KEMKES
Besar sampel : 200 peluang dalam 1 periode yang dibagi dalam beberapa lokasi
Kondisi khusus adalah pasien koma, bayi baru lahir yang belum diberi nama, pasien tidak sadar tanpa Identifikasi sesuai kebijakan RS.
Tipe Indikator Proses
Ukuran Indikator Presentase
Jenis Indikator Proses
Numerator (pembilang) Jumlah identifikasi pasien yang dilakukan secara benar pada kondisi khusus
Denominator (penyebut) Jumlah total peluang kondisi khusus yang di observasi
Target Pencapaian 100%
Kriteria:
- Inklusi Semua pasien koma, bayi baru lahir yang belum diberi nama, pasien tidak sadar tanpa identitas
- Eksklusi
Formula Jumlah identifikasi pasien yang dilakukan secara benar pada kondisi khusus x 100%
Jumlah total peluang kondisi khusus yang di observasi
Sumber data Form observasi KIP 4
Frekuensi pengumpulan data Harian
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode analisis Triwulan
Metode Pengumpulan Data Concurrent
Besar sampel : 200 peluang dalam 1 periode yang dibagi dalam beberapa lokasi
Pasien A B C D
Identifikasi
secara benar
1 0 3
2 X 100% X 100%
2 3 1 X 100% 4 X 100%
- Eksklusi
Formula
Jumlah kumulatif waktu yang dibutuhkan sejak pasien tiba di IGD, di triage sampai mendapat pelayanan dokter IGD menit
Jumlah pasien IGD yang di survey
Sumber data Rekam medik IGD : Form Triage dan Form Asesmen medis IGD
Frekuensi pengumpulan data harian
Periode Pelaporan data bulanan
Periode analisis Triwulan
Cara Pengumpulan Data Concurent
Sampel Populasi
Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel . >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Data Run chart Control Chart
Instrumen Pengambilan Data Form RWTP IGD
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Gawat Darurat
3. Rerata Waktu Tunggu Rawat Jalan (RWTRJ)
Judul Indikator Waktu Tunggu Rawat Jalan
Dasar pemikiran Pasal 29 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Dimensi Mutu 1. Aksesibilitas
2. Keselamatan
3. Fokus kepada pasien
4. Kesinambungan
Tujuan Tersedianya pelayanan dokter/ dokter spesialis di rawat jalan yang mudah dan cepat diakses oleh pasien pada hari kerja
Definisi Operasional Waktu tunggu rawat jalan adalah waktu yang dibutuhkan mulai saat pasien kontak dengan petugas pendaftaran sampai mendapat
pelayanan dokter / dokter spesialis.
Kontak dengan petugas pendaftaran adalah proses saat petugas pendaftaran menanyakan dan mencatat / menginput data pasien.
Pelayanan dokter / dokter spesialis adalah proses saat pasien kontak dengan dokter / dokter spesialis.
Definisi Operasional Waktu visite Dokter Spesialis adalah waktu kunjungan DPJP untuk melihat perkembangan pasien yang menjadi tanggung jawabnya
setiap hari termasuk hari libur.
Waktu lapor hasil kritis laboratorium adalah waktu yang dibutuhkan sejak hasil pemeriksaan keluar dan telah dibaca oleh dokter / analis
yang diberi kewenangan hingga petugas melaporkan hasilnya kepada dokter yang meminta pemeriksaan
Standar Waktu lapor hasil kritis laboratorium adalah waktu pelaporan < 30 menit.
- Eksklusi
Formula Jumlah hasil kritis laboratorium yang dilaporkan < 30 menit x 100%
Jumlah hasil kritis laboratorium yang survey
Sumber data Catatan data Laporan Hasil Tes kritis Laboratorium
Rekam medik
Frekuensi pengumpulan data Harian
Periode pelaporan data Bulanan
Periode analisa Triwulan
Metode Pengumpulan Data Concurent
Sampel Populasi
Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel . >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Data Run chart
Control chart
Instrumen Pengambilan Data Form PHKL
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Laboratorium
7a. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional (KPFN)
Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
Dasar pemikiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/ MENKES/137/2016 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor HK.02.02/MENKES/ 523/2015 tentang Formularium Nasional
Dimensi Mutu 1. Efisiensi
2. Efektifitas
Tujuan Terwujudnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien berdasarkan daftar yang ditetapkan secara nasional.
Definisi Operasional Formularium Nasional adalah daftar obat yang disusun berdasarkan bukti ilmiah muktahir oleh komite nasional
penyusunan Formularium Nasional.
Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional adalah Peresepan obat oleh DPJP kepada pasien sesuai daftar obat di
Formularium Nasional.
Tipe Indikator Proses
Ukuran Indikator Prosentase
Numerator (pembilang) Jumlah R/ yang sesuai dengan formularium nasional.
