Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Pembentukan Kelas

Diabetes terhadap Kualitas


Hidup dan Kepatuhan Terapi
Pasien Diabetes Tipe II
di Kabupaten Jombang
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolisme yang termasuk
kelompok gula darah melebihi batas normal atau hiperglikemi (lebih
dari 120mg/dl / 120mg%) (Suiraoka,2012)
jumlah penyandang DM tingkat 2 makin meningkat diseluruh dunia
terutama di negara berkembang, karena faktor genetik, faktor
demografi (jumlah penduduk meningkat, urbanisasi, usia diatas 40 th),
dan faktor perubahan gaya hidup yang menyebabkan obesitas karena
makan berlebih dan hidup santai kurang berolahraga.
WHO memprediksi kenaikan jumlah penderita DM di INdonesia tahun
2000 8,4 jt menjadi 21,3 jt pada tahun 2020. (PERKENI 2006).
• Dalam penelitian yang dilakukan oleh Isa dan Baiyewu (2006)
terhadap 251 responden, bertujuan untuk mengkaji kualitas hidup
DM dan untuk membandingkan faktor klinis dan sosio demografi yang
dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien.
• hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 52 pasien (20.7%)
dengan skor kualitas hidup yang rendah.
• mereka menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa umumnya pasien
DM menunjukan kualitas hidup DM yang cukup baik.
• salah satu sasaran terapi pasien DM adalah peningkatan kualitas
hidup pasien.
• seharusnya kualitas hidup menjadi sasaran yang penting bagi
profesional kesehatan karena dapat menjadi acuan keberhasilan dari
suatu tindakan / intervensi / terapi.
• kualitas hidup pasien diabetes melitus adalah persepsi atau
pandangan subjektuf pasien dm terhadap kepuasan yang dirasakan,
baik terhadap kemampuan fisik atau aktifitas sehari-hari, istirahat,
dan tidur, psikologis (gambaran diri body images dan penampilan)
hubungan sosial (dukungan sosial dan aktifitas seksual, dan
lingkungan (lingkungan kesehatan, kesempatan mendapat informasi,
dan ketrampilan , kesempatan rekreasi dan waktu luang.
• kepatuhan terapi pasien diabetes melitus
kesesuaian pasien terhadap anjuran atas medikasi yang telah
diresepkan yang terkait dengan waktu, dosis dan frekuensi.
hubungan antara pasien penyedia layanan kesehatan dan dukungn
sosial merupakan faktor penentu interpersonal yang mendasar dan
terkait erat dengan kepatuhan minum obat.
faktor yang mempengaruhi ketidak patuhan pengobatan :
1. pasien
2. faktor demografi
3. sosial ekonomi
4. durasi / lamanya penyakit
5. keparahan penyakit.
• Salah satu cara untuk mengetahui kepatuhan terapi pasien adalah
dengan melihat nilai HbA1C.
B. Perumusan Masalah
1. Apakah pembentukan komunitas DM mempengaruhi kualitas hidup?
2. Apakah pembentukan komunitas DM mempengaruhi kepatuhan
terapi?
c. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh pembentukan komunitas DM terhadap
kualitas hidup
2. Mengetahui pengaruh pembentukan komunitas DM terhadap
kepatuhan terapi
D. Keaslian Penelitian
Kritria Penelitian Judul 1
Judul Pengaruh Pembentukan Hubungan tingkat kepatuhan Gambaran Kepatuhan
Kelas Diabetes terhadap minum obat antidiabetik oral Pengobatan Pasien DM Tipe
Kualitas Hidup dan terhadap kadar hemoglobin II di Puskesmas Daerah
Kepatuhan Terapi Pasien terglikasi (HbA1C) pada pasien Istimewa yogyakarta
Diabetes Tipe II diabetes melitus tipe II
di Kabupaten Jombang
Tahun 2018 2017 2016
Lokasi Apotek Mojowarno di RSUP NTB (Poli Penyakit Puskesmas di daerah DIY
Kabupaten Jombang Dalam)
Penulis Cocak Awan Prihandoko, Wirawan Adikusuma, Nurul Nur Rasdianah, Suwaldi
Dian Indrayanti, Eka Qiyaam Martodiharjo, Tri Murti,
Hayati, Syarofina Dianati Lukman Hakim
Metode Penelitian Deskriptif analitis dengan Menggunakan metode hitung Penelitian ini menggunakan
menggunakan data pil (pil count) dan kadar HbA1C metode observasional
prospektif yang diambil diambil dari hasil uji lab dengan rancangan analisis
dari 2 kelompok berbeda potong lintang yang
yaitu kelompok kontrol dilakukan secara
dan perlakuan retrospektif pada 123
padien DM tipe II
E. Kegunaan Penelitian
• Bagi Apotek: Sebagai bentuk tanggungjawab sosial terhadap masyarakat dalam
meningkatkan kepatuhan dan kualitas hidup pasien DM
• Bagi Peneliti: Sebagai masukan dan penambah wawasan mengenai kualitas hidup
sebagai sasaran terapi pasien DM
• Bagi Instansi Pendidikan: Dapat memberikan gambaran pada instansi pendidikan
sejauh mana proses belajar mengajar di fakultas diterapkan di lapangan
• Bagi Masyarakat: Sebagai pengetahuan pasien DM untuk dapat meningkatkan
kepatuhan pasien dan kualitas hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai