Anda di halaman 1dari 24

PRESENTATION

MADE ALIT ARYAWAN (C2117057)


I MADE ARYA WIRAYUDA (C2117068)
I MADE DWI ARSAWAN (C2117073)
ASUHAN KEPERAWATAN
ANAK
PADA PASIEN DENGAN
DENGUE HEMORHAGIK FEVER
(DHF)
ANATOMI FISIOLOGI
 Sistem hematologi tersusun atas darah dan
tempat darah diproduksi, termasuk sum-sum
tulang dan nodus limfa. Darah merupakan medium
transport tubuh,
 volume darah manusia sekitar 7%-10% berat
badan normal
KOMPONEN DARAH
KOnsep dasar Penyakit
 Pengertian

• Dengue haemorhagic fever (DHF)


adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue sejenis virus yang tergolong
arbovirus dan masuk kedalam tubuh
penderita melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty (Christantie Efendy,1995).
Sumber lain

Dengue Haemorragic Faver (DHF) atau Demam Berdarah


Dengue (DBD).

Adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
virus dengue yang termasuk golongan Arthtropod Boon
Virus Grup B yang ditularkan oleh nyamuk aedes
aegypti.

“THE SECONDARY INFECTION”
DHF terjadi jika seseorang telah mendapat infeksi virus
dengue pertama  mendapat infeksi berulang dengan
tipe virus berlainan dalam jangka waktu tertentu.
Epidemiologi
Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DHF) di
Indonesia:
cenderung meningkat,
 mulai 0,05 insiden per 100.000 penduduk di
tahun 1968
 35,19 insiden per 100.000 penduduk di
tahun 1998,
 Saat ini, Sebagai penyebab utama perawatan anak
di rumah sakit di banyak negara kawasan Asia
Tenggara
7
Pemeriksaan Penunjang/ Diagnostik
Pemeriksaan darah lengkap
Trombosit menurun.
Terjadi trombositopenia (100.000/ml atau kurang)
HB meningkat lebih 20 %
HT meningkat lebih 20 %
Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
Protein darah rendah
Ureum PH bisa meningkat
NA dan CL rendah

Pemeriksaan radiologi
Rontgen thorax : Efusi pleura.
Uji test tourniket (+)
ETiologi
 Virus dengue sejenis arbovirus
 Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan
dikenal ada 4 serotif:
Dengue 1 dan 2 di Irian ketika perang dunia ke II

Dengue 3 dan 4 wabah di Filipina tahun 1953-


1954.
 Virus dengue berbentuk batang, bersifat termoragil,
sensitif terhadap in aktivitas oleh diatiter dan natrium
diaksikolat, stabil pada suhu 70 oC.
Virus masuk melalui gigitan

Patofisiologi
nyamuk

Viremia

Peningkatan suhu Komplek virus- Gangguan system


tubuh antibodi gastrointestinal

Hipertermi Mual, muntah,


Aktivasi system
anoreksia
komplemen

Perubahan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh.

Gangguan dinding Dilepaskan C3a & C5a,


endotel kapiler histamine, serotonin

Disfungsi ↓ Factor ↑ permeabilitas


trombosit koagulasi dinding plasma

Kekurangan
Kebocoran plasma volume cairan
Perdarahan

Hipovolemik
Kompensasi
hati & limpa

Shock Shock
Hepatomegali, Hivolemik
spinomegali
Anoxia jaringan

Kematian
Klasifikasi Derajat DHF (WHO)
Ada 4 bagian yaitu :
 Derajat I:
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji
turniket positif, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
 Derajat II :
Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan
spontan di bawah kulit seperti petekie, ekimosis, hematemesis,
melena, perdarahan gusi dan perdarahan dari lain tempat.
 Derajat III :
Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan
manifestasi kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan
lemah, hipotensi dengan kulit yang lembab, dingin dan penderita
gelisah.
 Derajat IV :
Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan
ditemukan manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak
terukur dan nadi tak teraba, berkeringat dan kulit tampak biru.