Denominator (penyebut) Jumlah R/ yang disurvey
Target Pencapaian ≥ 80%
Kriteria:
- Inklusi Resep yang dilayani di RS
- Obat yang diresepkan diluar FORNAS tetapi dibutuhkan pasien dan telah mendapatkan persetujuan komite medik dan
- Eksklusi
direktur.
- Bila dalam resep terdapat obat diluar FORNAS karena stok obat nasional berdasarkan e-katalog habis/kosong.
Formula Jumlah R/ yang sesuai dengan formularium nasional x 100%
Jumlah R/ yang disurvey
Sumber data Lembar resep di Instalasi Farmasi
Frekuensi pengumpulan data Harian
Periode pelaporan data Bulanan
Periode analisis Triwulan
Metode Pengumpulan Data Concurent
Sampel Populasi
Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel . >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Data Run chart
Control chart
Instrumen Pengambilan Data Form KPFN
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Farmasi
7b. Kepatuhan Penggunaan Formularium RS (KPF RS)
Kepatuhan Penggunaan Formularium adalah Peresepan obat oleh DPJP kepada pasien sesuai daftar obat di Formularium RS.
Disebut patuh bila seluruh obat dalam resep mengikuti formularium rumah sakit.
Tipe Indikator Proses
Ukuran Indikator Prosentase
Numerator (pembilang) Jumlah R/ yang sesuai dengan formularium RS
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh R/ yang disurvey
Target Pencapaian 80%
Kriteria:
- Inklusi Semua resep yang dilayani di rumah sakit
- Eksklusi Obat yang diresepkan diluar Formularium RS tetapi dibutuhkan pasien dan telah mendapatkan persetujuan komite medik dan direktur.
Formula Jumlah R/ yang sesuai dengan formularium RS x 100%
Jumlah seluruh R/ yang disurvey
Sumber data Lembar resep di instalasi farmasi
Frekuensi pengumpulan data Harian
Periode pelaporan data Bulanan
Periode analisis Triwulan
Cara Pengumpulan Data Concurent
Sampel Populasi
Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Populasi : Besar sampel .
>= 640 = 128
320 – 639 = 20% populasi
64 – 319 = 64
< 64 = 100% populasi
Rencana Analisis Data Run chart
Control chart
Instrumen Pengambilan Data Form KPF RS
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Farmasi
8. Kepatuhan Kebersihan Tangan (KKT)
Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan
Dasar pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien
Tujuan Terwujudnya layanan kesehatan yang berorientasi pada standar keselamatan pasien untuk mengurangi risiko infeksi
yang terkait pelayanan kesehatan.
Definisi Operasional Kebersihan tangan (hand hygiene) adalah segala usaha yang dilakukan untuk membersihkan kotoran yang secara kasat
mata terlihat dan pengangkatan mikroorganisme yang tinggal sementara di tangan dengan menggunakan sabun dan air
mengalir (hand wash) atau dengan cairan berbasis alkohol (handrub) dalam 6 langkah (WHO,2009).
Audit kebersihan tangan adalah prosedur penilaian kepatuhan petugas melakukan kebersihan tangan sesuai 5 indikasi
dari WHO yaitu sebelum kontak dengan pasien, setelah kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan invasif dan
aseptik, setelah kontak dengan cairan tubuh, dan setelah kontak dengan lingkungan dengan menjalankan 6 tahap
teknik melakukan kebersihan tangan.
Indikasi kebersihan tangan:
1. Sebelum kontak dengan pasien, yaitu sebelum masuk ruangan perawatan pasien.
2. Sesudah Kontak dengan pasien meliputi menyentuh tubuh pasien, baju atau pakaian.
3. Sebelum melakukan Prosedur aseptik contoh: tindakan transfusi, perawatan luka, pemasangan kateter urin,
suctioning, perawatan daerah tindakan invasif.
4. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien seperti muntah, darah, nanah, urin, feces, produksi drain, dan
lain-lain.
5. Setelah menyentuh lingkungan meliputi: menyentuh tempat tidur pasien, linen yang terpasang di tempat tidur,
alat-alat di sekitar pasien atau peralatan lain yang digunakan pasien, kertas/lembar untuk menulis yang ada di
sekitar pasien.
Petugas yang dinilai adalah semua petugas yang bertugas di ruangan (dokter, perawat, peserta didik, pekarya, cleaning
service).
