Anda di halaman 1dari 27

Pelayanan Kontrasepsi

Metode Sederhana
Barier Intra Vagina

Kelompok 6
Dahlia Jambek
Dewi Puspitasari
Febriyani
Metode barier adalah metode
kontrasepsi dengan cara menghalangi
pertemuan sperma dengan sel telur
yang sifatnya sementara. Yakni
menghalangi masuknya sperma dari
vagina sampai kanalis servikalis.

Pengertian Metode Barier


2. Barier Intra Vagina
a. Pengertian
Metode ini merupakan metode untuk menghalangi
masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia
interna wanita dan mematikan spermatozoa oleh
spermisidnya.

b. Keuntungan
1. Mencegah kehamilan
2. Mengurangi insidens penyakit akibat hubungan seks

c. Kerugian
1. Angka kegagalan relatif tinggi
2. Aktifitas hubungan seks harus dihentikan sementara
untuk memasang alatnya
3. Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terus-
menerus pada setiap senggama
d. Macam-macam Barier Intra Vagina
1. Diafragma (Diaphragma)
2. Kap Serviks (Cervical cap)
3. Spons (Sponge)
4. Kondom Wanita
Untuk mendapatkan efektivitas yang lebih
tinggi, metode Barier Intra Vagina harus dipakai
bersama dengan spermisid. Faktor yang dapat
mempengaruhi efektivitas metode ini antara lain :
a) Paritas
b) Frekuensi senggama
c) Kemampuan untuk memakainya dengan benar
d) Kebiasaan-kebiasaan akseptor
e) Motivasi akseptor dalam pencegahan kehamilan
Ada satu hal sangat penting yang harus
mendapat perhatian akseptor yang menggunakan
metode ini yaitu kemungkinan timbulnya Sindrom
Syok Toksik (Toxic Shock Syndrom / TSS) bila
terjadi kelalaian dalam pemakaiannya. Sindrom ini
disebabkan oleh toxin yang dihasilkan oleh bakteri
Staphylococcus aureus. TSS sering terjadi pada
wanita yang memakai tampon (intra-vaginal) selama
haid.
Calon akseptor metode Barier Intra Vagina
harus diberi intruksi-intruksi untuk
mengurangi/mencegah risiko timbulnya TSS, yaitu
antara lain :
1. Cuci tangan dengan sabun sebelum memasang
atau mengeluarkan alatnya
2. Jangan biarkan metode ini lebih lama dari 24
jam
3. Jangan menggunakan metode ini pada saat haid,
atau bila ada perdarahan per-vaginaan, atau
adanya vaginal discharge abnormal (pakailah
kondom)
4. Setelah melahirkan bayi aterm, tunggu 6-12
minggu sebelum menggunakan metode ini
5. Wanita harus diajari tanda-tanda bahaya TSS
:
• Demam
• Muntah
• Diare
• Nyeri otot tubuh
• Rash (sunburn/seperti tersengat sinar
matahari)
6. Bila menduga TSS, keluarkan alat
kontrasepsinya dan hubungi petugas medis
7. Bila pernah mengalami TSS, pilih metode
kontrasepsi yang lain
1) Diafragma (Diaphragma)
a. Pengertian
Diafragma adalah kap berbentuk bulat, cembung,
terbuat dari lateks (karet) yang dimasukan ke dalam
vagina sebelum koitus dan menutupi serviks.

b. Jenis-jenis diafragma
Jenis diafragma antara lain :
1. Flat spring (diafragma pegas datar)
2. Coil spring (diafragma pegas kumparan)
3. Arching spring
c. Cara kerja
Alat kontrasepsi metode barier yang berupa
diafragma ini mempunyai cara kerja sebagai
berikut:
1) Mencegah masuknya sperma melalui kanalis
servikalis ke uterus dan saluran telur.
2) Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.

d. Manfaat
Alat kontrasepsi diafragma memberikan dua
manfaat secara kontrasepsi dan non kontrasepsi.
Manfaat kontrasepsi :
A. Efektif bila digunakan dengan benar
B. Tidak mengganggu produksi ASI
C. Tidak mengganggu hubungan seksual karena
telah dipersiapkan sebelumnya
D. Tidak mengganggu kesehatan klien
E. Tidak mempunyai pengaruh sistemik
Manfaat non kontrasepsi:
1) Memberikan perlindungan terhadap penyakit
menular seksual
2) Dapat menampung darah menstruasi, bila
digunakan saat haid

e. Pemasangan Diafragma
Tahap 1:
Kosongkan kandung kemih dan cuci tangan
dengan sabun dan air mengalir. Pastikan diafragma
tidak berlubang. Olehkan spermisida pada kap
difragma secara merata.
Tahap 2:
Cari posisi yang nyaman pada saat
pemasangan diafragma. Posisi dapat dengan
mengangkat satu kaki ke atas kursi, duduk di tepi
kursi, berbaring ataupun sambil jongkok. Pisahkan
bibir vulva. Tepi diafragma melipat menjadi dua
dengan sisi yang lain. Letakkan jari telunjuk di
tengah kap untuk pegangan yang kuat. Spermisida
harus berada di dalam kap.
Tahap 3:
Masukan diafragma ke dalam vagina jauh ke
belakang, dorong bagian depan pinggir ke atas,
dibalik tulang pubis. Masukan jari ke dalam vagina
sampai menyentuh serviks. Sarungkan karetnya dan
pastikan serviks telah terlindungi.

