan memiliki departemen lain
(departemen pembantu) selain departemen produksi
 Dibagi menjadi 2 :
B.BOP langsung departemen : B.BOP yang terjadi
pada departemen tertentu dan hasilnya hanya
dirasakan oleh departemen tersebut
Contoh : gaji mandor departemen produksi,
penyusutan mesin dan biaya bahan penolong

B.BOP tidak langsung departemen :B.BOP yang


hasilnya dinikmati lebih dari satu departemen
Contoh : pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik
yang digunakan oleh beberapa departemen
PENENTUAN TARIF B.BOP
 Alasan pembebanan B.BOP pada produk bdsk tarif di muka :
 Jika BOP yang sesungguhnya terjadi dibebankan kepada produk
maka akan menyebabkan HP Produksi per satuan menjadi
berfluktuasi
 Manajemen memerlukan informasi HP Produksi per satuan pada
saat pesanan selesai dikerjakan, padahal ada elemen B.BOP yang
baru bisa diketahui setelah akhir bulan atau akhir tahun, misalnya
biaya listrik dan air.
PENYEBAB TERJADINYA
FLUKTUASI HP PRODUKSI PER SATUAN
Perubahan tingkat produksi dari bulan ke bulan
Perubahan tingkat efisiensi produksi
Adanya B.BOP yang terjadi secara sporadik, menyebar secara
tidak merata selama jangka waktu satu tahun
B.BOP tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu
tertentu
TAHAPAN PENYUSUNAN TARIF BOP
1. Menyusun anggaran B.BOP
2. Memilih dasar pembebanan B.BOP pada produk
3. Menghitung tarif B.BOP
HAL –HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN B.BOP

1. Kapasitas teoritis : kapasitas pabrik atau departemen untuk


menghasilkan produk dalam kecepatan penuh tanpa
berhenti selama jangka waktu tertentu.
2. Kapasitas praktis : kapasitas teoritis dikurangi dengan
kerugian-kerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena
hambatan-hambatan internal perusahaan (masih belum
memperhitungkan hambatan eksternal).
3. Kapasitas normal : kemampuan perusahaan dalam
memproduksi dan menjual produknya dalam jangka
panjang.
4. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan:
Kapasitas sesungguhnya yang
diperkirakan akan bisa dicapai oleh
perusahaan dalam tahun yang akan datang
Merupakan pendekatan jangka pendek
yang biasanya menyebabkan penggunaan
tarif yang berbeda dari periode ke periode.
BIAYA OVERHEAD PABRIK YANG
DIBEBANKAN

 Jumlah jam tenaga kerja langsung


sesungguhnya digunakan dikalikan dengan tarif
biaya jam tenaga kerja langsung per jam
KELEMAHAN PENGGUNAAN KAPASITAS
SESUNGGUHNYA SBG DASAR TARIF BOP

1. Menyebabkan perbedaan tarif BOP yang besar dari


tahun ke tahun.
Contoh : perusahaan yang menggunakan peralatan
yang serba otomatis (BOP tetapnya relatif besar)
sehingga penjualannya cenderung fluktuatif
2. Biaya karena kapasitas mengganggur menjadi
diperhitungkan dalam HP.Produksi yang bisa
mempengaruhi keputusan manajemen
Contoh : bila ada hubungan antara HP dengan harga
jual produk maka pada periode yang kapasitasnya
menganggur HP dan harga jual akan lebih tinggi dan
manajemen akan kesulitan untuk menjual produk
PEMILIHAN DASAR
PEMBEBANAN BIAYA BOP

1. Satuan produk
2. Biaya Bahan Baku
3. Biaya TKL
4. Jam TKL
5. Jam mesin
FAKTOR YG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
PEMBEBANAN BIAYA BOP

1. Jenis Biaya BOP yang jumlahnya paling dominan


dalam departemen produksi
2. Sifat-sifat Biaya BOP yang dominan dan keeratan
hubungan sifat tersebut dengan dasar
pembebanan yang akan dipakai
PEMBEBANAN BIAYA BOP BERDASARKAN
SATUAN PRODUK
Merupakan metode yang paling sederhana dan
yang langsung membebankan B.BOP pada produk
Cocok untuk perusahaan yang hanya memproduksi
satu macam produk.
Contoh : Ada 20 jenis B.BOP dan yang jumlahnya
relatif besar adalah B.Asuransi Bhn.Baku.
B.BOP dibebankan pada produk atas dasar B.BB
yang dipakai masing-masing produk, karena
B.Asuransi sifatnya bervariasi jumlahnya dengan
HP BB yang diasuransikan (B.BOP berhubungan
erat dengan HP BB)
RUMUS BIAYA BOP BERDASARKAN SATUAN
PRODUK
 Tarif BOP per satuan :
Taksiran B.BOP
Taksiran jumlah satuan produk yang dihasilkan

