Anda di halaman 1dari 46

Cigarette Smoking and

Lung Cancer

KELOMPOK 9
KELOMPOK 9

▰ AGNES APRIA SIMANJUNTAK 25010116120053


▰ TUTUT OKTA HARDIYANTI 25010116120078
▰ MAURIZKA VIERA CHAIRUNISSA 25010116140137
▰ NIDA NADHIFAH 25010116140298

2
PERTANYAAN 1

What makes the first study a case-control study?


Case-control adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut
bagaimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan
pendekatan retrospektif, dimulai dengan mengidentifikasi
pasien dengan efek atau penyakit tertentu (kelompok cases)
dan kelompok tanpa efek (kelompok control), kemudian diteliti
faktor risiko yang dapat menerangkan mengapa kelompok
cases terkena efek, sedangkan kelompok control tidak.

3
LANJUTAN

Pada kasus di atas kalompok case adalah perokok penderita kanker paru-paru.

Pada kelompok kontrol adalah perokok dengan penyakit lain

Untuk membandingkan pengaruh faktor risiko terhadap kejadian suatu penyakit. Pada
kasus ini faktor risiko adalah merokok dan kejadian penyakit adalah kanker paru-paru.

Studi case-control pada kasus bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berpengaruh
terhadap terjadinya penyakit kanker paru-paru
TRANSITION HEADLINE
Studi case-control digunakan apabila outcome atau penyakit (dalam hal ini kanker paru-paru)
sudah diketahui di awal

4
PERTANYAAN 2

What makes the second study a cohort study?


Desain studi yang dimulai dengan menentukan populasi
berisiko yang pada awal pengamatan longitudinal dalam
keadaan sehat dan membagi menjadi kelompok terpapar dan
tidak terpapar dari faktor risiko tertentu. Kemudian diamati
dalam waktu tertentu kapan dan berapa banyak dari subjek
yang berubah menjadi sakit.

5
LANJUTAN

Pada studi kohort populasi dipilih dari kesamaan populasi


yang memiliki kebiasaan merokok dan belum terdeteksi
menderita penyakit kanker paru-paru.

Studi kohort ini dilakukan untuk lebih membuktikan bahwa


kebiasaan merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru.

6
PERTANYAAN 3

Why might hospitals have been chosen as the setting for


this study?

Karena di rumah sakit dapat ditemukan data pasien dengan


riwayat kebiasaan merokok dan yang menderita kanker paru-
paru. Sehingga data lebih mudah didapat, dapat menghindari
bias dalam penelitian, dan hasil penelitian dapat lebih akurat.

7
PERTANYAAN 4

What other sources of cases and controls might have been


used?

Sumber lain yang mungkin digunakan pada studi case-control


adalah sertifikat kematian, penyebaran kuesioner terhadap
penderita kanker paru-paru, data hasil kuesioner, register, dan
data kematian lainnya.

8
PERTANYAAN 5

What are the advantages of selecting controls from the


same hospitals as cases?

1
Kelompok kontrol digunakan sebagai kelompok pembanding,
sehingga apabila kelompok pembanding diambil dari satu
rumah sakit yang sama dengan kalompok case, maka penelitian
akan lebih efisien dan terhindar dari bias seleksi.

9
LANJUTAN

2
Populasi kasus dan kontrol penelitian diambil dari sumber
yang sama sehingga memiliki karakteristik yang sebanding
sehingga lebih mudah diidentifikasi. Karakteristik yang
dimaksud dalam kasus ini adalah dalam hal pelayanan
rumah sakit terhadap pasien

10
PERTANYAAN 6

How representative of all persons with lung cancer are


hospitalized patients with lung cancer?

Kurang representatif. Hal ini karena pasien kanker paru-paru yang


dirawat di rumah sakit kebanyakan sudah berada pada stadium akhir.
Sehingga kurang dapat mewakili penderita kanker paru-paru di
tempat lain yang masih berada pada stadium awal.

