Anda di halaman 1dari 80

PENGANGKUTAN ORANG LUKA

MEDAN SULIT
PENDAHULUAN

 Korban suatu pertempuran atau kecelakaan dapat saja


terjadi di sembarangan tempat dan waktu. Namun
tindakan pertolongan tetap harus diberikan sesuai
standar pertolongan yang baku

Pertolongan yang harus dilakukan pada setiap korban


haruslah diberikan secaraMELALUI
cepat, tepat, dan akurat sesuai
TUGASyang
kebutuhan kedaruratan OPSditemukan
RULING & TATA URUT
a. Pendahuluan.
b. Prinsip Dasar POL.
c. Tehnik Ekstraksi
d. POL Medan sulit
e. Evaluasi
f. Penutup

REFERENSI
Naskah Departemen ttg POL &
Improv, Pionir Kes utk Diktukba
PRINSIP DASAR POL

a. POL secara garis besar ditujukan untuk :


1) Memindahkan korban dari tempat kejadian dalam rangka
memberikan pertolongan pertama
2) Memindahkan korban menuju fasilitas kesehatan lain yang
lebih mampu dalam rangka mendapatkan pertolongan
lanjutan.

b. Berdasarkan hal tersebut di atas maka POL pada prinsipnya di


Lakukan secara darurat dan tidak darurat
Pengangkutan tidak darurat.
Dilakukan jika situasi dan kondisi Tempat kejadian memungkinkan
untuk dilakukan pertolongan pertama/darurat.

Pengangkutan darurat.

a. Dilakukan jika situasi dan kondisi tempat kejadian memungkinkan


untuk dilakukan pertolongan pertama/darurat.

b. Keadaan lain yang mengharuskan pengangkutan darurat dilakukan


adalah keadaan dimana korban berada pada area yang sempit dan
tidak ada ruangan yang cukup untuk melakukan tindakan pertolongan
KETENTUAN DASAR
PENGANGKUT

a. Gunakan gerakan-gerakan yang alami dari sistem tubuh, baik pada


saat mengangkat maupun berpindah tempat

b. Ketahui dengan baik kemampuan dan batas kemampuan fisik


sendiri.

c. Selalu memperhatikan tumpuan kaki yang kokoh saat bergerak.

d. Gunakan otot-otot lengan bukan otot punggung saat


Mengangkat atau menurunkan korban.

e. Pertahankan posisi punggung yang lurus dan gunakan otot


lengan, bahu, dan otot paha untuk berdiri pada saat mengangkat korban

f. Istirahat secara teratur jika memungkinkan selama mengangkut


korban.

g. Secara prinsip senjata dan perlengkapan perorangan korban yang


diangkut tidak harus dibawa oleh pengangkut. Mintalah bantuan orang
lain untuk membawanya.
KEHARUSAN
ANGGOTA POL

a. Setiap anggota pengangkutan orang luka, harus mengetahui


sungguh – sungguh tentang peraturan – peraturan pengangkutan orang
luka, hingga terdapat keseragaman dalam pelaksanaan serta timbul
kerja sama yang baik antara anggota pengangkut.
b. Setiap anggota pengangkutan orang luka, harus memiliki
ketrampilan yang tinggi, yang didapat dari latihan – latihan menurut
cara tertentu .
c. Latihan – latihan untuk memperoleh ketrampilan harus dilakukan
secara teratur dan berurutan ( sistematis ) supaya dapat diperoleh
pengalaman dan disiplin yang perlu bagi pengangkutan orang luka.
KOMANDAN
POL

 Untuk memperoleh
gerakan yg sama,
kompak dan serempak
serta bertanggung jawab
dlm melaksanakan POL
TEHNIK EKSTRAKSI

a Ekstraksi. Adalah pemindahan darurat korban dari tempat


kejadian menuju tempat yang lebih aman dan memungkinkan
untuk dilakukannya pertolongan pertama / darurat. Prinsip dari
pemindahan darurat ini adalah jalan nafas harus terbuka dan
memperhatikan kemungkinan terjadinya cedera pada leher dan
tulang belakang.

b. . Contoh-contoh keadaan di mana korban tidak memungkinkan


diberikan pertolongan di tempat kejadian adalah :
1) Korban kecelakaan lalu lintas yang terjepit di antara ruang
penumpang dengan badan kendaraan atau korban berada di
kolong kendaraan.
2) Korban ledakan bom yang terhimpit reruntuhan bangunan
3) Korban yang berada dalam tekanan tembakan
PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN

KETENTUAN DASAR EKSTRAKSI


Periksa dengan cepat dan teliti lokasi
kejadian

 Bahaya kebakaran atau potensi


kebakaran.
 Bahaya ledakan, tembakan
 Bahaya runtuhnya bangunan
 Bahaya keracunan gas
 Bahaya lalu lintas

Segera lakukan penilain korban.