 Contoh :
Taksiran B.BOP selama 1 tahun = Rp 5.000.000
Taksiran jumlah produk yang dihasilkan selama
tahun anggaran = 10.000
Tarif BOP = Rp 5.000.000/10.000 = Rp 500 per unit
produk
PEMBEBANAN BIAYA BOP BERDASARKAN
BIAYA BAHAN BAKU
Semakin besar B.BB yang dikeluarkan maka
B.BOP nya juga semakin besar

Rumus :
Tarif B.FOH :
Taksiran B.FOH
X 100 %
Taksiran Biaya Bahan Baku yang dipakai
Taksiran B.FOH selama 1 tahun anggaran Rp 5,000,000
Taksiran BB dihasilkan selama 1 tahun anggaran 100,000 unit

Tarif B.FOH sebesar :


(Rp 5,000,000 : 100,000 ) x 100 % = 50 %
PEMBEBANAN BIAYA BOP BERDASARKAN
BIAYA TENAGA KERJA

 Jika sebagian besar B.BOP berhubungan erat


dengan upah TKL
 Kelemahan:
 B.BOP harus dilihat sbg tambahan nilai produk
sedangkan tambahan nilai sering disebabkan karena
biaya depresiasi aktiva tetap yang mempunyai harga
pokok tinggi yang tidak mempunyai hubungan dengan
BTKL
 Jumlah BTKL mrpk total upah dgn tarif tinggi dan
rendah, jika pekerjaan dikerjakan oleh karyawan tarif
tinggi maka BOPnya akan tinggi dan sebaliknya.
Rumus :
% BFOH dari BTKL :
Taksiran B.FOH
X 100 %
Taksiran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Contoh 3

Taksiran B.FOH selama 1 tahun anggaran Rp 2,000,000


Taksiran BTKL selama tahun 1 anggaran Rp 5,000,000

Tarif B.FOH sebesar :


(Rp 2,000,000 : 5,000,000 ) x 100 % = 40 %
PEMBEBANAN BIAYA BOP BERDASARKAN
JAM TENAGA KERJA LANGSUNG

 Jika sebagian besar B.BOP berhubungan erat waktu


untuk membuat produk

Rumus :
Tarif BFOH per jam TKL :
Taksiran B.FOH

Taksiran Biaya Tenaga Kerja Langsung


Contoh 4

Taksiran B.FOH selama 1 tahun anggaran Rp 2,000,000


Taksiran jam TKL
selama tahun anggaran tersebut 2,000 jam
Tarif B.FOH sebesar :
(Rp 2,000,000 : 2,000 ) = Rp 1,000 per jam TKL
PEMBEBANAN BIAYA BOP BERDASARKAN
JAM MESIN

 Jika sebagian besar B.BOP bervariasi dengan


penggunaan mesin

Rumus :
Tarif BFOH per jam mesin :
Taksiran B.FOH

Taksiran Jam kerja mesin


Contoh 5

Taksiran B.FOH selama 1 tahun anggaran Rp 2,000,000


Taksiran jumlah produk yang akan dihasilkan
selama tahun anggaran tersebut 10,000 jam mesin
Tarif B.FOH sebesar :
(Rp 2,000,000 : 10,000 ) = Rp 200 per jam TKL
PERHITUNGAN TARIF BOP

 Contoh :
PT. Mutiara Kasih memproduksi
produknya berdasarkan pesanan.
Dalam penentuan tarif B.BOP telah
disusun B.BOP (lihat tabel). B.BOP
dibebankan pada produk berdasarkan
jam mesin. Anggaran B.BOP disusun
pada kapasitas normal sebanyak 80.000
jam mesin.
ANGGARAN B.BOP
PT. MUTIARA KASIH
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK UNTUK TAHUN 20XX
ATAS DASAR KAPASITAS NORMAL 80.000 JAM MESIN

No.Rekening Jenis Biaya Tetap/Variabel Jumlah

5101 Biaya Bahan Penolong V Rp 1,050,000


5102 Biaya listrik V 1,500,000
5103 Biaya Bahan Bakar V 1,000,000
5104 Biaya TKTL V 1,500,000
T 2,000,000
5105 Biaya Kesejahteraan Karyawan T 1,500,000
5106 Biaya Reparasi & Pemeliharaan V 750,000
T 500,000
5107 Biaya Asuransi Gedung T 600,000
5108 Biaya Depresiasi T 800,000
Jumlah V Rp 5,800,000
T 5,400,000
Jumlah Total Rp 11,200,000
PERHITUNGAN TARIF BOP