Total kebersihan tangan adalah jumlah kebersihan tangan yang dilakukan (Hand rub (HR) dan Handwash (HW)
Peluang kebersihan tangan adalah Indikasi cuci tangan sesuai lima kondisi (five moments) yang diwajibkan cuci tangan
Sessi adalah Lama waktu untuk observasi yang dihitung sejak mulai sampai selesai
Tipe Indikator Proses
Ukuran Indikator Prosentase
Numerator (pembilang) Total kebersihan tangan yang dilakukan
Denominator (penyebut) Peluang kebersihan tangan
Target Pencapaian ≥ 85%
Kriteria:
- Inklusi Semua peluang kebersihan tangan
- Eksklusi
Formula Total kebersihan tangan yang dilakukan x 100%
Peluang kebersihan tangan
Sumber data Catatan data dan observasi kebersihan tangan
Frekuensi pengumpulan data Bulanan
Periode pelaporan data Bulanan
Periode analisis Triwulan
Metode Pengumpulan Data Concurrent
Sampel Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel : 200 peluang dalam 1 periode yang
dibagi dalam beberapa lokasi
• Observer tidak boleh mencatat kebersihan tangan yang dilakukan petugas karena kebiasaan /secara
tidak sadar, mis memperbaiki posisi kacamata / merapihkan rambut.
• Pengecualian: kebiasaan / gangguan tersebut dilakukan ketika sedang melakukan tindakan
prosedursteril.
2. Efektifitas
3. Keselamatan
4. Kesinambungan
Tujuan Terselenggaranya standarisasi proses asuhan klinis di rumah sakit sehingga dapat memberikan jaminan kepada pasien untuk memperoleh pelayanan klinis berdasarkan pada nilai
ilmiah sesuai kebutuhan medis/klinis pasien.
Definisi Operasional Clinical Pathway adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu / terintegrasi yang merangkum setiap langkah yang diberikan pada pasien, yang berdasarkan standar
pelayanan medis, standar pelayanan keperawatan & standar pelayanan PPA lainnya yang berbasis bukti dengan hasil terukur, pada jangka waktu tertentu selama pasien di rawart di
RS.
Kepatuhan terhadap clinical pathway adalah proses pelayanan secara terintegrasi yang diberikan kepada pasien oleh DPJP, Perawat, Farmasi, Gizi yang sesuai dengan clinical
pathway yang ditetapkan Rumah Sakit.
Varian adalah perbedaan pelayanan yang diberikan dengan clinical pathway yang ditetapkan rumah sakit meliputi komponen : Pemberian Terapi, Pemeriksaan penunjang
(Laboratorium dan Radiologi) dan Lama hari rawat (LOS),
Tipe Indikator Proses
Ukuran Indikator Prosentase
Numerator (pembilang) Jumlah proses pelayanan yang sesuai dengan clinical pathway
Denominator (penyebut) Jumlah clinical pathway yang disurvey
Target Pencapaian 80%
Kriteria:
64 – 319 = 64 Sampel
Control chart
Instrumen Pengambilan Data Form Clinical Pathway
Penanggung Jawab Bidang Pelayanan Medik & Sub Komite Peningkatan Mutu Komite Medik
LANGKAH IMPLEMENTASI
CLINICAL PATHWAY
KRITERIA INKLUSI:
• Diare akut viral
• Muntah dan/atau diare onset baru bukan karena penyakit kronik, dengan maupun tanpa demam, mual,
nyeri perut, semua derajat dehidrasi
KRITERIA EKSKLUSI:
(bila pasien sudah masuk CP lalu keluar buat garis merah di akhir waktu pasien menggunakan
Clinical Pathway.
• Tampilan toksik (pertimbangkan sepsis)
• Diare >7 hari (pertimbangkan penyakit kronik, enteritis bakteri)
• Diare berdarah (pertimbangkan infeksi bakteri invasif atau parasit), diare bakterial
• Komorbiditas (infeksi bakterial lain, penyakit kompleks, gagal ginjal, penyakit jantung, gizi buruk,
pneumonia)
• Muntah hijau (pertimbangkan obstruksi usus)
• Gangguan ginjal atau dalam terapi diuretik
• Hiponatremia (<130) atau Hipernatremia (>155)
• Hipoglikemia <50 (pertimbangkan penyakit metabolik)
• Sakit perut akut indikasi bedah
• Ensefalopati metabolik
VARIAN
LABORATORIUM,
TINDAK LANJUT
• UPAYA
VARIAN • PENYEBAB MENINGKATKAN
RADIOLOGI
VARIAN KEPATUHAN
ANALIS
• REVISI PPK &CP
VARIAN TERAPI /
TINDAKAN
VARIAN LOS
AUDIT POST
19/09/2018 Arjaty/PMKP /2018 24
IMPLEMENTASI
10. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Pasien Jatuh (KURPC)
Judul Indikator Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh pada pasien Rawat Inap
Dasar pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien
Tujuan Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang aman dan efektif bagi pasien dalam upaya mencapai pemenuhan sasaran
keselamatan pasien.