 Sumbatan jalan nafas
 Henti jantung paru
 Cedera dada atau jalan nafas
 Syok atau perdarahan 12
PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN
Secara tehnis cara yang terbaik untuk
ekstraksi adalah dengan menggunakan:
Scope Strecher
Long Spine Board / Short Spine
Board
Vakum Matras

13
13. Tehnik Ekstraksi Secara teknis cara yang terbaik untuk ekstraksi adalah dengan
menggunakan :
a. Skope Strecher
b. Long Spine Board / Short Spine Board
c. Vacum Matras

Gb 1. Short Spine Board Gb. 2. Long Spine Board


DASAR DASAR POL

14. Posisi Korban. Langkah pertama dari pengangkutan korban tanpa tandu
adalah mengatur posisi korban. Pada korban yang sadar pengangkut dapat
mengatakan tentang cara dan posisi korban dalam pengangkutan, sehingga korban
akan dapat bekerja sama selama proses pengangkutannya. Pada korban yang tidak
sadar seringkali posisi korban harus digulingkan agar tertelungkup atau terlentang
sesuai cara pengangkutan yang akan dilakukan
15. POL Oleh Satu Orang

a. Memapah. Yaitu membantu Orang Luka untuk


berjalan, dengan perkataan lain, dengan bantuan penolong maka Orang
Luka masih dapat berjalan. Caranya adalah sebagai berikut :

1) Penolong berdiri di samping bagian tungkai yang


sakit, tingkai penolong disandarkan pada tungkai korban dan
menahannya.
2) Salah satu tangan penolong memegang pergelangan
tangan korban, kemudian tangan korban tersebut
dirangkulkan melalui tengkuk penolong dan dipegangnya.
3) Tangan penolong yang lainnya merangkul pada pinggang
korban dari arah belakang.
4) Kemudian korban disuruh berjalan, penolong
mengikutinya (tidak boleh mendahuluinya).
b. Membopong.

1) Korban didudukan di atas paha penolong.


2) Penolong mengapunya (tangan penolong yang satu dari bawah
kedua paha korban, sedangkan tangan yang lain merangkul dari punggung korban).
3) Korban merangkul penolong.
4) Penolong berdiri perlahan-lahan dan berjalan ke arah tujuan
c. Menggendong :
1) Menggendong cara biasa. Dilakukan terhadap korban yang
masih sadar dan kuat untuk berpegangan serta tidak terdapat luka pada tubuh bagian
depan serta tidak terdapat patah tulang. Adapun caranya adalah sebagai berikut :
a) Penolong mengambil posisi dari belakang untuk
membantu berdiri.
b) Penolong bergeser ke depan korban dari arah
samping sehingga posisi penolong membelakangi korban.
c) Penolong merendahkan badannya kemudian
korban digendong.
d) Tangan korban disuruh berpegangan.
e) Kedua tangan penolong menahan kedua paha
korban dari luar.
f) Penolong bersiap berjalan ke tujuan.
c. Menggendong :

2) Menggendong cara ransel :

a) Siapkan 2 kopelrim yang dipanjangkan dan kedua


ujungnya disambungkan. Letak sambungan dibawah paha dan
punggung korban.
b) Buka kedua kaki korban secukupnya kemudian
penolong terlentang diatas korban sambil memasukan
kedua tangannya kedalam sosok kopelrim kiri/kanan
sehingga posisi tangan seakan menggendong ransel.
c) Ambil kedua tangan korban, letakkan di atas dada
penolong dan pegang dengan salah satu tangan penolong.
d) Membalikan badan dengan cara sempurna dan hati-hati
sehingga posisi penolong menjadi tiarap, korban berada di atas
penolong.
e) Penolong melanjut kan gerakan berlutut kemudian
berdiri.
f) Penolong siap untuk berjalan.
g) Untuk meletakkan korban seperti gerakan
kebalikannya.
Menggendong dengan drahrim pada korban tidak sadar atau sadar tetapi tidak mampu
berdiri
Menggendong Dengan Dragriem pada korban sadar dan mampu berdiri
d. Menjulang.