Perhitungan tarif B.FOH:


Tarif B.FOH Variabel : Rp 5,800,000 : 80,000 = Rp 72.50 per jam mesin
Tarif B.FOH Tetap : Rp 5,400,000 : 80,000 = Rp 67.50 per jam mesin
Tarif B.FOH Total : Rp 140.00 per jam mesin
PEMBEBANAN B.BOP PADA PRODUK DENGAN
METODE FULL COSTING

 Berdasarkan contoh, misal PT. Mutiara Kasih


menerima 100 Macam Pesanan dan menghabiskan
waktu pengerjaan sebanyak 75.000 jam dalam
tahun 20XX, maka biaya BOP yang dibebankan
pada produk adalah Rp 10.500.000,- (Rp 140 per
jam x 75.000 jam)
 Jurnalnya :
Barang dalam proses-B.BOP Rp 10.500.000
Biaya BOP dibebankan Rp 10.500.000
PEMBEBANAN B.BOP PADA PRODUK DENGAN
METODE VARIABLE COSTING

 Berdasarkan contoh, misal PT. Mutiara Kasih maka


biaya BOP yang dibebankan pada produk adalah
Rp 5.437.500,- (Rp 72,5 per jam x 75.000 jam)*
* Dalam Variabel Costing yang dibebankan hanya
biaya yang bersifat variabel saja.
 Jurnalnya :
Barang dalam proses-B.BOP Rp 5.437.500,-
Biaya BOP Variabel dibebankan Rp 5.437.500,-
PENGUMPULAN B.BOP SESUNGGUHNYA
Digunakan untuk
membandingkan dengan BOP
yang dibebankan berdasarkan
tarif (untuk mengetahui
selisihnya, apakah kurang aatau
berlebih).
PENGUMPULAN B.BOP SESUNGGUHNYA
PT. MUTIARA KASIH
BIAYA OVERHEAD PABRIK YANG SESUNGGUHNYA TERJADI TAHUN 20XX
PADA KAPASITAS SESUNGGUHNYA YANG DICAPAI 75.000 JAM MESIN

No.Rekening Jenis Biaya Tetap/Variabel Jumlah

5101 Biaya Bahan Penolong V Rp 1,100,000


5102 Biaya listrik V 1,450,000
5103 Biaya Bahan Bakar V 750,000
5104 Biaya TKTL V 1,500,000
T 2,000,000
5105 Biaya Kesejahteraan Karyawan T 1,500,000
5106 Biaya Reparasi & Pemeliharaan V 500,000
T 500,000
5107 Biaya Asuransi Gedung T 600,000
5108 Biaya Depresiasi T 800,000
Jumlah V Rp 5,300,000
T 5,400,000
Jumlah Total Rp 10,700,000
PENGUMPULAN B.BOP SESUNGGUHNYA
METODE FULL COSTING
Jurnal PT. Mutiara Kasih untuk mencata FOH Sesungguhnya
Full Costing Method
B.FOH Sesungguhnya Rp 10,700,000
Persediaan Bahan Penolong Rp 1,100,000
Persediaan Bahan Bakar 750,000
Gaji dan Upah 3,500,000
Persediaan Suku Cadang 500,000
Persekot Asuransi Gedung 600,000
Akumulasi Depresiasi Mesin 800,000
Kas Rp 3,450,000
Catatan :
Biaya yang dibayar dengan kas terdiri dari :
Biaya listrik Rp 1,450,000
Biaya Kesejahteraan Karyawan 1,500,000
Biaya Reparasi & Pemeliharaan 500,000
Jumlah Rp 3,450,000
PENGUMPULAN B.BOP SESUNGGUHNYA
METODE VARIABEL COSTING
Jurnal PT. Mutiara Kasih untuk mencata FOH Sesungguhnya
Variable Costing Method
B.FOH Sesungguhnya Rp 10,700,000
Persediaan Bahan Penolong Rp 1,100,000
Persediaan Bahan Bakar 750,000
Gaji dan Upah 3,500,000
Persediaan Suku Cadang 500,000
Persekot Asuransi Gedung 600,000
Akumulasi Depresiasi Mesin 800,000
Kas Rp 3,450,000
Pemisahan FOH Tetap & Variabel
B.FOH Variabel Sesungguhnya Rp 5,300,000
B.FOH Tetap Sesungguhnya 5,400,000
B.FOH Sesungguhnya Rp 10,700,000
PERHITUNGAN & ANALISIS SELISIH B.BOP
METODE FULL COSTING