Perhatian : diafragma masih terpasang dalam


vagina sampai 6 jam setelah berakhir hubungan
seksual. Jika hubungan seksual berlangsung di atas
6 jam setelah pemasangan, tambahkan spermisida
ke dalam vagina. Jangan meninggalkan diafragma ke
dalam vagina labih dari 24 jam.
f. Pelepasan diafragma
Tahap 1:
Sebelum melepas difragma cuci tangan
dengan sabun dan air mengalir. Kait bagian ujung
diafragma dengan bagian telunjuk dan tengah untuk
mmemegang penampung.

Tahap 2:
Tarik diafragma turun dan tarik keluar. Cuci
dengan sabun dan air kemudian keringkan sebelum
disimpan kembali ditempatnya.
2) Kap Serviks
Yaitu suatu alat yang hanya mentupi serviks
saja. Dibandingkan diafragma, kap serviks lebih
dalam atau lebih tinggi kubahnya tetapi
diameternya lebih kecil, dan umumnya lebih kaku.
Zaman dahulu, kap serviks terbuat dari logam atau
plastik, sekarang yang banyak adalah dari karet.
a. Macam-macam Kap Serviks
1. Prentif Cavity-Rim Cap
2. Dumas atau Vault Cap
3. Vimule Cap
b. Keuntungan
1. Efektif, meskipun tanpa spermisid, tetapi bila
dibiarkan di serviks untuk waktu > 24 jam, pemberian
spermisid sebelum bersenggama akan menambah
efektifitasnya.
2. Kap Serviks dapat dibiarkan selama seluruh periode
inter-menstrual, dan hanya perlu dikeluarkan pada
saat perkiraan datangnya haid. (tetapi ini tidak
dianjurkan).
3. Tidak terasa oleh suami pada saat bersenggama.
4. Dapat dipakai oleh wanita sekalipun ada kelainan
anatomis/fungsional dari vagina misalnya : sistokel,
rektokel, prolapses uteri, tonus otot vagina yang
kurang baik.
5. Kap Serviks hanya menutupi serviks saja, sehingga
tidak memerlukan pengukuran ulang bilamana terjadi
perubahan tonus otot vagina.
6. Jarang terlepas selama senggama.
c. Kerugian
Pemasangan dan pengeluarannya lebih sulit karena
letak serviks yang jauh di dalam vagina.

d. Efak samping
1. Hanya ada satu efek samping minor yaitu timbulnya
secret yang sangat berbau bila kap serviks dibiarkan
terlalu lama di dalam vagina.

2. Yang selalu harus dipikirkan adalah kemungkinan :


Sindrom Syok Toksik
Infeksi traktus urinarius yang berulang-ulang
Bertambahnya abnormalitas serviks sehubungan
dengan HPV (Humam Papilloma Virus)
3) Spons
Sponge berbentuk bantal, satu sisi dari
sponge berbentuk cekung yang dimaksudkan untuk
menutupi serviks dan mengurangi kemungkinan
perubahan letak spons selama senggama. Sisi lainnya
mempunyai tali untuk mempermudah
pengeluarannya.
A. Efek samping dan komplikasi
• Iritasi atau reaksi alergi yang umumnya disebabkan oleh
spermisidnya.
• Kemungkinan infeksi vagina oleh jamur bertambah besar.
• Kemungkinan timbulnya Syindrom Syok Toksik.

B. Catatan penting untuk Akseptor


1. Jaga kebersihan tangan sebelum memasang sponge dan
saat mengeluarkannya.
2. Jangan melampaui batas waktu 24 jam untuk membiarkan
sponge in situ.
3. Jangan menggunakan sponge bila sedang haid, bila ada
perdarahan pervaginal atau apabila ada flour albus.
4. Jangan menggunakan sponge selama 6-12 minggu post
partum (pakailah kondom)
5. Perhatikan tanda-tanda bahaya Syindrom Syok Toksik.
4) Kondom Wanita
Ini merupakan kombinasi antara diafragma
dan kondom, alat ini terdiri dari dua cincin
polyurethane yang lentur berbentuk diafragma yang
terdapat pada masing-masing ujung dari suatu
selubung lunak polyurethane yang longgar. Sebelum
dipasang, biasanya ditambahkan spermisid pada
alatnya.

Cincin-dalam dipasang tinggi di dalam vagina,


dan tidak perlu dipasang tepat menutupi serviks
karena akan terdorong ke atas selama senggama.
Cincin-luar menutupi labia landasan dari penis.
Selama bersenggama cincin luar menutupi labia dan
dasar dari penis,
Alasan utama dari dikembangkannya kondom
wanita adalah karena pada kondom pria dan
diafragma biasa, kedua alat tersebut menutupi
daerah perinium sehingga masih ada kemungkinan
penyebaran mikroorganisme penyebaran PHS.

3. Kimiawi (Spermisida)
Spermisida adalah bahan kimia yang
digunakan untuk membunuh sperma. Yang dikemas
dalam bentuk:
1) Aerosol (busa)
2) Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvable
film
3) Krim
b) Cara kerja :
Menyebabkan sel membran sperma pecah,
memperlambat pergerakan sperma, dan menurunkan
kemampuan pembuahan sel telur.

c) Manfaat
Kontrasepsi:
1. Efektif seketika (busa dan krim)
2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Bisa digunakan sebagai pendukung metode yang lain
4. Tidak mengganggu kesehatan klien
5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik
6. Mudah digunakan
7. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
8. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan
kesehatan khusus
• Non Kontrasepsi:
Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS
termasuk HIV/AIDS.

d) Keterbatasan
1. Efektivitas kurang Efektivitas sebagai
kontrasepsi tergantung pada kepatuhan
mengikuti cara penggunaan
2. Ketergantungan penggunaan dari motivasi
berkelanjutan dengan memakai setiap melakukan
hubungan seksual
3. Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah
aplikasi sebelum melakukan hubungan seksual
4. Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam
Thank You

Anda mungkin juga menyukai