12
Manifestasi Klinis
1. Demam mendadak disertai gejala klinik yang tidak spesifik : anoreksia,
nyeri punggung, nyeri perut (karena pembesaran hati), nyeri sendi,
nyeri kepala. Demam terjadi 2 - 7 hari.
2. Manifestasi perdarahan muncul pada hari ke 2 atau ke 3.
- Uji torniqet (+).
- Petechie.
- Epitaksis, perdarahan gusi.
- Hematomisis, melena.
3. Hepatomegali.
4. Trombocytopeni  nilai trombosit < 100.000/mm
5. Kenaikan nilai hematrokit 20%.
6. Manifestasi lain : nyeri epigastrium dan muntah.
7. Renjatan  berat (DSS).
- nadi lemah dan cepat.
- TD menurun.
- Kulit teraba dingin dan lembab ujung hidung, jari tangan dan kaki
- Gelisah  kesadaran menurun.
- Sianosis disekitar mulut.
- Oliguri sampai anuri.
13
Komplikasi yang sering terjadi

 Kegagalan sirkulasi
 Hepatomegali
 Efusi pleura
 Perdarahan
penatalaksanaan
 Penatalaksanaan terapeutik
1. Minum banyak 1,5 – 2 liter/24 jam
2. Antipiretik jika terdapat demam
3. Memberikan cairan infus
4. Pemeriksaan DL tiap 24 jam
5. Tirah baring
 Pada pasien dengan tanda renjatan
1. Pemasangan infus asering
2. Observasi ketat tiap 3 jam
Konsep tumbuh kembang

 Pertumbuhan usia
Whaley & Wong (2000)
mengemukakan pertumbuhan sebagai
suatu peningkatan jumlah dan ukuran
sel tubuh yang ditunjukan dengan
adanya peningkatan ukuran dan berat
seluruh bagian tubuh ( kuantitas ).
 Perkembangan usia
 Perkembangan berhubungan dengan
perubahan secara kualitas, diantaranya
terjadi peningkatan kapasitas individu
untuk berfungsi yang dicapai melalui
proses pertumbuhan, pematangan, dan
pembelajaran.
Tahapan pertumbuhan dan
perkembangan
 1. Masa prenatal
 a. Masa mudigah/ embrio: konsepsi – 8 minggu
 b. Masa janin/ fetus: 9 minggu – lahir
 2. Masa bayi : usia 0 – 1 tahun
 a. Masa neonatal: 0 – 28 hari
 - Masa neonatal dini: 0 – 7 hari
 - Masa neonatal lanjut: 8 – 28 hari
 b. Masa pasca neonatal: 29 hari – 1 tahun
 3. Masa prasekolah: usia 1 – 6 tahun
 4. Masa sekolah: usia 6 – 18/20 tahun
 a. Masa praremaja: 6 – 10 tahun
 b. Masa Remaja: 10 – 20 tahun
Hospitalisasi
 Hospitalisasi merupakan suatu proses karena suatu alasan yang
berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di
rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai
pemulangannya kembali kerumah. Selama proses tersebut, anak
danorang tua harus dapat mengalami berbagai kejadian yang
menurut beberapa ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat
traumatik dan penuh stress (Wong, 2000).
Efek terhadap proses hospitalisasi

Dampak Hospitalisasi atau sakit dan dirawat


dirumah sakit bagi anak dan keluarga akan
menimbulkan stress dan tidak aman. Jumlah dan
efek stress tergantung pada persepsi anak dan
keluarga terhadap kerusakan penyakit dan
pengobatan. Penyebab anak stres meliputi
psikososial (berpisah dengan orang tua , keluarga
lain, teman dan perubahan peran),fisiologis
(kurang tidur, perasaan nyeri, imobilisasi dan tidak
mengontrol diri), lingkungan asing (kebiasaan
sehari-hari berubah).
Keuntungan hospitalisasi
Meskipun hospitalisasi dapat dan
biasa menimbulkan stres bagi anak-
anak, tetapi hospitalisasi juga
bermanfaat. Manfaat yang paling nyata
adalah pulih dari sakit, tetapi
hospitalisasi juga dapat memberi
kesempatan pada anak-anak untuk
mengatasi stres dan merasa kompoten
dalam kemampuan koping mereka.
Konsep asuhan keperawatan

 laporan pendahuluan DHF.doc

Anda mungkin juga menyukai