Selisih FOH dibebankan pada produk


B.FOH yang dibebankan pada produk : 75,000 jam mesin x Rp 140.00 Rp 10,500,000
B.FOH Sesungguhnya 10,700,000
Selisih B.FOH Rp 200,000
BUKU BESAR
SELISIH BOP
Rekening Keterangan Debet Kredit Saldo
10.700.000
10.500.000 200.000
PERHITUNGAN & ANALISIS SELISIH B.BOP
METODE FULL COSTING (JURNAL)

Jurnal untuk menutup rekening B.FOH yang dibebankan ke rekening


B.FOH sesungguhnya
B.FOH yang dibebankan Rp 10,500,000
B.FOH Sesungguhnya Rp 10,500,000

Jurnal untuk mencatat selisih B.FOH


Selisih B.FOH yang dibebankan Rp 200,000
B.FOH Sesungguhnya Rp 200,000
PERHITUNGAN & ANALISIS SELISIH B.BOP
METODE FULL COSTING (SELISIH ANGGARAN)

Metode I
B.FOH Sesungguhnya Rp 10,700,000
B.FOH pabrik yang dianggarkan pada kapasitas yang dicapai:
B.FOH tetap Rp 5,400,000
B.FOH variabel ( 75,000 x 72.50 ) Rp 5,437,500
Rp 10,837,500
Selisih anggaran L* Rp 137,500
*L : Laba (selisih menguntungkan)
PERHITUNGAN & ANALISIS SELISIH B.BOP
METODE FULL COSTING (SELISIH ANGGARAN)

Metode II
B.FOH Sesungguhnya Rp 10,700,000
B.FOH tetap menurut anggaran 5,400,000
B.FOH variabel sesungguhnya 5,300,000
B.FOH dibebankan 5,437,500
Selisih Anggaran 137,500 L*
PERHITUNGAN & ANALISIS SELISIH B.BOP
METODE FULL COSTING (SELISIH KAPASITAS I)

Metode I
B.FOH tetap yang dianggarkan Rp 5,400,000
B.FOH tetap yang dibebankan pada produk 5,062,500
75,000 x 67.50
Selisih anggaran R* Rp -337,500 R*
*R : Laba (selisih merugikan)
PERHITUNGAN & ANALISIS SELISIH B.BOP
METODE FULL COSTING (SELISIH KAPASITAS II)
Metode II
Kapasitas yang dianggarkan Rp 80,000 jam mesin
Kapasitas yang sesungguhnya dicapai 75,000

Kapasitas yang tidak terpakai -5,000 jam mesin


Tarif B.FOH tetap 67.50 per jam mesin
Selisih kapasitas Rp -337,500 R*
*R : Laba (selisih merugikan)
PERHITUNGAN & ANALISIS SELISIH B.BOP
METODE FULL COSTING (SELISIH KAPASITAS III)
Metode III
B.FOH tetap yang dianggarkan pada kapasitas
sesungguhnya yang dicapai:
Biaya tetap Rp 5,400,000
Biaya variabel 5,437,500
Rp 10,837,500
B.FOH yang dibebankan pada produk Rp 10,500,000
( 75,000 x 140.00 )
Selisih anggaran R* -337,500 R*
*R : Laba (selisih merugikan)
PERHITUNGAN & ANALISIS SELISIH B.BOP
METODE VARIABEL COSTING

PERHITUNGAN B.FOH

B. FOH yang dibebankan pada produk


75,000 x Rp 72.50 Rp 5,437,500
B. FOH variabel sesungguhnya 5,300,000
Selisih B.FOH variabel Rp 137,500
PERHITUNGAN & ANALISIS SELISIH B.BOP
METODE VARIABEL COSTING (JURNAL)
JURNAL
Jurnal untuk menutup rekening B.FOH yang dibebankan
ke rekening B.FOH variabel sesungguhnya
B.FOH variabel dibebankan Rp 5,437,500
B.FOH variabel sesungguhnya Rp 5,437,500
Jurnal untuk mencatat selisih B.FOH variabel
Selisih B.FOH variabel Rp 137,500
B.FOH variabel sesungguhnya Rp 137,500
PERLAKUAN TERHADAP SELISIH BOP
Berbagai rekening B.FOH B.FOH Barang Dalam Proses-
yang dikredit Sesungguhnya Dibebankan B.FOH