11
PERTANYAAN 7

How representative of the general population without lung


cancer are hospitalized patients without lung cancer?
Pasien rawat inap tanpa kanker paru-paru dapat saja memiliki kondisi
kesehatan lain daripada populasi umum. Perwakilan ini jumlahnya
akan lebih sedikit daripada mereka yang menderita kanker paru-paru
dan tidak dirawat di rumah sakit. Dengan sejumlah besar diagnosis
medis dan kekhawatiran orang yang pergi ke dokter, masih tidak akan
membuat representasi yang baik dari populasi umum.

12
PERTANYAAN 8

How may these representativeness issues affect


interpretation of the study's results?

Keterwakilan ini akan mempengaruhi validasi hasil penelitian, dapat


memberikan hasil yang tidak akurat dan memberikan penjelasan yang
salah mengenai masalah kesehatan yang sebenarnya terjadi.

13
LANJUTAN

Pada intinya, hasilnya tidak dapat mewakili perokok untuk dikaitkan


dengan kanker paru-paru berdasarkan jumlah pasien yang dirawat di
rumah sakit dengan kanker paru-paru. Di sisi lain, jika banyak perokok
yang dirawat untuk masalah kesehatan lainnya, maka itu akan membuka
pintu untuk penelitian tambahan yang tidak terkait dengan kanker paru-
paru dan merokok.

14
Table 1. Smoking status before onset of the present illness, lung cancer
cases and matched controls with other diseases, Great Britain, 1948-
1952.

Cases controls

Perokok 1350 1296

Bukan Perokok 7 61

Total 1357 1357

15
PERTANYAAN 9

From this table, calculate the proportion of cases and


controls who smoked.

▰ Proportion smoked, ▰ Proportion smoked,


cases: controls:
1350 1296
× 100% = 99,48% × 100% = 95,5%
1357 1357

16
PERTANYAAN 10

What do you infer from these proportions?

Menurut hasil perhitungan proporsi merokok pada kedua


kelompok, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
merokok dengan kanker paru karena hasil perhitungan
keduanya menunjukkan hasil yang tinggi

17
PERTANYAAN 11

a. Calculate the odds of b. Calculate the odds of


smoking among the cases smoking among the controls
odds of smoking odds of smoking
among the cases: among the controls:
1350 1296
= 192,9 61
= 21,2
7

18
PERTANYAAN 12

Calculate the ratio of these odds. How does this


compare with the cross-product ratio
▰ Cross-product ratio
▰ Odds Ratio 1350 1296
1350 7 : = 9,077
: = 9,1 7 61
1296 61
= 9,1

Odds Ratio = Cross-product ratio


19
PERTANYAAN 13

What do you infer from the odds ratio about the relationship
between smoking and lung cancer?

Menurut hasil perhitungan odds ratio dapat disimpulkan bahwa


orang yang merokok memiliki kemungkinan 9,1 lebih besar
untuk menderita kanker paru dari pada orang yang tidak
merokok

20
Table 2. Most recent amount of cigarettes smoked daily before onset of
the present illness, lung cancer cases and matched controls with other
diseases, Great Britain, 1948-1952.

Jumlah rokok harian Cases Control Odds Ratio


0 7 61
1-14 565 706
15-24 445 408
25+ 340 182
Semua perokok 1350 1296
Total 1357 1357

21
PERTANYAAN 14

Compute the odds ratio by category of daily cigarette consumption,


comparing each smoking category to nonsmokers

Odds Ratio 1-14 Odds Ratio 15-24 Odds Ratio 25+


565 7 445 7 340 7
706
∶ = 6,97
61
∶ = 9,5 182
∶ = 16,2
61
408 61

22
PERTANYAAN 15

Interpret these results

Dari hasil penghitungan odds ratio di atas membuktikan bahwa


semakin banyak konsumsi rokok perhari, maka semakin besar
pula risiko terkena kanker paru

23
PERTANYAAN 16

What are the other possible explanations for the apparent


association?
Faktor risiko dari merokok salah satunya kanker paru. Namun
tidak semua perokok terkena kanker paru-paru dan tidak semua
yang terkena kanker paru merupakan perokok

24
PERTANYAAN 17

How might the response rate of 68% affect the study's


results?
Tingkat tanggapan 68% dapat memengaruhi hasil studi dengan
memperkenalkan bias seleksi ke dalam penelitian dan berpotensi
menghasilkan kesimpulan yang secara sistematis berbeda dari kebenaran.
Dalam kasus khusus ini, bias akan menyebabkan seseorang meremehkan
risiko kanker paru-paru yang dikaitkan dengan merokok.