Definisi Operasional Upaya pencegahan risiko jatuh meliputi :
1. Asesmen awal risiko jatuh Rawat inap
2. Assesment Ulang risiko jatuh
3. Intervensi pencegahan risiko jatuh
Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh adalah pelaksanaan ketiga upaya pencegahan jatuh pada pasien yang berisiko
jatuh sesuai dengan standar yang ditetapkan rumah sakit.
Tipe Indikator Proses
Ukuran Indikator Prosentase
Numerator (pembilang) Jumlah pasien berisiko jatuh yang mendapatkan ketiga upaya pencegahan risiko jatuh
Denominator (penyebut) Jumlah pasien rawat inap berisiko jatuh yang disurvey
Target Pencapaian 100%
Kriteria:
- Inklusi Pasien Rawat inap
Pasien yang tidak dapat dilakukan asesmen ulang maupun edukasi seperti pasien meninggal, pasien gangguan jiwa yang sudah
- Eksklusi
melewati fase akut, dan pasien menolak intervensi
Formula Jumlah pasien berisiko jatuh yang mendapatkan ketiga upaya pencegahan risiko jatuh x 100%
Jumlah pasien rawat inap yang berisiko jatuh yang di survey
Sumber data Rekam Medis pasien
Frekuensi pengumpulan data bulanan
Periode pelaporan data bulanan
Periode analisis triwulan
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sampel Populasi
Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel . >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Data Run chart Control Chart
Instrumen Pengambilan Data Form KUPRC
11. Kepuasan Pasien dan Keluarga (KPK)
Judul Indikator Kepuasan Pasien dan Keluarga
Dasar pemikiran - Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
- Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan
Instansi Pemerintah
- Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
2. Kesinambungan
Tujuan Terwujudnya pemantauan dan pengukuran tingkat kepuasan pasien dan keluarga sebagai dasar upaya-upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
Definisi Operasional - Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit. Kepuasan pelanggan dapat dicapai apabila
pelayanan yang diberikan sesuai atau melampaui harapan pelanggan. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan survei kepuasan pelanggan untuk mengetahui tingkat
kepuasan pelanggan dengan mengacu pada kepuasan pelanggan berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
- Pemantauan dan pengukuran kepuasan pasien dan keluarga adalah kegiatan untuk mengukur tingkat kesenjangan pelayanan rumah sakit yang diberikan dengan harapan
pasien dan keluarga di rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat.
Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam prosen)
Denominator (penyebut) Skala Maksimal Penilaian IKM
- Eksklusi
Formula Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam prosen) x100%
Jumlah responden yang di survei
Sumber data Kuesioner kepuasan
Frekuensi pengumpulan data Semester
Periode Pelaporan data Semester
Periode analisis Semester
Metode Pengumpulan Data Survei
Sampel Tabel Kreji Morgan (terlampir)
Rencana Analisis Data Run chart
Control chart
Instrumen Pengambilan Data - Kuesioner kepuasan pasien
Penanggung Jawab Kepala Humas / Marketing / Unit terkait
Kuesioner Survei Kepuasan Masyarakat
Pada Unit Layanan ................... Kabupaten/ Kota......................
Tanggal Survei : Jam Survei : 08.00-12.00*
PROFIL 13.00-17.00*
U4 Biaya Tarif
U5 Produk Layanan
U6 Kompetensi Pelaksana
U7 Perilaku Pelaksana
U8 Penanganan pengaduan saran dan masukan
o Grading Merah (Ekstrim) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 1 x 24 jam. Kriteria : cenderung berhubungan dengan polisi, pengadilan,
kematian, mengancam sistem / kelangsungan organisasi, poptensi kerugian material, dan lain-lain.
o Grading Kuning (Tinggi) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 3 hari. Kriteria : cenderung berhubungan dengan pemberitaan media, potensi
kerugian in material, dan lain-lain.
o Grading Hijau (rendah) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 7 hari. Kriteria : tidak menimbulkan kerugian berarti baik material maupun
immaterial
TipeIndikator Proses
Ukuran Indikator Prosentase
Numerator (pembilang) Jumlah komplain yang ditanggapi dan ditindaklanjuti sesuai waktu yang ditetapkan
Denominator (penyebut) Jumlah komplain yang disurvey
Target Pencapaian > 75%
Kriteria:
- Inklusi Semua komplain (lisan, tertulis, media massa)
- Eksklusi
Formula Jumlah komplain yang ditanggapi dan ditindaklanjuti sesuai waktu yang ditetapkan x 100%
Jumlah komplain yang disurvey
Sumber data Data Komplain
Frekuensi pengumpulan data bulanan
Periode Pelaporan data bulanan
Periode analisia Triwulan
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sampel Populasi
Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel . >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Data Run chart
Control chart
Instrumen Pengambilan Data Form Komplain
Form analisa dan laporan tindak lanjut komplain