B.FOH
Pembebanan
Sesungguhnya
Selisih B.FOH B.FOH atas dasar tarif
PERLAKUAN TERHADAP SELISIH BOP (METODE I)
Metode I Selisih FOH dibagikan pada rekening-rekening
persediaan dan Harga Pokok Penjualan

Saldo Persediaan dan Harga Pokok Penjualan


Persediaan produk dalam proses Rp 400,000
Persediaan produk jadi 600,000
Harga pokok penjualan 7,000,000
Jumlah 8,000,000
PERLAKUAN TERHADAP SELISIH BOP
(PEMBAGIAN SELISIH)
Pembagian Selisih

Saldo Saldo
Nama Rekening 31 Des 20XX Dasar 31 Des 20XX
sebelum Penyesuaian setelah
penyesuaian penyesuaian

Selisih FOH Rp 200,000

Prsd.Produk dlm.Proses 400,000 ( 0.05 x Rp 200,000 ) Rp 410,000


= Rp 10,000
Prsd.Produk Jadi 600,000 ( 0.08 x Rp 200,000 ) 615,000
= Rp 15,000
Harga Pokok Penjualan 7,000,000 ( 0.88 x Rp 200,000 ) 7,175,000
= Rp 175,000
Rp 8,000,000 Rp 8,200,000
PERLAKUAN TERHADAP SELISIH BOP
(JURNAL & METODE II)
Jurnal

Prsd.Produk dlm.Proses Rp 10,000


Prsd.Produk Jadi 15,000
Harga Pokok Penjualan 175,000
Selisih FOH Rp 200,000

Metode II Selisih FOH diperlakuakan sebagai penambah atau pengurang


Harga Pokok Penjualan

Jurnal :
Harga Pokok Penjualan Rp 200,000
Selisih FOH Rp 200,000
TERIMA KASIH

SEKIAN
LATIHAN
 Informasi berikut merupakan angka-angka taksiran
per tahun dari PT Ananta pada tingkat kapasitas
normal.
 Jumlah produksi 48.000 unit
 Jumlah jam mesin 100.000 jam
 Jumlah jam tenaga kerja langsung 200.000 jam

 Biaya tenaga kerja langsung BTKL) 60.000.000


 Biaya tenaga kerja tidak langsung (BOP) 12.000.000 v
 Biaya bahan langsung (BB) 80.000.000
 Biaya bahan tidak langsung (BOP) 10.000.000 v
dan perlengkapan
Penyusutan gedung pabrik 8.000.000 t
dan peralatan. bop
Listrik, air dan bahan bakar bop 4.000.000 v
Pemeliharaan (gedung pabrik) 6.000.000 t
Sewa gedung pabrik 5.000.000 t
Beban umum dan administrasi 20.000.000 t
Beban penjualan 16.000.000v
Diminta:
Hitunglah tarif biaya overhead pabrik untuk PT
Ananta dengan menggunakan basis alokasi
berikut
1. JUMLAH UNIT PRODUKSI
 Total BOP variabel Rp. 42.000.000
 Total BOP Tetap Rp. 39.000.000
 Total Rp. 81.000.000

 Rumus:
Taksiran BOP
Jumlah satuan unit produksi

81.000.000
48.000
Tarif per unit produk : Rp. 1687,5 per unit produk
2. BIAYA BAHAN LANGSUNG
 Rumus
 Taksiran BOP
 Taksiran biaya bahan langsung yang dipakai

81.000.000 x100%
80.000.000
Tarif BOP berdasarkan biaya bahan langsung
101,25 %
3. BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
 Rumus:
 Taksiran BOP

 Taksiran BTKL

 81.000.000 x100%
 60.000.000

 =135%
5. JUMLAH JAM MESIN
 Taksiran BOP
 TAksiran jam kerja mesin

 81.000.000
100.000
= 810 per jam mesin
Kapasitas yg Kapasitas Kapasitas Kapasitas
sesungguhnya normal praktis teoritis

Jumlah Jam 5.000 6.000 7.000 8.000


Mesin

Anggaran
Overhead
pabrik:
- Tetap 5.400.000 5.400.000 5.400.000 5.400.000
-Variabel (5.000x600 = ( 6.000x600= ( 7.000X 600= (8.000x600=
3.000.000) 3.600.000) 4.200.000) 4.800.000)

Jumlah 8.400.000 9.000.000 9.600.000 10.200.000


anggaran

Tarif overhead
pabrik tetap 1080 900 771.43 675
per jam mesin

Tarif overhead
pabrik variabel 600 600 600 600
per jam mesin

Tarif Overhead 1680 1500 1371,43 1275


pabrik total per
jam mesin

Anda mungkin juga menyukai