1) Penolong mengambil posisi dari arah belakang korban kemudian membantu


mendirikan Orang Luka dan menahannya.
2) Sambil menahan korban penolong bergeser kedepan korban sehingga
posisi berhadpan.
3) Tangan kiri penolong, tangan kiri korban dan dengan perlahan- lahan
penolong merendahkan badannya kemudian menyisipkan tangan kanannya di antara
kedua paha.
4) Menolong berdiri sambil membetulkan letak korban sehingga tulang
kemaluan Orang Luka tepat pada pundak penolong.
5) Penolong siap untuk berjalan.
Mengangkat dari Depan
Mengangkat dari belakang
e. Menyeret. Dalam keadaan situasi tertentu Orang Luka pertempuran
tidak dapat ditolong ditempat kejadian sehingga korban tersebut harus dipindahkan
dengan cara menyeret.

1) Menyeret mundur. Penolong tiarap dari arah belakang korban


sehingga posisinya menghadap ke kepala korban, korban ditarik dari bawah
ketiaknya.
2) Menyeret dengan cara merangkak. Bila korban masih sadar, kedua
tangannya dirangkulkan di atas tengkuk penolong. Bila tidak sadar menggunakan
bantuan mitela yang diikatkan pada pergelangan tangan korban yang jaraknya ± 10 cm
yang fungsinya pengganti tangan yang merangkul ke tengkuk penolong. Penolong
merangkak dan posisi korban berada diantara kedua paha penolong.
3) Menyeret dengan menggunakan kopel. Cara ini digunakan jika korban tidak
memungkinkan untuk ditarik searah dengan posisi tubuh korban sehingga harus ditarik
menyamping.
4) Menyeret melalui anak tangga.
16. POL Oleh Dua Orang

a. Pengangkutan Duduk.

1) Kedua penolong mengambil posisi dikiri dan kanan


korban, dan berlutut rapat.
2) Korban didudukkan di atas paha penolong .
3) Tangan penolong satu sama lain berpegangan baik
yang berada dibawah paha korban maupun yang berada
dibelakang punggung korban.
4) Tangan korban dirangkulkan di kedua tengkuk
penolong.
5) Dengan aba-aba berdiri, penolong dengan serempak
berdiri kemudian berjalan kearah tujuan.
b. Pengangkutan Berbaring. Ada dua cara :

1) Korban masih sadar.


a) Korban dibaringkan terlentang.Kedua
penolong mengambil berdampingan disamping
korban dari bagian yang tidak sakit.
b) Pada aba-aba “PEGANG” pengangkut
menyisipkan kedua tangannya sampai batas
siku.
c) Sebagai patokan pada saat berlutut paha yang di atas
adalah paha yang mengarah ke kepala korban.
d) Aba-aba “ANGKAT” kedua penolong
mengangkat korban ke atas paha penolong, penolong
merapikan posisi tangannya.
e) “BERDIRI” kedua penolong dengan serempak berdiri
selanjutnya korban dirapatkan ke badan penolong
sehingga posisi korban miring. Dengan cara seperti ini
tekanan ke bawah akan terasa lebih ringan.
2) Korban tidak sadar.

a) Kedua orang penolong mengambil posisi berhadapan


sehingga korban berada di depan kedua penolong.

b) Tata cara pelaksanaannya sama seperti


pengangkutan korban yang masih sadar, hanya
berjalannya yang berbeda yaitu ke arah kepala atau kaki korban.
c. Pengangkutan Orang Luka melalui Gang Sempit/Lorong Sempit.
Cara ini dapat dipergunakan untuk mengangkut korban yang tidak sadar dan terdapat
luka di dada.