25
PERTANYAAN 18

Compute lung cancer mortality rates, rate ratios, and rate


differences for each smoking category. What do each of these
measures mean?
Mortality Rate =

(IRe) = incidence rate among the exposed subjects, and


(IRu) = the incidence rate among unexposed subjects.

(IRe) = incidence rate among the exposed subjects, and


(IRu) = the incidence rate among unexposed subjects.

26
Daily Number Deaths Person- Mortality Rate per 1,000 Rate Ratio Rate difference per
of Cigarettes years at person-years 1000 person-years
Risk
0 3 42800 = 3/42,800 x 1,000 referent referent
= 0.07
1-14 22 38600 = 22/38,600 x 1,000 = 0.57/0.07 = 0.57-0.07
= 0.57 = 8,14 = 0.50

15-24 54 38900 = 54/38,900 x 1,000 = 1.39/0.07 = 1.39-0.07


= 1.39 = 19.86 = 1.32

25+ 57 25100 = 57/25,100 x 1,000 = 2.27/0.07 = 2.27-0.07


= 2.27 = 32.43 = 2.20

smokers 133 102600 = 133/102,600 x 1,000 = 1.30/0.07 = 1.30-0.07


= 1.30 = 18.57 = 1.23

Total 136 145400 =136/145,400 x 1,000


= 0.94
27
PERTANYAAN 19
What proportion of lung cancer deaths among all smokers can be
attributed to smoking? What is this proportion called?

(CLe) = cumulative insidence among the exposed subjects


(CLu) = cumulative insidence among unexposed subjects.

28
LANJUTAN

Attributable proportion can also be expressed as a percent, i.e., the percentage


of disease in the exposed group that can be attributed to the exposure
(sometimes called the attributable risk %).

𝟏.𝟑𝟎−𝟎.𝟎𝟕
×100 % = 94,61 %
𝟏.𝟑𝟎

Proporsi kematian kanker paru-paru di antara semua perokok


dapat dikaitkan dengan merokok adalah 94,61%.

29
PERTANYAAN 20

If no one had smoked, how many deaths from lung cancer


would have been averted?
Berdasarkan tingkat proporsi kanker paru-paru hampir 95
persen kematian dapat dikaitkan dengan merokok. Jika tidak
ada yang pernah merokok, 133 dari kanker paru-paru akan
dihindari.

30
Table 4. Mortality rates (per 1,000 person-years), rate ratios, and excess
deaths from lung cancer and cardiovascular disease by smoking status, Doll
and Hill physician cohort study, Great Britain, 1951-1961

31
PERTANYAAN 21

Which cause of death has a stronger association with


smoking? Why?
Kanker paru-paru memiliki hubungan yang lebih kuat dengan
merokok. Rate ratio untuk kanker paru-paru adalah 18,5.
Sedangkan rate ratio untuk penyakit kardiovaskular adalah 1,3.
Ini berarti bahwa ada hubungan yang lebih tinggi antara kanker
paru-paru dan merokok, daripada penyakit kardiovaskular dan
merokok

32
PERTANYAAN 22
Calculate the population attributable risk percent for lung cancer mortality
and for cardiovascular disease mortality. How do they compare? How do
they differ from the attributable risk percent?
Attributable
Excess deaths
Non- Rate risk percent
Smokers ALL per 1000
smokers Ratio among
person-years
smokers

Lung Cancer 1.3 0.07 0.94 18.5 1.23 95%

Cardiovascular
9.5 7.32 8.87 1.3 2.19 23%
Disease

33
LANJUTAN

▰ (CLe) = cumulative insidence among the exposed subjects


▰ (CLu) = cumulative insidence among unexposed subjects.