1) Satu orang penolong mengambil tempat dibelakang korban sedang penolong


yang lain mengambil tempat dibagian kaki korban.
2) Pada aba-aba “JONGKOK” kedua pengangkut berjongkok untuk penolong
yang berada di belakang korban mendudukan korban, sedang penolong
yang berada di bagian kaki berjongkok di antara kedua kaki korban (bila tidak
ada luka di kaki) atau dari samping kaki yang tidak sakit.
3) Pada aba-aba “PEGANG” penolong yang di belakang korban menyisipkan kedua
tangannya dari bawah ketiak korban dan menyisipkan di dada korban. Sedang
penolong yang berada di kaki mengangkat kedua kaki korban sampai batas sikunya
pada bagian lutut korban.
4) Pada aba-aba “BERDIRI” kedua penolong berdiri kemudian melanjutkan
berjalan.
d. Pengangkutan Bergantung.
1) Pengangkutan ini dilakukan dalam lorong perlindungan atau di bawah
jembatan. Pengangkutan cara ini dapat dipergunakan untuk mengangkut korban
yang masih sadar ataupun korban yang tidak sadar. Bila korban masih sadar,
kedua tangan korban disuruh merangkul tengkuk penolong, dan bila korban tidak
sadar cara merangkul digantikan dengan kain segitiga yang dibuat dasi besar yang
disimpulkan di samping leher penolong untuk menahan kepala korban.
2) Cara pengangkutannya adalah sebagai berikut :
a) Pada aba-aba “PERSIAPAN” kedua penolong
mengambil posisi berdiri di atas korban (korban diantara
kedua kaki penolong). Penolong menghadap ke arah kepala
korban.
b) Pada aba-aba “JONGKOK” kedua penolong berjongkok
dengan salah satu kaki bertumpu tanah.
c) Pada aba-aba “PEGANG” kedua penolong menyisipkan
kedua tangannya untuk penolong yang didepan memegang
korban, sedangkan penolong yang di belakang memegang
korban pada bawah pantat.
d) “BERDIRI” korban diangkat dan berdiri dengan posisi
membungkuk selanjutnya berjalan, dimulai dari kaki kiri.
17. Pengangkutan Orang Luka oleh Tiga Orang Penolong :
a. Pengangkutan Berbaring.
1) Aba-aba “PERSIAPAN” ketiga pengangkut mengambil
posisi disamping korban.
2) Aba-aba “JONGKOK” pengangkut berjongkok dengan
paha yang kearah kepala korban di atas.
3) Aba-aba “PEGANG” masing-masing pengangkut
menyisipkan tangannya di bawah korban sampai batas siku-
sikunya.
4) Aba-aba “ANGKAT” korban diangkat di atas paha
penolong pada saat penolong membetulkan letak tangannya.
5) “BERDIRI” ketiga penolong berdiri kemudian korban
dirapatkan ke badan penolong.

Selanjutnya penolong berjalan atau meletakan di atas tandu.Untuk


meletakan korban pelaksanaannya adalah kebalikannya.
Untuk pengangkutan berbaring oleh tiga orang yang dilakukan terhadap korban
yang tidak sadar, penolong yang di bagian kepala korban berhadapan dengan
kedua penolong. Untuk berjalannya ke arah kepala atau ke arah kaki korban.
Seperti langkah ke kiri atau langkah ke kanan pada saat PBB.
b. Pengangkutan Duduk. Pengangkutan cara duduk oleh tiga orang
penolong ini sama seperti yang dilakukan oleh dua orang penolong, hanya satu
orang penolong yang lainnya memegang kaki korban, dari samping atau dari antara
kedua kaki korban.

13. Pengangkutan Orang Luka oleh Empat Orang. Pengangkutan oleh empat orang
penolong ini biasanya dilakukan terhadap korban yang lemah badannya. Cara
mengangkutnya adalah berbaring. Secara umum sama seperti yang dilakukan oleh tiga
orang penolong, penolong yang satu pada saat korban dan berhadapan dengan tiga orang
penolong. Dan bila korban akan diletakan di atas tandu, penolong yang satu ini membantu
mendorong tandu ke bawah korban.
14. Pengangkutan Orang
18. Pengangkutan Orang Luka dalam Berbagai Keadaan.

a. Pengangkutan Orang Luka harus dilakukan segera dan secepat mungkin


dengan tidak mengabaikan luka korban.
b. Untuk pengangkutan terhadap korban yang mendekati sempurna adalah
dengan menggunakan tandu.
c. Regu tandu Tonkes Yonif mempunyai tugas yang tidak ringan dalam
menyelamatkan jiwa korban, sangat mungkin regu tandu melalui rintangan-
rintangan baik rintangan alam maupum rintangan buatan yang kesemuanya
harus dapat dilaluinya..