Population attributable Population attributable risk


risk percent for Lung percent for cardiovascular
cancer disease disease

0.94−0.07 8.87−7.32
× 100% × 100%
0.94 8.87
= 92.6% = 17.4%
34
LANJUTAN

Kedua persentase menunjukkan kematian untuk kanker paru-paru dan penyakit


kardiovaskular dapat dikaitkan dengan merokok. Namun, presentase PAR
(population attributable risk) untuk penyakit paru-paru yakni 92,6% jauh lebih
tinggi daripada presentase PAR (population attributable risk) penyakit
kardiovaskular yakni 17,4%. Hal ini dapat mengindikasi bahwa individu merokok
dapat memiliki faktor risiko penyakit paru-paru yang lebih tinggi dan bisa jadi ada
hubungan antara kanker paru-paru dan merokok.

35
PERTANYAAN 23
How many lung cancer deaths per 1.000 persons per year are
attributable to smoking among the entire population? How many
cardiovascular disease deaths?

Lung Cancer Cardiovascular disease


0.925 x 0.94 = 0.87 deaths 0.174 x 8.87 = 1.54 deaths
per 1000 person years per 1000 person years

36
Table 5. Number and rate (per 1,000 person-years) of lung cancer deaths for
current smokers and ex- smokers by years since quitting, Doll and Hill
physician cohort study, Great Britain, 1951-1961.

37
PERTANYAAN 24

What does these data imply for the practice of public health
and preventive medicine?

Berdasarkan data di atas, risiko terkena kanker paru-paru lebih


besar terjadi pada perokok daripada bukan perokok. Berhenti
merokok juga menurunkan risiko terkena kanker paru-paru. Namun
tetap lebih berisiko disbanding dengan bukan perokok.

38
LANJUTAN

Berhenti merokok lebih baik dilakukan


untuk mengurangi risiko terkena kanker
paru-paru. Tapi dengan menjegah
seseorang untuk tidak merekok
merupakan tindakan yang paling baik
karena risiko terkena kanker paru-paru
akan sangat kecil.

39
Table 6. Comparison of measures of association from Doll and Hill’s 1948-
1952 case-control study and Doll and Hill’s 1951-1961 physician cohort study,
by number of cigarettes smoked daily, Great Britain

40
PERTANYAAN 25

Compare the results of the two studies. Comment on the similarities


and differences in the computed measures of association

Keduanya menunjukkan hubungan kematian akibat kanker paru-


paru yang disebabkan oleh rokok. Memiliki hasil yang hampir
sama, namun dalam kelompok 15-24 rokok perhari dan 25+ rokok
perhari hasilnya cukup berbeda. Rate ratio pada kohort lebih tinggi
dibandung dengan odds ratio pada case-control

41
PERTANYAAN 26

What are the advantages and disadvantages of case-control vs.


cohort studies?
Kasus-kontrol Kohort
Sample size Kecil Besar
Costs Hemat biaya Mahal
Study time Lebih singkat Lebih lama
Rare diseases Menguntungkan Tidak menguntungkan
Rare exposure Menguntungkan Tidak menguntungkan
Multiple exposures Tidak menguntungkan Menguntungkan
Multiple outcomes Tidak menguntungkan Menguntungkan
42
Kasus-kontrol Kohort
Progression, Tidak Menguntungkan
spectrum of illness menguntungkan
Disease rates Menguntungkan Tidak menguntungkan

Recall bias Menguntungkan Tidak menguntungkan

Loss to follow-up Menguntungkan Tidak menguntungkan

Selection bias Menguntungkan Tidak menguntungkan

43
PERTANYAAN 27

Which type of study (cohort or case-control) would you have done


first? Why? Why do a second study? Why do the other type of study?

Studi yang akan dilakukan pertama ialah kasus-kontrol karena studi ini
dapat digunakan ketika penyebab terjadinya penyakit sudah diketahui.
Studi kasus-kontrol biaya yang dipakai relaif lebih murah dan dapat
dilakukan pada satu waktu.

44
PERTANYAAN 28

Which of the following criteria for causality are met by the evidence
presented from these two studies?
YES NO

Strong association YES

Consistency among studies YES

Exposure precedes disease YES

Dose-response effect YES

Biologic plausibility NO

45
😉
THANKS!
Any questions?

46

Anda mungkin juga menyukai