14. Pengangkutan Orang


19. Pengangkutan Orang Luka Menyeberangi Parit.

a. Tandu diletakkan di pinggir parit.


b. Letak kepala korban di belakang.
c. No. 1 melompati parit lalu menghadap ke tandu.
d. No. 2 & 3 masuk ke dalam parit, No. 4 pindah di antara pegangan tandu bagian
belakang.
e. No. 1 memberi aba-aba “ANGKAT” tandu diangkat selanjutnya No. 4 bergerak
maju, No. 2 & 3 mengulur tandu dari sisi masing-masing dan diterima oleh No. 1 dan
bergerak mundur sampai tandu bagian belakang bebas dari parit, tandu diletakkan.
f. No. 2 & 3 naik ke atas parit dan No. 4 melompati parit.
Keempat pengangkut mengambil14. posisiPengangkutan
semula dan melanjutkan
Orang gerakan.
20. Mengangkut Orang Luka pada Jalan Menanjak/Menurun.
a. Pengangkutan di jalan menanjak posisi kepala korban di depan, pengangkut
bagian depan/kepala tersebut menjinjing tandu, bagian kaki memikul tandu.
b. Sebaliknya pada jalan menurun posisi kepala di belakang, dengan posisi
pembawaan tandu bagian depan dipikul, bagian belakang dijinjing..

Posisi tandu dipertahankan rata-rata air


dengan kepala korban diletakkan di
depan. Pengangkut belakang bertugas
mengawasi kondisi korban
Posisi tandu dipertahankan rata-rata air
dengan kepala korban diletakkan di
belakang
21. Pengangkutan Orang Luka Menyeberangi Pagar Tembok.
a. Korban diletakan ± 1 m dari tembok.
b. No. 1 melompat pagar tembok kemudian menghadap ke tandu.
c. No. 2 & 3 berdiri di samping tandu bagian depan, No. 4 diantara pegangan
tandu belakang, pada aba-aba “ANGKAT” tandu diangkat dan diletakkan di atas
tembok sampai kaki tandu depan melewati pagar tembok.
d. No. 2 & 3 melompat pagar tembok kemudian berhadapan menghadap ke tandu
dan memegang tandu.
e. Pada aba-aba “SORONG” tandu didorong No. 1 menahan tandu bagian kaki
kemudian berjalan mundur, sedang No. 2 & 3 menggeser tandu hingga ± 1 m dari pagar
tembok kemudian tandu diletakkan.
f. No. 4 melompati pagar 14.tembok,Pengangkutan
selanjutnya seluruh
Orang pengangkut mengambil
tempat dan melanjutkan perjalanan.
22. Mengangkut Orang Luka Menyeberangi Pagar Berduri. Pelaksanaan hampir
sama dengan melalui pagar tembok, bedanya pada pelaksanaan di sini tandu tidak
diletakan di atas pagar, tetapi setelah tandu meluncur keseberang ± ⅔nya segera No. 2
& 3 menerobos pagar berduri kemudian membantu menyeberangkan tandu selanjutnya
tandu diletakkan.
23. Pengangkutan pada lorong sempit. Pengangkut depan bertindak sebagai
pengintai dan pembuka jalan sedangkan pengangkut paling belakang bertugas
mengawasi kondisi medis korban
20. POL melalui semak belukar. Apabila semak belukar demikian padat dan tidak
memung-kinkan secara medik untuk mengangkut korban dengan cara biasa, maka posisi
korban diangkat de-ngan cara tinggi. Hal yang sama jika pengangkutan ha-rus melintasi
rawa-rawa atau sungai yang cukup dalam.
PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN
PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN
PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN
PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN
PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN
PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN
PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN
PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN
PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN

EXTRAKSI
PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN

POL MEDAN SULIT


POL MEDAN SULIT ADLAH SUATU
KEGIATAN PENGANGKUTAN KORBAN
SELESAI
DIMEDAN YANG SULIT DIMANA TIDAK BISA
DILAKUKAN DENGAN POL BIASA, UNTUK
MELAKSANAKAN PENGANGKUTAN INI
DIPERLUKAN PERALATAN KHUSUS DAN
KETERAMPILAN DIBIDANG
MONTHENERING.
CARA PEMBAWAAN KORBAN

• TEHNIK MENGGENDONG
• TEHNIK MEMBOPONG
• TEHNIK DENGAN
MENGGUNAKAN TANDU
• TEHNIK PELUNCURAN
TEHNIK MENGGENDONG
A. PERALATAN
- WEEBENG = ASCENDER
- SELING = DESCENDER
- PRUSIK
- PULLEY
- SNAP GATE
- STATIC ROPE
= SIT HARNES/PULL BODY HARNES
B. PELAKSANAAN
• KORBAN YANG AKAN DIBAWA DISESUAIKAN
DENGAN LUKA PENDERITA YG DAPAT
DIANKUT DENGAN TEHNIK INI
• PENGANGKUT KORBAN HARUS MEMILIKI
KEMAMPUAN JASMANI YANG BAIK
• ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK
MENGGENDONG ADALAH WEBBENG
• SETELAH KORBAN DAN PENGANGKUT SIAP
DIKAITKAN DIJALUR UNTUK DINAIKKAN.
TEHNIK MEMBOPONG
A. PERALATAN
- WEEBENG = ASCENDER
- SELING = DESCENDER
- PRUSIK
- PULLEY
- SNAP GATE
- STATIC ROPE
= SIT HARNES/PULL BODY HARNES
B. PELAKSANAAN
• KORBAN YANG AKAN DIBAWA DISESUAIKAN
DENGAN LUKA PENDERITA YG DAPAT
DIANKUT DENGAN TEHNIK INI
• PENGANGKUT KORBAN HARUS MEMILIKI
KEMAMPUAN JASMANI YANG BAIK
• ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK
MENGGENDONG ADALAH WEBBENG
• SETELAH KORBAN DAN PENGANGKUT SIAP
DIKAITKAN DIJALUR UNTUK DINAIKKAN.
TEHNIK DENGAN
MENGGUNAKAN TANDU
A. PERALATAN
- WEEBENG = ASCENDER
- SELING = DESCENDER
- PRUSIK = TANDU
- PULLEY = BASIC JUMMAR
- SNAP GATEC
- STATIC ROPE
= SIT HARNES/PULL BODY HARNES
B. PELAKSANAAN
• KORBAN DIIKAT PADA TANDU.
• PENGANGKUT JUGA DIKAITKAN PADA TANDU
BAGIAN BAWAH/ DEKAT DGN KAKI KORBAN
• PENGANGKUT SENANTIASA MEMANTAU
KEADAAN KORBAN
• PENGANGKUT HARUS DAPAT BERKOMUNIKASI
DENGAN TEAM PENARIK UNTUK MENGHINDARI
TRABEL SELAMA PENGANGKUTAN
TEHNIK PELUNCURAN
A. PERALATAN
- WEEBENG
- SELING = DESCENDER
- PRUSIK
- PULLEY
- SNAP GATE
- STATIC ROPE
= SIT HARNES/PULL BODY HARNES
B. PELAKSANAAN
• SEMUA KORBAN DAPAT DILUNCURKAN
• KORBAN YANG LUKA PARAH SEBAIKNYA
DILUNCURKAN DGN MENGGUNAKAN
TANDU
• SEBELUM DILUNCURKAN PASTIKAN
KEADAAN KORBAN SUDAH STABIL
SEMANGAT JUANG
&
JIWA PENGABDIAN YG TINGGI
Tingkatkan Keterampilan,
Kemampuan
&
sikap Profesionalisme thd Alkes
Guna Dukkes & Yankes Yg Cepat,
Tepat & teratur
MANFAAT BAGI PRAJURIT & PNS SERTA KELUARGANYA
PERLU PENGORBANAN
Bangun interaksi & komunikasi antar Basis
Saling Asah Asih & Asuh Esprit De Corps
Pupuk Semangat Raih Prestasi TERBAIK
Pelihara Fisik & Mental
Cegah Gagal Dik
Perhatikan Faktor Keamanan
Pembina, Pelatih & Gumil Berikan
Ilmu dgn Sungguh’s
BASIS jd BINTARA ra yg
PROFESIONAL

Pembina, Pelatih & Gumil Berikan


Ilmu dgn Sungguh’s

Anda mungkin juga menyukai